ABSTRAK
PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN
TERHADAP PERILAKU BERTANGGUNGJAWAB BERWAWASAN LINGKUNGAN
(Environmentally Responsible Behaviour) SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MEDAN.
Oleh
SITI RAHMAH ALFIDAYATI
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan pencemaran dan perubahan
lingkungan dan perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa, serta pengaruh
pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan terhadap perilaku bertanggungjawab
berwawasan lingkungan siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan. Sampel penelitian adalah siswa
kelas X IPA SMA Negeri 2 Medan yang ditentukan menggunakan teknik random sampling. Data
penelitian berupa data kuantitatif yang berupa hasil tes pengetahuan pencemaran dan perubahan
lingkungan serta kuesioner perilaku bertanggung jawab berwawasan lingkungan, yang diolah
secara kuantitatif menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan program SPSS
Versi 17 For Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pencemaran
dan perubahan lingkungan siswa berada dalam kategori cukup tinggi dengan rata-rata sebesar
69,71. Tingkat perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa berada dalam kategori
cukup tinggi dengan rata-rata 73,01. Iii Pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan
berpengaruh positif terhadap perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan dilihat dari
nilai hasil analisis regresi sederhana dan uji One Way ANOVA yaitu Nilai Sig. Regresi (0.000) <
Taraf Signifkansi (0.05) dan nilai Sig. One Way ANOVA (0.004) < Taraf Signifikasi (0.05).
Kata Kunci : lingkungan, pengetahuan, perilaku
PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN
TERHADAP PERILAKU BERTANGGUNGJAWAB BERWAWASAN LINGKUNGAN
(Environmentally Responsible Behaviour) SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MEDAN.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas yang dilakukan manusia dalam kehidupannya sehari-hari ternyata telah banyak
menimbulkan berbagai macam dampak yang buruk bagi keseimbangan tatanan lingkungan
hidup. Aktifitas manusia yang tidak bertanggungjawab yang seringkali menyalahi kaidah-kaidah
yang ada dalam tatanan lingkungan hidup dapat berakibat bergesernya keseimbangan dalam
tatanan lingkungan dari bentuk asal ke bentuk baru yang cenderung lebih buruk. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup, manusia seringkali melakukan eksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan, hal tersebut akan mengakibatkan merosotnya daya dukung alam dan di lain sisi zat
limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut akan menjadi beban bagi lingkungan, dan jumlah
limbah yang kian waktu semakin besar akan menimbulkan masalah pencemaran dan perubahan
terhadap lingkungan. Istilah “pencemaran” digunakan untuk menunjukkan benda-benda
berbahaya yang dimasukkan oleh manusia ke dalam lingkungannya. Pencemaran terjadi pada
saat senyawa-senyawa yang dihasilkan dari kegiatan manusia ditambahkan ke lingkungan,
menyebabkan perubahan yang buruk terhadap kekhasan fisik, kimia, biologi dan estetis (Connel
dan Gregory, 1995: 7). Semua komponen yang merupakan kunci pokok terjadinya pencemaran
yang diawali adanya berbagai kegiatan atau aktifitas manusia, kemudian terdapatnya Agent atau
zat yang terdiri dari berbagai bentuk zat dan senyawa, selanjutnya melalui media maka pada
akhirnya terjadilah dampak atau effect dengan terakumulasinya keempat komponen ini maka
terjadilah pencemaran tersebut. Polusi bisa berlangsung di udara, air, tanah, atau dimana saja.
Kebanyakan polusi disebabkan oleh berbagai jenis kegiatan manusia: pertanian, industry,
transportasi, dan sebagainya (Purwanto, 2008: 7). Manusia sangat berperan penting dalam
melestarikan potensi lingkungan hidup. Oleh karena itu, manusia perlu diberi bekal untuk
melestarikan lingkungan melalui pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan dilaksanakan
melalui pendidikan sekolah atau luar sekolah untuk semua jurusan pendidikan, jenjang
pendidikan dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi (Neolaka, 2008: 13)
Pemerintah menanggapi persoalan tentang lingkungan hidup ini dengan serius dengan
berkomitmen dalam menjaga lingkungan dari kerusakan melalui pendidikan. Pendidikan itu pun
dikenal dengan nama Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), yang penerapannya di sisipkan di
semua mata pelajaran tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup yang terintegrasi
dalam kurikulum 1984. Pada kurikulum 2006 (KTSP) pendidikan lingkungan hidup ini mulai
diberi peluang untuk menjadi mata pelajaran sendiri pada muatan lokal (mulok). Kemudian
pemerintah melanjutkan program pendidikan lingkungan hidup pada tahun 2006 melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Lingkungan Hidup dengan
mengembangkan program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (SPBL) yang dikenal
dengan program Adiwiyata. Dari awal program itu dicanangkan pada tahun 2006 sampai 2011
sudah 1.351 sekolah dari 251.415 sekolah (SD, SMP, SMA, dan SMK) Se- Indonesia yang telah
ikut berpartisipasi dalam program Adiwiyata tersebut. Dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan
hingga 4.132 sekolah dari 33 provinsi (Azhar, Basyir, Alfitri, 2015: 36-37). Pelaksanaan
pendidikan di lingkungan sekolah berkaitan dengan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah, yaitu mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) khususnya mata pelajaran Biologi
yang lebih spesifik diajarkan di bangku sekolah menengah atas. IPA Biologi berkaitan dengan
mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA Biologi bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Dalam pembelajaran IPA Biologi mengkaji berbagai
persoalan yang berkaitan dengan fenomena makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi
kehidupan, dan interaksinya dengan factor lingkungan pada dimensi ruang dan waktu, serta
mempelajari kejadian-kejadian alamiah yang berada di sekitar kehidupan seluruh umat manusia
di alam semesta beserta lingkungannya. Karena itu, dalam pembelajaran sains siswa harus
didekatkan dan diakrabkan dengan lingkungannya (Wagiyatun, 2013: 3). Mengingat pentingnya
pendidikan lingkungan yang akan menciptakan pribadi yang ramah lingkungan, maka penulis
perlu melakukan penelitian mengenai hal tersebut. Berdasarkan studi pustaka dan hasil
wawancara dengan Kepala sekolah beserta guru mata pelajaran IPA Biologi di SMA Negeri 2
Medan, diketahui bahwa SMA Negeri 2 Medan ini pernah meraih penghargaan sebagai Sekolah
Adiwiyata pada tahun 2012 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI karena
berhasil menerapkan pendidikan lingkungan hidup pada sistem pembelajaran di sekolahnya,
Kemudian Kurikulum 2013 yang digunakan telah memuat pelestarian, mencegah pencemaran,
dan kerusakan lingkungan yang pada kelas X terintegrasi pada KD 3.10 tentang perubahan
lingkungan dan KD 4.10 tentang permasalahan lingkungan. Namun, tidak keseluruhan guru
bidang studi biologi yang menerapkan terjun langsung ke lingkungan untuk metode
pembelajaran materi tersebut. Kegiatan lainnya yang berkaitan tentang lingkungan seperti piket
kebersihan kelas,jumat bersih, dan lomba kebersihan kelas merupakan kegiatan lingkunganyang
dilaksanakan dalam rangka pemeliharaan gedung dan lingkungansekolah sudah berjalan dengan
baik. Selanjutnya, pengadaan tanaman toga, rumah kaca (green house), hutan sekolah,
pengelolaan sampah (daur ulang sampah), dan lain sebagainya belum dilaksanakan oleh pihak
sekolah sebagai upaya pemanfaatan lahan fasilitas sekolah, padahal hal tersebut dapat dijadikan
sarana pendukung untuk menunjang pendidikan lingkungan hidup siswa di sekolah. Dari hasil
observasi tersebut peneliti berkesimpulan bahwa dari segi kegiatan yang berkaitan dengan
pendidikan lingkungan hidup sudah dilaksanakan dengan baik namun dari segi pemanfaatan
lahan sekolah untuk menunjang fasilitasnya masih belum memadai. Peneliti akan melakukan
penelitian tentang mengaitkan pengetahuan tentang pencemaran dan perubahan lingkungan yang
dimiliki siswa yang sudah mereka dapatkan dari mata pelajaran biologi dan program pendidikan
lingkungan hidup yang sudah diterapkan di sekolah terhadap perilaku bertanggungjawab
berwawasan lingkungan mereka. Penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian ini adalah
hasil penelitian dari Nanik, Tukiman, dan Hartuti (2013) yang berjudul Perilaku Warga Sekolah
Dalam Program Adiwiyata di SMK Negeri 2 Semarang dengan hasil penelitiannyan yaitu
program adiwiyata yang dijalankan oleh SMK Negeri 2 Semarang menunjukkan perubahan
perilaku warga sekolah yang sadar akan kebutuhan lingkungan dan membuktikan bahwa
program adiwiyata yang dicanangkan oleh pemerintah berjalan dengan baik dan mendapatkan
hasil yang positif. Kamudian salah satu penelitian relevan yang mendukung lainnya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Wagiyatun (2011) dengan judul Pengaruh Pengetahuan
Pencemaran Lingkungan Terhadap Kepedulian Lingkungan dengan objek penelitian siswa kelas
VII di SMP Alam Ar-Ridho Semarang yang hasil penelitiannya adalah pengaruh pengetahuan
pencemaran lingkungan terhadap kepedulian lingkungan memiliki persentase sebesar 23%
namun jika dilihat dari hasil analisis regresi dan prediktor variabel pengetahuan pencemaran
lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepedulian lingkungan siswa
SMP Alam Ar-Ridho Semarang. Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas maka peneliti
akan melakukan penelitian yang bejudul: “Pengaruh Pengetahuan Pencemaran dan Perubahan
Lingkungan Terhadap Perilaku Bertanggungjawab Berwawasan Lingkungan Siswa Kelas X
SMA Negeri 2 medan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimanakah tingkat pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan siswa kelas X
SMA Negeri 2 Medan?
2. Bagaimanakah tingkat perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa kelas X
SMA Negeri 2 Medan?
3. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan terhadap
perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswakelas X SMA Negeri 2 Medan?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan siswa kelas X SMA Negeri 2
Medan.
2. Tingkat perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa kelas X SMA Negeri 2
Medan
3. Pengaruh pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan siswa terhadap perilaku
bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Peneliti: memberikan bekal sebagai calon tenaga pendidik yang professional yaitu cara atau
variasi-variasi proses pembelajaran yang nyata terlebih di materi pencemaran dan perubahan
lingkungan sehingga dapat meningkatkan perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan
siswa.
2. Guru: memberikan informasi sehingga dapat mengembangkan variasi proses pembelajaran
IPA Biologi pada materi pencemaran dan perubahan lingkungan yang nyata atau sesuai dengan
kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat berdampak positif bagi tingkat kepedulian dan rasa
tanggungjawab siswa terhadap lingkungan.
3. Siswa: memahami tentang proses pencemaran dan perubahan lingkungan yang diakibatkan
oleh manusia ataupun alami sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku
bertanggungjawab siswa terhadap lingkungan.