Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN DERMATITIS NUMULARIS

No. Kode :
445/
/XVI/1011577/2021

SOP Terbitan :

No. Revisi :

Tgl. Mulai Berlaku : Januari 2021


Halaman :

1. Definisi Dermatitis numularis adalah dermatitis berbentuk lesi mata uang (koin)
atau lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa papulovesikel,
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing/madidans). Penyakit
ini pada orang dewasa lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55 dan 65 tahun,
pada wanita usia puncak terjadi juga pada usia 15 sampai 25 tahun.
Dermatitis numularis tidak biasa ditemukan pada anak, bila ada
timbulnya jarang pada usia sebelum satu tahun, umumnya kejadian
meningkat seiring dengan meningkatnya usia.
Faktor resiko nya adalah riwayat trauma fisis dan kimiawi (fenomena
Kobner: gambaran lesi yang mirip dengan lesi utama), riwayat
dermatitis kontak alergi, riwayat dermatitis atopik pada kasus dermatitis
numularis anak, stress emosional, minuman yang mengandung
alkohol, lingkungan dengan kelembaban rendah, riwayat infeksi kulit
sebelumnya
2. Tujuan 1. Memberikan penatalaksanaan dermatitis numularis dengan benar
2. Menurunkan angka kejadian dermatitis numularis dengan
memberikan penjelasan faktor resiko dari dermatitis numularis

3. Kebijakan Langkah-langkah dalam penanganan dermatitis numularis


menerapkan langkah SPO yang telah ditetapkan
4. Referensi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015
5. Prosedur 1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang dermatitis numularis
dan cara pencegahannya dengan menghindari faktor resiko.
2. Pemberian topikal steroid betametason valerat krim 0,1 % selama 2
minggu
3. Pemberian obat oral antihistamin klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per
hari selama maksimal 2 minggu atau setirizin 1 x 10 mg per hari
selama maksimal 2 minggu.
4. Jika ada infeksi bakteri dapat diberikan antibiotik topikal atau
antibiotik sistemik bila lesi luas.
5. Dilakukan rujukan apabila kelainan tidak membaik dengan
pengobatan topikal standar dan diduga terdapat faktor penyulit lain,
misalnya fokus infeksi pada organ lain, maka konsultasi danatau
disertai rujukan kepada dokter spesialis terkait (contoh: gigi mulut,
THT, obgyn, dan lain-lain) untuk penatalaksanaan fokus infeksi
tersebut.

6. Ruang Lingkup Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes/ PKD, Posyandu


7. 7. Diagram Alir
Anamnesa Pemeriksaan fisik

Penegakan diagnosis

Penatalaksanaan

rujuk medikamentosa Non medikamentosa

8. 7. Dokumen Terkait - Buku Rujukan


- Form laporan insiden pada jam kerja
- Buku register ruang tindakan
9. 8. Distribusi Seluruh unit-unit pelayanan dan tindakan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai