Anda di halaman 1dari 2

POLI UMUM

PROSEDUR KLINIS DIAGNOSA DAN TERAPI DERMATITIS

No. Dokumen Revisi. Tanggal Terbit Hal :


UPTD
SPO-PU-04 00 2 JUNI 2014 1 dari 2
PUSKESMAS PUCANGSAWIT
KOTA SURAKARTA

Dibuat Disetujui Disahkan

SPO
Hendras Budi H, S.ST dr. Monica Peni P drg. Bintang Setya N
Koordinator Poli Umum Management Representative Kepala Puskesmas Pucangsawit

1. TUJUAN
Menurunkan angka kesakitan

2. RUANG LINGKUP
SPO ini berlaku di unit pelayanan Poli Umum UPTD Puskesmas Pucangsawit

3. DEFINISI
Dermatitis Atopik adalah peradangan kulit kronik dan residif yang sering terjadi pada bayi dan
anak, disertai gatal dan berhubungan dengan atopi.
Atopi adalah istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit pada individu yang mempunyai
riwayat kepekaan dalam keluarganya, misalnya : asma bronkiale, rinitis alergi, dermatitis atopik
dan konjungtivitis alergi

4. PROSEDUR
4.1 Pemeriksaan Klinis
4.1.1 Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai
bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
4.1.2 Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3 – 4 tahun, meskipun biasanya akan
muncul kembali.
4.1.3 Pada anak-anak dan dewasa, ruam seringkali muncul dan kambuh kembali hanya pada
1 atau beberapa daerah, terutama lengan atas, sikut bagian depan atau di belakang
lutut.
4.1.4 Warna, intensitas dan lokasi dari ruam bervariasi, tetapi selalu menimbulkan gatal-gatal.
4.1.5 Pada penderita dermatitis atopik, herpes simpleks yang biasanya hanya menyerang
daerah yang kecil dan ringan, bisa menyebabkan penyakit serius berupa eksim dan
demam tinggi (eksim herpetikum).

4.2 Diagnosa :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, hasil pemeriksaan fisik dan riwayat
penyakit alergi pada keluarga penderita.

4.3 Penatalaksanaan
4.3.1 Penjelasan / penyuluhan kepada orang tua pasien:
1. Penyakit bersifat kronik berulang dan penyembuhan sempurna jarang terjadi
sehingga pengobatan ditujukan untuk mengurangi gatal dan mengatasi kelainan
kulit.
2. Selain obat perlu dilakukan usaha lain untuk mencegah kekambuhan :
a. Jaga kebersihan, gunakan sabun lunak misalnya sabun bayi
b. Pakaian sebaiknya tipis, ringan mudah menyerap keringat
c. Udara dan lingkungan cukup berventilasi dan sejuk.
d. Hindari faktor-faktor pencetus, misalnya: iritan, debu, dsb
3. Sistemik
a. Antihistamin klasik sedatif misalnya klorfeniramin maleat untuk mengurangi
gatal
b. Bila terdapat infeksi sekunder dapat ditambahkan antibiotik sistemik atau
topikal
4. Topikal

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas
Pucangsawit
POLI UMUM

PROSEDUR KLINIS DIAGNOSA DAN TERAPI DERMATITIS

No. Dokumen Revisi. Tanggal Terbit Hal :


UPTD
SPO-PU-04 00 2 JUNI 2014 2 dari 2
PUSKESMAS PUCANGSAWIT
KOTA SURAKARTA

Dibuat Disetujui Disahkan

SPO
Hendras Budi H, S.ST dr. Monica Peni P drg. Bintang Setya N
Koordinator Poli Umum Management Representative Kepala Puskesmas Pucangsawit

a. Bila lesi akut/eksudatif: kompres 2 – 3 x sehari, 1 – 2 jam dengan larutan


dengan rivanol 0,1% atau NaCl 0,9%
b. Krim kortikosteroid potensi sedang/rendah, 1 – 2 kali sehari sesudah mandi,
sesuai dengan keadaan lesi. Bila sudah membaik dapat diganti dengan
potensi yang lebih rendah.
c. Kortikosteroid potensi rendah : krim hidrokortison 1%, 2,5%
d. Kortikosteroid potensi sedang : krim betametason 0,1%
e. Pada kulit kering dapat diberikan emolien / pelembab segera sesudah mandi.

5. REFERENSI
Buku Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2007.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas
Pucangsawit

Anda mungkin juga menyukai