3
Jadwal piket kelas pada sekolah ini hanya Negeri di Kecamatan Cicendo itu sendiri.
diterapkan pada kelas tinggi saja. Jadwal Dukungan yang diberikan sekolah
piket tersebut tidak semua tercantum terhadap mitra hanya berupa penyediaan
pada setiap kelas, meski setiap kelas kebutuhan sesuai permintaan pihak
sudah mempunyai papan jadwal masing- tersebut dan disesuaikan dengan keadaan.
masing. Jadwal piket kelas dilaksanakan Keenam, mengenai narasumber
setiap hari, diorganisasikan setiap dari luar yang ikut berperan dalam
minggunya yang disesuaikan dengan penigkatan pembelajaran lingkungan
banyaknya peserta didik. Kegiatan hidup. Salah satu SD Negeri di
kebersihan tersebut ditambah dengan Kecamatan Cicendo ini pernah
kegiatan jumat bersih berupa GPS mendapatkan kunjungan dari pihak LSM
(Gerakan Pungut Sampah). untuk memberikan penyuluhan seputar
Selanjutnya yang kedua mengenai pembelajaran lingkungan hidup. Ketujuh,
pemanfaatan lahan kosong. Di salah satu berupa peran komite sekolah dalam
SD Negeri di Kecamatan Cicendo membangun pembelajaran lingkungan
tersebut tidak terdapat pamanfaatan lahan hidup dan upaya perlindungan serta
kosong berupa apotek hidup, melainkan pengelolaan lingkungan hidup yang
hanya penanaman pohon yang tidak kurang berperan aktif dalam membantu
tertata. Selain penanaman pohon yang segala urusan-urusan kemitraan yang ada.
tidak tertata tidak ada lagi pemanfaatan Kedelapan, mengenai peran salah satu SD
lahan kosong lainnya seperti kolam, Negeri di Kecamatan Cicendo ini yang
taman, maupun hutan sekolah. Ketiga, belum pernah menjadi narasumber dalam
mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang rangka pembelajaran lingkungan hidup
mendukung program PPLH, terdapat bagi sekolah lain. Selanjutnya yang
ekstrakurikuler dokter kecil yang terakhir mengenai dukungan yang
didukung oleh mitra dari pihak luar, yaitu diberikan sekolah untuk meningkatkan
perusahaan Dettol. Kegiatan yang upaya perlindungan dan pengelolaan
diberikan berupa penyuluhan dan lingkungan hidup. Upaya-upaya yang
pelatihan untuk membiasakan belajar berkaitan dengan hal tersebut tidak kami
hidup sehat, seperti belajar mencuci temukan di salah satu SD Negeri di
tangan dengan baik, memeriksa kuku Kecamatan Cicendo ini.
serta telinga. Mitra juga memberikan Berdasarkan hasil observasi dan
produk dari perusahaannya berupa sabun wawancara yang sudah dipaparkan di
pencuci tangan cair. atas, kami menarik kesimpulan bahwa
Keempat, mengenai kegiatan terdapat beberapa hambatan atau kendala
kreatif dan inovatif yang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran
program PPLH. Kegiatan ini disisipkan lingkungan hidup. Kendala yang pertama
pada setiap pembelajaran berupa ialah masalah kesadaran, yakni kesadaran
pembuatan kerajinan dari bahan bekas warga sekolah dalam merawat fasilitas
mulai dari kelas 1 sampai 6. Sayangnya yang sudah ada seperti gedung sekolah,
dalam kegiatan ini tidak dilaksanakan halaman sekolah, dan lainnya. Perawatan
evaluasi untuk menilai keberhasilannya. hanya dilakukan ketika fasilitas
Kelima, mengenai keikutsertaan pada mengalami kerusakan dan ketika
kegiatan aksi lingkungan hidup yang permasalahan muncul. Selain itu, warga
dilakukan oleh pihak luar. Sekolah sekolah juga kurang memiliki kesadaran
berinisiatif mengikuti kegiatan aksi dalam merealisasikan dan melanjutkan
lingkungan hidup yang diselenggarakan program yang diberikan dari pihak luar.
oleh pihak luar seperti peringatan hari Seperti pembiasaan hidup sehat, sesuai
bumi yang diadakan di salah satu SD dengan penuturan narasumber hanya
disosialisasikan oleh beberapa orang guru pelaksanaan ekstrakurikuler seperti yang
saja. Lalu kurangnya kesadaran dalam dijelaskan sebelumnya. Sekolah juga
membuat kegiatan berbasis lingkungan kurang memiliki inisiatif untuk menarik
hidup yang kreatif dan inovatif, baik pihak luar agar mau bekerjasama dalam
didalam dan diluar proses pembelajaran. memajukan sekolah terutama dalam
Terbukti dengan tidak pernah kegiatan partisipatif berbasis lingkungan
terlaksananya kegiatan perlombaan hidup. Pihak yang selanjutnya yakni
kebersihan, kerapihan dan keindahan komite sekolah. Peran komite sekolah
antar kelas serta pembelajaran yang tidak terlihat dan tidak terasa terutama
terkadang memanfaatkan buku sumber dalam memajukan kegiatan partisipatif
saja, kurang mampu mengembangkan berbasis lingkungan hidup. Komite
media atau alat peraga atau alat bantu sekolah hanya memberikan masukan atau
terutama dalam pembelajaran PLH. saran ketika dirasa perlu oleh pihak
Terakhir, ialah kurangnya partisipasi sekolah itu sendiri. Komite sekolah tidak
warga sekolah salah satu SD Negeri di berinisiatif untuk mengemukakan
Kecamatan Cicendo ini dalam mengikuti masukan atau saran karena beliau
aksi lingkungan hidup yang merupakan perwakilan orangtua yang
diselenggarakan oleh pihak luar. berasal dari masyarakat biasa di sekitar
Kendala yang kedua yakni sekolah.
mengenai biaya. Selain dari biaya BOS
Provinsi dan Kota, sekolah mengajukan SIMPULAN
pembiayaan melalui proposal pengajuan Berdasarkan hasil penelitian dan
dana. Kendala dalam pengajuan dana pembahasan dapat disimpulkan bahwa
kepada dinas terkait cenderung memakan kondisi objektif kegiatan partisipatif di
waktu yang cukup lama dan jumlah dana salah satu SD Negeri di Kecamatan
yang diberikan sering tidak sesuai dengan Cicendo masih tergolong rendah. Adapun
apa yang diajukan. Kendala berikutnya kendala yang dihadapi berasal dari
mengenai kegiatan ekstrakurikuler. kurangnya kualitas Sumber Daya
Ekstrakurikuler berbasis lingkungan Manusia (SDM) di salah satu SD Negeri
hidup hanya terdapat pada satu di Kecamatan Cicendo. Sehingga solusi
ekstrakurikuler saja yakni dokter kecil, yang ditawarkan dalam menjawab
dan dalam pelaksanaannya hanya permasalahan tersebut ialah
menitikberatkan pada pihak mitra yang meningkatkan kualitas dan kemampuan
memberikan program. Tidak terdapat (kompetensi) SDM, yaitu warga sekolah
monitoring dan evaluasi bahkan proses melalui berbagai upaya proaktif dan
bimbingan oleh pihak sekolah dalam reaktif, dengan cara mengadakan
proses pelaksanaan ekstrakurikuler penyuluhan mengenai program
tersebut. ekstrakurikuler baru bebasis lingkungan
Kendala yang terakhir, yaitu hidup yang pembiayaannya bersumber
peran dari pihak yang berkaitan dengan dari mitra yang dapat melaksanakan serta
pengembangan kegiatan partisipatif mengembangkan kegiatan partisipatif
berbasis lingkungan hidup. Pihak yang berbasis lingkungan hidup yang
pertama yakni sekolah tidak banyak berkelanjutan. Penyuluhan yang akan
melakukan pembinaan terhadap program dilakukan nantinya berisikan suatu
maupun kegiatan terutama yang berbasis program jangka panjang sekolah yang
lingkungan hidup. Sekolah tidak pelaksanaannya harus diikuti oleh setiap
memberikan perhatian baik dalam proses warga sekolah di salah satu SD Negeri di
perencanaan, pelaksanaan, monitoring Kecamatan Cicendo. Dalam realisasinya,
bahkan evaluasi. Contohnya pada peserta didik menjalankan program yang
5
dibimbing oleh guru yang mengkonsep
tersebut, didanai oleh mitra terkait
melalui pengajuan proposal dan diawasi
oleh komite serta warga sekolah di salah
satu SD Negeri di Kecamatan Cicendo.
DAFTAR RUJUKAN
Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa
Partisipatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami
Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Rineka Cipta
Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kemdikbud. (2011). Panduan
Adiwiyata: Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan. Jakarta:
KNLH
Moleong, Lexi J. (2015). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Nasution. (2003). Metode Research
(Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi
Aksara
Nazir, Mohammad. (1988). Metode
Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Soemarwoto, Otto. Tanpa Tahun. Ekologi
Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Jakarta:
Djambatan
Sudjoko. (2008). Pendidikan Lingkungan
Hidup. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Surakhmad, W. (1982). Pengantar
Penelitian Ilmiah. Bandung:
Tarsito