Anda di halaman 1dari 8

MAHACITA: Jurnal Pencinta Alam dan Lingkungan

Pengelolaan Sampah di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Bandung

Lisna Melani ¹. Nurmahmudah Zahrah ², Sari Sapitri ³, Ajeng Mahromatussa’diyyah ⁴,


Andrean Valent Febriansyah ⁵, Annisa Latifah Trishadi ⁶, Alia Muslim Iskandar ⁷, Ashma
Naziha ⁸, Ayu Nurharista ⁹, Balinda Balqis ¹⁰, Bambang Andreansyah ¹¹, Fadhlan
Abdurohman ¹², Isya Nurfitri ¹³, Ihsan Sopiyan Sudrajat ¹⁴, Jundi Chesta Adabi ¹⁵, Rani
Julianti ¹⁶, Salsabila ¹⁷, Sulthan Zaidan Rafi ¹⁸,
PKK/FPTK¹, PKH/FIP², Pend.Bahasa Jerman/FPBS³, Pend.Masyarakat/FIP⁴, PJKR/FPOK⁵, PKH/FIP⁶, Pend.Akuntansi/FPEB⁷,BK/FIP⁸,
MPP/FPIPS⁹, Pend.Teknik Bangunan/FPTK¹⁰, Pend.Sejarah/FPIPS¹¹,SPIG/FPIPS¹², PKH/FIP¹³, Pend.Teknik Arsitektur/FPTK¹⁴, Pend.Bahasa
Indonesia/FPBS¹⁵, IEKI/FPEB¹⁶, Pend.Tata Boga/FPTK¹⁷, PJKR/FPOK¹⁸
Universitas Pendidikan Indonesia, Kota Bandung, Indonesia.

mahacitaupi@upi.edu kembarabuanarimba@zomail.my.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah di SMPN Zona A
Kota Bandung, untuk mengetahui lebih sekolah terkait pengelolaan sampah di SMPN Zona A Kota
Bandung, dan untuk mengetahui proses pengimplementasian warga sekolah terkait kebijakan pengelolaan
sampah di SMPN Zona A Kota Bandung. Objek yang akan diteliti adalah kebijakan yang ditetapkan sekolah
terkait menejemen pengelolaan sampah, sistem pengelolaan sampah di sekolah, dan implementasi dari
kebijakan tersebut. Adapun metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil yang diperoleh oleh peneliti yaitu bahwa
sistem pengelolaan sampah di keenam sekolah menengah pertama negeri zona A kota Bandung sudah
mempunyai program pengelolaan sampahnya masing-masing, namun secara garis besar, sekolah tersebut
belum mempunyai kebijakan yang mengikat. Dalam proses pengimplementasiannya, sekolah-sekolah
tersebut sudah menjalankan program yang dimiliki oleh masing-masing sekolah yang didukung oleh sarana
dan prasarana yang disediakan oleh pihak sekolah.

Kata Kunci: Pengelolaan sampah; Kebijakan Pengelolaan Sampah; Sistem Pengelolaan Sampah;
Implementasi Pengelolaan Sampah; Sekolah Menengah Pertama; Kota Bandung;

PENDAHULUAN dan anorganik. Maka dari itu, sebagai


mahasiswa yang mempunyai kewajiban
Permasalahan lingkungan yang kerap
mengamalkan Tri Dharma Perguruan tinggi,
terjadi di negara ini adalah mengenai sampah.
peneliti ingin menganalisis mengenai
Dimana, permasalahan ini timbul secara
pengelolaan sampah di Sekolah Menengah
alamiah dan akibat dari faktor manusia. Hal ini
Pertama Negeri Zona A Kota Bandung dengan
dikarenakan proses tersebut dapat pulih
tujuan untuk mengetahui efektifitas
kembali secara alamiah (homeostasi). Seperti
pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
yang kita ketahui bahwa permasalahan
pihak sekolah sudah mengacu pada SOP atau
lingkungan pada masa kini tidak dapat
standar yang sudah ditentukan oleh pemerintah
dikatakan lagi sebagai proses alami karena
atau belum. Mulai dari sistem pengelolaan
manusia memberikan faktor penyebab yang
sampah, kebijakan dan pengimplementasian
sangat signifikan bagi lingkungan. Sampah
sekolah terhadap pengelolaan sampah.
dihasilkan dari berbagai lembaga/sektor yang
pengelolaannya kurang bijak. Adapun, salah Penyelenggaraan pengelolaan sampah
satu sektor yang berperan penting yaitu mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 9
sekolah. Dimana, sampah yang paling banyak Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah.
dihasilkan dari sekolah adalah sampah organik Penyelenggaraan pengelolaan sampah terdiri
1
dari pengurangan sampah dan penanganan sampah di sekolah-sekolah yang telah
sampah. pengurangan sampah meliputi; ditentukan.
pembatasan timbulan sampah, pendaur
ulangan sampah, dan pemanfaatan kembali Kebijakan Pengelolaan Sampah di Sekolah.
sampah. Sedangkan penanganan sampah Kebijakan pengelolaan sampah yaitu
meliputi; pemilahan sampah, pengumpulan kebijakan yang ditetapkan sekolah untuk
sampah, pengolahan sampah, pengangkutan mengelola sampah yang dihasilkan dari
sampah, dan pemrosesan akhir sampah kegiatan di sekolah. Kebijakan ini berkaitan
dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat dengan program pengurangan dan penanganan
secara bertahap dan terencana, serta
sampah yang dilakukan dan sarana prasana
didasarkan pada kebijakan dan strategi yang yang disediakan.
jelas SMPN 2 Kota Bandung. Salah satu
METODE sekolah adiwiyata di zona A Kota Bandung
yang terletak di kecamatan Sumur Bandung.
Metode penelitian yang digunakan
Oleh sebab itu, dalam penerapkan kebijakan
dalam penelitian ini, yaitu menggunakan
pengelolaan sampah sekolah ini mengacu
metode penelitian kualitatif. Adapun mengapa
kepada kebijakan sekolah berwawasan
peneliti memilih metode penelitian kualitatif
lingkungan. Kebijakan tersebut dikembangkan
dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu
ke dalam visi misi sekolah dan kegiatan
kondisi atau keadaan yang sebenarnya terjadi
sekolah. Adapun kebijakan lainnya yang
di lapangan. Teknik pengumpulan data yang
ditetapkan atas kerja sama sekolah dengan
digunakan peneliti yaitu berupa observasi,
pihak luar seperti Dinas Lingkungan Hidup
wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun
(DLH) dan sekolah juga pernah melakukan
yang menjadi sasaran dalam penelitian ini
kerja sama corporate social
yaitu stakeholder sekolah-sekolah terkait.
responsibility (CSR) dengan salah satu
Diantaranya, yaitu kepala sekolah, wakil
perusahan ojek online.
kepala sekolah bidang sarana prasarana, guru,
Dalam pelaksanaan kebijakan sekolah,
peserta didik, penjaga kantin dan petugas
sarana prasarana yang disediakan untuk
kebersihan. Waktu yang diperlukan peneliti
mendukung pengelolaan sampah terdiri dari :
dalam melakukan penelitian ini yaitu dari
tempat sampah di setiap kelas, tempat sampah
tanggal 26 Februari sampai 8 April 2023.
berbeda warna sesuai jenis di halaman sekolah,
Dimana, dalam waktu tersebut peneliti
TPS sekolah, komposter, dan mesin pencacah
merancang penelitian ini sampai pada
sampah. Namun, untuk komposter sudah tidak
pembuatan laporan hasil. Dalam penelitian ini,
digunakan karena kelayakan alat sudah tidak
sekolah menengah pertama negeri yang
dapat dioperasikan. Pengelolaan sampah dan
menjadi sasaran berlokasi di kecamatan
Sukasari, Sukawarna, Ciumbuleuit, Coblong, perawatan sarana prasarana dilakukan oleh
delapan petugas kebersihan dengan tugasnya
Cibeunying, Bandung Wetan dan Sumur
masing-masing yang berkoordinasi dengan
Bandung.
wakasek sarana prasarana, baik dalam
pengadaan dan pemeliharaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SMPN 14 Kota Bandung. Sekolah
Setelah peneliti melakukan penelitian
tidak memiliki kebijakan tertulis terkait
di lapangan yang dilakukan ke enam sekolah
pengelolaan sampah. Namun, sekolah masih
menengah pertama negeri Zona A Kota
melanjutkan kebijakan sekolah adiwiyata yang
Bandung terkait pengelolaan sampah, maka
sebelumnya pernah diterapkan seperti
diperoleh hasil dan pembahasan berupa sistem
penerapan wilayah bersih dan program inovasi
pengelolaan sampah, kebijakan pengelolaan
berupa pemanfaat hasil sampah organik dan
sampah, dan pengimplementasian pengelolaan
anorganik dengan membuat ecoenzyme dan
2
ecobrick. Proses pemilihan sampah di sekolah diatur secara khusus. Sekolah ini pernah
terkadang dilakukan oleh petugas kebersihan. menerapkan kebijakan kepada peserta didik
Namun, dikarenakan jumlah petugas untuk membawa tempat makan dan tempat
kebersihan berjumlah tiga orang saja minum masing-masing, sekolah ini juga
pemilihan tersebut dilakukan jika petugas pernah memiliki program duta lingkungan dari
memiliki waktu senggang. peserta didik yang peduli lingkungan untuk
Sarana prasarana pengelolaan sampah menjaga dan merawat lingkungan. Namun,
yang ada di sekolah ini diantaranya : tempat untuk saat ini sekolah hanya melakukan
sampah di setiap kelas, tempat sampah pilah kebijakan pengelolaan sampah yaitu
jenis, TPS sekolah, dan tempat pengomposan. pengumpulan sampah dan pemilahan sampah
SMPN 16 Kota Bandung. Kebijakan plastik.
yang berkaitan dengan pengelolaan sampah Sarana prasarana pengelolaan sampah
yang pernah diterapkan sekolah yaitu Bekal yang ada di sekolah ini diantaranya: tempat
Anak Sekolah Bergizi, Enak, dan Murah (Beas sampah di lingkungan sekolah, tempat
Beureum). Kebijakan ini secara tidak langsung penyimpanan sampah plastik dan loseda.
menurunkan jumlah sampah yang dihasilkan Sekolah tidak memiliki TPS karena pihak
sekolah karena mewajibkan peserta didik sekolah mempertimbangankan lahan TPS
untuk membawa bakal dan tempat minum yang mempengaruhi kesehatan warga sekolah.
sendiri. Tujuan utama kebijakan ini bukan Petugas kebersihan di sekolah ini berjumlah
untuk pengelolaan sampah tetapi untuk dua orang.
menghindari penularan pada masa pandemic SMPN 52 Kota Bandung. Kebijakan
Covid-19. Namun, untuk saat ini kebijakan mengenai pengelolaan sampah yang ada di
tidak diwajibkan lagi ke peserta didik, sekolah ini yaitu dengan menerapkan program
sehingga terdapat peserta didik yang sudah Cling dan Kangpisman. Program Cling dan
tidak menerapkan kebijakan ini. Kangpisman ini dibuat oleh guru penggerak
Sarana prasarana pengelolaan sampah yang mana bertujuan untuk memberikan
yang tersedia di sekolah diantaranya: tempat edukasi kepada peserta didik tentang
sampah, TPS sekolah, loseda, komposter dan bagaimana memilah sampah sesuai jenisnya
biopori. dan hal-hal yang berkaitan dengan sampah.
SMPN 19 Kota Bandung. Selain kedua program tersebut, di sekolah ini
Berdasarkan pemaparan narasumber, sekolah pun mempunyai program lainnya yaitu Loseda
ini merupakan sekolah penggerak, yang mana (lobang sesa dapur) yang mana digunakan
sekolah menerapkan kebijakan dengan untuk menampung sisa-sisa makanan yang
mengacu kepada hal tersebut. Dalam dihasilkan oleh warga sekolah.
kurikulum sekolah terdapat EXPO yang Sarana dan prasarana pengelolaan
bertema gaya hidup berkelanjutan, adapun sampah yang tersedia diantaranya: tempat
program Bekal Anak Sekolah Bergizi, Enak, sampah berjumlah dua buah di setiap kelas.
dan Murah (Beas Beureum) yang secara tidak tempat sampah berukuran besar untuk
langsung mengurangi sampah kemasan, dan menampung sementara sampah yang
Gerakan Pungut Sampah (GPS). Adapula dihasilkan.
program pembuatan ecobrick.
Sarana prasarana yang pengelolaan Sistem Pengelolaan Sampah di Sekolah.
sampah yang tersedia di sekolah diantaranya:
tempat sampah di setiap kelas, beberapa Proses bagaimana sampah yang dihasilkan
tempat sampah pilah sesuai jenis, TPS sekolah, oleh sekolah dikelola. Penanganan yang
dan loseda. dilakukan sekolah terhadap sampah yang
SMPN 26 Kota Bandung. Kebijakan dihasilkan.
sekolah terkait pengelolaan sampah tidak

3
SMPN 2 Kota Bandung. Sistem SMPN 26 Kota Bandung.
pengelolaan sampah yang dilakukan sekolah Pengelolaan sampah di sekolah yaitu
yaitu pengumpulan sampah dari tempat pemilahan sampah plastik yang nantinya akan
sampah di lingkungan sekolah ke TPS sekolah dijual. Pemilahan sampah plastik ini dilakukan
kemudian dilakukan pemilahan sampah di halaman belakang sekolah, sampah plastik
organik dan anorganik, pengolahan sampah yang dikumpulkan terdiri dari botol kemasan
dengan kegiatan mendaur ulang sampah dan minuman sekali pakai. Sampah plastik ini
pengangkutan dari TPS sekolah ke TPS di dibersihkan kemudian diangkut untuk dijual
wilayah terdekat, serta penimbangan sampah jika jumlahnya sudah banyak. Selebihnya
sesuai jenis yang dilakukan secara berkala. sampah hasil sekolah selesai botol plastik akan
SMPN 14 Kota Bandung. Sampah diangkut setiap sore dari sekolah ke TPS
dari kelas-kelas atau halaman sekolah terdekat. Berdasarkan penjelasan petugas
dikumpulkan ke TPS sekolah oleh petugas kebersihan, terkadang masih dilakukannya
kebersihan setiap hari ketika waktu istirahat proses pembakaran sampah oleh petugas
dan waktu pulang sekolah. Walaupun sekolah kebersihan sekolah.
ini memiliki TPS tetapi sampah yang SMPN 52 Kota Bandung. Sistem
dihasilkannya hanya disimpan saja, tidak di pengelolaan sampah di sekolah ini yaitu
kelola, dan tidak dipilah sesuai jenis. Setelah dengan memilah sampah organik dan
pengumpulan sampah di TPS sekolah anorganik. Pemilahan tersebut dipisahkan
kemudian sampah diserahkan ke TPS pusat dengan cara memilih sampah yang bisa dijual
Cihapit yang dilakukan seminggu sekali. dan tidak. Adapun sampah yang dipilah yaitu
Pemilihan sampah terkadang dilakukan berupa sampah botol plastik dan cup yang
dengan memisahkan sampah botol dan sampah biasanya dihasilkan dari kantin. Selanjutnya,
plastik. sampah tersebut dijual kepada pengepul.
SMPN 16 Kota Bandung. Sistem Sedangkan, untuk sampah organik atau
pengelolaan sampah sekolah ini yaitu sampah yang tidak bisa dijual langsung
mengumpulkan sampah sekolah di TPS disatukan dan dibuang ke TPS sebelum
sekolah yang dilakukan petugas kebersihan. akhirnya diangkut oleh petugas kebersihan
Kemudian pengangkutan dari TPS sekolah TPS pusat. Selain itu, sampah organik
oleh pihak RW setempat yang dilakukan dua biasanya dibuang ke Loseda (Lobang Sesa
atau tiga kali per minggu. Adapun petugas Dapur) untuk menampung sisa-sisa makanan
kebersihan yang memilah sampah plastik yang bekas.
bisa dijual dan diberikan kepada pengepul.
Sampah organik yang dihasilkan sekolah Pengimplementasian Kebijakan
terkadang dimasukan kedalam loseda yang Pengelolaan Sampah oleh Warga Sekolah.
tersedia.
SMPN 19 Kota Bandung. Sistem Implementasi kebijakan pengelolaan sampah
pengelolaan sampah dengan memilahan yang dimiliki sekolah. Penyelenggaraan
sampah organik dan anorganik. Sampah pengelolaan sampah dalam kegiatan yang
organik akan dimasukan ke loseda untuk dilakukan oleh warga sekolah.
dijadikan pupuk dan sampah anorganik yang
bernilai seperti plastik akan dijual. SMPN 2 Kota Bandung.
Pengangkutan sampah dari TPS sekolah Implementasi kebijakan pengelolaan sampah
dilakukan dua atau tiga kali per minggu. yang dilakukan yaitu pembiasaan kepada
Pengangkutan sampah sekolah tepat waktu dan peserta didik untuk membuang sampah pada
sampah yang dihasilkan tidak pernah melebihi tempat sampah yang sudah disediakan. Selain
kapasitas. itu, pengimplementasian pengelolaan sampah
dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar,

