Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEPATITIS


DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALEHA
MARTAPURA

Tanggal 15 Juli s/d 20 Juli 2019

Oleh :
Hj. Muryani, S. Kep
NIM. 1830913320027

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
MARTAPURA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEPATITIS
DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALEHA MARTAPURA

Tanggal 15 Juli s/d 20 Juli 2019

Oleh :
Euis Mustikawaty, S. Kep
NIM.1630913320018

Banjarmasin, 10 Juli 2017


Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lahan,

Maulidya Septiany, S. Kep, Ns. Helda Iriani, S.Kep, Ns


NIK. 1990 2016 1 199 NIP. 19830715 201101 2 003
KONSEP HEPATITIS

DEFINISI ETIOLOGI KLASIFIKASI

 Peradangan pada hati Yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis 1. Virus hepatitis A (HAV) Hepatitis di bagi menjadi dua
termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan Hepatitis 2. Virus hepatitis B (HBV) tahapan
A (HAV), hepatitis B (HBV), Hepatitis C (HCV), delta Hepatitis 3. Virus hepatitis C (HCV)
4. Virus hepatitis D (HDV) 1. Hepatitis akut : infeksi virus
(HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis H dan hepatitis G.
sistemik yang berlangsung
 Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena 5. Virus hepatitis E (HEV)
6. Hepatitis F (HFV) selama < 6 bulan
toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi
7. Hepatitis G (HGV) 2. Hepatitis kronis : Gangguan
 Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan
8. Hepatitis Toksik yang terjadi > 6 bulan dan
yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik
9. Hepatitis yang disebabkan kelanjutan dari hepatitis akut
terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia
obat

MANIFESTASI KLINIS Terdapat tiga stadium :

1. Malaise, anoreksia, mual dan 1. Stadium pre ikterik, berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual,
muntah muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.
2. Gejala flu, faringitis, batuk, 2. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian
sakit kepala, mialgia pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin
3. Demam, ikterus, prurotas, berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.
nyeri tekan pada hati 3. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi), ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi.
4. Splenomegali ringan dan Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena
limfadenopati penyebab yang biasa berbeda
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
1. Laboratorium
1. Medis
a. Pemeriksaan pigmen
a. Pencegahan
 urobilirubin direk, bilirubun serum
 Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak
total, bilirubin urine
menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
 urobilinogen urine, urobilinogen
 pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi
feses
pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
b. Pemeriksaan protein
b. Obat-obatan terpilih
 protein totel serum, albumin serum
 Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi
 globulin serum, HbsAG
imun yang berlebihan.
c. Waktu protombin
 Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
 respon waktu protombin terhadap
 Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
vitamin K
 Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.
d. Pemeriksaan serum transferase dan
 Roboransia.
transaminase
 SGOT, SGPT, LDH, Amonia serum  Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
2. Radiologi  Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
a. foto rontgen abdomen  Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
b. pemindahan hati dengan preparat c. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
technetium, emas, atau rose bengal yang d. Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan
berlabel radioaktif infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup
c. kolestogram dan kalangiogram e. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang
d. arteriografi pembuluh darah seliaka mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total
3. Pemeriksaan tambahan 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus
a. Laparoskopi sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.
b. biopsi hati
PENATALAKSANAAN
2. Keperawatan
 Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien
dibatasi sampai gejala pembesaran hati kenaikan
bilirubin kembali normal.
 Nutrisi yang adekuat
 Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan
pemisahan dari keluarga sehingga diperlukan
perencanaan khusus untuk meminimalkan
perubahan dalam persepsi sensori
 Pengendalian dan pencegahan

KOMPLIKASI
 Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat
yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta
metabolik toksik merupakan stadium lanjut
ensefalopati hepatik.
 Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan
menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada alkoholik.
 Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis
kerusakan sel hati akan diganti oleh jaringan parut
(sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras
jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang
jumlah sel hati yang sehat.
PATHWAY

Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin (obat-obatan)

Hipertermi Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula hati

Perubahan kenyamanan Gangguan suplay darah normal pada


Hepatomegali
sel-sel hepar
Perasaan tidak nyaman
Gangguan metabolisme karbohidrat Kerusakan sel parenkim, sel hati dan
di kuadran kanan atas
lemak dan protein duktulii empedu intrahepatik

Nyeri Anoreksia
Gglikogenesis Glukoneogenesis
menurun menurun

Perubahan Nutrisi:
Glikogen dalam hepar berkurang Kurang Dari Kebutuhan
Glikogenolisis menurun

Glukosa dalam darah berkurang

Cepat lelah

Kelelahan
Obstruksi Kerusakan konjugasi
Kerusakan sel eksresi empedu
Bilirubin tidak sempura dikeluarkan
Retensi bilirubin melalui duktus hepatikus

Regurgitasi pada duktuli


Bilirubin direk meningkat
empedu intra hepatik

Bilirubin direk Ikterus


meningkat

Peningkatan garam Ikterus Larut dalam air


empedu dalam darah

Pruritus Perubaha Eksresi ke Billirubinuria dan kemih


kenyamanan dalam kemih berwarna gelap
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HEPATITIS

Hipertermi berhubungan Keletihan berhubungan


PENGKAJIAN Nyeri Akut Ketidakseimbangan dengan kelesuan fisiologis
berhubungan dengan dengan proses penyakit Nutrisi : Kurang Dari
1. Identitas Klien agen cedera biologis Kebutuhan Tubuh NOC :
2. Riwayat NOC : Thermoregulasi
Energy Conservation
kesehatan NOC :Pain Control NOC : Nutritional Status Setelah dilakukan tindakan
NIC : Pain Management Setelah dilakukan tindakan
sekarang, dahulu, Setelah dilakukan keperawatan selama 2x24
keperawatan selama 2 x 24
tindakan keperawatan jam ,keletihan tidak terjadi
keluarga 1. Kaji secara jam thermoregulasi
selama 2 x 24 jam dengan kriteria hasil
3. Pemeriksaan komprehensif efektifdengan kriteria hasil:
diharapkan kebutuhan  Memverbalisasikan
fisik terhadap nyeri 3. Suhu tubuh dalam
nutrisi klien terpenuhi peningkatan energi
4. Pemeriksaan termasuk lokasi, rentang normal dengan kriteria hasil : dan merasa lebih baik
kerakteristik, duarsi, 4. TTV dalam rentang
Penunjang
frekuensi, kualitas, normal
1. Intake nutrisi adekuat  Istirahat cukup
2. Intake asupan NIC:Energy Management
intensitas nyeri dan makanan adekuat
faktor presipitasi NIC : Perawatan Demam 1. Monitor klien akan
DIAGNOSA 2. Observasi reaksi 1. Observasi TTV tiap 2 adanya keletihan fisik
KEPERAWATAN NIC : Nutrition dan emosi secara
ketidaknyamanan jam
Management berlebih
secara non verbal 2. Kaji kehilangan cairan
1. Nyeri b.d agens 1. Tawarkan makanan 2. Monitor pola tidur dan
3. Gunakan strategi dan fasilitasi NGT
ringan yang padat gizi lamanya tidur
cedera biologis komunikasi intake atau cairan intra
2. Pastikan diet tinggi 3. Bantu aktivitas sehari-
2. Hipertermi b.d terapeutik vena sesuai denhgan
asupan serat agar hari sesuai kebutuhan
proses penyakit 4. Tentukan faktor orderan untuk
mencegah konstipasi 4. Tngkatkan tirah baring
3. Ketidakseimban yang dapat mengganti kehilangan
3. Monitor kalori dan dan pembatasan gerak
mempengaruhi nyeri cairan
gan nutrisi asupan makanan 5. Dukung klien dan
5. Kontrol lingkungan 3. Hindari penggunaan
kurang dari 4. Berikan pilihan keluarhga untuk
yang mempengaruhi selimut dan pakaian makanan sambil
kebutuhan tubuh tebal mengungkapkan
respon nyeri menawarkan perasaan berhubungan
4. Keletihan b.d 4. Berikan kompres
6. Kolaborasi dalam bimbingan terhadap dengan perubahan
kelesuan hangat
pemberian analgetik pilihan makanan yang hidup yang disebabkan
fisiologis 5. Kolaborasi pemberian
sehat. keletihan
antipiretik
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M, et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) 6th edition Edisi
Bahasa Indonesia Editor Intansari Nurjannah dan Rosana Devi Tumanggor. United Kingdom :
Elsevier.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.1.
EGC:Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius

Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. nursing diagnoses : definitions &
classification 2015-2017. Jakarta: EGC

Moorhead, Sue, et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th edition Edisi Bahasa
Indonesia Editor Intansari Nurjannah dan Rosana Devi Tumanggor. United Kingdom : Elsevier.

Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses penyakit. Alih bahasa
Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed 4. Jakarta: EGC.

Sudoyo, A. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai