DEFINISI
Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif
dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak
eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama
tebal berlapis-lapis, berwarna putih mengkilat.
ETIOLOGI
• Psoriasis merupakan penyakit kulit kronis
inflamatorik dengan faktor genetik yang kuat, dengan
ciri gangguan perkembangan dan diferensiasi
epidermis, abnormalitas pembuluh darah, faktor
imunologis dan biokimiawi, serta fungsi neurologis.
• Peran Genetik
Bila kedua orang tua mengidap psoriasis, risiko
seseorang mendapat psoriasis adalah 41%, 14% bila
hanya dialami oleh salah satunya, 4% bila 1 orang
saudara kandung terkena, dan turun menjadi 2% bila
tidak ada riwayat keluarga.
MANIFESTASI KLINIS
• Lesi kulit biasanya merupakan plak eritematosa oval
• berbatas tegas
• Meninggi dengan skuama berwarna keperakan
• hasil proliferasi epidermis maturasi prematur dan
kornifikasi inkomplet keratinosit dengan retensi nuklei
di stratum korneum (parakeratosis).
KLASIFIKASI
Psoriasis Vulgaris
Merupakan bentuk tersering (90% pasien), dengan
karakteristik klinis plak kemerahan yang dilapisi dengan kulit yang
tumbuh berwarna keperakan , simetris, dan berskuama yang
umumnya akan terlihat pada sekitar lutut, kepala (seperti
ketombe) dan siku.
Psoriasis Guttata (Eruptif)
Guttata berasal dari bahasa Latin “Gutta” yang berarti
“tetesan”, dengan lesi berupa papul kecil (diameter 0,5-1,5
cm). Bercak (lesions) guttate biasanya timbul pada badan dan
kaki. Bintik-bintik ini biasanya tidak setebal atau bersisik
seperti pada psoriasis plak.
Psoriasis Arthritis
Pada tipe ini, skuama lebih banyak dan tebal. Lesi muncul pada
usia yang lebih tua, timbul dengan peradangan sendi, sehingga sendi
terasa nyeri, membengkak dan kaku, sama persis seperti gejala
rematik.
Psoriasis Inversa
Pada tipe ini muncul di lipatan-lipatan kulit seperti aksila,
genitokruris, serta leher. Lesi biasanya berbentuk eritema
mengkilat berbatas tegas dengan sedikit skuama, disertai
gangguan perspirasi pada area yang terkena.
Psoriasis Eritrodermik
c. Impetigo Herpetiformis
A. Terapi Topikal
e. Tazarotene
g. Emolien
d. Terapi Fotodinamik
C. Terapi Obat Sistemik Per oral
a. Metotreksat
b. Acitretin
c. Siklosporin A (CsA)
e. Sulfasalazine
f. Steroid Sistemik
h. 6-thioguanin
i. Hidroksiurea
D. Terapi Biologis
a. Alefacept
b. Efalizumab
Remisi spontan dapat terjadi pada 50% pasien dalam waktu yang
bervariasi.