Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS NUMULARIS

No. Dokumen :
SOP No. Revisi : 00
TanggalTerbit : 2017
Halaman : 1/3
Kepala Puskesmas
Puskesmas
Simpenan
Ade KartiniTresnawati SKM
NIP 19680320198902 2 002
1. Pengertian Dermatitis numularis adalah dermatitis berbentuk lesi mata uang (koin) atau
lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya
mudah pecah sehingga basah (oozing/madidans). Penyakit ini pada orang
dewasa lebih sering terjadi pada pria dari pada wanita. Usia puncak awitan pada
kedua jenis kelamin antara 55 dan 65 tahun, pada wanita usia puncak terjadi juga
pada usia 15 sampai 25 tahun. Dermatitis numularis tidak biasa ditemukan pada
anak, bila ada timbulnya jarang pada usia sebelum satu tahun, umumnya
kejadian meningkat seiring dengan meningkatnya usia.

2. Tujuan Sebagai acuan diagnosis dan tatalaksana penderita dermatitis numularis


3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Simpenan No tahun 2017 tentang
Pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur 1. Pemeriksa melakukan anamnesis
Pasien datang dengan keluhan bercak merah yang basah pada predileksiter
tentu dan sangat gatal. Keluhan hilang timbul dan sering kambuh.
Faktor Risiko :
Pria, usia 55-65 tahun ( pada wanita 15-25 tahun), riwayat trauma fisis dan
kimiawi (fenomena Kobner: gambaran lesi yang mirip dengan lesi utama),
riwayat dermatitis kontak alergi, riwayat dermatitis atopic pada kasus
dermatitis numularis anak, stress emosional, minuman yang mengandung
alkohol, lingkungan dengan kelembaban rendah, riwayat infeksi kulit
sebelumnya
2. Pemeriksa melakukan Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis :
a. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3 – 1 cm), berbentuk uang
logam, eritematosa, sedikit edema, dan berbatas tegas.
b. Tanda eksudasi karena vesikel mudah pecah, kemudian mongering
menjadi krusta kekuningan.
c. Jumlah lesi dapat satu, dapat pula banyak dan tersebar, bila teral, atau
simetris, dengan ukuran yang bervariasi.

Tempat predileksiter utama di tungkai bawah, badan, lengan, termasuk


punggung tangan.

3. Pemeriksa menegakkan diagnosis


Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis banding :Dermatitis kontak, Dermatitis atopi, Neuro dermatitis
sirkumskripta, Dermatomikosis

4. Pemeriksa melakukan penatalaksanaan


Penatalaksanaan Non Medikamentosa :
- Pasien disarankan untuk menghindari faktor yang mungkin
memprovokasi seperti stress dan focus infeksi di organ lain.

Penatalaksanaan Medikamentosa

a. Topikal (2 kali sehari)


- Kompres terbuka dengan larutan permanganas kalikus 1/10.000,
menggunakan 3 lapis kasa bersih, selama masing-masing 15-20
menit/kali kompres (untuk lesi madidans/basah) sampai lesi
mengering.
- Kemudian terapi dilanjutkan dengan kortikosteroid topikal:
Desonidkrim 0,05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan
fluosinolonasetonid krim 0,025%) selama maksimal 2 minggu.
- Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan Betametason valerat
krim 0,1% atauMometason furoat krim 0,1%).
- Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian
antibiotic topical atau sistemik bila lesi meluas.
b. Oral sistemik
- Antihistamin sedatif: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari selama
maksimal 2 minggu atau setirizin 1 x 10 mg per hari selama
maksimal 2 minggu.
- Antihistamin non sedatif: loratadin 1x10 mg per hari selama
maksimal 2 minggu.
c. Jika ada infeksi bakteri dapat diberikan antibiotic topical atau antibiotik
systemic bila lesi luas.

2. Diagram
Alir ANAMNESIS
Bercak merah basah,
gatal.Hilang timbul, factor
resiko

PEMERIKSAAN FISIK
Lesi patogpnomonis pada
tempat predileksi

PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Medikamentosa

KONSELING DAN EDUKASI

3. Unit Poli Umum


Terkait

Anda mungkin juga menyukai