Anda di halaman 1dari 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

GASTRITIS
No. Dokumen
No. Revisi 0
SOP TanggalTerbit
Halaman

Supardi SKM,
UPT PUSKESMAS
KELAPA KAMPIT NIP. 197507041998031005

1. Gastritis adalah proses inflamasi/peradangan pada lapisan mukosa dan submukosa


lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau
bahan iritan lain. Proses inflamasi dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.

2. Faktor Resiko:
 Pola makan yang tidak baik : waktu makan terlambat, jenis makanan pedas,
porsi makan yang besar
 Sering minum kopi dan teh
 Infeksi bakteri atau parasit
 Penggunaan obat analgetik dan steroid
 Usia lanjut
 Alkoholisme
 Stress
 Penyakit lainnya, seperti : penyakit refluks empedu, penyakit autoimun,
HIV/AIDS, Chron disease.

3. Diagnosis:
3.1. Anamnesa:
 Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas
 Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan makan
 Mual
 Muntah
 Kembung

3.2. Pemeriksaan Fisik


1. Pengertian  Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat
 Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan perdarahan saluran cerna
berupa hematemesis dan melena
 Biasanya pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva tampak anemis.
3.3. Pemeriksaan penunjang
 Tidak diperlukan,
 Kecuali pada gastritis kronis dapat melakukan pemeriksaan darah rutin,
pemeriksaan breathe test, dan feses untuk mengetahui infeksi Helicobacter
pylori, rontgen dengan barium enema, dan endoskopi.

4. Diagnosis banding :
a. Kolesistitis
b. Kolelitiasis
c. Chron disease
d. Kanker lambung
e. Gastroenteritis
f. Limfoma
g. Ulkus peptikum
h. Sarkoidosis
i. GERD

5. Komplikasi :
a. Pendarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus peptikum
c. Perforasi lambung
d. Anemia
6. Penatalaksanaan :
a. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya
keluhan, seperti makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil
dan hindari makanan yang meningkatkan asam lambung atau perut
kembung seperti kopi, teh, makanan pedas, dan kol.
b. Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain: H2 Bloker 2x/hari
(Ranitidin 150 mg atau/ serta Antasida dosis 3 x 500 – 1000 mg/hari.

7. Kriteria rujukan :
a. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan
b. Terjadi komplikasi
c. Adanya alarm symptom:
 Perdarahan
 Berat badan menurun 10% dalam 6 bulan
 Mual muntah berlebih

Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan gastritis di Puskesmas Kelapa


2. Tujuan
Kampit
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik
4. Referensi
Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer
1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan mencatat dalam
buku status pasien.
2. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lain terhadap pasien yang sesuai guna mendiagnosa gastritis
3. Dokter mendiagnosa Gastritis
5. Prosedur 4. Dokter memberi tatalaksana sesuai dengan diagnosis
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit Gastritis dan menjelaskan tentang
rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan jika sudah terjadi komplikasi dan keadaannya semakin
berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan
6. Unit terkait Poli Umum dan UGD

Anda mungkin juga menyukai