Abstrak: Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan mempunyai peranan yang penting
dan berpengaruh terhadap terciptanya sekolah adiwiyata. Pengelolaan sarana pendukung
ramah lingkungan merupakan wadah dari ke tiga komponen adiwiyata yang lainnya.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang bersifat
deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui faktor penghambat sekolah belum menjadi
sekolah adiwiyata dilihat dari standar ketersediaan dan peningkatan pengelolaan dan
pemanfaatan berdasarkan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan yang sesuai
dengan pedoman adiwiyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarananya
masih kurang dalam mendukung sekolah untuk menjadi sekolah adiwiyata. Masih
ditemukannya permasalahan yang menghambat sekolah belum mendapat predikat sekolah
adiwiyata. Seperti penyediaan sarana dan prasarana mengatasi permasalahan lingkungan hidup
yaitu masih kurangnya jumlah tong sampah di setiap kelas dan tempat sampah yang belum
terpisah antara organik dan non-organik. Pengelolaan dan pemanfaatan fasilitas sanitasi di
sekolah yaitu pengawas secara fisik belum terlihat dan tata tertib pengelolaan dan
pemanfaatan sanitasi di sekolah juga belum terlihat. Wujud peningkatan kualitas pengelolaan
dan pemanfaatan sarana dan prasarana efiensi pemanfaatan dan penggunaan listrik yang tiggi
di sekolah tersebut yaitu belum sesuai dalam 20% efisiensi pemanfaatan listrik. Serta
mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan sarana sekolah yaitu masih ada pedagang kantin
yang mengemas dan menyajikan makanan dengan menggunakan plastik.
1
Damdam taufik Ramdhani, Oktafianti Kartika, Yusni Yulia Citra, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukun
g Ramah Lingkungan Sekolah Dasar Non-Adiwiyata
di Kota Bandung
1
apriliaekisaputri@upi.edu
2
Damdam taufik Ramdhani, Oktafianti Kartika, Yusni Yulia Citra, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukun
g Ramah Lingkungan Sekolah Dasar Non-Adiwiyata
di Kota Bandung
2
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 1 No. 1, Maret 2017, hlm. 1-3.
reduksi data, display data, analisis data, prasarana dengan standar pengelolaan
kesimpulan dan verifikasi. sarana prasarana adiwiyata; b) upaya
peningkatan kualitas pengelolaan dan
pemanfaatan sarana prasarana adiwiyata.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program Adiwiyata merupakan Dalam Peraturan Menteri
salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik No.05
Lingkungan Hidup untuk mendorong Tahun 2013 tentang pedoman
sekolah berlomba-lomba menciptakan pelaksanaan program adiwiyata mengenai
lingkungan hidup mereka yang asri dan pengelolaan sarana dan prasarana
bersih serta menjadikan siswa terbiasa pendukung ramah lingkungan perlu
menjaga lingkungan hidup mereka tersedianya 6 (enam) sarana prasarana
untuk mengatasi permasalahan
Tujuan program Adiwiyata adalah lingkungan hidup di sekolah sesuai
menciptakan kondisi yang baik bagi dengan standar sarana dan prasarana
sekolah untuk menjadi tempat Permendiknas No. 24 tahun 2007, seperti
pembelajaran dan penyadaran warga air bersih, sampah (penyediaan tempat
sekolah, sehingga dikemudian hari warga sampah terpisah, komposter), tinja, air
sekolah tersebut dapat turut limbah atau drainase, ruang terbuka hijau,
bertanggungjawab dalam upaya-upaya kebisingan/ getaran atradiasi dan lain-
penyelamatan lingkungan hidup dan lain. Hasil temuan penelitian tentang
pembangunan berkelanjutan kesesuaian ketersediaan sarana dan
(Anonim,2010:4). Kegiatan utama prasarana adiwiyata di salah satu Sekolah
Program Adiwiyata adalah mewujudkan Dasar di Kota Bandung. Penyediaan
kelembagaan sekolah yang peduli dan sarana prasarana dalam mengatasi
berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar permasalahan lingkungan hidup meliputi
dan menengah di Indonesia. sekolah tersebut sudah menyediakan air
bersih yang cukup. Pasokan air didapat
Dalam Peraturan Menteri
dari sumur bor sekolah Dalam hal
Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2007
sampah sekolah memang menyediakan
sarana merupakan perlengkapan
tempat sampah, tetapi masih kurang
pembelajaran yang dapat dipindah-pindah
banyak, setiap dua kelas hanya
dan prasarana merupakan fasilitas dasar
disediakan satu tempat sampah yang di
untuk menjalankan funsi sekolah.
