Anda di halaman 1dari 6

SOP ISPA

No. Dokumen :
No. Revisi 00
SOP Tanggal Terbit : 1 Juli
2015 UPTD Puskesmas Sembayat
Halaman 1
dr. Titik Ernawati
Kab Gresik Ttd Ka Puskesmas NIP: 19760903 200701 2 010

1. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran


pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan
dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu
dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan ISPA di Puskesmas Sembayat
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter
di Fasyankes Primer.
2. WHO 2007. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan
pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69707/14/WHO_CDS_EP
R_2007.6_ind.pdf
5. Prosedur/Lang 1. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh
kah pasien
2. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien :
Pemeriksaan tanda vital : tensi, nadi, pernapasan dan suhu (bila
perlu)
Tubuh dan ekstrimitas:
 Kulit : Lesi akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0,3-1,0
cm), berbentuk uang logam, eritematous, sedikit edema, dan
berbatas tegas,
 Tanda eksudasi, karena vesikel mudah pecah, kemudian
mengering menjadi krusta kekuningan
 Jumlah lesi dapat satu, dapat pula banyak dan tersebar,
bilateral, atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi
4. Penegakan diagnosis dermatitis numularis
5. Penatalaksanaan
a. Pasien disarankan untuk menghindari faktor yang mungkin memprovokasi
seperti stres dan fokus infeksi di organ lain.
b. Farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
1. Topikal (2x sehari)
 Kompres terbuka dengan cairan PZ masing-masing 15-20 menit/kali
kompres (untuk lesi basah) sampai lesi mengering.
 Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan salep betametason 0,1%
 Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian
antibiotik topikal atau sistemik bila lesi meluas.
2. Oral sistemik
Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
3. Jika ada infeksi bakterial, diberikan antibiotik topikal atau sistemik bila
lesi luas.
6. Pemeriksaan penunjang : tidak diperlukan
7. Konseling dan Edukasi
a.Memberikan edukasi bahwa kelainan bersifat kronis danberulang, sehingga
penting untuk pemberian obat topikal rumatan.
b. Menjaga terjadinya infeksi sebagai faktor risiko terjadinya relaps.
8. Kriteria rujukan
a. Apabila kelainan tidak membaik dengan pengobatan topikal standar.
b. Apabila diduga terdapat faktor penyulit lain, misalnya fokus infeksi pada
organ lain, maka konsultasi dan/atau disertai rujukan kepada dokter spesialis
SOP Dermatitis Numularis
No. Dokumen : dr. Lolita Riamawati
UPTD Puskesmas Sememi No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit NIP: 19690826 200212 2 003
:
Halaman :2

terkait (contoh: Gigi mulut, THT, obsgyn, dll) untuk penatalaksanaan fokus
infeksi tersebut.

6. Diagram Alir 1.

Mulai

Anamnesa & Kartu


Pemeriksaan fisik status

Penegakan diagnosis: Kartu


dermatitis numularis status

Penatalaksanaan:

a. Pasien disarankan untuk menghindari faktor yang mungkin


memprovokasi seperti stres dan fokus infeksi di organ lain.
b. Farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
1. Topikal (2x sehari)
Kompres dg cairan PZ (bila lesi basah)
Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi
dan hiperpigmentasi, dapat diberikan salep
betametason 0,1%
Pada kasus infeksi sekunder, perlu
dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal
atau sistemik bila lesi meluas.
2. Oral sistemik
Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
3. Antibiotik bila ada infeksi bakterial

KIE

Apotek Kertas Resep


k

Selesai

7. Unit terkait 1) Loket Pendaftaran


2) Unit layanan UGD
3) Unit layanan poli umum
4) Unit layanan KIA
5) Apotek
SOP Dermatitis Numularis
No. Dokumen : dr. Lolita Riamawati
UPTD Puskesmas Sememi No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit NIP: 19690826 200212 2 003
:
Halaman :3
SOP Dermatitis Numularis
No. Dokumen : dr. Lolita Riamawati
UPTD Puskesmas Sememi No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit NIP: 19690826 200212 2 003
:
Halaman :4
SOP Dermatitis Numularis
No. Dokumen : dr. Lolita Riamawati
UPTD Puskesmas Sememi No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit NIP: 19690826 200212 2 003
:
Halaman :5
SOP Dermatitis Numularis
No. Dokumen : dr. Lolita Riamawati
UPTD Puskesmas Sememi No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit NIP: 19690826 200212 2 003
:
Halaman :6

Anda mungkin juga menyukai