Anda di halaman 1dari 3

GASTRITIS

No. Kode : UKP/SPO/029.020 Ditetapkan Oleh Kepala


UPT. Puskesmas
Terbitan : 01 Singkawang Utara I

SPO
No. Revisi : 00

Tgl. Mulai Berlaku : 2 Januari 2016

UPT. Puskesmas Halaman : 1-3 Sri Sumiati, SKM.M.Kes


NIP: 19670330198603 2 001
Singkawang Utara I

1.Pengertian Gastritis adalah proses inflamasi/peradangan pada lapisan mukosa dan


submukosa lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat
akumulasi bakteri atau bahan iritan lain. Proses inflamasi dapat bersifat akut,
kronis, difus, atau lokal
2.Tujuan Pedoman dalam penatalaksanaan pasien dengan Gastritis
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor UKP / SK / 003 tentang
Pelayanan Klinis yang Menjamin Kesinambungan Layanan

4.Referensi Depkes, Permenkes RI, No.5 tahun 2014, Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, (Jakarta: Depkes RI,
2014)

5.Alat dan 1. Senter


Bahan 2. Obat
6. Langkah – langkah

1. Anamnesis
 Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas.
Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan kembung.

 Faktor Risiko :
a. Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis makanan pedas, porsi
makan yang besar.
b. Sering minum kopi dan teh.
c. Infeksi bakteri atau parasit.
d. Pengunaan obat analgetik dan steroid.
e. Usia lanjut.
f. Alkoholisme.
g. Stress.
h. Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit autoimun, HIV/AIDS,
Chron disease.

2. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan Fisik Patognomonis
a. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
b. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan pendarahan saluran cerna berupa
hematemesis dan melena.
c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva tampak anemis
 Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan, kecuali pada gastritis kronis dengan melakukan pemeriksaan:
a. Darah rutin.
b. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori: pemeriksaan breathe test dan feses

3. Menegakkan diagnosa Gastritis berdasarkan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik.


 Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Untuk Diagnosis definitif dilakukan pemeriksaan penunjang.
 Diagnosis Banding
a. Kolesistitis
b. Kolelitiasis
c. Chron disease
d. Kanker lambung
e. Gastroenteritis
f. Limfoma
g. Ulkus peptikum
h. Sarkoidosis
i. GERD
4. Penatalaksanaan
Farmakoterapi yang diberikan, yaitu:
Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain: H2 Bloker2 x/hari (Ranitidin 150 mg/kali,
Famotidin 20 mg/kali, Simetidin 400-800 mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazole 20 mg/kali,
Lansoprazole 30 mg/kali), serta Antasida dosis 3 x 500-1000 mg/hr.
Konseling Gizi
Rencana Tindak Lanjut
 Menginformasikan pasien dan keluarga mengenai faktor risiko terjadinya gastritis.
 Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara
lain dengan makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan
yang meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, the, makanan pedas
dan kol
5. Kriteriarujukan pada pasien
 Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan.
 Terjadi komplikasi.
 Terjadi alarm symptoms seperti perdarahan, berat badan menurun 10% dalam 6 bulan, dan
mual muntah berlebihan
7. Hal-hal yang  Terjadi alarm symptoms seperti perdarahan, berat badan menurun
perlu 10% dalam 6 bulan, dan mual muntah berlebihan.
diperhatikan
8. Unit terkait a. Loket Pendaftaran
b. Poli umum
c. Klinik Konseling Gizi
d. Laboratorium
e. Apotek
9. Dokumen 1. Register
terkait 2. Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai