Oleh :
Hj. Muryani, S. Kep
NIM. 1830913320027
Oleh :
Euis Mustikawaty, S. Kep
NIM.1630913320018
Peradangan pada hati Yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis 1. Virus hepatitis A (HAV) Hepatitis di bagi menjadi dua
termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan Hepatitis 2. Virus hepatitis B (HBV) tahapan
A (HAV), hepatitis B (HBV), Hepatitis C (HCV), delta Hepatitis 3. Virus hepatitis C (HCV)
4. Virus hepatitis D (HDV) 1. Hepatitis akut : infeksi virus
(HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis H dan hepatitis G.
sistemik yang berlangsung
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena 5. Virus hepatitis E (HEV)
6. Hepatitis F (HFV) selama < 6 bulan
toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi
7. Hepatitis G (HGV) 2. Hepatitis kronis : Gangguan
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan
8. Hepatitis Toksik yang terjadi > 6 bulan dan
yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik
9. Hepatitis yang disebabkan kelanjutan dari hepatitis akut
terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia
obat
1. Malaise, anoreksia, mual dan 1. Stadium pre ikterik, berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual,
muntah muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.
2. Gejala flu, faringitis, batuk, 2. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian
sakit kepala, mialgia pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin
3. Demam, ikterus, prurotas, berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.
nyeri tekan pada hati 3. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi), ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi.
4. Splenomegali ringan dan Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena
limfadenopati penyebab yang biasa berbeda
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
1. Laboratorium
1. Medis
a. Pemeriksaan pigmen
a. Pencegahan
urobilirubin direk, bilirubun serum
Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak
total, bilirubin urine
menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
urobilinogen urine, urobilinogen
pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi
feses
pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
b. Pemeriksaan protein
b. Obat-obatan terpilih
protein totel serum, albumin serum
Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi
globulin serum, HbsAG
imun yang berlebihan.
c. Waktu protombin
Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
respon waktu protombin terhadap
Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
vitamin K
Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.
d. Pemeriksaan serum transferase dan
Roboransia.
transaminase
SGOT, SGPT, LDH, Amonia serum Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
2. Radiologi Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
a. foto rontgen abdomen Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
b. pemindahan hati dengan preparat c. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
technetium, emas, atau rose bengal yang d. Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan
berlabel radioaktif infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup
c. kolestogram dan kalangiogram e. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang
d. arteriografi pembuluh darah seliaka mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total
3. Pemeriksaan tambahan 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus
a. Laparoskopi sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.
b. biopsi hati
PENATALAKSANAAN
2. Keperawatan
Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien
dibatasi sampai gejala pembesaran hati kenaikan
bilirubin kembali normal.
Nutrisi yang adekuat
Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan
pemisahan dari keluarga sehingga diperlukan
perencanaan khusus untuk meminimalkan
perubahan dalam persepsi sensori
Pengendalian dan pencegahan
KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat
yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta
metabolik toksik merupakan stadium lanjut
ensefalopati hepatik.
Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan
menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada alkoholik.
Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis
kerusakan sel hati akan diganti oleh jaringan parut
(sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras
jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang
jumlah sel hati yang sehat.
PATHWAY
Nyeri Anoreksia
Gglikogenesis Glukoneogenesis
menurun menurun
Perubahan Nutrisi:
Glikogen dalam hepar berkurang Kurang Dari Kebutuhan
Glikogenolisis menurun
Cepat lelah
Kelelahan
Obstruksi Kerusakan konjugasi
Kerusakan sel eksresi empedu
Bilirubin tidak sempura dikeluarkan
Retensi bilirubin melalui duktus hepatikus
Bulechek, Gloria M, et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) 6th edition Edisi
Bahasa Indonesia Editor Intansari Nurjannah dan Rosana Devi Tumanggor. United Kingdom :
Elsevier.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.1.
EGC:Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. nursing diagnoses : definitions &
classification 2015-2017. Jakarta: EGC
Moorhead, Sue, et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th edition Edisi Bahasa
Indonesia Editor Intansari Nurjannah dan Rosana Devi Tumanggor. United Kingdom : Elsevier.
Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses penyakit. Alih bahasa
Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed 4. Jakarta: EGC.
Sudoyo, A. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing