Anda di halaman 1dari 13

Proposal Kegiatan |1

PROPOSAL PENGUMPULAN DUKUNGAN PIHAK SEKOLAH


UNTUK GREEN SCHOOL PROGRAM

A. Latar Belakang
Salah satu elemen utama dalam pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum
2013 adalah adanya penilaian kompetensi keterampilan di setiap mata pelajaran. Penilaian
kompetensi kerterampilan ini dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek, dan penilaian
portofolio. Praktik pembelajaran untuk kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
berbagai model pembelajaran yang bersifat partisipatif, interaktif, serta memberikan
pengalaman belajar pada peserta didik secara riil.
Ini dikarenakan pembelajaran melalui kegiatan tes praktik, proyek, maupun
portofolio mengharuskan peserta didik untuk terjun langsung dalam situasi pembelajaran
yang mampu menggali pengetahuan yang telah diperoleh siswa ketika melaksanakan
pembelajaran di kelas untuk diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan
demikian, pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada kompetensi keterampilan
sebenarnya akan mampu menjangkau ranah pengetahuan dan sikap peserta didik.
Pembelajaran kompetensi keterampilan pun merupakan sarana yang dapat digunakan oleh
guru maupun pihak sekolah untuk membangun dan menumbuhkan karakter mulia pada
peserta didik. Tidak berlebihan pula, jika pembelajaran kompetensi keterampilan tersebut
diupayakan untuk membangun budaya sekolah yang sadar akan pentingnya kepedulian
terhadap lingkungan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kondisi lingkungan SMK Negeri
2 Wonosari belum sepenuhnya bersih. Terbukti masih banyak ditemui sampah baik di
koridor maupun di tempat-tempat yang tidak banyak dijangkau oleh warga sekolah. Tidak

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI


Proposal Kegiatan |2

berlebihan rasanya, jika dikatakan bahwa kondisi ini disebabkan masih rendahnya
kesadaran warga sekolah, terutama peserta didik terhadap pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan sebagai tanggung jawab bersama.
Melalui ‘GREEN SCHOOL PROGRAM’, kami mengajak pihak sekolah untuk
memberikan dukungan bagi terlaksananya program tersebut. Program ini pada dasarnya
dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih bersih, lebih sehat, dan
lebih ramah lingkungan. Bahwasanya setiap pendidik memiliki keyakinan bahwa setiap
sudut sekolah merupakan tempat belajar, sehingga perlu diciptakan suasana yang
mendukung bagi pembelajaran. Kebersihan lingkungan belajar, baik di dalam maupun di
luar kelas akan memberikan kenyamanan belajar dan menumbuhkan kreativitas belajar.
Menciptakan suasana belajar yang demikian tidak cukup dengan menempatkan
sejumlah fasilitas kebersihan seperti tempat sampah di tempat-tempat tertentu.
Pemasangan poster-poster yang berisi slogan/ajakan untuk berperilaku hidup bersih
kenyataannya belum mampu menumbuhkan kesadaran warga sekolah terutama peserta
didik untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Green School Program dimaksudkan untuk mengubah pola pikir dan perilaku
warga sekolah mengenai pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Selain itu, program ini dimaksudkan untuk mengakomodasi pelaksanaan pembelajaran
kompetensi keterampilan melalui berbagai cabang kegiatan. Salah satunya pengelolaan
lahan tidur yang tersebar di areal sekolah untuk dimanfaatkan sebagai lahan yang dapat
ditanami dengan jenis tumbuhan tertentu yang memiliki nilai ekonomis.

B. Nama dan Jenis Kegiatan


Kegiatan GREEN SCHOOL PROGRAMME dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan nama program sekolah hijau. Program sekolah hijau telah banyak dipraktikkan
terutama di negara-negara maju sejak tahun 2006. Program ini bertujuan untuk mendidik
dan menumbuhkan kesadaran lingkungan bagi anak-anak usia sekolah dengan harapan
mereka menjadi pribadi yang sadar akan pentingnya menjaga alam dari berbagai kerusakan
yang ditimbulkan oleh manusia. Secara makro pelaksanaan program ini
mengkampanyekan pada kalangan pelajar mengenai pentingnya menanggapi isu-isu
lingkungan yang memberikan pengaruh pada bumi sebagai satu-satunya planet yang
dihuni oleh manusia. Kesadaran akan pentingnya kepedulian lingkungan dapat dimulai
oleh sekolah-sekolah dengan cara melakukan pengelolaan sampah yang dihasilkan oleh
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
Proposal Kegiatan |3

sekolah, penghematan penggunaan energi, menciptakan lingkungan sekolah yang rindang,


dan sebagainya.
Di Indonesia program sekolah hijau belum dilaksanakan secara ambisius dan
konsisten oleh sekolah-sekolah pada umumnya. Konsep green school di Indonesia masih
bersifat eksklusif atau kebanyakan sekolah berbiaya mahal yang bisa secara konsisten
melaksanakannya. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, termasuk
masalah pendanaan tidak seharusnya menjadi hambatan bagi sekolah pada umumnya
untuk melaksanakan program sekolah hijau. Melihat akan banyak manfaat yang diperoleh
jika program ini dijalankan secara ambisius dan konsisten, pelaksanaan ‘GREEN
SCHOOL PROGRAMME’ di SMK Negeri 2 Wonosari bisa dimulai dari hal-hal yang
bersifat sederhana terlebih dahulu.
‘GREEN SCHOOL PROGRAM’ SMK Negeri 2 Wonosari akan dilaksanakan
melalui beberapa cabang kegiatan, antara lain:
1. Pembiasaan terhadap perilaku sadar lingkungan.
Pada bagian ini segenap warga SMK Negeri 2 Wonosari memiliki andil yang
besar untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan
sadar lingkungan harus dikampanyekan secara nyata oleh pihak sekolah melalui cara-
cara yang lebih progresif dan persuasif. Pemasangan poster-poster ajakan untuk
berperilaku hidup bersih tidak cukup mengatasi permasalahan sampah di SMK Negeri
2 Wonosari.
Tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pembiasaan-
pembiasaan baik sehingga mampu mengubah pola pikir dan cara pandang warga
sekolah terhadap sampah. Oleh karenanya, kampanye
harus diintegrasikan dalam berbagai situasi, salah
satunya dengan mengintegrasikannya dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik pada jam pertama dan jam
pelajaran terakhir diminta untuk mengecek laci meja
Sampah adalah tanggung
jawab setiap orang dan area tempat duduknya. Bilamana didapati sampah
maka sampah tersebut harus dibersihkan. Jadi setiap orang bertanggung jawab pada
area tempat ia duduk/berdiri.
Pembiasaan dapat juga dengan mengintegrasikan nilai-nilai peduli terhadap
lingkungan dengan tata tertib sekolah. Ini artinya, menambahkan aturan baru dalam
tata tertib bagi peserta didik. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan sanksi
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
Proposal Kegiatan |4

untuk pelanggaran tata tertib tertentu dengan mengharuskan peserta didik untuk
melakukan ‘kerja sosial’. Kerja sosial dalam hal ini, misalnya, siswa yang melanggar
aturan diminta untuk mengumpulkan sampah di area tertentu dengan jumlah tertentu.
Ini juga dapat diberlakukan untuk pengurangan skor terhadap pelanggaran tata tertib
sekolah yang pernah dilakukan oleh siswa.
Selain cara-cara tersebut, diharapkan dengan disetujuinya program ini, maka
akan lebih banyak masukan dan lebih banyak pihak-pihak yang bersedia untuk
memberikan dukungan positif.
2. Pengelolaan sampah di lingkungan SMK Negeri 2 Wonosari.
SMK Negeri 2 Wonosari memiliki sekitar 1200an peserta didik, ditambah
dengan jumlah guru dan karyawan, jumlah keseluruhan warga SMK Negeri 2
Wonosari cukup besar. Melihat kondisi tersebut, tidak berlebihan jika dikatakan

Diolah menjadi
pupuk kompos

Dipisah berdasarkan jenis

Sampah Sampah
ORGANIK ANORGANIK Pengepul yang
ditunjuk oleh
Rp
pihak sekolah

Digunak
an untuk
program
ini

Penugasan Membangun Menumbuhkan


pembelajaran budaya sekolah nilai karakter
proyek
luar kelas ramah lingkungan mulia
jumlah sampah yang dihasilkan oleh SMK Negeri 2 Wonosari dalam satu hari cukup
besar pula. Berbagai jenis sampah, mulai dari sampah organik yang mudah terurai,
hingga sampah anorganik seperti sampah plastik telah menimbulkan masalah
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
Proposal Kegiatan |5

kebersihan dan kesehatan lingkungan. Ini dikarenakan sampah di SMK Negeri 2


Wonosari masih dikelola dengan cara yang konvensional: ‘kumpulkan – ambil –
buang’. Ini belum termasuk sampah yang tersebar di beberapa area sebagai akibat
perilaku yang buruk dalam memperlakukan sampah.
Meskipun pihak sekolah telah menempatkan tempat pembuangan sampah di
berbagai titik, bahkan dengan pemisahan jenis sampah, masih banyak peserta didik
yang enggan membuang sampah pada tempatnya. Untuk itu, mengubah cara pandang
warga sekolah terhadap keberadaan sampah merupakan hal yang perlu dilakukan.
Pemanfaatan sampah organik untuk diolah menjadi pupuk kompos tentu akan
memberikan manfaat bagi sekolah. Pemanfaatan sampah anorganik, terutama untuk
jenis sampah yang dapat didaur ulang dapat dijadikan sebagai sumber pendanaan bagi
program ini. Pengelolaan sampah anorganik untuk daur ulang bisa dilakukan melalui
kerjasama dengan pihak luar, misalnya pengepul.

Pengumpulan sampah Sehingga terpisah dari sampah


anorganik jenis tertentu: ‘kotor’ lainnya untuk
Botol dan gelas plastik, mempermudah pengelolaan
kaleng, dan kertas

Pengumpulan sampah anorganik dilakukan dengan membuat setting


lingkungan sekolah, agar mampu mendorong warga sekolah untuk membuang sampah
jenis tertentu pada tempat yang telah disediakan. Sebagai permulaan, pemisahan jenis
sampah yang dikelola akan difokuskan pada sampah jenis plastik, terutama untuk
sampah berupa botol dan gelas air mineral, kertas bersih (kering), kaleng dan sampah
lain yang dapat didaur ulang. Sekolah perlu menyediakan tempat pembuangan khusus
yang diletakkan di area-area tertentu yang mudah dijangkau oleh warga sekolah.

MISALLOKASI 1 :
HUTAN LINDUNG Plastik kresek
hitam, untuk
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI Empty plastic
memudahkan
bottles + cans
+ clean papers
pengelola sampah
+ cupboards menyetor pada
only pengepul
Proposal Kegiatan |6

Pemilihan lokasi penempatan tong sampah untuk program ini dengan melihat
beberapa kriteria, antara lain:
1. Lokasi yang banyak dilewati oleh warga sekolah, sehingga memudahkan setiap
warga sekolah untuk membuang sampah jenis tersebut.
2. Lokasi yang berdekatan dengan sumber ‘produksi’, sampah jenis plastik (botol
dan gelas plastik), misalnya koperasi siswa.
3. Jika memungkinkan dibentuk sistem penyetoran sampah jenis ini yang dikoordinir
oleh kelas.

3. Penggunaan air dan energi dengan bijaksana.


Ketersediaan air bersih dan penggunaan listrik sebagai kebutuhan dasar
manusia telah menjadi pokok perhatian dalam isu-isu yang berkaitan dengan
lingkungan. Sekolah memiliki andil besar terhadap konsumsi keduanya. Terlebih
terdapat sebagian wilayah di Kabupaten Gunungkidul yang akses terhadap kebutuhan
akan air bersih masih terbatas dan termasuk dalam wilayah yang rawan kekeringan.
Sekolah dapat melakukan beberapa tindakan positif terkait dengan hal tersebut.
Sebagai contoh, penggunaan air. Selain untuk kebutuhan air minum maupun
kebutuhan MCK, penggunaan air untuk kebutuhan ibadah (dalam hal ini berwudlu)
dapat menjadi sasaran pengelolaan program sekolah hijau. Tujuannya bukan untuk
mengurangi penggunaan air untuk keperluan ini, akan tetapi memanfaatkan secara
maksimal penggunaan air untuk keperluan berwudlu.

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI


Proposal Kegiatan |7

Program sekolah hijau memiliki beberapa fokus pengelolaan lingkungan


sekolah, diantaranya adalah penggunaan air dan energi secara bijaksana. Penggunaan
air dan energi secara bijaksana tidak sebatas pada langkah-langkah untuk berhemat,
akan tetapi bagaimana memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimal, bahkan jika
sumber daya seperti air sudah tergolong sebagai limbah. Sebagai contoh, jika dihitung
secara kasar penggunaan air untuk berbagai keperluan dalam satu hari bisa mencapai
lebih dari 1200 liter.
Jumlah ini berangkat dari asumsi sederhana bilamana setiap siswa
menggunakan air di sekolah sebanyak satu liter air. Atau dengan asumsi lain, 2 x 600
liter = 1200 liter. Angka 600 liter berasal dari 1 tabung volume water torrent, sedangkan
angka dua merupakan asumsi sederhana jika diperlukan dua kali pengisian. Berdasar
pada pengamatan yang telah dilakukan, sisa air wudlu dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk keperluan pengairan lahan dengan beberapa pengaturan. Pengaturan
yang dimaksud adalah dengan membuat sistem pengairan lahan dengan memanfaatkan
air bekas wudlu untuk keperluan pengairan lahan. Selain memberikan manfaat berupa
penggunaan air secara optimal, sistem pengairan ini akan menghemat tenaga karena
pasokan air ke lahan akan secara konsisten terpenuhi tanpa memerlukan tenaga untuk
melakukan penyiraman sebagai bagian dari perawatan tanaman.

Pemanfaatan sisa air wudlu


yang berasal dari selokan di
tempat wudlu untuk
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
dialirkan ke lahan yang 1
dikelola melalui pipa-pipa.
Proposal Kegiatan |8

Berbeda dengan penggunaan air, penggunaan listrik, untuk saat ini upaya yang
bisa dilakukan adalah dengan melakukan penghematan. Contoh sederhana, yakni
dengan mematikan lampu di ruangan-ruangan kelas maupun ruang guru yang secara
rutin dilakukan pada pukul 08:00 WIB atau 09:00 WIB. Melihat masih terdapat
kebiasaan lampu masih tetap menyala hingga tengah siang meskipun kondisi ruangan
terang. Penghematan listrik, juga dapat dilakukan dengan memastikan ruang-ruang
kelas telah mematikan kipas angin saat kondisi kelas kosong (baik saat siswa istirahat
mapun setelah pembelajaran berakhir). Melihat masih ditemukan ruang kelas yang
kosong tetapi kipas angin tidak dimatikan. Hal-hal sederhana tersebut merupakan
usaha minimal terhadap penggunaan listrik. Akan tetapi manfaatnya akan terasa
bilamana dilakukan secara konsisten dan yang terpenting secara serempak.
4. Pemanfaatan sejumlah lahan di lingkungan SMK Negeri 2 Wonosari.
Terdapat beberapa titik di lingkungan SMK Negeri 2 Wonosari yang memiliki
potensi untuk dikelola, sebagai bagian penting pelaksanaan program ini. Titik yang
dimaksud adalah area-area yang merupakan sepetak tanah/ lahan tidur. Lahan tidur
tersebut dapat dijadikan sebagai area tanam bagi salah satu kegiatan dalam green school
program. Pemanfaatan lahan tidur yang ditunjuk dan disetujui oleh pihak sekolah untuk
dikelola akan ditanami dengan jenis tanaman konsumsi dan memiliki nilai jual.
Kegiatan ini akan ditawarkan kepada sejumlah MGMP mata pelajaran yang bersedia
bergabung dalam program ini, untuk mengkoordinir siswa melakukan pengelolaan
lahan.

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI


Proposal Kegiatan |9

Keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini adalah, guru dapat
melaksanakan project based learning sebagai syarat penting pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013 yang terintegrasi dalam pelaksanaan program semester. Program
sekolah hijau dijadikan sebagai media bagi pembelajaran project based learning yang
disesuaikan dengan silabus mata pelajaran agar relevan. Sebagai gambaran sederhana,
akan disajikan tabel berikut ini:
MAPEL PROJECT Bentuk Pengalaman Belajar Siswa
♣ Menyerahi kelompok siswa dengan tugas tertentu
(misal jadwal pengolahan lahan)
Melaksanakan
tata tertib ♣ Melaksanakan kesepakatan bersama dalam
PAI sebagai bagian pengelolaan lahan
dari sifat
♣ Mengatasi konflik dalam kelompok
amanah
♣ Praktek perbuatan tertib aturan (kesepakatan) dan
praktek tindakan amanah
♣ Mendorong siswa untuk secara aktif berpartisipasi
dalam kegiatan green school program
Praktek ♣ Praktek demokrasi dalam pembelajaran melalui
PPKN Partisipasi program ini
Warganegara ♣ Menilai partisipasi siswa melalui program ini dengan
tingkatan partisipasi yang berbeda berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan
♣ Guru menentukan kegiatan mana dari green school
program untuk diamati oleh siswa
♣ Atau siswa diberi kebebasan untuk memilih kegiatan
mana dari green school program yang hendak
mereka amati
Bahasa Praktek ♣ Praktek pengamatan tidak instan (sebagaimana
Indonesia Observasi pembelajaran melalui media video untuk diamati),
tetapi siswa merasakan sendiri prosesnya
♣ Praktek observasi langsung dan observasi
partisipatif akan memberikan pengalaman langsung
bagi siswa
♣ Pelaporan berdasarkan keterlibatan siswa dalam
kegiatan
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
P r o p o s a l K e g i a t a n | 10

♣ Siswa melakukan pengamatan kegiatan green school


program dan menjadi bagian dari pelaksanaan
program ini
Praktek
Bahasa Inggris
Observasi ♣ Memupuk keterampilan siswa dalam berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Inggris baik secara
verbal maupun tertulis, melalui penyusunan laporan
observasi dan presentasi hasil observasi
Pemanfaatan ♣ Mengolah sampah menjadi benda dan kerajinan
SBK limbah untuk yang bernilai seni
kerajinan
♣ mulai dari mengolah lahan
♣ merawat sumber produksi
Mengelola ♣ melakukan pemanenan
Kewirausahaan
Usaha ♣ menentukan harga dan strategi pemasaran
♣ memperoleh hasil penjualan
♣ Pelaporan
Dst.

Pengelolaan lahan dilakukan melalui kegiatan penanaman lahan dengan jenis


tanaman tertentu yang memiliki nilai jual namun dengan perawatan yang mudah dan
tidak membutuhkan banyak biaya maupun tenaga untuk proses pemeliharaan tanaman.
Pemilihan jenis tanaman juga mempertimbangkan tingkat kesuburan tanah dan
ketersediaan air untuk perawatannya. Berasarkan beberapa sumber bacaan, jenis
tanaman yang memungkinkan untuk ditanam di lahan-lahan tersebut antara lain jenis
kacang-kacangan, ketela pohon, ubi jalar, dan jenis empon-empon. Perolehan bibit
tanaman dapat dengan memanfaatkan moment dan jumlah populasi siswa SMK Negeri
2 Wonosari.
Misalnya, melalui kegiatan orientasi siswa baru dan LLDK, setiap siswa
diminta untuk mengumpulkan satu ruas jenis empon-empon tertentu. Dengan demikian,
akan diperoleh jumlah bibit tanam yang cukup banyak untuk kegiatan pengelolaan
lahan. Di sisi lain tidak memberatkan peserta didik dan pihak sekolah tidak perlu
mengeluarkan dana untuk pengadaan bibit tanaman. Untuk kebutuhan tanah subur, agar
kualitas maupun kuantitas tanah bagi pengelolaan lahan bertambah, maka siswa dapat
diminta untuk membawa sejumlah tanah dalam kantung plastik yang mereka peroleh
dari pekarangan rumah mereka. Misalnya setiap siswa satu kantung tanah seberat 1 kg.
Untuk persiapan lahan, dapat pula memanfaatkan moment orientasi siswa baru
maupun LDDK dengan cara memasukkan kegiatan green school program dalam
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
P r o p o s a l K e g i a t a n | 11

agenda tersebut. Dengan mengerahkan siswa secara bergiliran untuk membuka lahan.
Misalnya menggunakan waktu 1 jam untuk mengerahkan siswa melakukan:
pembersihan lahan dari kotoran dan rumput – penyiraman lahan dengan air –
menggemburkan tanah dengan menggunakan cetok – menanam bibit secara serempak.
Untuk peralatan yang dibutuhkan bisa dengan meminta siswa membawa ember dan
cetok sesuai dengan pengaturan baik waktu maupun kelompok.

