Anda di halaman 1dari 2

Reviewer : Fauhan Yuliana Iskandar (H30)

201810401011060

Pembimbing : Dr. dr. Arti Lukitasari, Sp.M

Frequency of a diagnosis of glaucoma in individuals


who consume coffee, tea and/or soft drinks

A. Data Jurnal

1. Nama Penulis :

Connie M Wu, Annie M Wu, Victoria L Tseng, Fei Yu, Anne L Coleman
2. Judul Tulisan :

Frequency of a diagnosis of glaucoma in individuals who consume coffee, tea


and/or soft drinks
3. Jurnal Asal :

Br J Ophthalmol 2017;0:1–7

B. Isi Jurnal

1. Latar belakang

Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kehilangan penglihatan di seluruh


dunia. Berbagai etiologi untuk perkembangan glaukoma telah diusulkan selain
peningkatan tekanan intraokular (TIO), termasuk kelainan aliran darah, stres
oksidatif dan proses autoimun, yang berkontribusi terhadap saraf optik dan
kerusakan sel ganglion retina yang mengakibatkan hilangnya bidang visual.
Kafein telah diketahui dapat meningkatkan risiko glaukoma dengan meningkatkan
peningkatan TIO dan homosistein. Dalam sejumlah penelitian, kafein telah
dilaporkan meningkatkan TIO secara sementara mulai dari 1 hingga 2 mm Hg
dalam waktu 1 jam konsumsi. Namun, penelitian telah menemukan bahwa
konsumsi kopi tidak terkait dengan peningkatan TIO di antara individu tanpa
glaukoma. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terkait frekuensi diagnosis
glaukoma pada individu yang mengonsumsi kaffein.
2. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif cross-sectional menggunakan data


tahun 2005-2006 dari National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES). Survei ini meneliti sampel yang mewakili secara nasional sekitar
10.000 orang per iterasi dan menghasilkan perkiraan tertimbang yang ditargetkan
untuk mewakili populasi AS. Ini termasuk wawancara, pemeriksaan fisik dan
sampel darah. Menanyakan sampel berdasarkan konsumsi minuman selama 12
bulan terakhir, seberapa banyak dan seberapa sering. Kriteria Rotterdam dipilih
untuk menghasilkan definisi klinis obyektif glaukoma menggunakan data yang
tersedia.

3. Tujuan

untuk menguji hubungan antara konsumsi berbagai minuman berkafein dan tanpa
kafein dan glaukoma

4. Kesimpulan

Sampel yang mengonsumsi teh panas setiap hari cenderung memiliki glaukoma
daripada mereka yang tidak mengonsumsi teh panas. Ada kemungkinan signifikan
secara statistik diagnosis glaukoma pada partisipan yang mengonsumsi teh panas
setiap hari (sepenuhnya disesuaikan OR = 0,26, 95% CI 0,09 hingga 0,72, P =
0,004). Tidak ada hubungan signifikan yang ditemukan antara konsumsi kopi, es
teh, teh tanpa kafein dan minuman ringan, dan risiko glaukoma.

Anda mungkin juga menyukai