Anda di halaman 1dari 4

HEPATITIS B

No. Dokumen : SOP/UKP/ / /2017


No. Revisi :00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
Disahkan oleh Kepala Puskesmas
PUSKESMAS Kersana
KERSANA dr. Bambang Wahyu Widodo
NIP 19650205 199703 1 003

1. Pengertian Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati, masuk melalui darah
ataupun cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi. Virus ini tersebar
luas di seluruh dunia dengan angka kejadian yang berbeda-beda. Tingkat
prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar 2,5% di
Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk dalam
kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
Hepatitis B
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kersana Nomor. 058 / SK / VIII / 2017
Tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan


primer edisi revisi tahun 2014
5. Langkah - Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah
Keluhan
1. Umumnya tidak menimbulkan gejala terutama pada anak-
anak.
2. Gejala timbul apabila seseorang telah terinfeksi selama 6
minggu, antara lain:
a. gangguan gastrointestinal, seperti: malaise, anoreksia,
mual dan muntah;
b. gejala flu: batuk, fotofobia, sakit kepala, mialgia.

3. Gejala prodromal seperti diatas akan menghilang pada saat


timbul kuning, tetapi keluhan anoreksia, malaise, dan
kelemahan dapat menetap.
4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap.
Pruritus (biasanya ringan dan sementara) dapat timbul ketika
ikterus meningkat. Pada saat badan kuning, biasanya diikuti
oleh pembesaran hati yang diikuti oleh rasa sakit bila ditekan
di bagian perut kanan atas. Setelah gejala tersebut akan
timbul fase resolusi.
.
Faktor Risiko
1. Mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan
orang yang sudah terinfeksi hepatitis B.
2. Memakai jarum suntik secara bergantian terutama kepada
penyalahgunaan obat suntik.
3. Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-sama
dengan penderita hepatitis B.
4. Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar
dengan darah manusia.
5. Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum
dilakukan pemilahan terhadap donor.
6. Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
7. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang menderita hepatitis B.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


(Objective)
 Pemeriksaan Fisik
1. Konjungtiva ikterik
2. Pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati
3. Splenomegali dan limfadenopati pada 15-20% pasien

 Pemeriksaan Penunjang
1. Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
2. Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam
darah, kadar SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai normal
tertinggi, dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang lebih lengkap.
3. HBsAg (di pelayanan kesehatan sekunder)

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Banding
 Perlemakan hati, penyakit hati oleh karena obat atau
toksin, hepatitis autoimun, hepatitis alkoholik, obstruksi
akut traktus biliaris

Komplikasi
 Sirosis hepar, Hepatoma

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat
2. Tirah baring
3. Pengobatan simptomatik
a. Demam: Ibuprofen 2 x 400 mg/hari.
b. Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3 x 10 mg/hari
atau Domperidon 3 x 10 mg/hari.
c. Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3 x 200
mg/hari atau Ranitidin 2 x 150 mg/hari) atau Proton
Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari)

Rencana Tindak Lanjut


 Kontrol secara berkala untuk menilai hasil pengobatan

Kriteria Rujukan
1. Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan penunjang
laboratorium di pelayanan kesehatan sekunder
2. Penderita hepatitis B dengan keluhan ikterik yang menetap
disertai keluhan yang lain

Konseling dan Edukasi


1. Memberi edukasi pada keluarga untuk ikut mendukung
pasien agar teratur minum obat karena pengobatan jangka
panjang.
2. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupan kalori dan
cairan yang adekuat, dan membatasi aktivitas fisik pasien.
3. Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan
modifikasi pola hidup untuk pencegahan transmisi dan
imunisasi

Peralatan
 Laboratorium darah rutin, urin rutin dan pemeriksaan
fungsi hati

Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang,
ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Pada umumnya,
prognosis pada hepatitis B adalah dubia, untuk fungtionam dan
sanationam dubia ad malam
6. Unit
terkait

7. Dokumen
terkait

8. Rekaman Tanggal mulai


histori No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai