0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan3 halaman
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis untuk infeksi virus hepatitis B kronik. Infeksi ini ditandai dengan adanya seromarker virus hepatitis B positif dalam dua kali pemeriksaan berjarak 6 bulan dan gejala nonspesifik seperti demam, lemas, dan ikterus. Pengobatan yang direkomendasikan meliputi interferon, nukleosida analog seperti lamivudine dan entecavir, serta edukasi pasien dan keluarga untuk mencegah penularan dan menjaga kepat
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis untuk infeksi virus hepatitis B kronik. Infeksi ini ditandai dengan adanya seromarker virus hepatitis B positif dalam dua kali pemeriksaan berjarak 6 bulan dan gejala nonspesifik seperti demam, lemas, dan ikterus. Pengobatan yang direkomendasikan meliputi interferon, nukleosida analog seperti lamivudine dan entecavir, serta edukasi pasien dan keluarga untuk mencegah penularan dan menjaga kepat
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis untuk infeksi virus hepatitis B kronik. Infeksi ini ditandai dengan adanya seromarker virus hepatitis B positif dalam dua kali pemeriksaan berjarak 6 bulan dan gejala nonspesifik seperti demam, lemas, dan ikterus. Pengobatan yang direkomendasikan meliputi interferon, nukleosida analog seperti lamivudine dan entecavir, serta edukasi pasien dan keluarga untuk mencegah penularan dan menjaga kepat
1. Pengertian Suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh
(definisi) virus hepatitis B, ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati, dimana seromarker virus hepatitis positif pada 2 kali pemeriksaan berjarak ≥ 6 bulan. 2. Anamnesis 1. Gejala yang timbul non spesifik - Demam - Lemas badan - Ikterik 2. Faktor risiko: penggunaan narkoba suntik, menerima transfusi darah, tingkat ekonomi rendah, perilaku seksual risiko tinggi, tingkat edukasi rendah, menjalani tindakan invasif, menjalani hemodialisis, tertusuk jarum suntik atau terkena cairan tubuh pasien berisiko
3. Pemeriksaa 1) Pembengkakan hati (hepatomegali)
n Fisik 2) Demam subfebris 3) Ikterus (jarang) 4) Bila telah terjadi komplikasi, dapat ditemukan asites, ensefalopati, dan hipersplenisme. 4. Kriteria HBsAg positif dalam 2 kali pemeriksaan berjarak 6 Diagnosis bulan. 5. Diagnosis Infeksi Hepatitis B Kronik Kerja 6. Diagnosis a. Hepatitis Alkoholik Banding b. Hepatitis Otoimun c. Sirosis Hati d. Hepatitis imbas obat e. Infeksi Hepatitis C Kronik 7. Pemeriksaa 1) Seromarker hepatitis : HBsAg (+),SGOT, SGPT, ALP n Penunjang 2) Serum bilirubin total, direk, indirek 3) USG hati: gambaran penyakit hati kronis (inhomogen echostructure, permukaan mulai ireguler, vena hepatika mulai kabur/terputus- putus), sirosis (parenkim hati yang irregular, permukaan noduler, hati mengecil, dapat disertai pembesaran limpa, pelebaran vena porta), atau adanya karsinoma hepatoseluler 8. Tata Pengobatan hepatitis B kronik jika HbsAg (+) dengan Laksana : peningkatan kadar SGOT/SGPT >2-3x BAN Pilihan pengobatan sebagai berikut: 1. Interferon : 1x 5 juta unit atau 10 juta unit 3 kali seminggu, subkutan, selama 4-6 bulan untuk HBeAg (+), dan setidaknya 1 tahun untuk pasien dengan HBeAg (-) 2. Lamivudine : 1x100 mg selama 48-52 minggu 3. Adefovir dipivoxil : 1 x 10 mg selama 48 minggu 4. PEG IFN- 2a (monoterapi) : 180 gram, 1 kali seminggu selama 12 bulan 5. Entecavir : 1x0,5 mg, 48 minggu (lebih baik dari lamivudine) 6. Telbivudine : 1x600 mg, selama 52 minggu 7. Tenofovir : 1x300 mg, selama 48 minggu 8. Thymosin 1 selama 6 bulan 9. Edukasi : 1. Memberi edukasi pada keluarga untuk ikut mendukung (Hospital pasien agar teratur minum obat karena pengobatan Health jangka panjang. Promotion) 2. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang adekuat, dan membatasi aktivitas fisik pasien 3. Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan modifikasi pola hidup untuk pencegahan transmisi dan imunusasi 10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fumgsionam : dubia ad bonam 11. Tingkat IV Evidens 12. Tingkat C Rekomendasi 13. Penelaah Kritis 14. Indikator 15. Lama Hari Rawat 16. Kepustaka 1) Gunawan, Stephanus. Soemahardjo, Soewignjo. an Hepatitis B Kronik. Dalam : Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5th ed. Jakarta; Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2009:653-661. 2) Chronic Viral Hepatitis. Dalam : Fauci A, Kasper D, Longo D, Braunwald E, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 18th ed. United States of America; The McGraw-Hill Companies, 2012: 2911 – 39 3) Liaw YF, Leung N, Kao JH, et al. Asian-Pacific consensus statement on the management of chronic hepatitis B: a 2008 update. Hepatol Int 2008. Available at: http://www.springerlink.com/content/du475u12q 655175j/ Accessed July 27, 2008 4) Liver and Biliary tract. Dalam : McPhee, Stephen J. Papadakis, Maxine A. Current Medical Diagnosis and Treatment. The McGraw Hills Companies. 2011. 5) Asian Pacific Association for the Study of the Liver consensus statements on the diagnosis, management and treatment of hepatitis C virus infection. Diunduh dari http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1440 -1746.2007.04883.x/pdf pada tanggal 30 mei 2012. 6) Amarapurkar, D. Et all. APASL guidelines on the management chronic hepatitis B. Feb 16-19, 2012.