C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan


‘GREEN SCHOOL PROGRAM’ di SMK Negeri 2 Wonosari bertujuan untuk
menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang lebih bersih, lebih sehat, dan lebih peka
dalam memanfaatkan potensi lingkungan yang dimiliki oleh SMK Negeri 2 Wonosari.
Program ini juga bertujuan untuk memfasilitasi guru mata pelajaran dan peserta didik
untuk melaksanakan pembelajaran kompetensi keterampilan yang berwawasan ramah
lingkungan melalui berbagai cabang kegiatan. Pembelajaran kompetensi keterampilan
melalui program ini, merupakan praktek dari kompetensi pengetahuan yang diperoleh
siswa dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran kompetensi keterampilan ini diharapkan
pula mampu memunculkan kompetensi spiritual dan kompetensi sikap siswa. Dengan
demikian, keempat kompetensi tersebut dapat dibangun secara sinergis.
Beberapa keuntungan yang akan diraih jika program ini dilaksanakan dengan
optimal antara lain:
1. Keberadaan sampah yang dihasilkan oleh warga sekolah akan lebih terkelola.
2. Penggunaan sumber daya maupun energi secara hemat dan lebih bijaksana (misalnya
penggunaan air dan listrik).
3. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat sehingga nyaman untuk
belajar.
4. Mendukung pelaksanaan pembelajaran yang berdasar pada pengalaman langsung
(direct experimental learning).
5. Memungkinkan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di luar kelas (outdoor
learning and outdoor class facility).
6. Pemanfaatan lahan tidur di areal sekolah untuk kegiatan pembelajaran yang bersifat
praktik melalui pengelolaan lahan yang memiliki nilai ekonomi.
7. Menumbuhkan nilai-nilai karakter mulia pada peserta didik.

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI


P r o p o s a l K e g i a t a n | 12

8. Secara makro sebagai usaha nyata yang bisa diupayakan oleh sekolah untuk
menanggapi isu lingkungan secara global.

D. Waktu Pelaksanaan
Pada dasarnya waktu pelaksanaan program ini adalah secara jangka panjang.
Untuk permulaan, program ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu semester untuk
tahun pelajaran 2015/2016, pada semester gasal. Namun demikian ada saat dimana
kegiatan-kegiatan program ini dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu dengan
perencanaan matang sebelumnya. Sebagai contoh, untuk kegiatan pengelolaan lahan akan
lebih baik jika memanfaatkan moment masa orientasi siswa dan LDDK untuk membuka
lahan. Perawatan lahan dilaksanakan setelahnya secara kontinyu baik terintegrasi dalam
kegiatan pembelajaran atau sesuai kesepakatan dalam pengelolaan lahan.
Contoh lain yakni melalui kegiatan penyelenggaraan pameran green school
program sebagai wujud apresiasi terhadap ‘goal’ yang dihasilkan dari kegiatan ini.
Kegiatan pameran dijadikan sebagai elemen penting realisasi green school program yang
dilaksanakan di penghujung semester. Langkah ini termasuk upaya untuk
mensosialisasikan green school program sebagai kegiatan jangka panjang dan untuk
memperoleh dukungan yang lebih besar dari warga sekolah. Dukungan tersebut
diharapkan mampu mendorong setiap warga sekolah memiliki keterlibatan langsung dan
partisipasi aktif untuk mencapai tujuan pelaksanaan program ini secara keseluruhan.

E. Bentuk Dukungan yang Dibutuhkan


Program ini tidak akan bisa terlaksana tanpa adanya izin dari sekolah untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana diuraikan di atas. Pemberian izin oleh pihak sekolah
diharapkan mampu membuka kesempatan bagi pemrakarsa untuk mensosialisasikan green
school program ini kepada MGMP mata pelajaran sebagai awalan. Bilamana dukungan
dan personil telah diperoleh, maka akan membuka peluang bagi pelaksanaan kegiatan-
kegiatan dalam green school program. Izin yang diberikan sekolah, selain akses untuk
mengumpulkan dukungan, juga meliputi izin penggunaan lahan, ijin terhadap penyisipan
kegiatan green school program dalam berbagai agenda sekolah, serta mendorong warga
sekolah terutama peserta didik untuk aktif dalam program ini. Bilamana pihak sekolah
telah memberikan izin bagi pelaksanaan program ini, maka akan dibentuk tim kerja
melalui forum MGMP untuk merancang kegiatan green school program dengan
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
P r o p o s a l K e g i a t a n | 13

mempertimbangkan aspek keterjangkauan dan kemampuan, sehingga pelaksanaan


program ini tidak menjadi beban bagi sekolah.

Demikian proposal ini kami buat, semoga menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah untuk
mendukung rencana GREEN SCHOOL PROGRAM dan memberikan izin yang dibutuhkan
bagi terlaksananya program ini.
Yogyakarta, ___Juli 2015

Disusun oleh:

Guru Mapel PPKn, Guru Mapel Bahasa Indonesia,

Zuky Iriani, S.Pd Fajar Rachmawati, S.Pd


NIP 198405142009 03 2 006 NIP 19831025 2009 03 2 003

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI

Anda mungkin juga menyukai