Anda di halaman 1dari 3

GASTRITIS

SPO No. Kode : 6/ 13/ 013


Ditetapkan Oleh Kepala
Puskesmas Patikraja
Terbitan :01

Dinas Kesehatan No. Revisi :0


Kabupaten Puskesmas
Banyumas Tgl. Mulai Berlaku :1 Februari 2013.
Patikraja
Halaman : 1- 2
Priyono,SKM.MM
NIP: 19590215 198012 1 007
No. Kode : B/ VI/ BPU/ SPO/ 6/ 13/013.

1. Ruang Lingkup Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana gastritis

2. Tujuan Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien gastritis.

3. Kebijakan Berlaku untuk semua pasien.

4. Referensi Sudoyo, A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati, S. eds. Buku


ajar ilmu penyakit dalam. 4 ed. Vol. III. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. (Sudoyo, et al., 2006)
5. Prosedur 1. Hasil Anamnesis (Subjective)
1.1 Keluhan
Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti
terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau memburuk
bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan kembung.

1.2 Faktor risiko


a. Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis
makanan pedas, porsi makan yang besar
b. Sering minum kopi dan teh
c. Infeksi bakteri atau parasit
d. Pengunaan obat analgetik dan steroid
e. Usia lanjut
f. Alkoholisme
g. Stress
h. Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit
autoimun, HIV/AIDS, Chron disease
.
2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
2.1 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
1. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
2. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan
pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena.
3. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva
tampak anemis.

Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan, kecuali pada gastritis kronis dengan melakukan
pemeriksaan:
1. Darah rutin.
2. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori:
pemeriksaanUreabreath test dan feses.
3. Rontgen dengan barium enema.
4. Endoskopi
3. Penegakan Diagnostik (Assessment)

3.1 Diagnosis Klinis


Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Untuk diagnosis definitif dilakukan pemeriksaan penunjang .

3.2 Diagnosis Banding


a. Kolesistitis
b. Kolelitiasis
c. Chron disease
d. Kanker lambung
e. Gastroenteritis
f. Limfoma
g. Ulkus peptikum
h. Sarkoidosis
i. GERD

3.3 Komplikasi
a. Pendarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus peptikum
c. Perforasi lambung
d. Anemia
.
4. Penatalaksanaan
Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain: H2 Bloker 2x/hari
(Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20 mg/kali, Simetidin 400-800
mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazol 20 mg/kali, Lansoprazol 30
mg/kali), serta Antasida dosis 3 x 500-1000 mg/hari.

5 Konseling dan Edukasi


Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu
terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh,
makanan pedas dan kol.

6. Kriteria Rujukan
1. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan.
2. Terjadi komplikasi.
3. terdapat alarm symptoms

4. Distribusi

5. Dokumen Terkait 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas


2. Kepala Puskesmas

8. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai