Anda di halaman 1dari 11

Proposal Kegiatan |1

PROGRAM SEKOLAH HIJAU


SMPIT RAFLESIA DEPOK

A. Latar Belakang
Salah satu elemen utama dalam pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013
adalah adanya penilaian kompetensi keterampilan di setiap mata pelajaran. Penilaian
kompetensi kerterampilan ini dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek, dan penilaian
portofolio. Praktik pembelajaran untuk kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
berbagai model pembelajaran yang bersifat partisipatif, interaktif, serta memberikan
pengalaman belajar pada peserta didik secara riil.
Ini dikarenakan pembelajaran melalui kegiatan tes praktik, proyek, maupun
portofolio mengharuskan peserta didik untuk terjun langsung dalam situasi pembelajaran
yang mampu menggali pengetahuan yang telah diperoleh siswa ketika melaksanakan
pembelajaran di kelas untuk diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan
demikian, pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada kompetensi keterampilan
sebenarnya akan mampu menjangkau ranah pengetahuan dan sikap peserta didik.
Pembelajaran kompetensi keterampilan pun merupakan sarana yang dapat digunakan oleh
guru maupun pihak sekolah untuk membangun dan menumbuhkan karakter mulia pada
peserta didik. Tidak berlebihan pula, jika pembelajaran kompetensi keterampilan tersebut
diupayakan untuk membangun budaya sekolah yang sadar akan pentingnya kepedulian
terhadap lingkungan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kondisi lingkungan SMPIT Raflesia
Depok belum sepenuhnya bersih. Terbukti masih banyak ditemui sampah baik di koridor
maupun di tempat-tempat yang tidak banyak dijangkau oleh warga sekolah. Tidak
berlebihan rasanya, jika dikatakan bahwa kondisi ini disebabkan masih rendahnya kesadaran
warga sekolah, terutama peserta didik terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
sebagai tanggung jawab bersama.
Melalui ‘GREEN SCHOOL PROGRAM’, kami mengajak pihak sekolah untuk
memberikan dukungan bagi terlaksananya program tersebut. Program ini pada dasarnya
dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih bersih, lebih sehat, dan lebih
ramah lingkungan. Bahwasanya setiap pendidik memiliki keyakinan bahwa setiap sudut
sekolah merupakan tempat belajar, sehingga perlu diciptakan suasana yang mendukung bagi
pembelajaran. Kebersihan lingkungan belajar, baik di dalam maupun di luar kelas akan
memberikan kenyamanan belajar dan menumbuhkan kreativitas belajar.
Menciptakan suasana belajar yang demikian tidak cukup dengan menempatkan
sejumlah fasilitas kebersihan seperti tempat sampah di tempat-tempat tertentu. Pemasangan
poster-poster yang berisi slogan/ajakan untuk berperilaku hidup bersih kenyataannya belum
mampu menumbuhkan kesadaran warga sekolah terutama peserta didik untuk tidak
membuang sampah sembarangan.
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
Proposal Kegiatan |2

Green School Program dimaksudkan untuk mengubah pola pikir dan perilaku
warga sekolah mengenai pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Selain
itu, program ini dimaksudkan untuk mengakomodasi pelaksanaan pembelajaran kompetensi
keterampilan melalui berbagai cabang kegiatan. Salah satunya pengelolaan lahan tidur yang
tersebar di areal sekolah untuk dimanfaatkan sebagai lahan yang dapat ditanami dengan jenis
tumbuhan tertentu yang memiliki nilai ekonomis.

B. Nama dan Jenis Kegiatan


Kegiatan GREEN SCHOOL PROGRAM dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
nama program sekolah hijau. Program sekolah hijau telah banyak dipraktikkan terutama di
negara-negara maju sejak tahun 2006. Program ini bertujuan untuk mendidik dan
menumbuhkan kesadaran lingkungan bagi anak-anak usia sekolah dengan harapan mereka
menjadi pribadi yang sadar akan pentingnya menjaga alam dari berbagai kerusakan yang
ditimbulkan oleh manusia. Secara makro pelaksanaan program ini mengkampanyekan pada
kalangan pelajar mengenai pentingnya menanggapi isu-isu lingkungan yang memberikan
pengaruh pada bumi sebagai satu-satunya planet yang dihuni oleh manusia. Kesadaran akan
pentingnya kepedulian lingkungan dapat dimulai oleh sekolah-sekolah dengan cara
melakukan pengelolaan sampah yang dihasilkan oleh sekolah, penghematan penggunaan
energi, menciptakan lingkungan sekolah yang rindang, dan sebagainya.
Di Indonesia program sekolah hijau belum dilaksanakan secara ambisius dan
konsisten oleh sekolah-sekolah pada umumnya. Konsep green school di Indonesia masih
bersifat eksklusif atau kebanyakan sekolah berbiaya mahal yang bisa secara konsisten
melaksanakannya. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, termasuk
masalah pendanaan tidak seharusnya menjadi hambatan bagi sekolah pada umumnya untuk
melaksanakan program sekolah hijau. Melihat akan banyak manfaat yang diperoleh jika
program ini dijalankan secara ambisius dan konsisten, pelaksanaan ‘GREEN SCHOOL
PROGRAMME’ di SMPIT Raflesia Depok bisa dimulai dari hal-hal yang bersifat sederhana
terlebih dahulu.
‘GREEN SCHOOL PROGRAM’ SMPIT Raflesia Depok akan dilaksanakan
melalui beberapa cabang kegiatan, antara lain:
1. Pembiasaan terhadap perilaku sadar lingkungan.
Pada bagian ini segenap warga SMPIT Raflesia Depok memiliki andil yang
besar untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan
sadar lingkungan harus dikampanyekan secara nyata oleh pihak sekolah melalui cara-
cara yang lebih progresif dan persuasif. Pemasangan poster-poster ajakan untuk
berperilaku hidup bersih tidak cukup mengatasi permasalahan sampah di SMPIT
Raflesia Depok.
Tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pembiasaan-
pembiasaan baik sehingga mampu mengubah pola pikir dan cara pandang warga sekolah
terhadap sampah. Oleh karenanya, kampanye
harus diintegrasikan dalam berbagai situasi, salah
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI

Sampah adalah tanggung


jawab setiap orang
Proposal Kegiatan |3

satunya dengan mengintegrasikannya dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik pada


jam pertama dan jam pelajaran terakhir diminta untuk mengecek laci meja dan area
tempat duduknya. Bilamana didapati sampah maka sampah tersebut harus dibersihkan.
Jadi setiap orang bertanggung jawab pada area tempat ia duduk/berdiri.
Pembiasaan dapat juga dengan mengintegrasikan nilai-nilai peduli terhadap
lingkungan dengan tata tertib sekolah. Ini artinya, menambahkan aturan baru dalam tata
tertib bagi peserta didik. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan sanksi untuk
pelanggaran tata tertib tertentu dengan mengharuskan peserta didik untuk melakukan
‘kerja sosial’. Kerja sosial dalam hal ini, misalnya, siswa yang melanggar aturan diminta
untuk mengumpulkan sampah di area tertentu dengan jumlah tertentu. Ini juga dapat
diberlakukan untuk pengurangan skor terhadap pelanggaran tata tertib sekolah yang
pernah dilakukan oleh siswa.
Selain cara-cara tersebut, diharapkan dengan disetujuinya program ini, maka
akan lebih banyak masukan dan lebih banyak pihak-pihak yang bersedia untuk
memberikan dukungan positif.

2. Pengelolaan sampah di lingkungan SMPIT Raflesia Depok.


SMPIT Raflesia Depok bersama peserta didik, ditambah dengan jumlah guru dan karyawan,
jumlah keseluruhan warga SMPIT Raflesia Depok cukup besar. Melihat kondisi tersebut,
tidak berlebihan jika dikatakan jumlah sampah yang dihasilkan oleh SMPIT Raflesia

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI

Diolah menjadi
pupuk kompos
Sampah Sampah
ORGANIK ANORGANIK Pengepul yang
P r o p o sditunjuk
a l K eoleh
giatan |4
Rp pihak sekolah

Depok dalam satu hari cukup besar pula. Berbagai jenis sampah, mulai dari sampah organik
yang mudah terurai, hingga sampah anorganik seperti sampah plastik telah menimbulkan
Digunakan
masalah
untukkebersihan dan kesehatan lingkungan. Ini dikarenakan sampah di SMPIT Raflesia
program
Depok masih dikelola dengan cara yang konvensional: ‘kumpulkan – ambil – buang’. Ini
ini
belum termasuk sampah yang tersebar di beberapa area
pembelajaran sebagai akibat perilaku yang buruk
Membangun
luar kelas Penugasan budaya sekolah Menumbuhkan
dalam memperlakukan sampah.
proyek ramah lingkungan nilai karakter
Meskipun pihak sekolah telah menempatkan tempat pembuangan
mulia sampah di
berbagai titik, bahkan dengan pemisahan jenis sampah, masih banyak peserta didik yang
enggan membuang sampah pada tempatnya. Untuk itu, mengubah cara pandang warga
sekolah terhadap keberadaan sampah merupakan hal yang perlu dilakukan. Pemanfaatan
sampah organik untuk diolah menjadi pupuk kompos tentu akan memberikan manfaat
bagi sekolah. Pemanfaatan sampah anorganik, terutama untuk jenis sampah yang dapat
didaur ulang dapat dijadikan sebagai sumber pendanaan bagi program ini. Pengelolaan
sampah anorganik untuk daur ulang bisa dilakukan melalui kerjasama dengan pihak luar,
misalnya pengepul.

Pengumpulan sampah Sehingga terpisah dari sampah


anorganik jenis tertentu: ‘kotor’ lainnya untuk
Botol dan gelas plastik, mempermudah pengelolaan
kaleng, dan kertas

Pengumpulan sampah anorganik dilakukan dengan membuat setting lingkungan


sekolah, agar mampu mendorong warga sekolah untuk membuang sampah jenis tertentu
pada tempat yang telah disediakan. Sebagai permulaan, pemisahan jenis sampah yang
dikelola akan difokuskan pada sampah jenis plastik, terutama untuk sampah berupa botol
dan gelas air mineral, kertas bersih (kering), kaleng dan sampah lain yang dapat didaur
ulang. Sekolah perlu menyediakan tempat pembuangan khusus yang diletakkan di area-
area tertentu yang mudah dijangkau oleh warga sekolah.

Plastik kresek
hitam, untuk
Empty plastic
memudahkan
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI bottles + cans
+ clean papers pengelola sampah
+ cupboards menyetor pada
only
pengepul

Tong sampah berukuran


sehingga memudahkan
warga sekolah untuk
membuang jenis sampah
Propo s a telah
yang l K editentukan
giatan |5
dengan mudah

MISALLOKASI 1 :
HUTAN LINDUNG

Pemilihan lokasi penempatan tong sampah untuk program ini dengan melihat
beberapa kriteria, antara lain:
1. Lokasi yang banyak dilewati oleh warga sekolah, sehingga memudahkan setiap
warga sekolah untuk membuang sampah jenis tersebut.
2. Lokasi yang berdekatan dengan sumber ‘produksi’, sampah jenis plastik (botol dan
gelas plastik), misalnya koperasi siswa.
3. Jika memungkinkan dibentuk sistem penyetoran sampah jenis ini yang dikoordinir
oleh kelas.

3. Penggunaan air dan energi dengan bijaksana.


Ketersediaan air bersih dan penggunaan listrik sebagai kebutuhan dasar manusia
telah menjadi pokok perhatian dalam isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan. Sekolah
memiliki andil besar terhadap konsumsi keduanya. Terlebih terdapat sebagian wilayah di
Kabupaten Gunungkidul yang akses terhadap kebutuhan akan air bersih masih terbatas
dan termasuk dalam wilayah yang rawan kekeringan. Sekolah dapat melakukan beberapa
tindakan positif terkait dengan hal tersebut. Sebagai contoh, penggunaan air. Selain
untuk kebutuhan air minum maupun kebutuhan MCK, penggunaan air untuk kebutuhan
ibadah (dalam hal ini berwudlu) dapat menjadi sasaran pengelolaan program sekolah
hijau. Tujuannya bukan untuk mengurangi penggunaan air untuk keperluan ini, akan
tetapi memanfaatkan secara maksimal penggunaan air untuk keperluan berwudlu.

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI


Besarnya volume Sisa air wudhlu dapat P rmenghemat
Lebih oposal Kegiatan |6
penggunaan air dimanfaatkan untuk tenaga, karena sistem
untuk kebutuhan pengairan lahan, pengairan yang
wudlu di masjid sehingga penggunaan air ‘bekerja’, memenuhi
SMK N 2 Wonosari dapat lebih optimal. kebutuhan air untuk
setiap harinya. pengelolaan lahan
1 2 3

Program sekolah hijau memiliki beberapa fokus pengelolaan lingkungan


sekolah, diantaranya adalah penggunaan air dan energi secara bijaksana. Penggunaan air
dan energi secara bijaksana tidak sebatas pada langkah-langkah untuk berhemat, akan
tetapi bagaimana memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimal, bahkan jika
sumber daya seperti air sudah tergolong sebagai limbah. Sebagai contoh, jika dihitung
secara kasar penggunaan air untuk berbagai keperluan dalam satu hari bisa mencapai
lebih dari 1200 liter.
Jumlah ini berangkat dari asumsi sederhana bilamana setiap siswa menggunakan
air di sekolah sebanyak satu liter air. Atau dengan asumsi lain, 2 x 600 liter = 1200 liter.
Angka 600 liter berasal dari 1 tabung volume water torrent, sedangkan angka dua
merupakan asumsi sederhana jika diperlukan dua kali pengisian. Berdasar pada
pengamatan yang telah dilakukan, sisa air wudlu dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk keperluan pengairan lahan dengan beberapa pengaturan. Pengaturan yang
dimaksud adalah dengan membuat sistem pengairan lahan dengan memanfaatkan air
bekas wudlu untuk keperluan pengairan lahan. Selain memberikan manfaat berupa
penggunaan air secara optimal, sistem pengairan ini akan menghemat tenaga karena
pasokan air ke lahan akan secara konsisten terpenuhi tanpa memerlukan tenaga untuk
melakukan penyiraman sebagai bagian dari perawatan tanaman.

Pemanfaatan sisa air wudlu


yang berasal dari selokan di
tempat wudlu untuk
dialirkan ke lahan yang 1
dikelola melalui pipa-pipa.

Saluran pipa pengairan bawah


2 diarahkan ke lahan untuk
memenuhi kebutuhan air bagi
pengairan lahan

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI


Proposal Kegiatan |7

Berbeda dengan penggunaan air, penggunaan listrik, untuk saat ini upaya yang
bisa dilakukan adalah dengan melakukan penghematan. Contoh sederhana, yakni dengan
mematikan lampu di ruangan-ruangan kelas maupun ruang guru yang secara rutin
dilakukan pada pukul 08:00 WIB atau 09:00 WIB. Melihat masih terdapat kebiasaan
lampu masih tetap menyala hingga tengah siang meskipun kondisi ruangan terang.
Penghematan listrik, juga dapat dilakukan dengan memastikan ruang-ruang kelas telah
mematikan kipas angin saat kondisi kelas kosong (baik saat siswa istirahat mapun
setelah pembelajaran berakhir). Melihat masih ditemukan ruang kelas yang kosong tetapi
kipas angin tidak dimatikan. Hal-hal sederhana tersebut merupakan usaha minimal
terhadap penggunaan listrik. Akan tetapi manfaatnya akan terasa bilamana dilakukan
secara konsisten dan yang terpenting secara serempak.
4. Pemanfaatan sejumlah lahan di lingkungan SMPIT Raflesia Depok.
Terdapat beberapa titik di lingkungan SMPIT Raflesia Depok yang memiliki
potensi untuk dikelola, sebagai bagian penting pelaksanaan program ini. Titik yang
dimaksud adalah area-area yang merupakan sepetak tanah/ lahan tidur. Lahan tidur
tersebut dapat dijadikan sebagai area tanam bagi salah satu kegiatan dalam green school
program. Pemanfaatan lahan tidur yang ditunjuk dan disetujui oleh pihak sekolah untuk
dikelola akan ditanami dengan jenis tanaman konsumsi dan memiliki nilai jual. Kegiatan
ini akan ditawarkan kepada sejumlah GURU mata pelajaran yang bersedia bergabung
dalam program ini, untuk mengkoordinir siswa melakukan pengelolaan lahan.
Keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini adalah, guru dapat
melaksanakan project based learning sebagai syarat penting pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013 yang terintegrasi dalam pelaksanaan program semester. Program sekolah
hijau dijadikan sebagai media bagi pembelajaran project based learning yang disesuaikan
dengan silabus mata pelajaran agar relevan. Sebagai gambaran sederhana, akan disajikan
tabel berikut ini:
MAPEL PROJECT Bentuk Pengalaman Belajar Siswa
♣ Menyerahi kelompok siswa dengan tugas tertentu
(misal jadwal pengolahan lahan)
Melaksanakan
tata tertib ♣ Melaksanakan kesepakatan bersama dalam
PAI sebagai bagian pengelolaan lahan
dari sifat
♣ Mengatasi konflik dalam kelompok
amanah
♣ Praktek perbuatan tertib aturan (kesepakatan) dan
praktek tindakan amanah
♣ Mendorong siswa untuk secara aktif berpartisipasi
dalam kegiatan green school program
Praktek ♣ Praktek demokrasi dalam pembelajaran melalui
PPKN Partisipasi program ini
Warganegara
♣ Menilai partisipasi siswa melalui program ini dengan
tingkatan partisipasi yang berbeda berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan
Bahasa Praktek ♣ Guru menentukan kegiatan mana dari green school
Indonesia Observasi
program untuk diamati oleh siswa
♣ Atau siswa diberi kebebasan untuk memilih kegiatan
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
Proposal Kegiatan |8

mana dari green school program yang hendak


mereka amati
♣ Praktek pengamatan tidak instan (sebagaimana
pembelajaran melalui media video untuk diamati),
tetapi siswa merasakan sendiri prosesnya
♣ Praktek observasi langsung dan observasi
partisipatif akan memberikan pengalaman langsung
bagi siswa
♣ Pelaporan berdasarkan keterlibatan siswa dalam
kegiatan
♣ Siswa melakukan pengamatan kegiatan green school
program dan menjadi bagian dari pelaksanaan
program ini
Praktek
Bahasa Inggris ♣ Memupuk keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Observasi
dengan menggunakan bahasa Inggris baik secara
verbal maupun tertulis, melalui penyusunan laporan
observasi dan presentasi hasil observasi
Pemanfaatan ♣ Mengolah sampah menjadi benda dan kerajinan
SBK limbah untuk
yang bernilai seni
kerajinan
♣ mulai dari mengolah lahan

♣ merawat sumber produksi

Mengelola ♣ melakukan pemanenan


Kewirausahaan
Usaha ♣ menentukan harga dan strategi pemasaran

♣ memperoleh hasil penjualan

♣ Pelaporan
Dst.

Pengelolaan lahan dilakukan melalui kegiatan penanaman lahan dengan jenis


tanaman tertentu yang memiliki nilai jual namun dengan perawatan yang mudah dan
tidak membutuhkan banyak biaya maupun tenaga untuk proses pemeliharaan tanaman.
Pemilihan jenis tanaman juga mempertimbangkan tingkat kesuburan tanah dan
ketersediaan air untuk perawatannya. Berasarkan beberapa sumber bacaan, jenis tanaman
yang memungkinkan untuk ditanam di lahan-lahan tersebut antara lain jenis kacang-
kacangan, ketela pohon, ubi jalar, dan jenis empon-empon. Perolehan bibit tanaman dapat
dengan memanfaatkan moment dan jumlah populasi siswa SMPIT Raflesia Depok.
Misalnya, melalui kegiatan orientasi siswa baru dan LLDK, setiap siswa diminta
untuk mengumpulkan satu ruas jenis empon-empon tertentu. Dengan demikian, akan
diperoleh jumlah bibit tanam yang cukup banyak untuk kegiatan pengelolaan lahan. Di
sisi lain tidak memberatkan peserta didik dan pihak sekolah tidak perlu mengeluarkan
dana untuk pengadaan bibit tanaman. Untuk kebutuhan tanah subur, agar kualitas maupun
kuantitas tanah bagi pengelolaan lahan bertambah, maka siswa dapat diminta untuk
membawa sejumlah tanah dalam kantung plastik yang mereka peroleh dari pekarangan
rumah mereka. Misalnya setiap siswa satu kantung tanah seberat 1 kg.
Untuk persiapan lahan, dapat pula memanfaatkan moment orientasi siswa baru
maupun LDDK dengan cara memasukkan kegiatan green school program dalam agenda

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI


Proposal Kegiatan |9

tersebut. Dengan mengerahkan siswa secara bergiliran untuk membuka lahan. Misalnya
menggunakan waktu 1 jam untuk mengerahkan siswa melakukan: pembersihan lahan dari
kotoran dan rumput – penyiraman lahan dengan air – menggemburkan tanah dengan
menggunakan cetok – menanam bibit secara serempak. Untuk peralatan yang dibutuhkan
bisa dengan meminta siswa membawa ember dan cetok sesuai dengan pengaturan baik
waktu maupun kelompok.

C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan


‘GREEN SCHOOL PROGRAM’ di SMPIT Raflesia Depok bertujuan untuk
menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang lebih bersih, lebih sehat, dan lebih peka
dalam memanfaatkan potensi lingkungan yang dimiliki oleh SMPIT Raflesia Depok.
Program ini juga bertujuan untuk memfasilitasi guru mata pelajaran dan peserta didik untuk
melaksanakan pembelajaran kompetensi keterampilan yang berwawasan ramah lingkungan
melalui berbagai cabang kegiatan. Pembelajaran kompetensi keterampilan melalui program
ini, merupakan praktek dari kompetensi pengetahuan yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran di kelas. Pembelajaran kompetensi keterampilan ini diharapkan pula mampu
memunculkan kompetensi spiritual dan kompetensi sikap siswa. Dengan demikian, keempat
kompetensi tersebut dapat dibangun secara sinergis.
Beberapa keuntungan yang akan diraih jika program ini dilaksanakan dengan
optimal antara lain:
1. Keberadaan sampah yang dihasilkan oleh warga sekolah akan lebih terkelola.
2. Penggunaan sumber daya maupun energi secara hemat dan lebih bijaksana (misalnya
penggunaan air dan listrik).
3. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat sehingga nyaman untuk belajar.
4. Mendukung pelaksanaan pembelajaran yang berdasar pada pengalaman langsung (direct
experimental learning).
5. Memungkinkan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di luar kelas (outdoor
learning and outdoor class facility).
6. Pemanfaatan lahan tidur di areal sekolah untuk kegiatan pembelajaran yang bersifat
praktik melalui pengelolaan lahan yang memiliki nilai ekonomi.
7. Menumbuhkan nilai-nilai karakter mulia pada peserta didik.
8. Secara makro sebagai usaha nyata yang bisa diupayakan oleh sekolah untuk menanggapi
isu lingkungan secara global.

D. Waktu Pelaksanaan
Pada dasarnya waktu pelaksanaan program ini adalah secara jangka panjang. Untuk
permulaan, program ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu semester untuk tahun
pelajaran 2020-2021 pada semester gasal. Namun demikian ada saat dimana kegiatan-
kegiatan program ini dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu dengan perencanaan matang
Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI
P r o p o s a l K e g i a t a n | 10

sebelumnya. Sebagai contoh, untuk kegiatan pengelolaan lahan akan lebih baik jika
memanfaatkan moment masa orientasi siswa dan LDDK untuk membuka lahan. Perawatan
lahan dilaksanakan setelahnya secara kontinyu baik terintegrasi dalam kegiatan
pembelajaran atau sesuai kesepakatan dalam pengelolaan lahan.
Contoh lain yakni melalui kegiatan penyelenggaraan pameran green school
program sebagai wujud apresiasi terhadap ‘goal’ yang dihasilkan dari kegiatan ini. Kegiatan
pameran dijadikan sebagai elemen penting realisasi green school program yang
dilaksanakan di penghujung semester. Langkah ini termasuk upaya untuk mensosialisasikan
green school program sebagai kegiatan jangka panjang dan untuk memperoleh dukungan
yang lebih besar dari warga sekolah. Dukungan tersebut diharapkan mampu mendorong
setiap warga sekolah memiliki keterlibatan langsung dan partisipasi aktif untuk mencapai
tujuan pelaksanaan program ini secara keseluruhan.

E. Bentuk Dukungan yang Dibutuhkan


Program ini tidak akan bisa terlaksana tanpa adanya izin dari sekolah untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana diuraikan di atas. Pemberian izin oleh pihak sekolah
diharapkan mampu membuka kesempatan bagi pemrakarsa untuk mensosialisasikan green
school program ini kepada GURU mata pelajaran sebagai awalan. Bilamana dukungan dan
personil telah diperoleh, maka akan membuka peluang bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan
dalam green school program. Izin yang diberikan sekolah, selain akses untuk
mengumpulkan dukungan, juga meliputi izin penggunaan lahan, ijin terhadap penyisipan
kegiatan green school program dalam berbagai agenda sekolah, serta mendorong warga
sekolah terutama peserta didik untuk aktif dalam program ini. Bilamana pihak sekolah telah
memberikan izin bagi pelaksanaan program ini, maka akan dibentuk tim kerja melalui forum
GURU untuk merancang kegiatan green school program dengan mempertimbangkan aspek
keterjangkauan dan kemampuan, sehingga pelaksanaan program ini tidak menjadi beban
bagi sekolah.

Demikian proposal ini kami buat, semoga menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah untuk
mendukung rencana GREEN SCHOOL PROGRAM dan memberikan izin yang dibutuhkan bagi
terlaksananya program ini.
Depok, 20 Juli 2021

Disusun oleh:

Guru Mapel IPA, Guru Mapel Bahasa Inggris,

Dra. Masni. Andy Prasetyo, S.Pd.

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI


P r o p o s a l K e g i a t a n | 11

Mengetahui,
Kepala SMPIT Raflesia

Wahyu, S.Pd.I, M.Pd

Hewlett-Packard | SMK N 2 WONOSARI

Anda mungkin juga menyukai