Anda di halaman 1dari 33

Referat

Psoriasis dan pitiriasis rosea


Oleh:
Erlangga Permadi Yudha

Pembimbing : dr Frista Martha Rahayu, Sp.DV

KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD WALED KABUPATEN CIREBON
2022
Psoriasis
Definisi

Psoriasis adalah penyakit


peradangan kulit yang kronik
dan residif, mempunyai dasar
genetik, dengan karakteristik
gangguan pertumbuhan dan
diferensiasi epidermis.
Etiopatogenesis
Diagnosis
Klinis
Dapat pula dijumpai keluhan berupa nyeri sendi, bercak merah
Gejala disertai dengan nanah, dan bercak merah bersisik seluruh
tubuh.
Pengobatan menyembuhkan sementara kemudian
dapat muncul kembali.

Faktor risiko
Infeksi, obat-obatan, stres, dan merokok dapat
Terutama daerah mencetuskan kekambuhan atau memperburuk
ekstensor dan kulit kepala. penyakit.
Disertai rasa gatal.
Tipe psoriasis
Psoriasis plak Psoriasis pustulosa generalisata dan
01 Plak eritematosa berbatas tegas dengan 03 lokalisata
skuama berwarna keperakan adalah Generalisata
karakteristik tetapi tidak harus ada Ditandai oleh pustul steril yang mengenai
Daerah yang terkena biasanya: siku, lutut, sebagian besar area tubuh dan
kepala, celah intergluteal, palmar dan ekstremitaskasus yang berat pustul dapat
plantar bergabung dan membentuk kumpulan pus
(lake of pustules)
02 Psoriasis gutata Lokalisata
a) Onset mendadak dan biasanya terjadi
a. Dapat terjadi di palmo plantar, akral
setelah infeksi streptokokal pada saluran
dan kuku.
pernafasan atas
b. Pustul dapat terletak di atas plak
b) Bentuk seperti tetesan air, plak merah
c. Sangat mengganggu karena
muda dengan skuama
kesulitan menggunakan tangan atau
kaki
Psoriasis plak

Psoriasis Pustulosa

Psoriasis gutata
Tipe psoriasis
Psoriasis inversa Psoriasis Kuku
04 Lesi terdapat di daerah lipatan, glans penis, 07
aksila
Eritroderma psoriatika
05 Eritema yang luas dengan skuama yang
dapat mengenai sampai 100% luas
permukaan tubuh

06 Psoriasis artritis
Biasanya menyerang banyak sendi
terutama di distal inter falang, proksimal
falang, meta carpal
Pemeriksaan Penunjang

Bila terdapat keraguan Pemeriksaan ASTO (anti-


dapat dilakukan streptolysin titer O),
pemeriksaan penunjang pemeriksaan faktor
histopatologi kulit atau rheumatoid,foto rontgen
kuku tulang sendi
Tatalaksana

Prinsip

Pasien tidak perlu dirawat kecuali untuk pasien psoriasis


pustulosa atau eritroderma sebaiknya dirawat, untuk
mendapatkan suplementasi cairan/elektrolit dan
pengawasan pengobatan sistemik.
Tatalaksana
Langkah pengobatan psoriasis
Langkah Langkah 2 Langkah 3
1
Pengobatan topikal Pengobatan sistemik (obat makan
(obat luar) untuk atau obat suntik) khusus untuk Fototerapi/fotokemoterapi
psoriasis ringan, luas psoriasis sedang sampai parah (lebih untuk mengobati psoriasis
kelainan kulit kurang dari 10% permukaan tubuh) atau sedang sampai berat, selain
dari 3%. psoriatik arthritis berat (disertai itu juga dipakai untuk
dengan cacat tubuh). Juga dipakai mengobati psoriasis yang
untuk psoriatik eritroderma atau tidak berhasil dengan
psoriasis pustulosa. pengobatan topikal
Tatalaksana
Fototerapi/ Fotokemoterapi
Ultraviolet B (UVB) broadband (BB),(B,1)
 Dosis awal: menurut tipe kulit 20-60 mJ/cm2 atau 50% minimal erythemal
dose (MED), dosis dinaikan 5-30 mJ/cm2 atau ≤25% MED awal,
penyinaran 3-5 kali/minggu.

