Anda di halaman 1dari 3

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

KOLESISTITIS
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 02-01-2016

Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS SANTOSO


HARAPAN NIP. 19651010 199001 1 002

1. Pengertian
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi akut atau kronis dinding kandung
empedu. Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis adalah
stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung
empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu
(90%) yang terletak di duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan
empedu.
No. ICPC II : D98 Cholecystitis/cholelithiasis
No. ICD X : K81.9 Cholecystitis, unspecified

2. Tujuan
Memberikan panduan tatalaksana pada pasien Kolesistitis.

3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Harapan Nomor : 1900 /
PKM.H / TU-01/12.2014 Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas
Harapan.

4. Referensi
PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter
di Fasilitas Pelayanan Primer.

5. Alat dan Bahan


 Tensimeter
 Stetoskop
 Termometer
 Timer
 Flashlight
6. Prosedur

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan:
Kolesistitis akut:
a. Demam
b. Kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan teralihkan ke
bawah angulus scapula dexter, bahu kanan atau yang ke sisi kiri,
kadang meniru nyeri angina pectoris, berlangsung 30-60 menit tanpa
peredaan, berbeda dengan spasme yang cuma berlangsung singkat pada
kolik bilier.
c. Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar atau makanan
berlemak di malam hari malam.
d. Flatulens dan mual
Kolesistitis kronik :
a. Gangguan pencernaan menahun
b. Serangan berulang namun tidak mencolok.
c. Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak
d. Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar) disertai dengan sendawa

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
a. Ikterik bila penyebab adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik
b. Teraba massa kandung empedu
c. Nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal, tanda murphy positif

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk ke fasilitas kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis penyakit dalam. Penanganan di
layanan primer, yaitu:
a. Tirah baring
b. Puasa
c. Pasang infus
d. Pemberian antibiotik:
1. Golongan penisilin: ampisilin injeksi 500mg/6jam dan amoksilin
500mg/8jam IV, atau
2. Sefalosporin: Cefriaxon 1 gram/ 12 jam, cefotaxime 1 gram/8jam,
atau
3. Metronidazol 500mg/8jam
Konseling dan Edukasi
Keluarga diminta untuk ikut mendukung pasien untuk menjalani diet rendah
lemak dan menurunkan berat badan.
Rencana Tindak Lanjut
a. Pada pasien yang pernah mengalami serangan kolesistitis akut dan
kandung empedunya belum diangkat kemudian mengurangi asupan
lemak dan menurunkan berat badannya harus dilihat apakah terjadi
kolesistitis akut berulang.
b. Perlu dilihat ada tidak indikasi untuk dilakukan pembedahan.
Kriteria rujukan
Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk ke spesialis penyakit dalam,
sedangkan bila terdapat indikasi untuk pembedahan pasien dirujuk pula ke
spesialis bedah.

7. Unit Terkait
a. Poli Umum
b. Laboratorium

8. Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai