mahacitaupi@upi.edu kembarabuanarimba@zomail.my.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah di SMPN Zona A
Kota Bandung, untuk mengetahui lebih sekolah terkait pengelolaan sampah di SMPN Zona A Kota
Bandung, dan untuk mengetahui proses pengimplementasian warga sekolah terkait kebijakan pengelolaan
sampah di SMPN Zona A Kota Bandung. Objek yang akan diteliti adalah kebijakan yang ditetapkan sekolah
terkait menejemen pengelolaan sampah, sistem pengelolaan sampah di sekolah, dan implementasi dari
kebijakan tersebut. Adapun metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil yang diperoleh oleh peneliti yaitu bahwa
sistem pengelolaan sampah di keenam sekolah menengah pertama negeri zona A kota Bandung sudah
mempunyai program pengelolaan sampahnya masing-masing, namun secara garis besar, sekolah tersebut
belum mempunyai kebijakan yang mengikat. Dalam proses pengimplementasiannya, sekolah-sekolah
tersebut sudah menjalankan program yang dimiliki oleh masing-masing sekolah yang didukung oleh sarana
dan prasarana yang disediakan oleh pihak sekolah.
Kata Kunci: Pengelolaan sampah; Kebijakan Pengelolaan Sampah; Sistem Pengelolaan Sampah;
Implementasi Pengelolaan Sampah; Sekolah Menengah Pertama; Kota Bandung;
3
SMPN 2 Kota Bandung. Sistem SMPN 26 Kota Bandung.
pengelolaan sampah yang dilakukan sekolah Pengelolaan sampah di sekolah yaitu
yaitu pengumpulan sampah dari tempat pemilahan sampah plastik yang nantinya akan
sampah di lingkungan sekolah ke TPS sekolah dijual. Pemilahan sampah plastik ini dilakukan
kemudian dilakukan pemilahan sampah di halaman belakang sekolah, sampah plastik
organik dan anorganik, pengolahan sampah yang dikumpulkan terdiri dari botol kemasan
dengan kegiatan mendaur ulang sampah dan minuman sekali pakai. Sampah plastik ini
pengangkutan dari TPS sekolah ke TPS di dibersihkan kemudian diangkut untuk dijual
wilayah terdekat, serta penimbangan sampah jika jumlahnya sudah banyak. Selebihnya
sesuai jenis yang dilakukan secara berkala. sampah hasil sekolah selesai botol plastik akan
SMPN 14 Kota Bandung. Sampah diangkut setiap sore dari sekolah ke TPS
dari kelas-kelas atau halaman sekolah terdekat. Berdasarkan penjelasan petugas
dikumpulkan ke TPS sekolah oleh petugas kebersihan, terkadang masih dilakukannya
kebersihan setiap hari ketika waktu istirahat proses pembakaran sampah oleh petugas
dan waktu pulang sekolah. Walaupun sekolah kebersihan sekolah.
ini memiliki TPS tetapi sampah yang SMPN 52 Kota Bandung. Sistem
dihasilkannya hanya disimpan saja, tidak di pengelolaan sampah di sekolah ini yaitu
kelola, dan tidak dipilah sesuai jenis. Setelah dengan memilah sampah organik dan
pengumpulan sampah di TPS sekolah anorganik. Pemilahan tersebut dipisahkan
kemudian sampah diserahkan ke TPS pusat dengan cara memilih sampah yang bisa dijual
Cihapit yang dilakukan seminggu sekali. dan tidak. Adapun sampah yang dipilah yaitu
Pemilihan sampah terkadang dilakukan berupa sampah botol plastik dan cup yang
dengan memisahkan sampah botol dan sampah biasanya dihasilkan dari kantin. Selanjutnya,
plastik. sampah tersebut dijual kepada pengepul.
SMPN 16 Kota Bandung. Sistem Sedangkan, untuk sampah organik atau
pengelolaan sampah sekolah ini yaitu sampah yang tidak bisa dijual langsung
mengumpulkan sampah sekolah di TPS disatukan dan dibuang ke TPS sebelum
sekolah yang dilakukan petugas kebersihan. akhirnya diangkut oleh petugas kebersihan
Kemudian pengangkutan dari TPS sekolah TPS pusat. Selain itu, sampah organik
oleh pihak RW setempat yang dilakukan dua biasanya dibuang ke Loseda (Lobang Sesa
atau tiga kali per minggu. Adapun petugas Dapur) untuk menampung sisa-sisa makanan
kebersihan yang memilah sampah plastik yang bekas.
bisa dijual dan diberikan kepada pengepul.
Sampah organik yang dihasilkan sekolah Pengimplementasian Kebijakan
terkadang dimasukan kedalam loseda yang Pengelolaan Sampah oleh Warga Sekolah.
tersedia.
SMPN 19 Kota Bandung. Sistem Implementasi kebijakan pengelolaan sampah
pengelolaan sampah dengan memilahan yang dimiliki sekolah. Penyelenggaraan
sampah organik dan anorganik. Sampah pengelolaan sampah dalam kegiatan yang
organik akan dimasukan ke loseda untuk dilakukan oleh warga sekolah.
dijadikan pupuk dan sampah anorganik yang
bernilai seperti plastik akan dijual. SMPN 2 Kota Bandung.
Pengangkutan sampah dari TPS sekolah Implementasi kebijakan pengelolaan sampah
dilakukan dua atau tiga kali per minggu. yang dilakukan yaitu pembiasaan kepada
Pengangkutan sampah sekolah tepat waktu dan peserta didik untuk membuang sampah pada
sampah yang dihasilkan tidak pernah melebihi tempat sampah yang sudah disediakan. Selain
kapasitas. itu, pengimplementasian pengelolaan sampah
dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar,
4
seperti mengintegrasikan ke dalam mata membuang sampah sesuai jenisnya belum
pelajaran yang sudah dilakukan guru mata diterapkan oleh warga sekolah. TPS sekolah
pelajaran IPS di sekolah ini. Adapula kegiatan yang tersedia hanya digunakan untuk
sekolah lainnya seperti fashion show dengan pengumpulan sampah sebelum diangkut ke
bahan daur ulang dan kegiatan EXPO yang TPS setempat.
mengangkat tema pengelolaan sampah. Sosialisasi yang diberikan sekolah
Keikutsertaan peserta didik dalam berupa anjuran peserta didik membawa tempat
pengelolaan sampah hanya pada kegiatan atau minum dan tempat makan sendiri agar tidak
program pendaurulangan sampah. Selebihnya menghasilkan sampah jika ingin membeli
dalam sistem penanganan pengelolaan sampah makanan di kantin.
di sekolah ini masih mengandalkan petugas
kebersihan dan minimnya peran warga sekolah SMPN 16 Kota Bandung. Sekolah
yang lain. Minimnya peran warga sekolah fasilitas biopori, komposter, dan loseda namun
dapat dilihat dari isi tempat sampah pilah jenis pemanfaatan dan penggunaaan fasilitas
yang belum sesuai penggunaannya. tersebut terhenti karena Pandemi Covid-19.
Petugas kebersihan di sekolah ini Direncanakan akan dilakukan pembiasaan
bertugas untuk mengumpulkan sampah dari kembali untuk mengoperasikan fasilitas
lingkungan sekolah yang nantinya dipilah di tersebut seperti halnya saat ini sudah mulai
TPS sekolah, kemudian diangkut ke TPS memasukan sampah organic ke loseda,
terdekat. Petugas juga mencatat timbangan walaupun kegiatan ini tidak rutin dilakukan.
sampah yang dihasilkan, selain itu petugas Adapun untuk program sekolah Back To
melakukan pengomposan sampah namun Green belum dilanjutkan karena sekolah masih
karena komposter yang tidak layak digunakan beradaptasi setelah pandemi Covid-19.
kegiatan tersebut tidak berjalan secara Guru dan peserta didik kurang
maksimal. berpartisipasi dalam implemtasi pengelolaan
SMPN 14 Kota Bandung. sampah sekolah dan masih ada peserta didik
Implementasi pengelolaan sampah sekolah yang menimbun sampah di kolong meja atau
yaitu dengan program pembuatan ecobrick membuang sampah sembarangan. Untuk
(dari sampah botol plastik dan plastik penerapan pengelolaan sampah dalam KBM
kemasan) dan ecoenzyme (dari sampah dilakukan oleh guru prakarya dengan
organik) yang dilakukan peserta didik dan pembuatan produk kerajinan dari sampah.
guru-guru. Ecobrick yang dihasilkan, Kondisi TPS sekolah yaitu terdapat
kemudian dibuat suatu produk berupa produk sampah plastik pilahan yang bisa dijual dan
kerajinan seperti lemari, kursi, dan lain tidak, tidak terdapat sampah organik, dan
sebagainya. Selain program pendaurulangan, terdapat tumbukan barang perabotan hasil
sekolah belum mengimplementasikan pembangunan.
pemilihan sampah sesuai jenisnya. SMPN 19 Kota Bandung.
Adapun di SMPN 14 telah menerapkan Implementasi kebijakan pengelolaan sampah
kurikulum merdeka yang terdapat tema gaya yaitu pengomposan yang dilakukan dengan
hidup berkelanjutan yang mana dari tema pemanfaatan loseda, namun keterangan dari
tersebut siswa diberikan tugas projek tentang narasumber kegiatan ini belum dilakukan
cara pengelolaan sampah yang benar. Peran secara maksimal. Adapula biogester, akan
peserta didik dalam pengelolaan sampah yaitu tetapi saat ini kegiatan tersebut belum berjalan.
diberikan tanggung jawab untuk menjaga Implementasi pengelolaan sampah sekolah
wilayah bersih mereka dari keberadaan saaat ini yaitu pemilahan sampah plastik yang
sampah yang menimbun atau berserakan. dapat dijual oleh petugas kebersihan dan
Tempat sampah pilah jenis yang amanat kepada peserta didik oleh pihak saat
disediakan sekolah belum memadai dan untuk upacara. Selain itu, program Beas Beureum
5
yang masih dilakukan oleh beberapa peserta Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti
didik. Adapun kegiatan Gerakan pungut terkait pengelolaan sampah di sekolah
sampah (GPS) yang dilakukan setiap hari menengah pertama negeri Zona A kota
Rabu di lingkungan sekolah. Untuk peserta Bandung, dapat disimpulkan bahwa:
didik ada pemanfaatan sampah melalui 1. Kebijakan Pengelolaan Sampah di
kegiatan pembuatan ecobrick dan pupuk. Sekolah Menengah Pertama Negeri Zona
Sampah yang dihasilkan dari peserta A Kota Bandung.
didik dibuang ke tempat sampah yang sudah Adapun kebijakan pengelolaan sampah di
disediakan per kelas, namun kondisinya SMPN Zona A kota Bandung diperoleh
terkadang melebihi kapasitas sehingga kesimpulan bahwa:
berceceran. Tempat sampah pilah jenis yang a) SMPN 2 Bandung mempunyai
disediakan sekolah jumlahnya masih minim. kebijakan pengelolaan sampah yang
SMPN 26 Kota Bandung. mengacu pada kebijakan sekolah
Implementasi pengelolaan sampah yang Adiwiyata.
dilakukan peserta didik sekolah ini dengan b) Sekolah-sekolah lainnya seperti SMPN
membawa bekal dari rumah, namun peraturan 14, SMPN 16, SMPN 19, SMPN 26,
ini tidak ketat diterapkan oleh sekolah jadi dan SMPN 52 belum mempunyai
peserta didik masih membeli makanan atau kebijakan khusus yang mengatur
minuman di kantin menggunakan kemasan tentang pengelolaan sampah di
plastik. Untuk pengomposan menggunakan sekolah.
loseda belum dilakukan kembali oleh sekolah. c) SMPN 2, SMPN 14, SMPN 16, SMPN
Pemilahan sampah hanya dilakukan 19, dan SMPN 52 memiliki TPS
untuk sampah plastik yang bisa dijual, sekolah.
pemilahan ini dilakukan petugas kebersihan di 2. Sistem pengelolaan sampah di Sekolah
halaman belakang sekolah. Menengah Pertama Negeri Zona A Kota
Penerapan pengelolaan sampah Bandung.
lainnya yang dilakukan yaitu KBM pada mata Berdasarkan hasil data yang diperoleh
pelajaran seni budaya atau prakarya yang oleh peneliti terkait sistem pengelolaan
melakukan memanfaatan limbah untuk sampah di SMPN zona A kota Bandung,
dijadikan kerajinan tangan. diperoleh kesimpulan diantaranya:
SMPN 52 Kota Bandung. a) SMPN 2 Bandung sudah
Pengimplementasian terkait pengelolaan melaksanakan proses pemilahan
sampah di sekolah ini salah satunya yaitu sampah di TPS sesuai jenisnya
dengan daur ulang materi pada mata pelajaran (organik dan anorganik) dan
prakarya. Dimana, di mata pelajaran tersebut melakukan penimbangan sampah rutin.
siswa diedukasi terkait bagaimana b) SMPN 14 belum melaksanakan proses
memanfaatkan sampah menjadi sebuah karya. pemilahan sampah di TPS sesuai
Selain itu, sudah ada beberapa peserta didik jenisnya. Namun, terdapat program
yang mengurangi sampah dengan cara pengelolaan sampah organik dan
membawa tumbler dan tempat makan pribadi. anorganik.
Hal tersebut didukung dengan disediakannya c) SMPN 19 Bandung sudah
fasilitas tempat sampah di setiap kelas dengan melaksanakan proses pemilahan
berjumlah 2 dan terdapat tempat sampah sampah sesuai jenisnya.
berukuran besar di halaman sekolah untuk d) SMPN 16, SMPN 26, dan SMPN 52
menampung sampah-sampah sementara mengelola sampah dengan pemilahan
sebelum nantinya dialokasikan ke TPS pusat. sampah plastik yang dapat dijual dan
mendaurulang limbah menjadi
KESIMPULAN kerajinan.
6
3. Pengimplementasian Kebijakan plastik yang nantinya akan dijual
Pengelolaan Sampah Oleh Warga Sekolah kepada pengepul sampah.
di Sekolah Menengah Pertama Negeri Tersedia tempat penyimpanan
Zona A Kota Bandung. sampah plastik. Memanfaatan
Mengacu pada hasil data yang diperoleh sampah untuk dijadikan
oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa: kerajinan. Terdapat loseda
a) SMPN 2, SMPN 14, SMPN 16, SMPN namun sudah tidak digunakan.
19, SMPN 26, dan SMPN 52 dalam 6) SMPN 52 Bandung
pengelolaan sampah ditanggungjawabi SMPN 52 mempunyai Loseda
oleh petugas kebersihan sekolah. sebagai tempat membuang
b) Setiap sekolah memiliki program sampah organik atau sisa
pengelolaan sampah masing-masing makanan basah. Dan memilah
yanh diterapkan oleh warga sekolah, sampah yang dapat dijual.
Adapun program tersebut diantaranya: Program yang dilakukan yaitu
1) SMPN 2 Bandung Kangpisman dan Cling.
Pemilihan sampah dan c) SMPN 2, SMPN 14, SMPN 19, dan
penimbangan rutin sampah SMPN 52 sudah menyediakan
sesuai jenis yang dilakukan oleh beberapa tempat sampah sesuai jenis
petugas kebersihan dan namun dalam penerapannya warga
pendaurulangan sampah melalui sekolah tidak membuang sampah
kegiatan EXPO dan fashion sesuai jenisnya.
show. d) Hambatan yang dialami oleh setiap
2) SMPN 14 Bandung sekolah dalam proses
SMPN 14 mengelola sampah pengimplementasian kebijakan
organik dan anorganik yang pengolahan sampah tersebut yaitu :
dihasilkan dengan cara membuat kurangnya kesadaran dan kepudlian
ecobrick dan ecoenzyme. Peserta warga sekolah dalam hal membuang
didik juga memiliki tugas projek sampah, pemanfaatan fasilitas
tentang cara pengelolaan sampah pengolahan sampah, partisipasi warga
yang benar. sekolah dalam kebijakan pengelolaan
3) SMPN 16 Bandung sampah. serta minimnya sosialisasi dan
Pengelola sampah dalam KBM edukasi dari pihak sekolah terhadap
yang menghasilkan menjadi warga sekolah dalam pengelolaan
kerajinan. sampah yang baik dan bijak.
4) SMPN 19 Bandung
SMPN 19 mempunyai Loseda DAFTAR PUSTAKA
(lobang desa dapur) sebagai
tempat membuang sampah
Anufia, B., & Alhamid, T. (2019). Instrumen
organik atau sisa makanan basah.
pengumpulan data.
Kegiatan Gerakan pungut
sampah (GPS) yang dilakukan Fiantika, F. M. W. S. J., Wasil, M., Jumiyati,
setiap hari Rabu di lingkungan S., Mashudi, I., Hasanah, N., Maharani, A., ...
sekolah dan pemanfaatan sampah & Nuryami, L. W. (2022). Metodologi
melalui kegiatan pembuatan Penelitian Kualitatif. PT. Global Eksekutif
ecobrick dan pupuk. Teknologi.
5) SMPN 26 Bandung
SMPN 26 mengelola sampah Firman, F. (2018). Ilmu Pengetahuan, Teori
dengan pemilahan sampah dan Penelitian.
7
Herlina, N. (2017). Permasalahan lingkungan
hidup dan penegakan hukum lingkungan di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, 3(2),
162-176.