No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit :
Halaman : 1/2
Faktor Risiko
1. Sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak
terjaga sanitasinya.
2. Menggunakan alat makan dan minum dari penderita hepatitis.
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
2. Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam
darah, kadar SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai normal tertinggi,
dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang lebih lengkap.
3. IgM anti HAV (di layanan tingkat lanjutan)
Penegakan diagnostik
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Banding
Ikterus obstruktif, Hepatitis B dan C akut, Sirosis hepatis
Komplikasi
Hepatitis A fulminan, Ensefalopati hepatikum, Koagulopati
Penatalaksanaan komprehensif
Penatalaksanaan
1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat
2. Tirah baring
3. Pengobatan simptomatik
a. Demam: Ibuprofen 2 x 400 mg/hari.
b. Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3 x 10 mg/hari atau
Domperidon 3 x 10mg/hari.
c. Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3 x 200
mg/hari atau Ranitidin 2 x 150 mg/hari) atau Proton Pump
Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari).
Kriteria Rujukan
1. Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan penunjang
laboratorium
2. Penderita Hepatitis A dengan keluhan ikterik yang menetap
disertai keluhan yang lain.
3. Penderita Hepatitis A dengan penurunan kesadaran dengan
kemungkinan ke arah ensefalopati hepatik.
Peralatan
Laboratorium darah rutin, urin rutin dan pemeriksaan fungsi hati
Anamnesis
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam
PemeriksaanFisik
Pemeriksaan
Penunjang
Tidak bias ditangani
(indikasiRujuk)
6. Diagram Alir Diagnosis
Rujuk
Terapi 2/3
Rawat Jalan
7. Unit terkait Ruang Balai Pengobatan
Ruang Lansia
Ruang KIA
UGD
Ruang Laboratorium
Ruang Farmasi
8.Rekaman No Yang Isi Tanggal mulai
Historis diubah Perubahan Diberlakukan
Perubahan
3/3