Anda di halaman 1dari 4

6.

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN APPENDISITIS AKUT

No.Dokumen No Revisi Halaman


1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KEBAYORAN LAMA
Jl. Jatayu No. 1
Jakarta Selatan
Ditetapkan,
Direktur RSUD Kebayoran Lama
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
01 Juli 2017
MEDIS Dr Hilda
NIP.197010072122001
Pengertian Apendisitis akut merupakan salah satu kondisi paling sering ditemukan
dalam operasi cito. Penyebab appendicitis dipertimbangkan karena ada
nya obstruksi lumen apendiks, fekolit, hyperplasia limfoid dan parasite
saluran pencernaan dapat menyebabkan obstruksi. Rupture apendiks
dapat menyebakan peritonitis dan terbentuk abses.
Tujuan Sebagai panduan dalam diagnosis dan tatalaksana pasien dengan
appendicitis akut.
Kebijakan Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kebayoran Lama Nomor : Tahun 2018 Tentang Berlakunya Standar
Prosedur Operasional Asuhan Keperawatan / Kebidanan Di Lingkungan
RSUD Kebayoran Lama
Prosedur I. Petugas IGD melakukan triase.
II. Perawat melakukan pemeriksaan
a. Tanda vital
b. Antropometri (tinggi / panjang badan, berat badan, lingkar
kepala).
III. Dokter melakukan pemeriksaan:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang.

Anamnesis:
 Lokasi nyeri perut (dimna? Menyebar atau tidak?)
 Onset/awitan dan kronologis (kapan terjadinya? Berapa lama?)
 Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering?)
 Kualitas keluhan (rasa seperti apa?)
 Factor-faktor yang memeperberat keluhan
 Factor-faktor yang meringkan keluhan
 Keluhan yang menyertai seperti; demam, BAB cair atau keras,
flatus (-/+), mual, muntah, perut kembung, distensi perut, lemas,
keringat dingin.
 Keluhan utama pada appendicitis; nyeri perut bawah kanan,nyeri
dapat dirasakan di upper abdomen lalu berpindah ke kanan bawah,
demam, tdak nafsu makan, mual, muntah, diare.

Pemeriksaan Fisik:
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN APPENDISITIS AKUT
No.Dokumen No Revisi Halaman
1
Pemeriksaan fisik merupakan methode paling berguna dalam
mendiagnosa appendicitis dan menentukan apakah tindakan operasi
dibutuhkan.
1. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
2. Tanda utama: keadaan umum gelisah, VAS ( 50 – 100 mm),
abdominal swelling bisa terlihat, Rovsing’s sign (+) tetapi tidak
spesifik, psoas sign (menggambarkan iritasi pada otot psoas kanan
dan indikasi iritasi retrocaecal dan retroperitoneal dari phlegmon
atau abses, obturator sign (+) menunjukan peradangan pada M.
obturatorius di rongga pelvis (menegakkan lokasi appendix yang
telah mengalami radang atau perforasi), Blumberg’s sign (+)
3. Tanda tambahan: terdapat tanda Baldwin test, Wahl’s sign.
Pemeriksaan rectal toucher didapatkan nyeri pada daerah cavum
douglas.
4. Tanda appendicitis perforasi (peritonitis);
 Keadaan umum biasanya sakit berat
 Hipotensi
 Takikardia
 Febris > 38, atau hipotermia pada sepsis berat
 Produksi urin menurun
 Pemeriksaan umum abdomen; distensi, abdominal tenderness,
muscle guarding, bising usus menurun sampai hilang
5. Alvarado score:
 Nyeri pindah (1)
 Nausea/ vomiting (1)
 Anorexia (1)
 Nyeri tekan di Mc burney (2)
 Nyeri lepas di Mc burney (1)
 Demam (1)
 Leukositosis (2)
 Neutrophil shift to the left (1)
Jika nilai Alvarado 7-10 pasien dipersiapkan untuk apendektomi
cito, skor 5-6 dilakukan observasi pemberian antibiotic, skor 1-4
diberikan pengobatan simptomatik dan dipulangkan.

Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium; peningkatan dari leukosit dan CRP dipertimbangkan
sebagai diagnostic. Peningkatan persentase jumlah neutrophil
(shift to the left) dengan jumlah normal leukosit menunjang
diagnosis klinis appendicitis.
 Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan
untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan
gejala appendicitis. Dengan gambaran USG appendix dengan
diameter anteroposterior 7 mm atau lebih, didapatkan suatu
appendicolith, adanya cairan atau massa periappendix.
 CT-Scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak jelas.

Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN APPENDISITIS AKUT
No.Dokumen No Revisi Halaman
1
 Puasakan
 Beri cairan intravena
 Ganti cairan yang hilang dengan memberikan garam normal
sebanyak 10-20 ml/kgBB cairan bolus, ulangi sesuai kebutuhan,
ikuti dengan kebutuhan cairan rumatan 150% kebutuhan normal.
 Beri antibiotic segera setelah diagnosis ditentukan: ampisilin (25-
50mg/ kgBB/dosis IV/IM empat kali sehari), gentamisin
(7.5/kgBB/dosis IV/IM sekali sehari) dan metronidazole (7.5
mg/kgBB/dosis tiga kali sehari).
 Konsul atau rujuk segera kepada dokter bedah. Apendektomi harus
dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah perforasi dan
terbentuknya abses.

(1) Edukasi
Pasien yang mendapatkan terapi konservatif diberikan edukasi
untuk menghabiskan obat antibiotic yang diberikan, bed rest,
mendapatkan asupan cairan yang cukup. Bila ada tanda
perburukan seperti (tanda-tanda peritonitis, dehidrasi) segera
datang kembali ke rumah sakit.

IV. Dokter membuat diagnosa kerja berdasarkan anamnesa,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

V. Dokter memberikan tatalaksana sesuai dengan diagnosis kerja

Kriteria Rawat Inap


 Pasien dengan skor Alvarado 6 – 10
 Pasien dengan tanda dehidrasi sedang-berat
 Pasien dengan intake sulit

VI. Pasien dapat pulang setelah :


 Pasien dengan dehidrasi ringan/sedang sudah mendapat
tatalaksana dan terrehidrasi
 Pasien dengan dehidrasi berat sudah mendapat tatalaksana dan
terrehidrasi
 Pasien yang sudah dilakukan apendektomi dan keadaan klinis
sudah mengalami perbaikan.

Unit terkait 1. UGD


2. Klinik Bedah
3. Klinik Anak
4. Klinik Umum
5. Rawat Inap Anak
6. Rawat Inap Dewasa

Referensi
1. Bhangu A, Soreide K, Di Saverio S, Assarsson JH, Drake FT: Acute appendicitis: modern
understanding of pathogenesis, diagnosis, and management, Lancet 2015;386:1278-
1287
2. United Kingdom National Surgical Research Collaborative; Bhangu A: Safety of short, in-
hospital delays before surgery for acute appendicitis: multicenter cohort study, systematic
review, and meta-analysis, Ann Surg 2014;259:894-903Hansson J, Khorram-Manesh A,
Alwindawe A, Lund-holm K:A model to select patients who may benefit from antibiotic
therapy as the first line treatment of acute appendicitis at high probability. J Gastrointest
Surg 2014; 18:961-967

Anda mungkin juga menyukai