Ultraviolet B (UVB) narrowband (NB)


Dosis awal: menurut tipe kulit 130-400 mJ/cm2 atau 50% minimal
erythemal dose (MED), dosis dinaikan 15-65 mJ/cm2 atau ≤10% MED awal, penyinaran 3-5
kali/minggu.

PUVA
Dosis: 8-metoksi psoralen, 0,4-0,6 mg/kgBB diminum peroral 60-120 menit
sebelum disinar UVA. Kaca mata bertabir ultraviolet diperlukan untuk
perlindungan di luar rumah 12 jam setelah minum psoralen.
Tatalaksana Medikamentosa
Topikal
Emolien Urea, petrolatum, parafin cair, minyak mineral, gliserin, asam glikolat
Kortikosteroid Kortikosteroid potensi sedang dan kuat dapat dikombinasi dengan
topikal obat topikal lain, fototerapi, obat sistemik.
 Skalp: lotion, spray, solusio dan gel.
 Wajah: potensi rendah, hindari poten-superpoten.
 Lipatan tubuh: potensi rendah bentuk krim atau gel.
 Palmar dan plantar: steroid potensi sangat poten
Keratolitik Asam salisilat adalah keratolitik yang paling sering digunakan.
Retinoid Paling baik dikombinasi dengan topikal kortikosteroid
Analog vitamin D Preparat yang tersedia adalah kalsipotriol, dapat digunakan sebagai
terapi rumatan
Tar Mengurangi aktivitas mitosis lapisan basal epidermis, serta beberapa
komponen memiliki efek antiinflamasi. Lcd 3-10%
Tatalaksana
Sistemik
Metotreksat Cara pemberian mula-mula diberikan tes dosis inisial 2,5-5mg selang 12
jam, kemudian ditingkatkan bertahap hingga mencapai respons pengobatan
yang optimal. dosis maksimal tidak boleh melebihi 25 mg/minggu
Siklosporin Dosis rendah 2,5 mg/kgBB/hari dipakai sebagai terapi awal dengan dosis
maksimum 4 mg/kgBB/hari. Dosis dikurangi 0,5-1,0 mg/kgBB/hari bila sudah
berhasil, atau mengalami efek samping
Acitretin Dosis 10-50 mg/hari, untuk mengurangi efek samping lebih baik digunakan
dalam dosis rendah dengan kombinasi misalnya UV dengan radiasi rendah.
Sulfasalazin Dosis awal 500 mg tiga kali/hari, dapat naik dosis sampai 1,0 gram tiga
kali/hari.
Edukasi
Penjelasan bahwa psoriasis adalah penyakit kronik
residif dan pengobatan yang diberikan hanya
bersifat menekan keluhan kulit bukan
menyembuhkan. Menghindari faktor pencetus
(Infeksi, obat-obatan, stres, dan merokok) Kontrol
secara teratur dan patuh terhadap pengobatan.
Pitiriasis rosea

adalah suatu kelainan kulit akut yang diawali


dengan timbulnya makula/plak soliter
berwarna merah muda dengan skuama halus
(“herald patch”), kemudian dalam beberapa
hari sampai beberapa minggu timbul lesi
serupa dengan ukuran lebih kecil di badan dan
ekstremitas proksimal yang tersusun sesuai
lipatan kulit
Etiologi

Penyebab pasti dari pityriasis rosea tidak diketahui, tetapi ciri-ciri seperti
variasi musiman dan pengelompokan di masyarakat menunjukkan bahwa
itu adalah penyakit menular. 
Infeksi seperti virus, bakteri, spirochetes, dan penyebab noninfeksi seperti
atopi dan autoimunitas yang kemungkinan menjadi penyebabnya.  Baru-
baru ini, reaktivasi virus herpes telah ditemukan sebagai agen etiologi
yang mungkin. Seperti HHV-6 dan HHV-7
Faktor yang diduga berhubungan dengan timbulnya
pitiriasis rosea, diantaranya:

a. Faktor cuaca. Hal ini karena pitiriasis rosea lebih kerap


ditemukan pada musim semi dan gugur
b. Faktor penggunaan obat tertentu, seperti bismuth,
berbiturat, captopril, mercuri, metronidazole, D-
penicilamine
c. Diduga berhubungan penyakit kulit lainnya(dermatitis
atopi, dermatitis seboroik, acne vulgaris) dikarenakan
pitiriasis rosea dijumppai pada penderita penyakit
dengan dermatitis atopik, dermatitis seboroik, acne
vulgaris dan ketombe
Manifestasi klinis

• Lesi utama yang paling umum ialah munculnya lesi soliter berupa
makulaeritem atau papul eritem pada batang tubuh atau leher, yang
secara bertahap akanmembesar dalam beberapa hari dengan
diameter 2-10 cm, berwarna pink salmon, berbentuk oval dengan
skuama tipis yang disebut dengan Herald patch/ Mother plaque/
Medalion. Jika lesi ini digores pada sumbu panjangnya, maka
skuama cenderung untuk melipat sesuai dengan goresan yang
dibuat, hal ini disebut dengan “Hanging curtain sign”
Herald Patch
• Herald patch ini akan bertahan selama satu minggu atau lebih, dan
saat lesi ini akan mulai hilang, efloresensi lain yang baru akan
bermunculuan dan menyebar dengan cepat
Pada lebih dari 69% penderita ditemui adanya gejala prodromal berupa
malaise, mual, hilang nafsu makan, demam, nyeri sendi, dan pembengkakan
kelenjar limfe.

Setelah timbul lesi primer, 1-2 minggu kemudian akan timbul lesi sekunder
generalisata. Pada lesi sekunder akan ditemukan 2 tipe lesi. Lesi terdiri dari
lesi dengan bentuk yang sama dengan lesi primer dengan ukuran lebih
kecil(diameter 0,5 – 1,5 cm) dengan aksis panjangnya sejajar dengan garis
kulit dan sejajar dengan kosta sehingga memberikan gambaran Christmas
tree.
Kriteria Diagnostik Klinis
○ Anamnesis
■ Terutama timbul pada remaja dan dewasa muda yang sehat,
kelompok usia 10-35 tahun. Lebih banyak dialami oleh
perempuan.
■ Gejala subjektif biasanya tidak ditemukan, tetapi dapat disertai
gatal ringan maupun sedang.
■ Kelainan kulit diawali dengan lesi primer yang diikuti lesi
sekunder.
■ Timbul lesi sekunder bervariasi antara 2 hari sampai 2 bulan
setelah lesi primer, tetapi umumnya dalam waktu 2 minggu.
Kadang-kadang lesi primer dan sekunder timbul secara
bersamaan.
■ Dapat pula ditemukan demam yang tidak terlalu tinggi atau lemah
badan.
Pemeriksaan fisik

• Gambaran klinis diawali dengan timbulnya lesi primer berupa


makula/plak sewarna kulit/merah muda/salmon-colored/
hiperpigmentasi yang berbatas tegas atau yang disebut herald
patch, umumnya berdiameter 2-4 cm dan berbentuk lonjong atau
bulat. Bagian tengah lesi memiliki karakteristik skuama halus, dan
pada bagian dalam tepinya terdapat skuama yang lebih jelas
membentuk gambaran skuama kolaret.

• Lesi primer biasanya terletak di bagian badan yang tertutup baju,


tetapi kadang-kadang ditemukan di leher atau ekstremitas
proksimal seperti paha atas atau lengan atas. Lesi primer jarang
ditemukan di wajah, penis atau kulit kepala berambut.
Herald patch
• Erupsi simetris terutama pada badan, leher, dan
ekstremitas proksimal.

• Lesi sekunder berupa makula/plak merah muda,


multipel, berukuran lebih kecil dari lesi primer,
berbentuk bulat atau lonjong, yang mengikuti
Langer lines sehingga pada punggung
membentuk gambaran christmas-tree pattern.

• Dapat ditemukan pembesaran kelenjar getah


bening. gambaran christmas-tree pattern
Tipe pitiriasis rosea
Pitiriasis rosea giganta
Ditemukan papul-papul atau plak yang
Pitiriasis rosea inversa
01 Lesi kulit banyak terdapat di wajah dan
03 besar.
distal ekstremitas, daerah fleksor seperti Pitiriasis rosea irritate
aksila dan sela paha, hanya sedikit yang 04 lesi berupa makula dengan predileksi
terdapat di tubuh dan umumnya terjadi tempat yang tidak khas (pergelangan
pada anak-anak tangan dan kaki), yang makin lama
mengalami perubahan dermatologi akibat
iritasi berat atau keringat yang berlebih
02
Pitiriasis rosea unilateralis Papular pitiriasis rosea Umum ditemukan
   05 pada anak usia dibawah 5 tahun(toddler).
Lesinya tidak melewati garis median Terutama pada anak berkulit gelap
tubuh keturunan Afrika dan wanita hamil. Warna
makula bisa terlihat lebih gelap dibanding
kulit sekitarnya.
Tipe pitiriasis rosea
Vesicular pitiriasis rosea
06
Lebih sering ditemukan pada anak-anak dan
dewasa muda dengan gambaranseperti infeksi
varisela

Purpuric pitiriasis rosea
berupa petechie, dan ekimosis sepanjang
Langer line pada leher, tubuh dan ekstremitas
07 proksimal. Lesinya mungkin dengan skuama yang
lebih sedikit ataudidominasi oleh pustule atau
purpura. Cenderung meninggalkan
tandahipopigmentasi atau hiperpigmentasi
postinflamasi setelah sembuh
Pitiriasis rosea inversa

Papular Pitiriasis Rosea

Pitiriasis rosea unilateralis
Vesicular Pitiriasis Rosea
Purpuric Pitiriasis Rosea
Pemeriksaan Penunjang

• Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan penunjang


khusus.
• Apabila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
sesuai diagnosis banding.
• Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan pada kasus yang
tidak dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis
Tatalaksana
• Non medikamentosa: Tidak ada
• Medikamentosa
Prinsip: penyakit dapat sembuh spontan, penglihatan bersifat simtomatis.
Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi
sebagai berikut:

a) Topikal
Bila gatal sangat mengganggu:
Larutan anti pruritus seperti calamine lotion.
Kortikosteroid topikal.
Sistemik

• Apabila gatal sangat mengganggu dapat diberikan antihistamin seperti


setirizin 1x10 mg per hari.
• Kortikosteroid sistemik.
• Eritromisin oral 4x250 mg/hari selama 14 hari.
• Asiklovir 3x400 mg/hari per oral selama 7 hari diindikasikan sebagai terapi
pada awal perjalanan penyakit yang disertai flu-like symptoms atau
keterlibatan kulit yang luas.
• Dapat pula dilakukan fototerapi: narrowband ultraviolet B (NB-UVB) dengan
dosis tetap sebesar 250 mJ/cm 3 kali seminggu selama 4 minggu.
Edukasi

• Kelainan kulit dapat sembuh sendiri.


• Pengobatan bertujuan untuk mengurangi
gejala.
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Pitiriasis rosea dapat rekuren, tetapi jarang terjadi


Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia ( PERDOSKI).
Jakrta; 2017
2. Lewinison, R.T. Pathogenesis and clinical finding. Calgary guide; 2016
3. Henderson David, Usatine Richard P. Pityriasis Rosea . Dalam:Usatine Richard P,
Smith Mindy Ann, Mayeaux Jr. E.J. editor. The ColorAtlas of Family Medicine.
USA: McGraw Hill. 2009.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai