Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus

Urtikaria
Oleh :
Fauhan Yuliana Iskandar
201810401011060

Pembimbing :
dr. Sri Adilla Nurainiwati, Sp.KK
dr. Dwi Nurwulan Pravitasari, Sp.KK
dr. Buih Amartiwi, Sp.KK
dr. Diana Tri Ratnasari, Sp.KK
Bab 1
Tinjauan Pustaka
Definisi

﹡ Urtikaria adalah kelainan kulit yang


ditandai dengan peninggian kulit
yang timbul mendadak dengan
ukuran yang bervariasi, sebagian
besar dikelilingi eritema yang
berwarna merah, terasa gatal
maupun disertai sensasi rasa
terbakar.
Etiologi
Pada penelitian hampir 80% tidak diketahui
penyebabnya. Diduga penyebab urtikaria diantaranya,
﹡ Obat
﹡ Makanan
﹡ Infeksi
﹡ Psikis
﹡ Gigitan atau sengatan serangga
﹡ Inhalan
﹡ Kontaktan
﹡ Trauma fisik
Klasifikasi
Patofisiologi
Manifestasi klinis

﹡ Manifestasi klinis urtikaria ditandai dengan timbulnya


peninggian pada kulit dan/atau angioedema secara
mendadak.
﹡ Peninggian kulit pada urtikaria dapat dievaluasi dengan
kriteria:
○ Ditemukan edema sentral dengan ukuran
bervariasi, dan bisa disertai eritema di sekitarnya
○ Terasa gatal atau kadang-kadang sensasi terbakar
○ Umumnya dapat hilang dalam 1-24 jam, ada yang
< 1 jam.
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan Pemeriksaan
penunjang fisik
Tatalaksana

﹡ Non medikamentosa
○ Identifikasi dan eliminasi faktor
penyebab atau pencetus
﹡ Medikamentosa
○ Antihistamin-H1 non-sedatif
○ Antagonis H2 (cimetidine) + antagonis
H1
○ Anti-inflamasi
○ Kortikosteroid
Prognosis

﹡ Urtikaria akut prognosisnya lebih baik


karena penyebabnya lebih cepat diatasi,
urtikaria kronik lebih sulit diatasi karena
penyebabnya sulit diidentifikasi. Namun
secara garis besar urtikaria mempunya
prognosis yang baik karena gejala yang
timbul dapat diatasi dengan pemberian
pengobatan yang tepat.
Bab 2
Laporan Kasus
Identitas Pasien
﹡ Nama : Nn. D
﹡ Umur : 24 tahun
﹡ Jenis Kelamin : Perempuan
﹡ Alamat : Ketintang, Surabaya
﹡ Suku : Jawa
﹡ Bangsa : Indonesia
﹡ Agama : Islam
﹡ Pendidikan : Swasta
﹡ Tgl Pemeriksaan : 28 November 2019
Anamnesis
﹡ Keluhan Utama : Bentol-bentol tangan dan kaki
﹡ Riwayat Penyakit Sekarang :
﹡ Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RS Siti Khodijah
dengan keluhan bentol ditangan dan kaki sejak 2 yang lalu.
Bentol-bentol berwarna merah seperti pulau-pulau berwarna
merah dengan ukuran bervariasi, awalnya bercak muncul
pada daerah lengan lalu muncul dikaki juga. Keluhan bentol
disertai rasa gatal. Pasien mengatakan dulu pernah seperti ini
saat masih kecil jika dalam keadaan dingin atau terkena debu.
Sebelum muncul keluhan pasien makan bakso dan saos, lalu
mulai terasa gatal dan muncul bentol. Alergi obat maupun
makanan disangkal. Panas tidak ada, demam tidak ada,
bengkak di area wajah tidak ada, sesak tidak ada.
Riwayat Pengobatan
﹡ Belum pernah melakukan pengobatan sebelumnya
Riwayat Penyakit Dahulu
﹡ Pernah seperti ini saat masih kecil.
﹡ Asma (-), rinitis (-), gigi berlubang (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
﹡ Tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini. Asma (-)
Riwayat Sosial
﹡ Pasien sehari-hari bekerja diruangan ber AC
Pemeriksaan Fisik
KU : Cukup/CM
GCS : 456
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 16 x/menit
Temp : 36,5º C
Status generalis
Kepala : Normal
Mata : Anemia -/-, ikterus -/-
THT : dbn
Thorax : Cor: S1 S2 reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Distensi (-), bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, pitting edema (-/-), lihat status dermatologi
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Status dermatologi

Diregio ekstremitas
atas dan bawah
tampak urtika
berbatas jelas yaitu
edema setempat,
berwarna merah,
bulat, tersebar,
ukuran bervariasi
Diagnosis Planning
Diagnosis
Banding diagnosis
• Urtikaria • Reaksi • Mencari
Akut makanan sebab
• Physical urtikaria, DL,
urticaria pemeriksaan
gigi
Tatalaksana

﹡ Non Medikamentosa ﹡ Medikamentosa


﹡ Menghindari dan ﹡ Sistemik: Rupafin
identifikasi faktor (Rupatadine
pencetus yaitu debu fumarate) 10 mg 1 x 1
dan suhu dingin dan malam hari selama 7
panas hari
﹡ Planning monitoring:
Keluhan, efloresensi (lesi membaik atau
menetap) saat pasien kontrol.
﹡ Planning edukasi
1. Identifikasi dan menghindari faktor pencetus
2. Penyembuhan membutuhkan waktu
3. Meyakinkan agar tetap berobat teratur
Bab 3
Pembahasan
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien Anamnesis diatas sesuai dengan teori yang
mengeluhkan bentol ditangan dan kaki sejak 2 hari menyatakan bahwa adanya peninggian kulit dan
yang lalu. Bentol-bentol berwarna merah seperti keluhan subjektif pada urtikaria biasanya gatal, rasa
pulau-pulau berwarna merah dengan ukuran terbakar atau tertusuk. Pada pasien ini berdasarkan
bervariasi, awalnya bercak muncul pada daerah teori masuk dalam kategori urtikaria akut karena
lengan lalu muncul dikaki juga. Keluhan bentol serangan keluhan dirasakan <6 minggu.
disertai rasa gatal.
Saat masih kecil pasien pernah mengalami Hal ini berdasarkan teori memungkinkan masuk
keluhan yang sama, dengan pencetus dingin dan dalam kategori physical urtikaria atau inhalan
debu yaitu urtikaria dengan penyebab berupa serbuk
sari bunga (pollen), spora jamur, debu, bulu
binatang dan aerosol. Trauma fisik yang dapat
diakibatkan faktor dingin, yakni berenang atau
memegang benda dingin; factor panas misal
sinar matahari, sinar UV, radiasi dan panas
pembakaran; faktor tekanan yaitu goresan,
pakaian ketat, ikat pinggang, vibrasi yang
berulang, menyebabkan urtikaria baik secara
imunologik maupun non imunologik.
Pada pemeriksaan efloresensi tampak edema Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
setempat berbatas tegas dengan berbagai ukuran gambaran klinis urtikaria akut berupa yaitu
et regio antebrachii dan cruris, ditemukan edema sentral atau lesi peninggian
kulit berbentuk pulau dengan ukuran yang
bervariasi dan disertai dengan eritema di
sekitarnya

Pasien mendapat terapi Rupafin (Rupatadine Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
fumarate) 10 mg 1 x 1 malam hari selama 7 hari bahwa prinsip pengobatan pada urtikaria akut
adalah mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor
penyebab atau pencetus. Sebagai terapi lini
pertama kasus urtikaria akut diberikan
antihistamin generasi kedua

Rupatadin merupakan antihistamin H1 generasi


kedua terbaru selain memiliki efek terhadap
histamin juga memiliki efek terhadap platelet
activating factor
Bab 4
Kesimpulan
﹡ Urtikaria adalah kelainan kulit yang ditandai dengan peninggian kulit yang
timbul mendadak dapat disertai angiodema dengan ukuran yang bervariasi,
sebagian besar dikelilingi eritema yang berwarna merah, terasa gatal
maupun disertai sensasi rasa terbakar
﹡ Bila urtikaria muncul setiap hari atau hampir setiap hari selama kurang dari
6 minggu disebut akut. Jika urtikaria terjadi secara terus menerus pada
lebih dari 6 minggu, maka disebut kronis.
﹡ Manifestasi klinis urtikaria ditandai dengan timbulnya peninggian pada kulit
dan/atau angioedema secara mendadak, yaitu ditemukan edema sentral
dengan ukuran bervariasi, dan bisa disertai eritema di sekitarnya.
﹡ Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan
klinis yang cermat.
﹡ Prinsip pengobatan pada urtikaria akut adalah mengidentifikasi dan
mengeliminasi faktor penyebab atau pencetus. Sebagai terapi lini pertama
kasus urtikaria akut diberikan antihistamin generasi kedua selama 2
minggu untuk selanjutnya dievaluasi.
Daftar Pustaka
Hoesli, SR, Hofmeier, KC et al. 2017.Urticaria and Angioedema: an Update on
Classification and Pathogenesis. Clinic Rev Allerg Immunol. Springer Science Business
Media, LLC 2017
Kanani A, et al. 2018. Urticaria and angioedema. Allergy Asthma Clin Immunol 2018,
14(Suppl 2):59
Boonpiyathad T, et al. 2017. Urticaria diagnostic. European Medical Jurnal March 2018
Antia, et al 2018. Urticaria: A comprehensive review epidemiology, diagnosis, work up.
Journal the American Academy of Dermatology october 2018;79:599-614
Fesdia Sari, Satya Wydya Yenny. 2018. Antihistamin terbari dibidang dermatologi. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2018; 7 (Supplement 4). Universitas Andalas
Goldsmith LA, Katzs SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolf K, editors. Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine, 8th Edition. New York: McGrawHill
Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
Hari Sukamto, Marsudi hutomo, Saut Sahat. 2005. Urtikaria dalam: pedoman diagnosis
dan terapi ilmu penyakit kulit dan kelamin. Surabaya: Rumah Sakit Umum Dokter
Soetomo
Greaves, MW.2012.Pruritus In Rook’s Textbook of Dermatology. Wiley Blackwell. p.931-
936

Anda mungkin juga menyukai