Anda di halaman 1dari 31

Eritroderma

oleh:
Yulanda Fitriana

Pembimbing:
dr. Andri Catur Jatmiko,Sp.KK

SMF Penyakit Kulit dan Kelamin


RSUD Jombang
DEFINISI ERITRODERMA

 Kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema


universalis (90-100%)
 biasanya disertai skuama  tidak mutlak harus ada

Bila eritemanya antara 50-90% dinamakan pre-eritroderma.


EPIDEMIOLOGI

 Insidens eritroderma sangat bervariasi.

 Sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan


onset usia rata-rata > 40 tahun

 Insiden eritroderma makin bertambah seiring dengan


meningkatnya insiden psoriasis
ETIOLOGI

GOLONGAN I:
Eritroderma akibat alergi obat biasanya secara
sistemik

GOLONGAN II:
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit

GOLONGAN III:
Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk
keganasan
Penyakit Kulit Penyakit Sistemik Obat-obatan
Dermatitis atopik Mikosis fungoides Sulfonamid
Dermatitis kontak Penyakit Hodgkin Antimalaria
Dermatofitosis Limfoma Penisilin
Penyakit Leiner Leukemia akut dan Sefalosporin
Liken planus kronis Arsen
Mikosis fungoides Multipel mieloma Merkuri
Pemfigus foliaceus Karsinoma paru Barbiturat
Pitiriasis rubra Karsinoma rektum Aspirin
Psoriasis Karsinoma tuba falopii Kodein
Sindrom Reiter Dermatitis Difenilhidantoin
Dermatitis seboroik papuloskuamosa pada Yodium
Dermatitis statis AIDS Isoniazid
Kuinidin
Captopril
PATOFISIOLOGI

 Masih belum jelas


 Kemungkinan berbagai sitokin berperan
Drug erupsion
GOLONGAN I
Eritroderma akibat alergi obat biasanya
secara sistemik
 Onset timbulnya penyakit bervariasi segera s/d 2
mgg
 Bila ada obat lebih daripada satu:
 tersangka penyebabnya obat yang paling sering
menyebabkan alergi
 Gambaran klinis:
 Eritema universal
 Akut: tidak terdapat skuama
Stadium penyembuhan: timbul skuama.
GOLONGAN II
Eritroderma akibat perluasan penyakit
kulit
Disebabkan oleh
penyakitnya
sendiri

Pengobatan
Psoriasis yang terlalu
Yang kuat
sering
terja (co: topikal ter
di dengan
Penyakit Leiner konsentrasi
terlalu tinggi)
Psoriasis Eritrodermik
 menahun dan residif
 kelainan kulit berupa:
 skuama berlapis-lapis dan kasar di atas
kulit yang eritematosa dan sirkumskrip.
 umumnya eritema yang tidak merata.
 Pada tempat predileksi psoriasis
kelainan lebih eritematosa dan agak
meninggi daripada sekitarnya, skuama >>
tebal.

Psoriasis
Eritrodermik
• Kuku dicari apakah ada
pitting nail berupa lekukan
miliar
(tidak patognomonis untuk
psoriasis)

Pitting nail pada


psoriasis

• Untuk yang hanya terlihat eritema universal


dan skuama (tanda-tanda psoriasis tidak
tampak) pemberian kortikosteroid 
eritroderma berkurang  tanda-tanda
psoriasis tampak
Penyakit Leiner
 Sinonim: Eritroderma Deskuamativum
 Etiologi:
 belum diketahui pasti
 Umumnya disebabkan oleh dermatitis seboroik yang meluas
karena pada pasien hampir selalu terdapat kelainan yang
khas untuk dermatitis seboroik.
 Usia penderita: antara 4 s/d 20 minggu.
 Keadaan umum: baik, biasanya tanpa keluhan.
 Kelainan kulit: eritema universal disertai skuama yang
kasar.
Penyakit Leiner
GOLONGAN III
Eritroderma akibat penyakit sistemik
termasuk keganasan

 Termasuk di dalam golongan ini Sindrom Sezary


Sindrom Sezary
 Penyakit ini termasuk limfoma, ada yang
berpendapat merupakan stadium dini
mikosis fungoides.
 Penyebab:
 belum diketahui
 diduga berhubungan dengan infeksi virus
HTLV-V dan dimasukkan ke dalam CTCL
(Cutaneus T-Cell Lymphoma).
 Yang diserang: orang dewasa (mulainya
penyakit pada pria rata-rata umur 64
tahun, pada wanita 53 tahun)
 Ditandai dengan:
 eritema berwarna merah membara
yang universal disertai skuama dan
rasa sangat gatal
 infiltrat pada kulit
 edema

Sindrom Sezary

• Pada sepertiga s/d setengah pasien


didapati: splenomegali, limfadenopati
superficial, alopesia, hiperpigmentasi,
hiperkeratosis palmaris dan plantaris, kuku-
kuku yang distrofik.
 Pemeriksaan laboratorium:
 sebagian besar kasus menunjukkan leukositosis
(rata-rata 20.000/mm)
 terdapat limfosit atipik  disebut sel Sezary. Sel
ini besarnya 10-20 mikro, mempunyai sifat yang
khas diantaranya intinya homogen, lobular, dan tak
teratur. terdapat dalam darah, KGB, dan kulit.
 Biopsi pada kulit  terdapat infiltrat pada dermis
bagian atas dan terdapatnya sel Sezary.
 Disebut sindrom Sezary jika jumlah sel Sezary yang
beredar ≥1000/mm3 atau >10% sel-sel yang beredar.
 Bila jumlah sel tersebut <1000/mm3 dinamai Sindrom
Pre-Sezary.
DIAGNOSA
mencari tanda dari etiologi
+
dari riwayat dan pemeriksaan
fisik

- +
terlihat multiple pada biopsy diagnosis pasti dan
punch; diulangi biopsy 3-6 pengobatan yang
bulan untuk menentukan tepat
diagnosis pasti
-
+
dilakukan pemeriksaan
tambahan : biopsy untuk
immunofluorescence, CBC, pikirkan DD lain
CD4: ratio CD8, CXR, biopsy -
kelenjar limfa
Sumber: Champion RH ed. Rook’s, textbook of dermatology,
5th ed
PENGOBATAN
GOLONGAN I
 Obat tersangka sebagai kausanya segera dihentikan.
 Kortikosteroid: Prednison 4x10 mg

Penyembuhan terjadi cepat, umumnya dalam beberapa


hari-beberapa minggu.
GOLONGAN II
 Kortikosteroid:
 Dosis mula: Prednisone 4x10 mg – 4x15 mg sehari
 Penyakit Leiner: Prednison 3x1-2 mg sehari.
• Jika eritroderma terjadi akibat pengobatan dengan ter pada psoriasis obat
tersebut harus dihentikan.
• Eritroderma karena psoriasis  Etretinat 1mg/kgBB

• Lama penyembuhan golongan II bervariasi beberapa minggu s/d beberapa bulan


tidak secepat golongan I
• Pada pengobatan dengan kortikosteroid jangka lama (>1 bulan)  lebih baik
digunakan metilprednisolon daripada prednison dengan dosis ekuivalen  efeknya
lebih sedikit
GOLONGAN III
 Sindrom Sezary:

Kortikosteroid:
Prednisone 30 mg/hari, atau
Metilprednisolon dengan dosis ekuivalen (24
mg/hari)
Sitostatik: biasanya digunakan klorambusil
dengan dosis 2-6 mg sehari
 Eritroderma kronis: ditambah diet tinggi protein
 Emolien: untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi
oleh eritema, misalnya dengan salep lanolin 10% atau
krim urea 10%
Kortikosteroid
Macam Potensial Dosis ekuivalen Potensi mineralo
Kortikosteroid glukokortikoid (mg) kortikoid
Kerja Singkat
- Hidrokortison 1 20.0 2+
- Kortison 0.8 25.0 2+

Kerja Sedang
- Meprednison 4–5 4.0 0
- Metilprednisolon 5 4.0 0
- Prednisolon 4 5.0 1+
- Prednison 4 5.0 1+
- Triamnisolon 5 4.0 0
Kerja Lama
- Betametason 20 – 30 0.60 0
- Deksametason 20 – 30 0.75 0
- Parametason 10 2.0 0

Kerja singkat = 8 – 12 ; kerja sedang = 12 – 36 ; kerja lama = 36 – 72 jam


Pengobatan jangka panjang
dan pemeliharaan

Dapat diberikan selang satu


hari dengan menurunkan
dosisnya secara berangsur –
angsur

Pencegahan :
- Diet tinggi protein dan rendah garam
- Pemberian KCl  bila terjadi defisiensi K
- dll
Preparat Ter -
 Merupakan obat topikal
 Ter - adalah antiradang.
 Preparat ter - berguna pada keadaan seperti :
- Bila psoriasis telah resisten terhadap steroid topikal sejak awal oleh
karena lesi luas
- Lesi yang melibatkan area yang luas sehingga topikal steroid topikal
kurang bijaksana
- Bila obat – obat oral merupakan KI oleh karena penyakit sistemik
Menurut Asalnya

Fosil Kayu
( iktiol ) (oleum kadini)

Batu Bara
( liantral dan
likuor karbonis
detergen)
 ter- kayu dan batu bara yang efektif untuk psoriasis
 Ter – batu bara lebih baik dibandingkan kayu, namun memberikan iritasi
juga jauh lebih besar.
 Biasanya ter – dengan konsentrasi 2- 5 % untuk mempercepat
dikombinasikan dengan as.salisilat 2 – 10 % dan sulfur presipitatum 3–
5%
PROGNOSIS
 Golongan I
 Baik, penyembuhan cepat
 Etiologi tidak diketahui
 Pengobatan kortikosteroid hanya mengurangi gejala  pasien bisa jadi
ketergantungan kortikosteroid
 Sindrom Sezary
 Buruk. Pasien meninggal biasanya disebabkan infeksi atau penyakit berkembang
jadi mikosis fungoides
Alhamdulilah

Anda mungkin juga menyukai