Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

ERITRODERMA
SMF KULIT DAN
KELAMIN RS SITI
KHODIJAH
Pembimbing : dr. Diana Tri Ratnasari, Sp.KK SEPANJANG
FAKULTAS
Oleh KEDOKTERAN
Fauhan Yuliana Iskandar UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
201810401011060 MALANG
2019

1
PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkungan hidup
manusia

Eritroderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red = merah) dan derma,
dermatos (skin = kulit)

Eritroderma merupakan peradangan kulit yang mengenai 90% atau lebih pada
permukaan kulit yang biasanya disertai skuama

Dari beberapa pendapat para ahli, eritoderma dibagi menjadi dua sesuai penyebabnya
yaitu : eritoderma akibat alergi obat secara sistemik dan eritoderma akibat perluasan
penyakit kulit

Prevalensi eritoderma kian meningkat selaras dengan peningkatan kejadian psoriasis karena
salah satu kausa yang paling sering
• kelainan kulit yang

definis ditandai dengan eritema


mengenai 90% atau lebih
pada permukaan kulit
i yang biasanya disertai
skuama.

• alergi obat secara

etiolog sistemik
• perluasan penyakit kulit

i
• penyakit sistemik
termasuk keganasan
 rasio pria-wanita berkisar antara 2: 1 hingga 4: 1
dan usia rata-rata antara 40 dan 60 tahun. Meskipun
penyakit ini dapat mengenai segala usia
 Penyakit kulit yang sedang diderita memegang
peranan lebih dari setengah kasus dari eritroderma
 Psoriasis, eksim, dan eritroderma yang diinduksi
obat karena antikonvulsan dan obat antituberkular
adalah penyebab paling umum eritroderma di Asia
EPIDEMI
meskipun eritroderma dapat terjadi pada semua OLOGI &
usia.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
 Secara umum patofisiologi eritroderma  patofisiologi
penyakit yang mendasarinya.
 Penelitian terbaru  interaksi kompleks antara molekul
sitokin dan molekul adhesi seluler yaitu Interleukin (IL-1, IL-2,
IL-8), molekul adhesi interselular 1 (ICAM-1), tumor necrosis
faktor, dan interferon-γ  peningkatan proliferasi epidermal.
 Sitokin yang menginfiltrasi dermis dapat timbul dari berbagai
penyakit yang mendasarinya. Sitokin ini diduga berperan
dalam pelebaran pembuluh darah dan peningkatan epidermis
turnover rate, peningkatan laju mitosis, sehingga sel matur
hanya dalam waktu yang singkat berada dalam epidermis.
 Sitokin pelebaran pembuluh darah  aliran darah kekulit
meningkat  eritema universal dan kehilangan panas
bertambah  dingin dan menggigil. Eritema umumnya terjadi
pada area genitalia, ekstrimitas, atau kepala. Meluas
sehingga dalam beberapa hari atau minggu seluruh
permukaan kulit “red man syndrome”
MANIFESTASI KLINIS
 Kulit merah terang mengkilap seluruh tubuh
 Mengelupas dan terasa panas
 Pasien merasa kulit ketat dan gatal
 Bisa disertai demam, menggigil, lemas

Kelainan kulit
yang tampak
secara Deskuamasi
umumnya yang difus
Skuama timbul dimulai dari
timbul bercak
setelah 2-6 hari,
eritema yang daerah lipatan,
sering mulai di
dapat meluas hingga
daerah lipatan
ke seluruh menyeluruh
tubuh dalam
waktu 12-48
jam.
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik

Anamnesis Pemeriksaan
penunjang
DIAGNOSIS BANDING
 Eritroderma tidak perlu diagnosis banding, tetapi yang perlu
diagnosis banding adalah penyebabnya:
 Dermatitis
 Psoriasis vulgaris
 Drug eruption
 Limfoma/leukemia
 Pemfigus
 Pitiriasis rubra pilaris
 Liken planus
 Dermatofitosis
 Skabies
TATALAKSANA
 MRS
 Cairan elektrolit
 Diet tinggi protein
 Kortikosteroid : initial prednisone
dose of 1–2 mg/kg/day and a
maintenance dose of 0.5 mg/kg/day
 Topikal : Open wet dressings,
Emolient (salep lanolin 10% atau
krim urea 10%), low-potency
corticosteroid ointments
 Sedating oral antihistamines may
ease severe pruritus
• Hipotermi
• Dekompensasi
kordis
• Kegagalan
komplikasi sirkulasi perifer
• Tromboflebitis
• Infeksi sekunder
pada kulit
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. MI
 Umur : 55 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Suku bangsa : Jawa, Indonesia
 Pekerjaan : Supir Angkot
 Alamat : Jl.
 Masuk RS : 20 November 2019
KELUHAN UTAMA : SELURUH TUBUH
MERAH, GATAL, KULIT MENGELUPAS
Pasien datang ke IGD RS Siti Khodijah Sepanjang pada tanggal 20
November 2019 diantar oleh istrinya. Pasien mengeluh kemerahan di
seluruh tubuhnya sejak 4 hari yang lalu. Kemerahan muncul setelah
meminum obat amoxicillin, ratrim, novagesik. Awalnya kemerahan dikaki
RPS

