Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KASUS HEPATITIS

DISUSUN OLEH:

NAMA : DEWI HUSNUL LATIFAH

NIM : A2R18061

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes HUTAMA ABDI HUSADA

TULUNGAGUNG

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KASUS HEPATITIS

A. DEFINISI

Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau
toksin termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker hati, gejala dan tanda masing-masing
jenis hepatitis serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya virus dan hasil akhirnya
mungkin berbeda.(. Corwin, 2001 )
Hepatitis adalah peradangan hati, patologi dapat disebabkan oleh infeksi atau kimia.
Penyebab infeksi meliputi banyak agens yang dapat menyebabkan kerusakan dan
peradangan.kelompok virus yang diketahui sebagai virus hepatitis diberi nama secara
alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya
Hepatitis adalah inflamasi akut hepar.Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cedera
toksik , tetapi hepatitis virus yang penting sering dilihat.
Hepatitis adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis
yang paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,Ddan E. Pada umumnya penderita
hepatitis A dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronik. Virus
hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B dan
dapat memperoleh keadaan penderita.

B. ETIOLOGI

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis
yaitu A, B, C, D, dan E.
Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti monomukleosis infeksiosa,
demam kuning dan infeksi sitomega lovirus, penyebab hepatitis non virus yang utama
adalah alkohol dan obat-obatan.

C. PATOFISIOLOGI

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering
dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang
dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi
hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada
perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di
ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi
karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi
kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan
dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus
hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang
sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam
kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan
kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah
yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

D. PATHWAY

E. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis dari hepatitis dapat bervariasi, mulai dari tingkat ringan sampai tingkat
terberat, bahkan juga gambaran yang fatal. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :

1. Stadium Praikteri berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia dan muntah, nyeri otot dan nyeri di perut kanan atas. Urin
menjadi lebih coklat.
2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat
pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang.
Tetapi pasien masi lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu
atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascainterik ( rekonvalensi ), ikterus mereda , warna urin dan tinja
menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak. Anak lebih cepat dari orang
dewasa. Yaitu pada akhirnya bulan kedua. Karena biasanya berbeda.
F. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
a. Kolesterol
b. Perdarahan saluran cerna
c. Gagal ginjal
d. Gangguan Elektrolit
e. Gangguan Pernafasan
f. Hipoglikemia
g. Demam, bakteri
h. Gelisah
i. Hipertensi
j. Hipotensi
k. Kematian / hypotesis portal
Tanda-tanda edema selebral adalah kenaikan tekanan intra kranial antara lain : gejala
dini transpirasi, hiperefleksi, opistotonus, kejang-kejang,kelinan kedua pupil yang
berakhir dengan refleks negatif terhadap cahaya dan hilangnya refleksi
okulovestibuler menunjukkan proknosis fatal.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
 urobilirubin direk
 bilirubun serum total
 bilirubin urine
 urobilinogen urine
 urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
 protein totel serum
 albumin serum
 globulin serum
 HbsAG
c. Waktu protombin
 respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
 AST atau SGOT
 ALT atau SGPT
 LDH
 Amonia serum
2. Radiologi
 foto rontgen abdomen
 pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
 kolestogram dan kalangiogram
 arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
 Laparoskopi
 biopsi hati

H. PENATALAKSANAAN

1. MEDIS
a. Pencegahan
 Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak
menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
 Pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi
pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
b. Obat-obatan terpilih
 Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi
imun yang berlebihan.
 Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
 Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
 Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.
 Roboransia.
 Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
 Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
 Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
c. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
d. Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan
infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup
e. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang
mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6
mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian
banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.

I. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan infiltrasi hati


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

J . INTERVENSI

1. Nyeri berhubungan dengan infiltrasi hati


Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam dirarapkan keadaan pasie :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
Intervensi
Observasi
- Identifikasi lokasi, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respn nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasihan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi pijat,
music, aromaterapi, teknik imajinasi, kompres hangat/dingin)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
bising)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan keadan pasien :
- Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
- Perasaan cepat kenyang menurun
- Nyeri abdomen menurun
- Indeks massa tubuh membaik
- Nafsu makan membaik
- Bising usus membaik
Intervensi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
- Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk
- Anjurkan diet yang diprogamkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai