Anda di halaman 1dari 31

REFERAT

ERITRO-PAPILO-SKUAMOSA
(EPS)

Desy Dwi Engki Pradata 112021131


Pembimbing: dr. Prasti Adhi Dharmasanti, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA JAKARTA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
H.S SAMSOERI MERTOJOSO SURABAYA
PERIODE 08 AGUSTUS 2022- 10 SEPTEMBER 2022
Eritropapuloskuamosa

ERITEMA PAPULA SKUAMA


merupakan kelainan pada kulit
berupa kemerahan yang merupakan penonjolan di
atas permukaan kulit, merupakan lapisan
disebabkan oleh pelebaran
sirkumskrip, berdiameter korneum yang
pembuluh darah kapiler yang
lebih kecil dari 1/2 cm, dan terlepas dari kulit
bersifat reversibel
berisikan zat padat
KLASIFIKASI

PSORIASIS PITIRIASIS ROSEA

ERITRODERMA D E R M AT I T I S S E B O R O I K

PA R A P S O R I A S I S
PSORIASIS
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik
dengan dasar genetik yang kuat dengan
karakteristik perubahan pertumbuhan dan
diferensiasi sel epidermis disertai manifestasi
vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem
saraf.
PSORIASIS

LOKASI
EFLORESENSI Letaknya dapat terlokalisir,
plak eritematosa berskuama berlapis misalnya pada siku, lutut atau
kulit kepala (skalp) atau
berwama putih keperakan dengan menyerang hampir 100%
batas yang tegas. luas tubuhnya.
EPIDEMIOLOGI
AMERI peningkatan
KA jumlah
dewasa kunjungan ke
layanan
kesehatan

TAIWAN- INDONE
ITALI
Prevalensi SIA
anak-anak
sepuluh RS besar dengan
0,98% - 8% angka prevalensi pada tahun
0% - 2.1 % 17-55% 1996, 1997, dan 1998 berturut-
nowergia kasus
di turut 0,62%; 0,59%, dan
0,92%.
ETIOPATOGENES
IS
Faktor genetic & imunologik

Predisposisi
Stres psikis, infeksi fokal, trauma,
gangguan metabolic, alcohol merokok

Gambaran klinis
plak eritematosa diliputi skuama putih disertai
titik-titik perdarahan bila skuama dilepas,
berukuran dari seujung jarum sampai dengan
plakat menutupi sebagian besar area tubuh,
umumnya simetris.
TANDA KLINIS

FENOMENA FENOMENA FENOMENA


TETESAN AUSPITS KOBNER
LILIN
Klasifikasi psoriasis

01 02 03

Psoriasis
P.vulgaris Interginosa P. Gutata

P. Pustulosa P. Eritroderma P. Kuku


HISTOPATOL
OGI
Diagnosis Banding
Perbedaannya : keluhan pada dermatofitosis gatal sekali dan pada sediaan
Dermatofitosis
langsung ditemukan jamur.

Sifilis stadium II dapat menyerupai psoriasis.


Sifilis Psoriasiformis Pada sifilis terdapat senggama tersangka (coitus suspectus), pembesaran
kelenjar getah bening menyeluruh dan tes serologik untuk sifilis positif.

Perbedaannya : skuamanya berminyak dan kekuningan-kuningan dan


Dermatitis Seboroik
bertempat predileksi pada tempat yang seboroik.
Tatalaksana
Terapi Topikal
• Kortikosteroid
• Kalsipotriol/Kalsipotrien Fototerapi
• Retinoid topikal : Tarazoten 0,1% • Ultraviolet A (UVA)
(pemakaian 12 minggu). • Ultraviolet B (UVB)
• Ter dan Antralin 0,05% sekali sehari, • PUVA (Psoralen dan UVA)
ditingkatkan menjadi 1% dengan kontak
singkat (15-30 menit) setiap hari.

Terapi Sistemik
• Kortikosteroid : Prednison 30 mg perhari.
• Obat sitostatik : Metotreksat 3x2,5 mg
(KI : Kelainan hepar, ginjal, sistem hematopoetik, kehamilan, penyakit
infeksi aktif (TB), Ulkus Peptikum, Kolitis Ulserosa dan Psikosis.
• Levodopa 2x250 mg - 3x500 mg
• DDS (Diaminosufenilsulfon) 2x100 mg sehari : Psoriasis Pustulosa
• Etretinat (Tegison, Tigason) : bulan pertama 1 mg/kgBB
Asitretin (Neotigason) waktu paruh eliminasinya hanya 2 hari, dibanding
Entretinat 100 hari.
• Siklosporin
Efek : imunosupresif. Dosis : 6 mg/kgBB sehari.
• Agen Biologik
Recombinant human cytokine, fusi protein dan monoclonal antibodi.
PARAPSORIA
SIS
Parapsoriasis merupakan penyakit kulit
yang belum diketahui penyebabnya,
pada umumnya tanpa keluhan ,
kelainan kulit terutama terdiri atas
eritema dan skuama, berkembang
perlahan dan perjalanan kronik.
KLASIFIKASI

GUTATA VARIEGATA EN PLAQUE


Kelainan kulit berupa bercak
Ruamnya terdiri atas papul terdiri atas skuama dan eritematosa, permukaan datar,
miliar serta lenticular, eritema eritema yang bergaris- bulat atau lonjong, diameter 2.5
dan skuama dan umumnya garis. cm dengan sedikit
simetrik skuama,berwarna merah
jambu, cokelat atau agak
kekuningan
TERAPI

• Penyinaran ultraviolet
• Kortikosteroid Topikal, seperti yang
digunakan pada terapi psoriasis
meskipun hanya bersifat sementara
dan sering kambuh

• Pengobatan yang sering dilakukan :


kalsiferol, preparate ter, derivate
sulfon, obat sitostatik dan vitamin E.
PITIRIASIS
ROSEA
Pitiriasis rosea ialah erupsi kulit
akut yang sembuh sendiri, dimulai
dengan sebuah lesi inisial
berbentuk eritema dan skuama
halus.
Kemudian disusul oleh lesi-lesi
yang lebih kecil di badan, lengan,
dan tungkai atas yang tersusun
sesuai dengan lipatan kulit dan
biasanya menyembuh dalam waktu
3-8 minggu.
Epidemiologi & etiologi
Epidemiologi
• Pitiriasis rosea didapati pada semua umur (15-40tahun)
• wanita ≈ pria
Etiologi
• Penyebab pitiriasis rosea masih belum pasti, demikian pula cara
infeksi.
• Berdasarkan bukti ilmiah, diduga ptiriasis rosea merupakan
eksantema virus yang berhubungan dengan reaktivasi Human
Herpes Virus (HHV) -7 dan HHV-6.)
Gejala Klinis
• Herald patch
Tahap
awal

Tahap • lesi (ruam)


berikutny yang berbentuk
seperti pohon
a (4-10 cemara terbalik
hari)
TATALAKSANA
• Non Medikamentosa :
• EDUKASI Medikamentosa :
• Sembuh sendiri 6 – 12 mgg,
tidak menular • Antihistamin bila mengganggu Cetirizin
1x10 mg per hari
• Jarang meninggalkan bekas, • Bedak asam salisilat 1– 2% + menthol 0,2
jarang rekuren – 0,5%
• Jarang mengenai wajah • Lotion Calamin
• mencegah bertambah • KS topikal/sistemik bila berat/tidak
hebatnya gatal yang membaik
• Fototerapi : narrowband ultraviolet B
ditimbulkan.
(NB-UVB) dengan dosis tetap sebesar 250
• Pakaian yang mengandung
mJ/cm2 3 kali seminggu selama 4 minggu
wol. air, sabun, dan keringat
dapat menyebabkan lesi
19
menjadi bertambah berat
DERMATITIS
SEBOROIK
• Dermatitis seboroik adalah kelainan
kulit papuloskuamosa
• dengan predileksi di daerah kaya
kelenjar sebasea , skalp , wajah dan
badan.
• Dermatitis ini dikaitkan dengan
malasesia , terjadi gangguan imunologis
mengikuti kelembaban lingkungan,
perubahan cuaca , ataupun trauma ,
dengan penyebaran l
Etiopatogenesis
Penyebab belum diketahui pasti.
Faktor predisposisi : kelainan konstitusi berupa status seboroik yang diturunkan.

Berhubungan erat dengan keaktivan glandula sebasea, aktif pada bayi bau lahir, tidak aktif selama
9-12 tahun akibat stimulasi hormone androgen dari ibu berhenti.
Puncak insiden : 18-40 tahun, lebih sering terjadi pada pria.

Pertumbuhan bakteri atau Pityrosporum ovale (flora


normal kulit) berlebihan

Reaksi inflamasi, akibat produk metabolitnya yang masuk


ke epidermis atau sel jamur itu sendiri (melalui aktivasi
sel limfosit T dan sel Langerhans)
Gejala Klinis

Pada bayi Pada Anak dan Dewasa


Sering disebut Cradle cap. Dapat bervariasi :
• Skuama kekuningan yang berminyak dan umumnya • Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan
tidak gatal. menempel pada kulit kepala.
• Skuama terbatas pada batas kulit kepala (skalp) dan • Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial
dapat juga ditemukan dibelakang telinga dan area alis dengan skuama terutama di kulit kepala, wajah dan
mata. tubuh.
• Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau
pitiriasiformis.
• Disertai gatal.
Klasifikasi berdasakan derajat
keparahan

• Bila mengenai wajah atau skalp, dengan


Ringan sedikit skuama dan tanpa adanya papul.

• Bila mengenai wajah dan/atau skalp dan/atau


Sedang leher sedikit eritema, skuama sedang, sedikit
krusta, sedikit papul dengan gatal ringan.

• Bila mengenai sebagian besar tubuh atau


Berat general. Disertai dengan eritem, skuama
tebal, krusta, dan rasa gatal hebat.
Tatalaksana

Non medikamentosa
-Menghindari faktor pemicu/pencentus.
-Penggunaan pendingin ruangan atau udara dengan kelembapan rendah
lingkungan kerja.
-Hindari garukan yang dapat menyebabkan lesi iritasi.
-Hindari bahan-bahan yang dapat menimbulkan iritasi.
-Mengkonsumsi makanan rendah lemak.
-Tetap menjaga hygiene kulit.
Tatalaksana Topikal
Tatalaksan Sistemik
ERITRODE
RMA
• Eritroderma ialah kelainan
kulit yang ditandai dengan
adanya eritema universalis
(90%-100%), biasanya disertai
skuama .
• Bila eritemanya antara 50%-
90% kami menamainya pre-
eritroderma.
PATOFISIO
LOGI
tubuh bereaksi berupa
Patofisiologi eritroderma akibat suatu agen dalam pelebaran pembuluh
belum jelas tubuh darah kapiler (eritema)
yang universali

berbagai sitokin berperan


GEJALA KLINIS
Akibat alergi obat
(sistemik)
= eritema universal Psoriasis
= eritema pd tempat
predileksi
Akibat perluasan
penyakit kulit
ERITRODERMA Penyakit Leiner
= eritema universal
+ skuama kasar

Sindrom Sezary
Akibat penyakit
sistemik/keganasan = eritema + skuama
+ sangat gatal
PENGOBATAN

Penyakit kulit
Akibat obat
- Prednison 4 x 10 mg
- Hentikan obat
- Leiner: prednison 3 x
- Prednison 4 x 10 mg 1-2 mg
Terapi:
Kortikosteroid
Sindroma Sezary Kronik
- Prednison 30 mg - Diet tinggi protein
sehari
- Emolien (salep lanolin
- Klorambusil 2-6 mg 10% atau krim urea 10%)
sehari
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai