Anda di halaman 1dari 7

PEMBERDAYAAN MAHASISWA DALAM PENERAPAN PRINSIP

PENGELOLAAN SAMPAH MENGGUNAKAN POLA 4R

Muhsinah Annisa1, Fadhlan Muchlas Abrori2, Listiani3


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Borneo Tarakan1
Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Borneo Tarakan2,3
Echa.ok@gmail.com1, fadhlan1991@gmail.com2

ABSTRAK

Sampah menjadi masalah yang sangat serius, terutama di daerah Tarakan. Salah satu cara
untuk mengelola limbah adalah dengan memberdayakan generasi muda dalam pengelolaan sampah
berbasis 4R (mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan mengganti). Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif melalui jenis pra-eksperimen. Penelitian ini mengukur
pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa di Departemen Sekolah Dasar Guru di Universitas
Borneo Tarakan. Desain penelitian pra-eksperimen yang dilakukan adalah one gruop pretest-posttest
pada pengamatan pengetahuan siswa, dan one shot case study pada pengamatan keterampilan dan
sikap. Aspek pengetahuan diperoleh rata-rata sebelum aktivitas 50,625 dan rata-rata setelah aktivitas
sebesar 79,13889. Pada aspek keterampilan, hasil yang diperoleh pada skala Likert 1-5 pada
indikator pengurangan 4,5; menggunakan kembali 4,25; mendaur ulang 4.12; dan ganti 3.98. Aspek
sikap diperoleh pada 80% dalam afektif, dan 76,5% dalam konatif.

Kata kunci: Sampah, pengelolaan sampah berbasis 4R, pemberdayaan

ABSTRACT

Waste is very serious problem, especially in the Tarakan area. One of the ways to manage
waste is through empowering the young generation in 4R-based waste managing (reduce, reuse,
recycle and replace). This study used a quantitative descriptive approach through the type of pre-
experiment. This study measures the knowledge, skills and attitudes of students in Department of
Elementary Teacher School in University of Borneo Tarakan. The pre-experiment research design
carried out was one pretest-posttest group on observing student knowledge, and one shot case study
on observing skills and attitudes. aspects of knowledge obtained an average before the activity of
50,625 and the average after activity amounted to 79,13889. On the skill aspect, the results obtained
on a 1-5 Likert scale on a reduce of 4.5; reuse of 4.25; recycle 4.12; and replace 3.98. The attitude
aspect was obtained at 80% in affective, and 76.5% in conative.

Keyword: Waste, 4R-Based waste managing, empowering

PENDAHULUAN dibagian dengan jumlah keseluruhan


Sampah merupakan salah satu masyarakat Indonesia sebanyak 232,8 juta,
permasalahan di Indonesia yang sampai maka masyarakat Indonesia menghasilkan
saat ini belum menemukan pemecahan 0,45 sampah per orang per hari.
masalahnya. Pertambahan jumlah Aktifitas manusia setidak
penduduk di Indonesia juga berbanding menghasilkan 60-70% sampah organik dan
lurus dengan banyaknya volume sampah 30-40% sampah non-organik. Sampah non-
yang timbuh dari kegiatan atau aktifitas organik yang dihasilkan dari aktifitas
manusia. Berdasarkan data dari KPUPR manusia sebanyak 14% merupakan sampah
(2016) jumlah sampah di Indonesia per plastik (Purwaningrum, 2016). Jumlah
tahun sebesar 38,5 juta ton/tahun. Apabila sampah non-organik yang hampir

LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA 75


Vol. 8 No. 2, November 2018, pp.75-81 | ISSN : 2301-5071 | eISSN : 2406-7393
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

mencapai separuh jenis sampah yang secepat mungkin. Hal ini karena kapasitas
dipakai oleh manusia tentunya merupakan TPA di daerah Tarakan sudah terlalu over
bahaya yang perlu diwaspadai, karena dan tidak lagi mampu menampung jumlahh
sampah non-organik memiliki waktu yang sampah. Salah satu cara pengelolaan yang
lama untuk diurai. dapat diterapkan khususnya pada generasi
Tarakan sebagai salah satu kota di muda adalah pengelolaan sampah berbasis
Indonesia juga tidak luput dari 4R (recycle, reuse, reduce, dan replace),
permasalahan sampah. Abrori dan Listiani yaitu kegiatan memperlakukan sampah
(2017) menyatakan jenis sampah yang dengan cara, menggunakan kembali,
banyak ditemukan khususnya di pesisir mengurangi, mendaur ulang, dan
kota Tarakan sebanyak 50% adalah menggantikan.
sampah plastik yang merupakan sampah Berdasarkan hal tersebut, perlu
non-organik. Banyak sampah plastik adanya pembelajaran lingkungan hidup
terutama di daerah pesisir akan yang dapat diterapkan secara nyata di
mengganggu ekosistem di daerah pesisir lingkungan sekitar, yaitu menerapkan
itu sendiri, maupun di daerah perairan. pembelajaran PLH dengan melakukan
Penyelesaian masalah sampah salah praktek lapangan pengelolaan sampah
satunya dengan merangkul generasi muda dengan metode 4R. Tujuan kegiatan yang
dalam pemupukan cinta lingkungan akan dilakukan adalah penerapan
melalui pendidikan lingkungan hidup. pendidikan lingkungan hidup dengan
Pendidikan lingkungan hidup dapat praktek lapangan pengelolaan sampah
diartikan sebagai proses menanamkan dengan metode 4R pada mahasiswa PGSD
kesadaran dan peduli lingkungan yang Universitas Borneo Tarakan.
nantinya kan memunculkan masyarakat
yang memiliki pengetahuan, keterampilan, METODE
sikap, tingkah laku, motivasi dan Penelitian ini menggunakan
komitmen terhadap permasalahan pendekatan deskriptif kuantitatif melalui
lingkungan (Suaedi dan Tantu, 2016). jenis pra-experiment. Penelitian ini
Cara pemberdayaan generasi muda mengukur pengetahuan, keterampilan dan
dalam kegiatan pendidikan lingkungan sikap mahasiswa PGSD Universitas
hidup adalah melalui pengelolaan sampah. Borneo Tarakan. Desain penelitian pra-
Pengelolaan sampah di Indonesia diatur experiment yang dilakukan adalah one
dalam Undang-Undang no.18 Tahun 2008. grup pretest-postest pada pengamatan
Pada undang-undang tersebut diatur pengetahuan, dan one shot case study pada
pengelolaan sampah sebagai kegiatan yang pengamatan keterampilan dan sikap.
sistematis, menyeluruh, dan ber-
kesinambungan meliputi pengurangan dan O1 X O2
penanganan sampah. Pada skala rumah
tangga, pemerintah juga mengeluarkan Gambar 1. Desain One Grup Pretest-
Peraturan Pemerintah no. 81 tahun 2012. Postest
Banyaknya peraturan terkait sampah tidak
selalu memberikan dampak yang positif,
karena peraturan tersebut hanya sebagai X O1
“formalitas” dan masyarakat tetap
membuang sampah sembarangan. Langkah Gambar 2. Desain One Shot Case Study
meminimalisir semakin parahnya
permasalahan sampah, maka perlu Pengumpulan data terkait
dilakukan kegiatan pengolahan sampah. pengetahuan dilakukan melalui lembar tes
Pengelolaan sampah khususnya di yang dilaksanakan sebelum dan setelah
daerah Tarakan, perlu dilakukan sedini dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah.

76 LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 8 No. 2, November 2018
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

Pengumpulan data terkait keterampilan dan HASIL


sikap dilakukan dengan lembar Aspek Pengetahuan
pengamatan, hasil karya mahasiswa, dan Pengukuran aspek pengetahuan
kuesioner terkait sampah Data sekunder mahasiswa melalui penggunaan tes
untuk mendukung hasil dari kegiatan sebelum dan sesudah pelaksanaan
adalah dokumentasi terkait pengelolaan kegiatan. Hasil rata-rata dan standar
sampah berbasis 4R yang dilakukan oleh deviasi terkait tes oleh mahasiswa
mahasiswa. Analisis data untuk kognitif tergambar pada Tabel 1.
menggunakan uji t sampel berpasangan, Berdasarkan hasil tes juga dilakukan
sementara untuk data psikomotorik dan pengujian dengan uji t sampel
afektif menggunakan statistik deskriptif. berpasangan untuk mengetahui adanya
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini perbedaan antara data sebelum
apabila nilai rata-rata pada setiap aspek pelaksanaan kegiatan dan setelah
berada diatas nilai 75. Khusus pada aspek pelaksanaan kegiatan. Hasil dari uji t
kognitif dikatakan berhasil apabila terdapat sampel berpasangan disajikan pada Tabel
perbedaan rata-rata hasil kognitif antara 2. Hasil uji t pada aspek pengetahuan
sebelum dan sesudah penelitian. mahasiswa didapatkan hasil pada Sig. (2-
Kegiatan dilakukan dalam jangka tailed) sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti
waktu dua bulan dimulai dari tanggal 2 terdapat perbedaan pada aspek
Februari sampai 25 Maret 2018. Kegiatan pengetahuan pada sebelum dan setelah
dilakukan di Universitas Borneo Tarakan pelaksanaan kegiatan.
dan Pantai Amal Tarakan. Kegiatan diikuti
oleh 72 orang mahasiswa.

Tabel 1. Hasil Tes Mahasiswa


Tes Rata-Rata Std. Deviasi
Sebelum 50.625 11.62615
Sesudah 79.13889 6.503099

Tabel 2. Hasil Uji T Berpasangan

Aspek Keterampilan mahasiswa yang dibagi setiap kelompok


Aspek psikomotorik diukur melalui dalam pelaksanaan setiap kegiatan dalam
lembar pengamatan kegiatan yang tahapan pengelolaan sampah berbasis 4R
dilakukan oleh dosen terhadap kegiatan menggunakan skala likert 1-5. Hasil dari
siswa. Lembar pengamatan kegiatan penilaian aspek psikomotorik ditampilkan
menggunakan penilaian untuk kinerja pada Tabel 3.

Tabel 3. Penilaian Aspek Psikomotorik dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah


Skala Persentase
No Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Likert (%)
Mengurangi sampah melalui penghematan penggunaan
1. Reduce barang yang akan menghasilkan sampah, dan mengurangi 4.5 90
tumpukan sampah yang berada di lingkungan masyarakat
Mengurangi penggunaan sampah yang masih bisa
2. Reuse digunakan kembali 4.25 85

LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 8 No. 2, November 2018 77
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

Skala Persentase
No Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Likert (%)
Mendaur ulang sampah menjadi barang baru atau barang
3. Recycle 4.12 82,4
lain
Sosialisasi kepada warga untuk mengurangi sampah
melalui kegiatan mengganti barang yang memiliki resiko
4. Replace 3.98 79.6
menjadi sampah yang sulit terurai kepada barang lain
yang gampang terurai

Pada aspek keterampilan selain melakukan daur uang sampah khususnya


dilakukan penilaian terkait kegiatan sampah plastik menjadi beberapa
pembersihan sampah, juga dilakukan kerajinan tangan (recycle). Tahapan
penilaian pada hasil barang daur ulang terakhir ditutup dengan kegiatan sosialisasi
yang dikembangkan oleh mahasiswa kepada warga dalam pengurangan sampah
menjadi barang berguna (Gambar 3 dan 4). dan mengganti dengan alternative lain
Kegiatan pembersihan dalam tahapan (replace), misalkan plastik kresek bisa
reduce dilakukan di Pantai Amal Tarakan. diganti dengan keranjang kertas atau
Tahapan selanjutnya juga dilakukan dengan tas, sehingga mengurangi
penyeleksian sampah yang bisa digunakan penumpukan sampah plastik.
kembali (reuse). Mahasiswa juga

a. b.
Gambar 3. Kegiatan Pengumpulan sampah di Pesisir Pantai: (a) Pengumpulan sampah (b)
Pembersihan di pesisir pantai

a. b. c.
Gambar 4. Jenis Hasil Daur Ulang Sampah: a) gantungan jilbab; b) Box aksesoris;
c) hiasan dinding.

78 LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 8 No. 2, November 2018
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

Aspek Sikap kelompok kecil tentang pngelolaan


Setelah dilakukan pengukuran terkait sampah. Mahasiswa saling berdiskusi
aspek pengetahuan dan keterampilan. tentang bahaya sampah yang ada di kota
Aspek terakhir yang diukur adalah aspek Tarakan.
sikap. Aspek sikap diukur dengan Berdasarkan hasil tes mahasiswa
kuesioner sikap terkait cinta lingkungan pada Tabel 1, didapatkan kenaikan rata-
dan pengelolaan sampah. Aspek sikap rata sebelum dan sesudah kegiatan. Hal ini
dibagi menjadi afektif dan konatif. Afektif menunjukkan peningkatan pengetahuan
merupakan penilaian berdasarkan perasaan mahasiswa terkait pengelolaan sampah.
mahasiswa. Konatif merupakan gambaran Data juga menunjukkan kualitas yang baik
tindakan mahasiswa. Kuesioner karena adanya penurunan standar deviasi
menggunakan skala likert 1-5 yang pada sebelum dan sesudah. Standar deviasi
kemudian dipersentasekan untuk melihat yang kecil menunjukkan juga sebaran dan
gambaran sikap mahasiswa terkait rentang nilai setiap mahasiswa kecil dan
pengelolaan sampah. Hasil dari baik (Jaya dan Ardat, 2013). Berdasarkan
pengukuran ditampilkan pada Gambar 5. penilaian dengan uji t berpasangan (Tabel
2) didapatkan hasil ada perbedaan yang
menunjukkan terjadinya perbedaan
Afektif Konatif
signifikan terkait aspek pengetahuan
sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan.
80

Pengetahuan terkait sampah perlu


diperkenalkan semenjak awal kepada
mahasiswa, karena minimnya pengetahuan
terkait sampah akan berdampak pada
76,5

kurangnya kesadaran dalam pengelolaan


sampah khususnya pada tahap awal, yaitu
pemilahan. Penelitian oleh Susanto dkk
(2010) terkait tingkat pengetahuan
masyarakat dan cara pengelolaan sampah,
Gambar 5. Persentase Pengukuran Aspek didapatkan hasil bahwa gaya hidup warga
Sikap terkait pengelolaan sampah dipengaruhi
oleh pengetahuan warga terhadap sampah
PEMBAHASAN itu sendiri. Penelitian tersebut menyatakan
Aspek Pengetahuan 84% responden tidak bisa mengelola
Kegiatan pengelolaan sampah sampah dengan baik. Berdasarkan hal ini
berbasis 4R dilakukan tes sebelum pengetahuan perlu ditekankan kepada
pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan mahasiswa sebelum memulai kegiatan
gambaran pengetahuan mahasiswa terkait pengelolaan sampah.
pengelolaan sampah. Kegiatan ini juga Aspek Keterampilan
terdapat kegiatan tatap muka dalam Aspek keterampilan merupakan
matakuliah Pengantar Lingkungan Hidup aspek yang paling penting dalam kegiatan
yang berisi materi pengelolaan sampah ini. kegiatan pengelolaan sampah
meliputi: definisi sampah, jenis-jenis merupakan yang melibatkan keterampilan
sampah, bahaya sampah, manfaat sampah, mahasiswa sehingga sebagian besar
karakteristik sampah, pengelolaan sampah gambaran kegiatan tergambar di aspek ini.
berbasis 4R serta peran dan peraturan Berdasarkan pengukuran hasil pada aspek
kebijakan pemerintah dalam pengelolaan keterampilan di Tabel 3 didapatkan
sampah. Kegiatan pembelajaran yang kesimpulan setiap tahapan didapatkan hasil
dilakukan dosen juga menungaskan yang baik dan berada di atas poin 4 (skala
mahasiswa untuk berdiskusi dalam 5), kecuali pada replace. Tahap reduce,

LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 8 No. 2, November 2018 79
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

reuse dan recycle dilakukan mahasiswa pendaurulangan sampah plastik seperti


secara baik karena melalui terjun langsung pada Gambar 3.
ke lapangan. Salah satu kendala yang dihadapi
Tahapan awal dimulai dari dalam pengelolaan lingkungan diantaanya
mahasiswa mengidentifikasi daerah-daerah yaitu masih kurangnya pengetahuan
yang terdapat timbunan sampah serta masyarakat akan pengelolaan sampah,
perilaku masyarakat tertentu yang masih khususnya kurangnya sosialisasi
sering membuang sampah di jalan dan mahasiswa dalam mengajak masyarakat
laut. Berdasarkan hasil identifikasi menggantikan kantong plastik (replace)
mahasiswa Pantai Amal merupakan tempat sehingga data pada tahapan ini hanya
yang memiliki banyak tumpukan sampah diperoleh nilai pada aspek keterampilan di
karena merupakan kawasan wisata dan bawah 4. Kendala ini mungkin terjadi
juga terdapat beberapa pemukiman warga karena masyarakat sekitar sudah terbiasa
di daearah tersebut. Ketika tempat menggunakan kantong plastik dan tidak
penampungan sampah tidak dapat adanya pelatihan terkait pengelolaan
menampung lagi jumlah sampah yang sampah di masyarakat sebelumnya.
terus bertambah setiap saatnya, maka akan Sumunar dkk. (2008) menyatakan bahwa
menimbulkan masalah di bidang kesehatan untuk memupuk jiwa sadar lingkungan di
maupun bidang lainnya. masyarakat, perlu adanya kegiatan
Dalam hal konsep pengelolaan pengelolaan sampah melalui proses
sampah, mahasiswa sudah mengetahui pelatihan dan sosialisasi. Pelatihan perlu
pengelolaan sampah dengan menggunakan ditekankan melalui metode ceramah dan
metode 4R, yaitu reduce, reuse, recycle sosialisasi khususnya sampah rumah
dan replace. Mahasiswa mulai tangga. Kegiatan perlu dilakukan
menerapkan salah satu aspek dari berkesinambungan sehingga lambat laun
pengelolaan sampah mengacu 4 R, yaitu masyarakat sadar akan pentingnya
reduce dan reuse. Dalam kegiatan sehari- menjaga lingkungan.
hari mereka berusaha megurangi Aspek Sikap
penggunaan plastik dengan cara membawa Aspek sikap untuk pengelolaan
botol minuman dan makanan sendiri. sampah mahasiswa diukur berdasarkan
Penggunaan kantong platik dan sterofoam afektif dan konatif mahasiswa.
sudah mulai dikurangi. Terkadang Berdasarkan data pada grafik di Gambar 3
mahasiswa membawa makanan bekal didapatkan hasil untuk aspek afektif
makan siang di kampus dengan membawa didapatkan nilai sebesar 80% dan konatif
bekal dari rumah. Selain hal tersebut aksi sebesar 76.5%. Tingginya nilai afektif
mahasiswa di masyarakat melalui merupakan dampak selama dilakukan
pemungutan sampah yang banyak kegiatan pengelolaan sampah dalam
berserakan khususnya di daerah Pantai pendidikan lingkungan hidup. Aspek
Amal. konatif sedikit lebih rendah dibandingan
Pengelolaan sampah di lingkungan aspek afektif karena menuntut
rumah juga telah dilakukan oleh pertimbangan dalam melakukan sesuatu,
mahasiswa, dengan bantuan petugas yang terutama menantukan tindakan terkait
ditugaskan oleh RT dalam mengambil pengelolaan sampah.
sampah yang telah dibuang warga pada Saputra dan Mulasari (2017)
tempatnya. Pengelolaan sampah dengan menyatakan bahwa pembentukan sikap
mendaur ulang juga dikakukan yaitu terkait cinta lingkungan dalam pengelolaan
dengan menggunakan bahan bekas seperti sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
botol, kaleng cat yang bisa digunakan diantaranya: pengalaman personal,
sebagai pot tanaman. Mahasiswa juga kebudayaan setempat, media massa,
mengembangkan barang lain melalui lembaga pendidikan, lembaga agama dan

80 LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 8 No. 2, November 2018
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

emosional. Berdasarkan faktor-faktor Purwaningrum, P. (2016). Upaya


tersebut pemupukan sikap cinta mengurangi timbulan sampah plastik
lingkungan dalam pengelolaan sampah di lingkungan. Indonesian Journal of
sangat tepat diterapkan melalui pendekatan Urban and Environmental
pendidikan karena dalam pendidikan sikap Technology, 8(2), 141-147.
(afektif dan konatif) selalu berjalan Saputra, S., & Mulasari, S. A. (2017).
bersamaan dalam proses pembelajaran itu Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
sendiri. Hasil akhir dari pendidikan adalah Pengelolaan Sampah pada Karyawan
pemupukan perasaan cinta lingkungan di Kampus. Jurnal Kesehatan
(afektif) dan penerapan perasaan itu Masyarakat, 11(1), 22-27.
diterapkan dalam tindakan pengelolaan Suaedi & Tantu, H. (2016). Pembelajaran
sampah (konatif). Pendidikan Lingkungan Hidup.
Bogor : IPB Press.
KESIMPULAN Sumunar, D.R.S., Khotimah, N., & Hadi,
Hasil kegiatan ini pada aspek B.S. (2008). Pelatihan dan Sosialisasi
pengetahuan, keterampilan dan sikap Pengelolaan Sampah Rumah Tanga
didapatkan hasil yang baik, karena rata- Berbasis Budaya Terhadap Guru
rata nilai akhir di atas 75. Pada aspek Sekolah Dasar di Kecamatan
pengetahuan didapatkan rata-rata sebelum Wirobrajan (Menuju Kota JOgja
kegiatan sebesar 50,625 dan rata-rata Green and Clean). Lapaoran
setelah kegiatan sebesar 79,13889. Pada Pengabdian Kepada Masyarakat.
aspek keterampilan didapatkan hasil dalam Universitas Negeri Yogyakarta.
skala likert skala 1-5 pada kegiatan reduce Susanto, R., Lailatul, N. M & Pahroni, R.
sebesar 4,5 (90%); reuse sebesar 4,25 (2010). Hubungan pengetahuan
(85%); recycle sebesar 4,12 (82,4%); dan terhadap pengelolaan sampah
replace sebesar 3,98 (79,6%). Aspek sikap Organik dan non organik pada
didapatkan hasil sebesar 80% pada afektif, masyarakat RW 03 Sumbersari
dan 76,5% pada konatif. Malang. Jurnal Keperawatan, 1(1) :
32-38.
DAFTAR PUSTAKA Undang-undang No. 18 Tahun 2008
Abrori, F. M., & Listiani, L. (2017). tentang Pengelolaan Sampah.
Pemberdayaan Mahasiswa Dalam
Menjaga Kebersihan Pantai Amal
Baru Melalui Kegiatan Pembersihan
Sampah. JPMB (Jurnal Pengabdian
Masyarakat Borneo), 1(1), 49-52.
Jaya, I., & Ardat (2013). Penerapan
Statistik untuk Pendidikan. Bandung:
Citapustaka Media Perintis.
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (KPUPR).
(2016). Hari Peduli Sampah Nasional
Semua Bergerak Tanggulangi
Masalah Darurat Sampah. Buletin
Cipta Karya Edisi 02 XIV : 4 -8
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.

LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 8 No. 2, November 2018 81

Anda mungkin juga menyukai