letakkan diantara dua kelas. Penyediaan
Menurut Purnamawati (2013:14) tempat sampah juga belum terpisah
menjelaskan bahwa Sekolah Adiwiyata antara organic dan non-organik.
juga harus menggunakan sarana dan Penyediaan pembuangan limbah
prasarana yang merupakan bentuk disediakan oleh pihak sekolah. Kondisi
partisipasi peserta dalam program 5R fasilitas pembuangan limbah tergolong
yaitu recycle (mendaur ulang), reuse layak karena berfungsi dengan
(menggunakan kembali), reduce semestinya. Untuk pembuangan tinja
(mengurangi), replace (mengganti), dan letaknya jauh dari sumber air. Terdapat
replant (menanam kembali). ruang terbuka hijau yang terdapat di
depan ruangan maupun di halaman
Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah, tanaman vertikal dan horizontal
berbasis adiwiyata yang mengacu pada berada di depan setiap ruangan
pedoman adiwiyata tahun 2012 dimana sedangkan pohon-pohon berada di
dalam pengelolaan sarana dan halaman sekolah menjadikan sekolah
prasarananya terdapat dua standar yakni: tersebut hijau dan rindang. Meskipun
a) kesesuaian ketersediaan sarana dan
3
Damdam taufik Ramdhani, Oktafianti Kartika, Yusni Yulia Citra, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukun
g Ramah Lingkungan Sekolah Dasar Non-Adiwiyata
di Kota Bandung
sekolah berada di depan jalan raya tetapi secara alami; 2) pemeliharaan dan
tidak membuat sekolah menjadi bising, pengaturan pohon peneduh dan
karena itu merupakan jalan yang tidak penghijauan; 3) menggunakan paving
terlalu ramai dilalui oleh kendaraan, juga block. Dari hasil temuan penelitian yang
letaknya yang jauh dari lokasi pabrik, rel didapat bahwa salah satu Sekolah Dasar
kereta api, dll. di Kota Bandung tersebut sudah memiliki
ventilasi yang baik dengan siklus udara
Dalam ketersediaan sarana dan yang masuk secara alami juga jendela di
prasana pendukung ramah lingkungan setiap ruangan yang bisa dibuka dan
juga perlu tersedianya 6 (enam) sarana ditutup, sedangkan pencahayaan alami
prasarana pendukung pembelajaran disebagian ruangan masih kurang seperti
lingkungan hidup, antara lain; di perpustakaan dan di beberapa kelas
pengomposan, pemanfaatan dan sehingga menggunakan lampu di siang
pengolahan air, hutan/ taman/kebun hari untuk membantu penerangan pada
sekolah, green house, tanaman obat proses pembelajaran. Pemeliharaan dan
keluarga, kolam ikan, biopori, sumur pengaturan pohon peneduh dan
resapan, biogas, dll. Hasil temuan penghjauan sudah baik, dari
penelitian yang kami dapatkan di Sekolah pemeliharaan tanaman vertikal dan
Dasar di Kecamatan Sumur Bandung horizontal dilakukan oleh siswa bersama-
tersebut sudah terdapat kegiatan sama yang dibantu oleh guru dan penjaga
pengomposan, kegiatan pengomposan sekolah. Tanaman vertikal sendiri
dilakukan untuk mendaur ulang digantung di depan kelas dengan media
tumpukan sampah dedaunan yang tanam air sehingga siswa lebih mudah
berserakan di halaman sekolah. Untuk untuk memelihara dan air diganti secara
pemanfaatan dan pengolahan air, sekolah berkala setelah tiga hari. Pengaturan
tersebut menggunakan limbah air wudhu pohon sudah tertata dan membuat
dan air bekas cuci tangan untuk suasana di sekolah terasa nyaman. Paving
menyirami tanaman, sudah terdapat blok digunakan hampir di sebagian besar
taman di sekolah yang siswa tanam halaman sekolah kecuali untuk media
secara bersama-bersama yang ditanami tanam.
sayuran dan tanaman lainnya. Untuk
green house dan kolam ikan sekolah Di dalam standar peningkatan
belum bisa menyediakan. Sudah terdapat kualitas pengelolaan dan pemanfaatan
tanaman obat keluarga (TOGA), sarana dan prasarana yang ramah
meskipun masih menyatu dengan taman lingkungan perlu tersedianya 4 (empat)
dan tanamannya masih sedikit. Terdapat unsur dalam pengelolaan dan
lubang biopori yang siswa buat sendiri pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah,
sebagai aktivitas dari pendidikan antara lain: a. penanggung jawab; b.
lingkungan hidup, sumur resapan ada pelaksana; c. pengawas; d. tata tertib.
untuk keperluan menjernihkan air kotor Dari hasil temuan yang didapat
dan biogas sudah terdapat di sekolah komponen pengelolaan sanitasi seperti
tersebut. pengawas kegiatan sanitasi, dan tata tertib
sanitasi secara fisik belum terlihat, tetapi
Peningkatan kualitas pengelolaan untuk penanggung jawab dilakukan oleh
dan pemanfaatan sarana dan prasarana Kepala Sekolah, sedangkan
yang ramah lingkungan yaitu perlu pelaksanaanya dilakukan oleh warga
terpeliharanya 3 (tiga) sarana dan sekolah. Pemanfaatan listrik belum di
prasarana yang ramah lingkungan sesuai akomodir secara baik, dikarenakan masih
fungsinya, antara lain: 1) ruang memiliki menggunakan penerangan lampu pada
pengaturan cahaya dan ventilasi udara
2
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 1 No. 1, Maret 2017, hlm. 1-3.
5
Damdam taufik Ramdhani, Oktafianti Kartika, Yusni Yulia Citra, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukun
g Ramah Lingkungan Sekolah Dasar Non-Adiwiyata
di Kota Bandung
Bandung berarti sekolah telah mencapai efisiensi pemanfaatan listrik, air dan alat
nilai 1 (satu) dari nilai maksimal 2 (dua) tulis kantor di salah satu Sekolah Dasar di
untuk kategori pengelolaan dan Bandung berarti sekolah mencapai nilai
pemanfaatan sarana dan prasarana yang satu dari nilai maksimal tiga untuk
ramah lingkungan sesuai fungsinya. Jadi efisiensi pemanfaatan listrik, air, dan alat
berdasarkan hasil Sekolah Dasar tersebut tulis kantor. Jadi berdasarkan hasil
sudah cukup sesuai dalam menyediakan 2 Sekolah Dasar tersebut kurang sesuai
(dua) dari 3 (tiga) komponen sarana dan dalam 20% efisiensi pemanfaatan listrik,
prasarana yang ramah lingkungan sesuai air, dan alat tulis kantor.
dengan fungsinya.
Keempat, wujud peningkatan
Kedua, wujud peningkatan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan
kualitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana upaya dalam rangka
sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas pelayanan kantin
meningkatkan pengelolaan dan sehat dan ramah lingkungan disalah satu
pemeliharaan fasilitas sanitasi di salah Sekolah Dasar di Kota Bandung,
satu Sekolah Dasar di Kota Bandung, meliputi: a. kantin sekolah tersebut tidak
meliputi : a. penanggung jawab dilakukan menjual makanan/ minuman yang
oleh Kepala Sekolah b. untuk pelaksana mengandung bahan pengawet/ pengenyal,
sanitasi sendiri dilakukan oleh seluruh pewarna, perasa yang tidak sesuai dengan
warga sekolah c. pengawas secara fisik standar kesehatan b. pedagang kantin
belum terlihat d. dan tata tertib tidak menjual makanan yang
pengelolaan dan pemanfaatan sanitasi di terkontaminasi dan kadaluarsa c. tetapi
sekolah juga belum terlihat. Menurut masih ada pedagang kantin yang
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No mengemas dan menyajikan makanan
05 Tahun 2013 tersedianya 2 (dua) unsur dengan menggunakan plastik. Menurut
mekanisme pengelolaan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No
pemeliharaan sarana di salah satu 05 Tahun 2013 tersedianya 2 (dua) unsur
Sekolah Dasar Kota Bandung berarti mekanisme pengelolaan dan
sekolah telah mencapai nilai 1 (satu) dari pemeliharaan sarana di salah satu
nilai maksimal 3 (tiga) untuk kategori Sekolah Dasar Kota Bandung berarti
pengelolaan dan pemanfaatan fasilitas sekolah telah mencapai nilai 1 (satu) dari
sanitasi di sekolah. Jadi berdasarkan hasil nilai maksima 2 (dua) untuk upaya dalam
Sekolah Dasar tersebut kurang sesuai rangka meningkatkan kualitas pelayanan
dalam menyediakan 2 (dua) dari 4 kantin sehat dan ramah lingkungan. Jadi
(empat) komponen peningkatan kualitas berdasarkan hasil Sekolah Dasar tersebut
pengelolaan dan pemanfaatan fasilitas cukup sesuai dalam menyediakan 2 (dua)
sanitasi di sekolah. dari 3 (tiga) upaya dalam rangka
meningkatkan pelayanan kantin sehat dan
Ketiga, wujud peningkatan ramah lingkungan.
kualitas pengelolaan dan pemanfaatan
sarana dan prasarana efiensi pemanfaatan
listrik, air, dan alat tulis kantor di salah SIMPULAN
satu Sekolah Dasar di Kota Bandung, Kesesuaian ketersediaan sarana
meliputi 10% - <15% efisiensi dan prasarana berbasis adiwiyata dalam
pemanfaatan listrik, air dan alat tulis menyediakan sarana dan prasarana a.
kantor dikarenakan penggunaan listrik mengatasi permasalahan lingkungan
yang tiggi di sekolah tersebut. Menurut hidup di salah satu Sekolah Dasar di Kota
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No Bandung, meliputi: sekolah sudah
05 Tahun 2013 tercapainya 15% - <20% menyediakan air bersih yang cukup,
2
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 1 No. 1, Maret 2017, hlm. 1-3.
7
Damdam taufik Ramdhani, Oktafianti Kartika, Yusni Yulia Citra, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukun
g Ramah Lingkungan Sekolah Dasar Non-Adiwiyata
di Kota Bandung
PwgJ:jurnalmahasiswa.unesa.ac.i
d/article/9044/16/article.pdf+&cd
=7&hl=id&ct=clnk
Kartono. Managemen Sarana dan
Prasarana Sekolah Berbasis
Program Adiwiyata (Studi Kasus
di SMA Negeri 1 Tobolali).
[Online]. Diakses dari
http://digilib.binadarma.ac.id/files
/disk1/146/123-123-karto14251-
7295-1-jurnali-o.pdf
Metodologi Penelitian UPI .[online].
http://repository.upi.edu/9948/4/t_
pkkh_0908265_chapter3%281%2
9.pdf
Wahyuhadi, Untung. Pengelolaan
Sekolah Adiwiyata di SMK
Negeri 1 Salatiga. [Online].
Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/18951/10/
Naskah_Publikasi.pdf
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia No 05 Tahun
2013 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Tentang Standar
Sarana dan Prasarana Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
Tim Adiwiyata Tingkat Nasional. 2012.
Panduan Adiwiyata Sekolah
Peduli dan Berbudaya
Lingkungan. Jakarta Timur:
Asdep Urusan Penguatan Inisiatif
Masyarakat Deputi Bidang
Komunikasi Lingkungan dan
Pemberdayaan Masyarakat,
Kementrian Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Republik Indonesia No
32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.