4
seperti mengintegrasikan ke dalam mata membuang sampah sesuai jenisnya belum
pelajaran yang sudah dilakukan guru mata diterapkan oleh warga sekolah. TPS sekolah
pelajaran IPS di sekolah ini. Adapula kegiatan yang tersedia hanya digunakan untuk
sekolah lainnya seperti fashion show dengan pengumpulan sampah sebelum diangkut ke
bahan daur ulang dan kegiatan EXPO yang TPS setempat.
mengangkat tema pengelolaan sampah. Sosialisasi yang diberikan sekolah
Keikutsertaan peserta didik dalam berupa anjuran peserta didik membawa tempat
pengelolaan sampah hanya pada kegiatan atau minum dan tempat makan sendiri agar tidak
program pendaurulangan sampah. Selebihnya menghasilkan sampah jika ingin membeli
dalam sistem penanganan pengelolaan sampah makanan di kantin.
di sekolah ini masih mengandalkan petugas
kebersihan dan minimnya peran warga sekolah SMPN 16 Kota Bandung. Sekolah
yang lain. Minimnya peran warga sekolah fasilitas biopori, komposter, dan loseda namun
dapat dilihat dari isi tempat sampah pilah jenis pemanfaatan dan penggunaaan fasilitas
yang belum sesuai penggunaannya. tersebut terhenti karena Pandemi Covid-19.
Petugas kebersihan di sekolah ini Direncanakan akan dilakukan pembiasaan
bertugas untuk mengumpulkan sampah dari kembali untuk mengoperasikan fasilitas
lingkungan sekolah yang nantinya dipilah di tersebut seperti halnya saat ini sudah mulai
TPS sekolah, kemudian diangkut ke TPS memasukan sampah organic ke loseda,
terdekat. Petugas juga mencatat timbangan walaupun kegiatan ini tidak rutin dilakukan.
sampah yang dihasilkan, selain itu petugas Adapun untuk program sekolah Back To
melakukan pengomposan sampah namun Green belum dilanjutkan karena sekolah masih
karena komposter yang tidak layak digunakan beradaptasi setelah pandemi Covid-19.
kegiatan tersebut tidak berjalan secara Guru dan peserta didik kurang
maksimal. berpartisipasi dalam implemtasi pengelolaan
SMPN 14 Kota Bandung. sampah sekolah dan masih ada peserta didik
Implementasi pengelolaan sampah sekolah yang menimbun sampah di kolong meja atau
yaitu dengan program pembuatan ecobrick membuang sampah sembarangan. Untuk
(dari sampah botol plastik dan plastik penerapan pengelolaan sampah dalam KBM
kemasan) dan ecoenzyme (dari sampah dilakukan oleh guru prakarya dengan
organik) yang dilakukan peserta didik dan pembuatan produk kerajinan dari sampah.
guru-guru. Ecobrick yang dihasilkan, Kondisi TPS sekolah yaitu terdapat
kemudian dibuat suatu produk berupa produk sampah plastik pilahan yang bisa dijual dan
kerajinan seperti lemari, kursi, dan lain tidak, tidak terdapat sampah organik, dan
sebagainya. Selain program pendaurulangan, terdapat tumbukan barang perabotan hasil
sekolah belum mengimplementasikan pembangunan.
pemilihan sampah sesuai jenisnya. SMPN 19 Kota Bandung.
Adapun di SMPN 14 telah menerapkan Implementasi kebijakan pengelolaan sampah
kurikulum merdeka yang terdapat tema gaya yaitu pengomposan yang dilakukan dengan
hidup berkelanjutan yang mana dari tema pemanfaatan loseda, namun keterangan dari
tersebut siswa diberikan tugas projek tentang narasumber kegiatan ini belum dilakukan
cara pengelolaan sampah yang benar. Peran secara maksimal. Adapula biogester, akan
peserta didik dalam pengelolaan sampah yaitu tetapi saat ini kegiatan tersebut belum berjalan.
diberikan tanggung jawab untuk menjaga Implementasi pengelolaan sampah sekolah
wilayah bersih mereka dari keberadaan saaat ini yaitu pemilahan sampah plastik yang
sampah yang menimbun atau berserakan. dapat dijual oleh petugas kebersihan dan
Tempat sampah pilah jenis yang amanat kepada peserta didik oleh pihak saat
disediakan sekolah belum memadai dan untuk upacara. Selain itu, program Beas Beureum

5
yang masih dilakukan oleh beberapa peserta Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti
didik. Adapun kegiatan Gerakan pungut terkait pengelolaan sampah di sekolah
sampah (GPS) yang dilakukan setiap hari menengah pertama negeri Zona A kota
Rabu di lingkungan sekolah. Untuk peserta Bandung, dapat disimpulkan bahwa:
didik ada pemanfaatan sampah melalui 1. Kebijakan Pengelolaan Sampah di
kegiatan pembuatan ecobrick dan pupuk. Sekolah Menengah Pertama Negeri Zona
Sampah yang dihasilkan dari peserta A Kota Bandung.
didik dibuang ke tempat sampah yang sudah Adapun kebijakan pengelolaan sampah di
disediakan per kelas, namun kondisinya SMPN Zona A kota Bandung diperoleh
terkadang melebihi kapasitas sehingga kesimpulan bahwa:
berceceran. Tempat sampah pilah jenis yang a) SMPN 2 Bandung mempunyai
disediakan sekolah jumlahnya masih minim. kebijakan pengelolaan sampah yang
SMPN 26 Kota Bandung. mengacu pada kebijakan sekolah
Implementasi pengelolaan sampah yang Adiwiyata.
dilakukan peserta didik sekolah ini dengan b) Sekolah-sekolah lainnya seperti SMPN
membawa bekal dari rumah, namun peraturan 14, SMPN 16, SMPN 19, SMPN 26,
ini tidak ketat diterapkan oleh sekolah jadi dan SMPN 52 belum mempunyai
peserta didik masih membeli makanan atau kebijakan khusus yang mengatur
minuman di kantin menggunakan kemasan tentang pengelolaan sampah di
plastik. Untuk pengomposan menggunakan sekolah.
loseda belum dilakukan kembali oleh sekolah. c) SMPN 2, SMPN 14, SMPN 16, SMPN
Pemilahan sampah hanya dilakukan 19, dan SMPN 52 memiliki TPS
untuk sampah plastik yang bisa dijual, sekolah.
pemilahan ini dilakukan petugas kebersihan di 2. Sistem pengelolaan sampah di Sekolah
halaman belakang sekolah. Menengah Pertama Negeri Zona A Kota
Penerapan pengelolaan sampah Bandung.
lainnya yang dilakukan yaitu KBM pada mata Berdasarkan hasil data yang diperoleh
pelajaran seni budaya atau prakarya yang oleh peneliti terkait sistem pengelolaan
melakukan memanfaatan limbah untuk sampah di SMPN zona A kota Bandung,
dijadikan kerajinan tangan. diperoleh kesimpulan diantaranya:
SMPN 52 Kota Bandung. a) SMPN 2 Bandung sudah
Pengimplementasian terkait pengelolaan melaksanakan proses pemilahan
sampah di sekolah ini salah satunya yaitu sampah di TPS sesuai jenisnya
dengan daur ulang materi pada mata pelajaran (organik dan anorganik) dan
prakarya. Dimana, di mata pelajaran tersebut melakukan penimbangan sampah rutin.
siswa diedukasi terkait bagaimana b) SMPN 14 belum melaksanakan proses
memanfaatkan sampah menjadi sebuah karya. pemilahan sampah di TPS sesuai
Selain itu, sudah ada beberapa peserta didik jenisnya. Namun, terdapat program
yang mengurangi sampah dengan cara pengelolaan sampah organik dan
membawa tumbler dan tempat makan pribadi. anorganik.
Hal tersebut didukung dengan disediakannya c) SMPN 19 Bandung sudah
fasilitas tempat sampah di setiap kelas dengan melaksanakan proses pemilahan
berjumlah 2 dan terdapat tempat sampah sampah sesuai jenisnya.
berukuran besar di halaman sekolah untuk d) SMPN 16, SMPN 26, dan SMPN 52
menampung sampah-sampah sementara mengelola sampah dengan pemilahan
sebelum nantinya dialokasikan ke TPS pusat. sampah plastik yang dapat dijual dan
mendaurulang limbah menjadi
KESIMPULAN kerajinan.

6
3. Pengimplementasian Kebijakan plastik yang nantinya akan dijual
Pengelolaan Sampah Oleh Warga Sekolah kepada pengepul sampah.
di Sekolah Menengah Pertama Negeri Tersedia tempat penyimpanan
Zona A Kota Bandung. sampah plastik. Memanfaatan
Mengacu pada hasil data yang diperoleh sampah untuk dijadikan
oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa: kerajinan. Terdapat loseda
a) SMPN 2, SMPN 14, SMPN 16, SMPN namun sudah tidak digunakan.
19, SMPN 26, dan SMPN 52 dalam 6) SMPN 52 Bandung
pengelolaan sampah ditanggungjawabi SMPN 52 mempunyai Loseda
oleh petugas kebersihan sekolah. sebagai tempat membuang
b) Setiap sekolah memiliki program sampah organik atau sisa
pengelolaan sampah masing-masing makanan basah. Dan memilah
yanh diterapkan oleh warga sekolah, sampah yang dapat dijual.
Adapun program tersebut diantaranya: Program yang dilakukan yaitu
1) SMPN 2 Bandung Kangpisman dan Cling.
Pemilihan sampah dan c) SMPN 2, SMPN 14, SMPN 19, dan
penimbangan rutin sampah SMPN 52 sudah menyediakan
sesuai jenis yang dilakukan oleh beberapa tempat sampah sesuai jenis
petugas kebersihan dan namun dalam penerapannya warga
pendaurulangan sampah melalui sekolah tidak membuang sampah
kegiatan EXPO dan fashion sesuai jenisnya.
show. d) Hambatan yang dialami oleh setiap
2) SMPN 14 Bandung sekolah dalam proses
SMPN 14 mengelola sampah pengimplementasian kebijakan
organik dan anorganik yang pengolahan sampah tersebut yaitu :
dihasilkan dengan cara membuat kurangnya kesadaran dan kepudlian
ecobrick dan ecoenzyme. Peserta warga sekolah dalam hal membuang
didik juga memiliki tugas projek sampah, pemanfaatan fasilitas
tentang cara pengelolaan sampah pengolahan sampah, partisipasi warga
yang benar. sekolah dalam kebijakan pengelolaan
3) SMPN 16 Bandung sampah. serta minimnya sosialisasi dan
Pengelola sampah dalam KBM edukasi dari pihak sekolah terhadap
yang menghasilkan menjadi warga sekolah dalam pengelolaan
kerajinan. sampah yang baik dan bijak.
4) SMPN 19 Bandung
SMPN 19 mempunyai Loseda DAFTAR PUSTAKA
(lobang desa dapur) sebagai
tempat membuang sampah
Anufia, B., & Alhamid, T. (2019). Instrumen
organik atau sisa makanan basah.
pengumpulan data.
Kegiatan Gerakan pungut
sampah (GPS) yang dilakukan Fiantika, F. M. W. S. J., Wasil, M., Jumiyati,
setiap hari Rabu di lingkungan S., Mashudi, I., Hasanah, N., Maharani, A., ...
sekolah dan pemanfaatan sampah & Nuryami, L. W. (2022). Metodologi
melalui kegiatan pembuatan Penelitian Kualitatif. PT. Global Eksekutif
ecobrick dan pupuk. Teknologi.
5) SMPN 26 Bandung
SMPN 26 mengelola sampah Firman, F. (2018). Ilmu Pengetahuan, Teori
dengan pemilahan sampah dan Penelitian.
7
Herlina, N. (2017). Permasalahan lingkungan
hidup dan penegakan hukum lingkungan di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, 3(2),
162-176.

Lenaini, I. (2021). Teknik pengambilan


sampel purposive dan snowball sampling.
Historis: Jurnal Kajian, Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan Sejarah, 6(1), 33-
39.

Makbul, M. (2021). Metode Pengumpulan


Data dan Instrumen Penelitian.

Nainggolan, R. R. (2019). Analisis


Willingness To Pay (WTP) Retribusi
Pengelolaan Sampah di Kecamatan Cileunyi,
Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu
Pemerintahan Widya Praja, 45(1), 33-46.

Rijali, A. (2019). Analisis data kualitatif.


Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81-
95.

Sahir, S. H. (2021). Metodologi penelitian.

Siyoto S., Sodik A. (2015). Dasar Metodologi


Penelitian. yogyakarta: literasi media
publishing.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian


Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Permasalahan sampah Kota Bandung dan


alternatif solusinya. Universitas Pendidikan
Indonesia, Jurusan Biologi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer


12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Anda mungkin juga menyukai