lalu menjalar ke seluruh tubuh hingga wajah dan kulit seperti terkelupas
sejak kemarin pagi. Awalnya terasa gatal-gatal di punggung kaki kiri lebih
kurang 1 bulan yang lalu, kemudian berobat ke klinik diberi obat salep
yang dioleskan setelan mandi, juga lupa nama salepnya. Setelah diberikan
obat tersebut keluhan gatal-gatal di kaki berkurang, tetapi setelah obatnya
habis keluhan kambuh lagi. Pasien tidak berobat lagi ke klinik tersebut
tetapi oleh istri pasien dibelikan obat antibiotik di apotik. Kulit di seluruh
tubuh terasa menebal, panas, gatal terus menerus, bersisik dan disertai
demam menggigil.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT
DAHULU KELUARGA PENGOBATAN
Pasien belum Keluarga tidak ada Salep gentamicin
pernah mengalami keluhan seperti ini untuk mengurangi
sebelumnya, gatal-gatal dikaki
Riwayat kulit
menebal bersisik
sebelumnya tidak
ada
Riw. Alergi obat
Amoxicillin
P E M E RI K SA A N F I SI K S A A T P A SI E N D I R . SH OF A M A RW A H
( RA BU 2 0 N O VE M BE R 20 1 9, J A M 20 .0 0)

Pemeriksaan Umum:
 Keadaan umum : Cukup
 Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
 Tanda vital
 Tensi : 130/90mmHg
 Nadi : 98x/ menit
 RR : 20x/ menit
 Suhu : 37° C
Kepala/Leher
 Mata : Anemis -/-, ikterus -/-, edema palpebra (-) Cekung -/-, konjungtiva
hiperemi (-/-)
 Mulut : Pucat (-), sianosis (-), lidah kotor (-), mukosa bibir basah, faring
hiperemis (-), tonsil hiperemi -/-
 Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorax
Pulmo : Ronchi (-/-), wheezing (-/-), vesikuler +/+, retraksi thorax (-)
Cor : S1/S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)

Abdomen
Bising usus (-) normal, hepar tidak teraba, Nyeri tekan (-)

Ekstremitas
Akral hangat, merah, edema -/-, CRT <2 dtk
STATUS DERMATOLOGIS

 Efloresensi: regio generalisata makula


eritematosa tertutup skuama tebal dan
tipis
Tanggal 20/11/2019
INITIAL DIAGNOSIS

• Eritroderma
Diagnosis ec alergi obat
PLANNING

Planning
Planning Therapy
Diagnosis
- DL
- Albumin Non Medikamentosa
- Serum Elektrolit

Medikamentosa
• Kortikosteroid
• Emolien
• Antihistamin
TERAPI
Infus RL 20 tpm
injeksi dexamethason 3 x 1
injeksi cefotaxime 1g 2 x 1
injeksi diphenhidramin 3 x 1
injeksi omeprazole 2 x 1
kompres PZ
carmed urea 10% cream setelah di seka
salep racikan : mometason 5g + sagestam 5g dioleskan di muka dan tangan yg
merah
parasetamol 500 mg 3x1
Hasil DL 19/11 22/11 23/11 24/11 25/11 26/11 27/11
HB 13 12,2 12 12,7 11,7 11,3 11,3
RBC 14,19 x 106 3,95 x 106 3,87 x 106 4,1 x 106 3,73 x 106 3,66 x 106 3,64 x 106
Hct 39,2 36,7 35,8 39 35,4 34 34,9
MCV 93,6 92,9 92,5 95,1 94,9 92,2 92,9
MCH 31 30,9 31 31 31,4 31,4 30,9
MCHC 33,2 33,2 33,5 32,6 33,1 33 33,2
PLT 205 x 103 57 x 103 53 x 103 57 x 103 63 x 103 58 x 103 92 x 103
WBC 19,56 x 103 3,98 x 103 7,23 x 103 14,98 x 103 26,4 x 103 15,05 x 103 11,96 x 103
Eos 9,1 1,8 0,7 0,1 0,2
Bas 0,5 0,5 0,3 1,5 0,3
Neu 54,2 57,3 42 - - - -
Lym 27,6 27,6 35,4 - - - -
Mon 8,6 12,8 21,6 - - - -
LED
19/11/2019 GDA 94

22/11/2019 Albumin 2,5 ↓

Natrium 135

Kalium 4,0

Chlorida 96
24/11/2019 Evaluasi Hapusan Darah Tepi

Eritrosit: normokrom, anisositosis

Leukosit: kesan jumlah menurun, imatur, granulosit (+), peningkatan presentasi eosinofil dan
monosit, sel blast tidak ditemukan
Trombosit: kesan jumlah menurun, giant trombosit (+)

Kesimpulan: HDT menunjukkan gambaran bisitopenia dengan eosinofilia dan monositosis


MONITORING
 Keadaan umum pasien
 Keluhan pasien
 Perbaikan lesi
EDUKASI

Menghindari Menjaga
faktor pencetus kelembapan
(alergi obat) kulit.

Mandi dengan Makan tinggi


sabun pH netral protein
Tanggal 22/11/2019
Jumat  - kemerahan Keadaan umum: cukup    - Infus RL 20 tpm
22/11/2019 diseluruh tubuh Eritroderma - injeksi dexamethason 2 x 1
- Nyeri berkurang Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6   - injeksi cefotaxime 1g 3 x 1
- Gatal berkurang Tanda vital :   - injeksi diphenhidramin 3 x 1
- Menggigil saat   - injeksi omeprazole 1 x 1
terkena angin tetap - Tensi : 110/80 mmHg   - kompres PZ
- Nyeri kunyah - Nadi : 90 x/ menit   - carmed urea 10% cream setelah di
- RR : 20 x/ menit
berkurang   seka
- Suhu : 36,7° C
    - salep racikan : mometason 5g +
  Kepala/Leher: a/i/c/d -/-/-/-   sagestam 5g dioleskan di muka dan
    tangan yg merah
  Thorax: retraksi dinding dada (-), stridor (-),   - parasetamol 500 mg 3x1 iv
   
Ves + + Rh - - Wh - -  
+ + - - - -  
+ +
Abdomen : Bising usus dbn, soefl, NT (-),

Ekstremitas: CRT <2 detik akral hangat (+),


edema -/-

Efloresensi : regio generalisata makula


eritematosa tertutup skuama tebal dan tipis
Tanggal 24/11/2019
Minggu   Keadaan umum: cukup Eritroderma  - Infus RL 20 tpm
24/11/2019  - kemerahan + DHF - injeksi cefotaxime 1g 3 x 1
diseluruh tubuh Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6   - injeksi diphenhidramin 3 x 1
- Nyeri berkurang Tanda vital :   - injeksi omeprazole 1 x 1
- Gatal berkurang,   - injeksi metilprednisolon 3 x 125 mg
masih gatal di - Tensi : 110/70 mmHg   - PO parasetamol 500 mg 3x1
bagian bahu kanan - Nadi : 88 x/ menit   - kompres PZ untuk kaki
- RR : 20 x/ menit
- Demam tidak   - carmed urea 10% cream setelah di
- Suhu : 36,8° C
ada, menggigil   seka
tidak ada Kepala/Leher: a/i/c/d -/-/-/-   - salep racikan : mometason 5g +
- Nyeri kunyah   sagestam 5g dioleskan di muka dan
berkurang Thorax: retraksi dinding dada (-), stridor (-),   tangan yg merah
   
  Ves + + Rh - - Wh - -  
  + + - - - -  
  + +
  Abdomen : Bising usus dbn, soefl, NT (-),

Ekstremitas: CRT <2 detik akral hangat (+),


edema -/-

Efloresensi : regio generalisata makula


eritematosa tertutup skuama tipis,
Tanggal 25/11/2019
Senin - kemerahan Keadaan umum: cukup Eritroderma Terapi
25/11/2019 diseluruh tubuh + DHF - Infus RL 20 tpm
- Nyeri berkurang Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6   - injeksi omeprazole 1x1
- Gatal berkurang Tanda vital :   - injeksi diphenhidramin 3 x 1
- Demam tidak   - injeksi dexamethasone 3x1
ada, menggigil - Tensi : 120/80 mmHg   - injeksi ceftriaxone 2x1
tidak ada - Nadi : 84 x/ menit   - PO parasetamol prn
- RR : 20 x/ menit
- Nyeri kunyah  
- Suhu : 36,7° C
berkurang   - kompres PZ untuk kaki
- Makan dan Kepala/Leher: a/i/c/d -/-/-/-   - carmed urea 10% cream setelah di
minum mau   seka
  Thorax: retraksi dinding dada (-), stridor (-),   - salep racikan : mometason 5g +
    sagestam 5g dioleskan di muka dan
  Ves + + Rh - - Wh - -   tangan yg merah
  + + - - - -  
  + +  
  Abdomen : Bising usus dbn, soefl, NT (-),

Ekstremitas: CRT <2 detik akral hangat (+),


edema -/-

Efloresensi : regio generalisata makula


eritematosa tertutup skuama tipis,
Tanggal 26/11/2019
Selasa - kemerahan Keadaan umum: cukup Eritroderma Terapi
26/11/2019 pada kulit + DHF - Infus RL 20 tpm
berkurang Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6   - injeksi omeprazole 1x1
- kulit masih Tanda vital :   - injeksi diphenhidramin 3 x 1
mengelu   - injeksi dexamethasone 3x1
- demam pada - Tensi : 110/70 mmHg   - injeksi ceftriaxone 2x1
malam hari - Nadi : 88 x/ menit   - PO parasetamol prn
- Nyeri
- RR : 20 x/ menit
  - kompres PZ untuk kaki
- Suhu : 36,7° C
berkurang   - carmed urea 10% cream setelah di
- Gatal berkurang   seka
Kepala/Leher: a/i/c/d -/-/-/-
- Makan dan   - salep racikan : mometason 5g +
minum mau Thorax: retraksi dinding dada (-), stridor (-),   sagestam 5g dioleskan di muka dan
    tangan yg merah
  Ves + + Rh - - Wh - -  
  + + - - - -  
  + +  
  Abdomen : Bising usus dbn, soefl, NT (-),
 
Ekstremitas: CRT <2 detik akral hangat (+),
edema -/-

Efloresensi : regio generalisata makula


eritematosa tertutup sebagian skuama tipis,
Tanggal 27/11/2019
Rabu  - Demam pada Keadaan umum: cukup Eritroderma  Terapi Tetap
27/11/2019 malam hari (-) + DHF - Infus RL 20 tpm
- kemerahan pada Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6   - injeksi omeprazole 1x1
kulit berkurang, Tanda vital :   - injeksi diphenhidramin 3 x 1gr
- Nyeri (-)   - injeksi dexamethasone 3x1
- Gatal berkurang - Tensi : 110/70 mmHg   - injeksi ceftriaxone 2x1gr
- Makan dan - Nadi : 88 x/ menit   - PO parasetamol prn
- RR : 22 x/ menit
minum mau   - kompres PZ untuk kaki
- Suhu : 36,8° C
    - carmed urea 10% cream setelah di
  Kepala/Leher: a/i/c/d -/-/-/-   seka
    - salep racikan : mometason 5g +
  Thorax: retraksi dinding dada (-), stridor (-),   sagestam 5g dioleskan di muka dan
    tangan yg merah
  Ves + + Rh - - Wh - -  
+ + - - - -   Dari interna dibolehkan KRS
+ +   Obat pulang :
Abdomen : Bising usus dbn, soefl, NT (-), PO Dexamethasone 3x1 tab
PO Loratadine 1x1
Ekstremitas: CRT <2 detik akral hangat (+),
Cream urea 10%
edema -/-

Efloresensi : regio generalisata makula


eritematosa tertutup sebagian skuama tipis, Et
regio pedis masih tertutup squama tebal.
PEMBAHASAN
Pasien laki-laki 55 tahun dengan keluhan kemerahan seluruh tubuh, gatal dan
kulit mengelupas. anamnesis pasien datang dengan gejala gatal diseluruh
tubuh yang disertai kulit kemerahan, pecah- pecah, bersisik mengelupas, kaki
dan tangan bengkak sesuai dengan Djuanda 2010 tentang gejala khas
eritroderma yaitu merupakan kelainan kulit yang ditandai adanya eritema
universalis (90-100%) dan disertai skuama

Eritroderma pada pasien ini kemungkinan disebabkan alergi obat yaitu


amoxicillin yang dikonsumsi oleh pasien sebelumnya (±4 hari). Pasien tetap
mengkonsumsi obat. Awalnya hanya timbul kemerahan yang semakin hari
bertambah meluas ke seluruh tubuh disertai gatal dan kulit mengelupas.
Dimulai dari ada onset minum obat hingga timbul gejala
Pemeriksaan laboratorium didapatkan hipoalbuminemia
dengan kadar albumin 2,5 mg/dL (Sehgal, 2011)
mengatakan bahwa terlepasnya skuama mengakibatkan
sel yang matur berada dalam epidermis yang relatif
singkat yang mengakibatkan peningkatan kehilangan
material epidermis bersama dengan hilangnya protein
dan folat.

Pada pasien ini juga didapatkan hasil


laboratorium darah lengkap leukosit yang sedikit
meningkat, nilai hemoglobin dan hematokrit
cenderung dalam batas normal, serta didapatkan
trombositopenia yaitu sebesar 57000/mm3 pada
hari kedua MRS, sebelumnya trombosit pasien
205000/mm3. Hasil laboratorium ini sesuai
dengan kriteria infeksi virus dengue
TERAPI
• Perlunya pemberian cairan pada pasien eritroderma dikarenakan
panderita eritroderma rawan terjadi dehidrasi. Penguapan cairan yang
IVFD Ringer Laktat makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan
meningkat, kehilangan panas juga meningkat sehingga pengaturan
suhu terganggu. Kehilangan panas menyebabkan hipermetabolisme
kompensator dan peningkatan laju metabolisme basal (Earlia,2009)

• Eritroderma diduga merupakan proses sekunder dari interaksi


kompleks antara molekul sitokin dan molekul adhesi seluler yaitu
Injeksi Interleukin (IL-1, IL-2, IL-8), molekul adhesi interselular 1 (ICAM-1),
tumor necrosis faktor, dan interferon-γ yang merupakan sitokin yang
Dexamethasone berperan dalam timbulmya eritroderma yang menyebabkan
peningkatan proliferasi epidermal dan produksi mediator inflamasi.
Karena adanya inflamasi ini lah sehingga diperlukan terapi
kortikosteroid.

• Injeksi antibiotik pada pasien merupakan tindakan pencegahan


komplikasi eritroderma berupa infeksi sekunder. Mengingat kulit
Injeksi Cefotaxim berperan sebagai proteksi. Jika terdapat gangguan pada kulit, maka
fungsi proteksi ini akan terganggu. Hal ini juga sesuai dengan yang
disampaikan (Sehgal, 2011) dimana pada penderita eritroderma bisa
terjadi komplikasi berupa infeksi sekunder.
• Pemberian omeprazole diperlukan pada pasien yang
Injeksi mendapatkan terapi kortikosteroid. Hal ini dikarenakan salah
omeprazole satu efek kortikosteroid yaitu meningkatkan kejadian ulkus
peptikum pada saluran penceranan (Earlia, 2009).

• berfungsi untuk mengurangi gejala pruritus pada pasien. Dipenhidramin merupakan

Injeksi
antihistamin H1 cara kerja menghambat pelepasan histamin (H1) dan
asetilkolin. Hal ini memberi efek seperti peningkatan kontraksi otot polos vaskular,
sehingga mengurangi kemerahan, hipertermia dan edema yang terjadi selama reaksi
dipenhidramin peradangan. Difenhidramin menghalangi reseptor H1 pada perifer nociceptors sehingga
mengurangi sensitisasi dan akibatnya dapat mengurangi
gatal yang berhubungan dengan reaksi alergi.

Cream urea 10%, • Cream ini dapat berisi emolien atau pelembab dan
steroid dengan potensi rendah. Bertujuan untuk
salep mometason menjaga kelembapan kulit dan mengurangi
+ sagestam inflamasi yang terjadi (Earlia, 2009)
KESIMPULAN
 Eritroderma merupakan kelainan kulit berupa eritema difuse dan
skuama yang melibatkan lebih dari 90% permukaan tubuh.
 Etiologi eritroderma diantaranya alergi obat, perluasan penyakit
kulit lainnya, akibat penyakit sitemik dan keganasan dan tidak
diketahui penyebabnya.
 Penegakan diagnosis eritroderma dapat dilakukan dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
 Penatalaksanaan eritroderma terdiri dari penatalaksanaan
medikamentosa dan non medikamentosa.
 Pasien Tn. MI usia 55 tahun pada kasus ini didiagnosis eritroderma
ec Alergi Obat
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai