Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

PSORIASIS VULGARIS
Oleh :
Ditha Ayu Rizkyta
120810002

Pembimbing :
dr. Muhammad Risman Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK
SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD WALED KABUPATEN CIREBON
JAWA BARAT
2022
Definisi
Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi
yang khas berupa plak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh
skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih keperakan.
Definisi

Hanseler dan Christopher membagi psoriasis menjadi:


Tipe 1: bila onset kurang dari umur 40 tahun diketahui erat
kaitannya dengan faktor genetik
Tipe 2: bila onset terjadi pada umur lebih dari 40 tahun
Etiologi
• Prevalensinya pada populasi yang berbeda
bervariasi dari 0,1% hingga 11,8%
• Insidens di Asia cenderung rendah (0,4%).
• Mortalitas psoriasis rendah namun morbiditas
tinggi, dengan dampak luas pada kualitas hidup
pasien ataupun kondisi sosioekonominya.
• Penyakit ini terjadi pada segala usia, tersering pada
usia 15-30 tahun.
Etiologi
Psoriasis merupakan penyakit kulit kronis
inflamatorik dengan faktor genetik yang
kuat, dengan ciri gangguan perkembangan
dan diferensiasi epidermis, abnormalitas
pembuluh darah, faktor imunologis dan
biokimiawi, serta fungsi neurologis. Penyebab
dasarnya belum diketahui pasti.

Bila kedua orang tua mengidap psoriasis,


risiko seseorang mendapat psoriasis adalah
41%, 14% bila hanya dialami oleh salah
satunya, 4% bila 1 orang saudara kandung Peran Genetik
terkena, dan turun menjadi 2% bila tidak ada
riwayat keluarga.
Patofisiologi
Gambaran Klinis

• Plak eritematosa diliputi skuama putih disertai titik-titik perdarahan bila skuama
dilepas, berukuran dari seujung jarum sampai dengan plakat menutupi sebagian
besar area tubuh, umumnya simetris.

• Predileksi khas seperti pada siku, lutut, serta sakrum, tapi dapat juga ditemukan di
seluruh tubuh

• Dapat ditemukan: Fenomena koebner, Fenomena tetesan lilin, Auspitz Sign


Gambaran Klinis

Fenomena Tetesan
Fenomena Koebner Aupitz Sign
Lilin
Gambaran Klinis

PSORIASIS PUSTULOSA PSORIASIS ERITRODERMIK


PSORIASIS VULGARIS

PSORIASIS GUTTATA PSORIASIS INVERSA PSORIASIS KUKU


Psoriasis Vulgaris

 Bentuk psoriasis yang paling banyak
 Plak eritematosa berbatas tegas dengan
skuama berwarna keperakan adalah
karakteristik tetapi tidak harus ada
 Predileksi: siku, lutut, kepala, celah
intergluteal, palmar dan plantar, juga
genitalia

Psoriasis Gutata

 Bentuk seperti tetesan air, plak merah
muda dengan skuama
 Biasanya ditemukan pada badan dan
ekstremitas
Psoriasis Pustulosa

 Bentuk: Generalisata dan Lokalisata
 Generalisata: (Von Zumbusch) Secara khas
ditandai oleh pustul steril yang mengenai
sebagian besar area tubuh dan ekstremitas
 Lokalisata: Pustul dapat terletak di atas
plak, dapat terjadi di palmo plantar, akral dan
kuku

Psoriasis Inversa

 Lesi biasanya berbentuk eritema


mengkilat berbatas tegas dengan sedikit
skuama
 Lesi terdapat di daerah lipatan, glans
penis, aksila.
Psoriasis Eritrodermik

 Eritema yang luas dengan skuama yang
dapat mengenai >90% luas permukaan
tubuh
 Dapat membahayakan kehidupan

Psoriasis Kuku

Lesi beragam:
 Nail pitting
 Onikodistrofi
 Beau lines
 Crumbling nail
 Kemerahan pada lunula.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Bila terdapat keraguan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang histopatologi
kulit atau kuku.
Psoriasis memberi gambaran histopatologi yang khas, yaitu parakeratosis
dan akantosis. Pada stratum spinosum terdapat sekelompok leukosit yang
disebut abses munro. Selain itu terdapat pula papilomatosis dan vasodilatasi di
subepidermis.
2. Pemeriksaan ASTO (anti-streptolysin titer O), pemeriksaan faktor rheumatoid,
foto rontgen tulang sendi
Diagnosis Banding
Psoriasis Vulgaris

• Dermatitis numularis, neurodermatitis, tinea corporis

Psoriasis Gutata

• Pitiriasis rosea, lichen planus, parapsoriasis, drug eruption

Psoriasis Eritrodermik

• Drug induced erythroderma, dermatitis atopi, sezary syndrome, pitiriasis rubra pilaris

Psoriasis Pustular

• Impetigo, candidiasis superfisial, folikulitis


Diagnosis dan
tatalaksana

Tentukan tipe, luas area yang terkena, dan


atau PASI (Psoriasis Area Severity Index).
PASI (Psoriasis Area Severity Index).
PASI
(Psoriasis
Area Severity
Index).
PASI (Psoriasis Area Severity Index).

Kriteria penyembuhan
Pengobatan dikatakan berhasil jika tercapai PASI 75 (berkurang
sebanyak 75% dari PASI awal) dan dikatakan gagal jika tidak mencapai
PASI 50. PASI antara 50 dan 75 dengan DLQI <5 dianggap berhasil,
DLQI >5 dikatakan gagal.
Tatalaksana Non Farmako
1. Pasien datang, tentukan tipe, luas area yang terkena, dan atau PASI (Psoriasis
Area Severity Index).
2. Pengukuran QOL (Quality of Life) pasien psoriasis: menggunakan instrumen
Dermatology Life Quality Index.
3. Pemilihan pengobatan
4. Identifikasi dan penghindaran faktor pencetus
5. Identifikasi penyakit penyerta
6. Konsultasi :
Poliklinik psikiatri untuk pasien emosional labil
 Poliklinik reumatologi untuk psoriasis artritis
 Poliklinik gigi mulut, THT, dan radiologi untuk mencari fokal infeksi
Tatalaksana Medikamentosa
 Prinsip
Pasien tidak perlu dirawat kecuali untuk pasien psoriasis pustulosa atau
eritroderma sebaiknya dirawat, untuk mendapatkan suplementasi cairan/elektrolit dan
pengawasan pengobatan sistemik.
 Langkah 1: Pengobatan topikal (obat luar) untuk psoriasis ringan, luas kelainan
kulit kurang dari 3%.
Langkah 2: Fototerapi/fotokemoterapi untuk mengobati psoriasis sedang sampai
berat, selain itu juga dipakai untuk mengobati psoriasis yang tidak berhasil dengan
pengobatan topikal.
Langkah 3: Pengobatan sistemik (obat makan atau obat suntik) khusus untuk
psoriasis sedang sampai parah (lebih dari 10% permukaan tubuh) atau psoriatik
arthritis berat (disertai dengan cacat tubuh). Juga dipakai untuk psoriatik
eritroderma atau psoriasis pustulosa.
Tatalaksana
Fototerapi/ Fotokemoterapi
Ultraviolet B (UVB) broadband (BB),(B,1)
 Dosis awal: menurut tipe kulit 20-60 mJ/cm2 atau 50% minimal erythemal
dose (MED), dosis dinaikan 5-30 mJ/cm2 atau ≤25% MED awal,
penyinaran 3-5 kali/minggu.

Ultraviolet B (UVB) narrowband (NB)


Dosis awal: menurut tipe kulit 130-400 mJ/cm2 atau 50% minimal
erythemal dose (MED), dosis dinaikan 15-65 mJ/cm2 atau ≤10% MED awal, penyinaran 3-5
kali/minggu.

PUVA
Dosis: 8-metoksi psoralen, 0,4-0,6 mg/kgBB diminum peroral 60-120 menit
sebelum disinar UVA. Kaca mata bertabir ultraviolet diperlukan untuk
perlindungan di luar rumah 12 jam setelah minum psoralen.
Tatalaksana
Topikal Medikamentosa
Emolien Urea, petrolatum, parafin cair, minyak mineral, gliserin, asam glikolat
Kortikosteroid Kortikosteroid potensi sedang dan kuat dapat dikombinasi dengan
topikal obat topikal lain, fototerapi, obat sistemik.
 Skalp: lotion, spray, solusio dan gel.
 Wajah: potensi rendah, hindari poten-superpoten.
 Lipatan tubuh: potensi rendah bentuk krim atau gel.
 Palmar dan plantar: steroid potensi sangat poten
Keratolitik Asam salisilat adalah keratolitik yang paling sering digunakan.
Retinoid Paling baik dikombinasi dengan topikal kortikosteroid
Analog vitamin D Preparat yang tersedia adalah kalsipotriol, dapat digunakan sebagai
terapi rumatan
Tar Mengurangi aktivitas mitosis lapisan basal epidermis, serta beberapa
komponen memiliki efek antiinflamasi. Lcd 3-10%
Tatalaksana
Sistemik
Metotreksat Cara pemberian mula-mula diberikan tes dosis inisial 2,5-5mg selang 12
jam, kemudian ditingkatkan bertahap hingga mencapai respons pengobatan
yang optimal. dosis maksimal tidak boleh melebihi 25 mg/minggu
Siklosporin Dosis rendah 2,5 mg/kgBB/hari dipakai sebagai terapi awal dengan dosis
maksimum 4 mg/kgBB/hari. Dosis dikurangi 0,5-1,0 mg/kgBB/hari bila sudah
berhasil, atau mengalami efek samping
Acitretin Dosis 10-50 mg/hari, untuk mengurangi efek samping lebih baik digunakan
dalam dosis rendah dengan kombinasi misalnya UV dengan radiasi rendah.
Sulfasalazin Dosis awal 500 mg tiga kali/hari, dapat naik dosis sampai 1,0 gram tiga
kali/hari.
Tatalaksana
Sistemik
Mofetil mikofenolat Dosis: inisial 500-750 mg, dua kali/hari dan dapat naik dosis hingga 1,0-1,5
gram dua kali/hari.

Edukasi
1. Penjelasan bahwa psoriasis adalah penyakit kronik residif dan pengobatan
yang diberikan hanya bersifat menekan keluhan kulit bukan menyembuhkan.
2. Menghindari faktor pencetus (Infeksi, obat-obatan, stres, dan merokok)
3. Kontrol secara teratur dan patuh terhadap pengobatan

Prognosis
 Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian,tetapi bersifat kronik dan residif
Daftar Pustaka
1. Duarsa WN, et al. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin
RSUP Denpasar. Denpasar: SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
2. Djuanda A. Dermatosis eritroskuamosa: Psoriasis, in: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin,
Ed 7. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. 2015.
3. Lui H. Plaque Psoriasis. Emedicine. Available at: http://www.emedicine.com/
article/topic365.htm.
4. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 3. Jakarta: EGC, 2013
5. Katz GS, Paller BG, Wolff K. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine, 8th ed. The
McGraw Hill Companies. 2011.
6. Yuliastuti D. Psoriasis. CDK-235/ vol. 42 no. 12, th. 2015
7. Traub Michael dan Marshall Keri. Psoriasis-Pathophysiology, Conventional, and
Alternative Approaches to Treatment. Alternative Medicine Review. 2007. Vol. 12. No. 4.
Hal. 320-321.
8. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Dan Kelamin Indonesia. Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Spesialis Kulit Dan Kelamin Di Indonesia. Perdoski. 2017
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai