A. Latar Belakang
Salah satu elemen utama dalam pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum
2013 adalah adanya penilaian kompetensi keterampilan di setiap mata pelajaran. Penilaian
kompetensi kerterampilan ini dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek, dan penilaian
portofolio. Praktik pembelajaran untuk kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
berbagai model pembelajaran yang bersifat partisipatif, interaktif, serta memberikan
pengalaman belajar pada peserta didik secara riil.
Ini dikarenakan pembelajaran melalui kegiatan tes praktik, proyek, maupun
portofolio mengharuskan peserta didik untuk terjun langsung dalam situasi pembelajaran
yang mampu menggali pengetahuan yang telah diperoleh siswa ketika melaksanakan
pembelajaran di kelas untuk diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan
demikian, pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada kompetensi keterampilan
sebenarnya akan mampu menjangkau ranah pengetahuan dan sikap peserta didik.
Pembelajaran kompetensi keterampilan pun merupakan sarana yang dapat digunakan oleh
guru maupun pihak sekolah untuk membangun dan menumbuhkan karakter mulia pada
peserta didik. Tidak berlebihan pula, jika pembelajaran kompetensi keterampilan tersebut
diupayakan untuk membangun budaya sekolah yang sadar akan pentingnya kepedulian
terhadap lingkungan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kondisi lingkungan SMK Negeri
2 Wonosari belum sepenuhnya bersih. Terbukti masih banyak ditemui sampah baik di
koridor maupun di tempat-tempat yang tidak banyak dijangkau oleh warga sekolah. Tidak
berlebihan rasanya, jika dikatakan bahwa kondisi ini disebabkan masih rendahnya
kesadaran warga sekolah, terutama peserta didik terhadap pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan sebagai tanggung jawab bersama.
Melalui ‘GREEN SCHOOL PROGRAM’, kami mengajak pihak sekolah untuk
memberikan dukungan bagi terlaksananya program tersebut. Program ini pada dasarnya
dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih bersih, lebih sehat, dan
lebih ramah lingkungan. Bahwasanya setiap pendidik memiliki keyakinan bahwa setiap
sudut sekolah merupakan tempat belajar, sehingga perlu diciptakan suasana yang
mendukung bagi pembelajaran. Kebersihan lingkungan belajar, baik di dalam maupun di
luar kelas akan memberikan kenyamanan belajar dan menumbuhkan kreativitas belajar.
Menciptakan suasana belajar yang demikian tidak cukup dengan menempatkan
sejumlah fasilitas kebersihan seperti tempat sampah di tempat-tempat tertentu.
Pemasangan poster-poster yang berisi slogan/ajakan untuk berperilaku hidup bersih
kenyataannya belum mampu menumbuhkan kesadaran warga sekolah terutama peserta
didik untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Green School Program dimaksudkan untuk mengubah pola pikir dan perilaku
warga sekolah mengenai pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Selain itu, program ini dimaksudkan untuk mengakomodasi pelaksanaan pembelajaran
kompetensi keterampilan melalui berbagai cabang kegiatan. Salah satunya pengelolaan
lahan tidur yang tersebar di areal sekolah untuk dimanfaatkan sebagai lahan yang dapat
ditanami dengan jenis tumbuhan tertentu yang memiliki nilai ekonomis.
untuk pelanggaran tata tertib tertentu dengan mengharuskan peserta didik untuk
melakukan ‘kerja sosial’. Kerja sosial dalam hal ini, misalnya, siswa yang melanggar
aturan diminta untuk mengumpulkan sampah di area tertentu dengan jumlah tertentu.
Ini juga dapat diberlakukan untuk pengurangan skor terhadap pelanggaran tata tertib
sekolah yang pernah dilakukan oleh siswa.
Selain cara-cara tersebut, diharapkan dengan disetujuinya program ini, maka
akan lebih banyak masukan dan lebih banyak pihak-pihak yang bersedia untuk
memberikan dukungan positif.
2. Pengelolaan sampah di lingkungan SMK Negeri 2 Wonosari.
SMK Negeri 2 Wonosari memiliki sekitar 1200an peserta didik, ditambah
dengan jumlah guru dan karyawan, jumlah keseluruhan warga SMK Negeri 2
Wonosari cukup besar. Melihat kondisi tersebut, tidak berlebihan jika dikatakan
Diolah menjadi
pupuk kompos
Sampah Sampah
ORGANIK ANORGANIK Pengepul yang
ditunjuk oleh
Rp
pihak sekolah
Digunak
an untuk
program
ini
MISALLOKASI 1 :
HUTAN LINDUNG Plastik kresek
hitam, untuk
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI Empty plastic
memudahkan
bottles + cans
+ clean papers
pengelola sampah
+ cupboards menyetor pada
only pengepul
Proposal Kegiatan |6
Pemilihan lokasi penempatan tong sampah untuk program ini dengan melihat
beberapa kriteria, antara lain:
1. Lokasi yang banyak dilewati oleh warga sekolah, sehingga memudahkan setiap
warga sekolah untuk membuang sampah jenis tersebut.
2. Lokasi yang berdekatan dengan sumber ‘produksi’, sampah jenis plastik (botol
dan gelas plastik), misalnya koperasi siswa.
3. Jika memungkinkan dibentuk sistem penyetoran sampah jenis ini yang dikoordinir
oleh kelas.
Berbeda dengan penggunaan air, penggunaan listrik, untuk saat ini upaya yang
bisa dilakukan adalah dengan melakukan penghematan. Contoh sederhana, yakni
dengan mematikan lampu di ruangan-ruangan kelas maupun ruang guru yang secara
rutin dilakukan pada pukul 08:00 WIB atau 09:00 WIB. Melihat masih terdapat
kebiasaan lampu masih tetap menyala hingga tengah siang meskipun kondisi ruangan
terang. Penghematan listrik, juga dapat dilakukan dengan memastikan ruang-ruang
kelas telah mematikan kipas angin saat kondisi kelas kosong (baik saat siswa istirahat
mapun setelah pembelajaran berakhir). Melihat masih ditemukan ruang kelas yang
kosong tetapi kipas angin tidak dimatikan. Hal-hal sederhana tersebut merupakan
usaha minimal terhadap penggunaan listrik. Akan tetapi manfaatnya akan terasa
bilamana dilakukan secara konsisten dan yang terpenting secara serempak.
4. Pemanfaatan sejumlah lahan di lingkungan SMK Negeri 2 Wonosari.
Terdapat beberapa titik di lingkungan SMK Negeri 2 Wonosari yang memiliki
potensi untuk dikelola, sebagai bagian penting pelaksanaan program ini. Titik yang
dimaksud adalah area-area yang merupakan sepetak tanah/ lahan tidur. Lahan tidur
tersebut dapat dijadikan sebagai area tanam bagi salah satu kegiatan dalam green school
program. Pemanfaatan lahan tidur yang ditunjuk dan disetujui oleh pihak sekolah untuk
dikelola akan ditanami dengan jenis tanaman konsumsi dan memiliki nilai jual.
Kegiatan ini akan ditawarkan kepada sejumlah MGMP mata pelajaran yang bersedia
bergabung dalam program ini, untuk mengkoordinir siswa melakukan pengelolaan
lahan.
Keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini adalah, guru dapat
melaksanakan project based learning sebagai syarat penting pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013 yang terintegrasi dalam pelaksanaan program semester. Program
sekolah hijau dijadikan sebagai media bagi pembelajaran project based learning yang
disesuaikan dengan silabus mata pelajaran agar relevan. Sebagai gambaran sederhana,
akan disajikan tabel berikut ini:
MAPEL PROJECT Bentuk Pengalaman Belajar Siswa
♣ Menyerahi kelompok siswa dengan tugas tertentu
(misal jadwal pengolahan lahan)
Melaksanakan
tata tertib ♣ Melaksanakan kesepakatan bersama dalam
PAI sebagai bagian pengelolaan lahan
dari sifat
♣ Mengatasi konflik dalam kelompok
amanah
♣ Praktek perbuatan tertib aturan (kesepakatan) dan
praktek tindakan amanah
♣ Mendorong siswa untuk secara aktif berpartisipasi
dalam kegiatan green school program
Praktek ♣ Praktek demokrasi dalam pembelajaran melalui
PPKN Partisipasi program ini
Warganegara ♣ Menilai partisipasi siswa melalui program ini dengan
tingkatan partisipasi yang berbeda berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan
♣ Guru menentukan kegiatan mana dari green school
program untuk diamati oleh siswa
♣ Atau siswa diberi kebebasan untuk memilih kegiatan
mana dari green school program yang hendak
mereka amati
Bahasa Praktek ♣ Praktek pengamatan tidak instan (sebagaimana
Indonesia Observasi pembelajaran melalui media video untuk diamati),
tetapi siswa merasakan sendiri prosesnya
♣ Praktek observasi langsung dan observasi
partisipatif akan memberikan pengalaman langsung
bagi siswa
♣ Pelaporan berdasarkan keterlibatan siswa dalam
kegiatan
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
P r o p o s a l K e g i a t a n | 10
agenda tersebut. Dengan mengerahkan siswa secara bergiliran untuk membuka lahan.
Misalnya menggunakan waktu 1 jam untuk mengerahkan siswa melakukan:
pembersihan lahan dari kotoran dan rumput – penyiraman lahan dengan air –
menggemburkan tanah dengan menggunakan cetok – menanam bibit secara serempak.
Untuk peralatan yang dibutuhkan bisa dengan meminta siswa membawa ember dan
cetok sesuai dengan pengaturan baik waktu maupun kelompok.
8. Secara makro sebagai usaha nyata yang bisa diupayakan oleh sekolah untuk
menanggapi isu lingkungan secara global.
D. Waktu Pelaksanaan
Pada dasarnya waktu pelaksanaan program ini adalah secara jangka panjang.
Untuk permulaan, program ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu semester untuk
tahun pelajaran 2015/2016, pada semester gasal. Namun demikian ada saat dimana
kegiatan-kegiatan program ini dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu dengan
perencanaan matang sebelumnya. Sebagai contoh, untuk kegiatan pengelolaan lahan akan
lebih baik jika memanfaatkan moment masa orientasi siswa dan LDDK untuk membuka
lahan. Perawatan lahan dilaksanakan setelahnya secara kontinyu baik terintegrasi dalam
kegiatan pembelajaran atau sesuai kesepakatan dalam pengelolaan lahan.
Contoh lain yakni melalui kegiatan penyelenggaraan pameran green school
program sebagai wujud apresiasi terhadap ‘goal’ yang dihasilkan dari kegiatan ini.
Kegiatan pameran dijadikan sebagai elemen penting realisasi green school program yang
dilaksanakan di penghujung semester. Langkah ini termasuk upaya untuk
mensosialisasikan green school program sebagai kegiatan jangka panjang dan untuk
memperoleh dukungan yang lebih besar dari warga sekolah. Dukungan tersebut
diharapkan mampu mendorong setiap warga sekolah memiliki keterlibatan langsung dan
partisipasi aktif untuk mencapai tujuan pelaksanaan program ini secara keseluruhan.
Demikian proposal ini kami buat, semoga menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah untuk
mendukung rencana GREEN SCHOOL PROGRAM dan memberikan izin yang dibutuhkan
bagi terlaksananya program ini.
Yogyakarta, ___Juli 2015
Disusun oleh: