Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mengingatkan kesadaran, keamanan, dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarankan dengan
berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta
mengutamakanperhatian pada penduduk yang rentan.
Mutu layanan kesehatan dapat dilihat dari ketersediaan layanan kesehatan yang
peduli pada kebutuhan dan harapan pasien. Nilai pasien dapat menjadi tolak ukur terhadap
penyediaan pelayanan kesehatan. Hal tersebut menjadi salah satu syarat yang harus dapat
terpenuhi. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang menyeluruh, peningkatan
kesehatan di Indonesia ditujukan untuk dapat melaksanakan visi “Indonesia Sehat” yang
merupakan harapan bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang agar dapat hidup dalam
lingkungan yang sehat. Dengan demikian penduduk memiliki perilaku hidup bersih dan sehat
yang memungkinkannya untuk mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
serta merata dalam mencapai kesehatan yang optimal.
RSUD Kebayoran Lama sebagai sarana pelayanan kesehtan yang berupaya mendukung
pelayanan kesehtan di wilayah kecamatan Kebayoran Lama kota administrasi Jakarta Selatan yang
tidak hanya menekankan pelayanannya pada aspek kuratif dan rehabilitative saja namun akan
berupaya menjadikan sarana kesehatan yang promotive dan preventif. Untuk itu RSUD Kebayoran
Lama membentuk unit promosi kesehatan di rumah sakit.

LATAR BELAKANG

Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal


sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan akan pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan
haruslah dilihat tanpa membedakan status sosial. Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 28H ayat (1) menjelaskan tentang hak bagi setiap orang
untuk dapat hidup dengan sejahtera secara lahir dan batin. Memiliki tempat tinggal di
lingkungan hidup yang baik, sejahtera, sehat dan dapat memperoleh pelayanan kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Pasal 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan menjelaskan tentang
pembangunan kesehatan untuk setiap orang dengan tujuan agar dapat menumbuhkan rasa
sadar, mau, dan mampu untuk dapat hidup sehat demi terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang paling tinggi. Apabila dilihat dari segi sosial dan ekonomisnya maka dapat
menjadi sebuah investasi yang bernilai bagi pertumbuhan sumber daya manusia yang
produktif.

Pemerintah dan sarana kesehatan mempunyai kewajiban untuk dapat mengendalikan


dan menyempurnakan pelayanan yang disediakan kepada masyarakat. Undang-Undang
Nomor 44 tahun 2009 yang menjelaskan tentang terwujudnya derajat kesehatan yang
tertinggi untuk masyarakat, dilakukan berbagai macam upaya kesehatan secara terpadu dan
menyeluruh bagi kesehatan perseorangan dan masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan
melalui berbagai bentuk kegiatan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan
dengan menggunakan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Fitriani,
2011).

Pada masa lampau kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya
menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi pengobatan.
Dalan keadaan yang memerlukan si sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah sembuh
dipulangkan, kemudian ditimpa oleh penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan
dirawat kembali di rumah sakit, demikian siklus ini berlangsung terus. Sampai disadari, bahwa
sebenarnya unutk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan suatu usaha yang lebih luas,
dimana perawatan dan pengobatan di rumah sakit hanyalah salah satu bagian kecil dari
rangkaian usaha tersebut. Efektivitas suatu pengobtan, selain dipengaruhi oleh pola
pelayanan kesehatan yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksananya, juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung
juga pada kerjasama yang positif antara petugas kesehtan dengan pasien dan keluarganya.
Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan
pencegahan penyakit, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif,
maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya.

Menurut Maulana (2009), rumah sakit menjadi bagian dalam sistem kesehatan yang
memiliki peranan untuk mendukung ketersediaan pelayanan kesehatan dasar melalui adanya
fasilitas rujukan dan mekanisme pemberian bantuan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
atau World Health Organization (WHO) tahun 2004, “Rumah Sakit harus terintegrasi dalam
sebuah sistem kesehatan dimana pun keberadaannya. Fungsinya agar rumah sakit dapat
menjadi pusat sumber daya untuk peningkatan kesehatan masyarakat di wilayahnya
(Hartono, 2010). Undang- Undang Nomor 44 tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya
kesehatan dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan menggunakan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan. Namun pada Undang- Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tersebut belum
menunjukkan bahwa peran rumah sakit juga meliputi promotif dan preventif, maka di tahun
2012 dikeluarkanlah Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 004 tahun 2012 yang di
dalamnya meliputi promotif dan preventif. Kegiatan pelayanan promotif dan preventif
diberikan melalui layanan promosi kesehatan dalam bentuk upaya peningkatan kemampuan
masyarakat yang diperoleh melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
untuk menolong dirinya sendiri. Mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat
sesuai dengan sosial budaya dan mendapat dukungan kebijakan publik yang memiliki
wawasan kesehatan (Maulana, 2009).

Promosi kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh individu, masyarakat dan
pihak yang berwenang agar dapat meningkatkan kemampuannya untuk dapat mengatur
berbagai faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan.
Promosi kesehatan tidak hanya sebuah bentuk kesadaran oleh masyarakat atau memberikan
peningkatan terhadap pengetahuan masyarakat mengenai bidang kesehatan, akan tetapi
meliputi berbagai usaha untuk memberikan fasilitas terhadap perubahan perilaku. Menurut
Notoatmodjo (2005) pada tahun 1986 di Ottawa, Canada, telah diselenggarakan Konferensi
Promosi Kesehatan Internasional yang pertama kali dengan hasil berupa Piagam Ottawa
(Ottawa Charter). Piagam tersebut menjadi panduan bagi promosi kesehatan secara umum,
termasuk promosi kesehatan rumah sakit. Berdasarkan Piagam Ottawa tersebut,
dirumuskanlah strategi dasar promosi kesehatan yaitu empowerment, social support and
advocacy
TUJUAN

Tercapainya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih, Sehat
dan Aman melalui perubahan pengertahuan, sikap dan perilaku pasien dan keluarga, serta
pemeliharaan lingkungan di RSUD Kebayoran Lama

a. Meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien tentang penyakitnya, sehinga


mempunyai keinginanuntuk mempercepat pemulihan serta berupaya untuk
mencegah terserang kembali penyakit yang sama
b. Bagi keluarga pasien tertanamnya pemahaman yang mendorong seluruh keluarga
untuk memeberikan dukung baik moril maupun materil kepada pasien dalam upaya
penyembuhan penyakitnya.
c. Diperolehnya gambaran tentang informasi yang dibutuhkan oleh pasien, keluarga
pasien, pengunjung serta masyarakat di sekitar RSUD Kebayoran Lama dalam
mencegah atau mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.
d. RSUD Kebayoran Lama menciptakan suasana yang kondusif agar pasien, keluarga
pasien, pengunjung, masyarakat yang berada disekitar RSUD Kebayoran Lama mau
dan mampu ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
e. Menjalin kerjasama dengan mitra terkait untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan
PKRS RSUD Kebayoran Lama

KEGIATAN POKOK dan RINCIAN KEGIATAN

a. Promosi Kesehatan di Ruang Pendaftaran dan Pelayanan Pelanggan

 Penyediaan poster atau spanduk promosi kesehatan


 Penyediaan informasi alur pelayanan
 Penyediaan informasi praktek dokter

b. Promosi Kesehatan di Rawat Jalan

 Penyuluhan kesehatan
 Penyediaan poster pada ruanga tunggu
 Penyediaan leaflet gratis

c. Promosi Kesehatan di Rawat Inap

 Pelayanan konseling (bedside konseling oleh dokter, perawat, ahli gizi, farmasi,
rehabilitasi medis dan sebagainya)
 Penyediaan poster pada ruangan tunggu
 Penyediaan box yang berisi leaflet

d. Promosi Kesehatan di Laboratorium

 Penyediaan poster
 Penyediaan leaflet gratis
e. Promosi Kesehatan di Apotik atau Farmasi

 Penyediaan poster
 Penyediaan leaflet gratis

f. Promosi Kesehatan di Radiologi

 Penyediaan poster
 Penyediaan leaflet gratis

g. Promosi Kesehatan di Gizi

 Penyediaan poster
 Penyediaan leaflet gratis

h. Promosi Kesehatan di Fisioterapi

 Penyediaan poster
 Penyediaan leaflet gratis

i. Promosi Kesehatan di Luar Gedung

 Promosi kesehatan di tempat ibadah


 Promosi kesehatan di tempat parker
 Penyedian spanduk
 Penyediaan leaflet gratis
 Promosi kesehatan di masyarakat sekitar

SASARAN

Sasaran Promosi Kesehatan di RSUD Kebayoran Lama adalah seluruh masyarakat di


rumah sakit yang terdiri dari :

 Pasien
 Keluarga pasien
 Pengunjung
 Karyawan RSUD Kebayoran Lama
 Masyarakat yang tinggal atau berada di sekitar RSUD Kebayoran Lama

Sasaran program RSUD Kebayoran Lama merupakan target pertahun yang spesifik dan
terukur untuk mancapai tujuan program.

Program untuk Pasien:


1. Dokter penanggung jawab menjelaskan mengenai kondisi pasien, patofisiologi
penyakit pasien, diagnose, tatalaksana, tindakan medis, prognosis dan rencana
penatalaksanaan berikutnya.
2. Dokter penanggung jawab menjelaskan apabila ada penundaan palayanan (delayed
treatment), resiko dan alternative solusinya.
3. Dokter penanggung jawab menjelaskan pemeriksaan atau tindakan tertentu yang
memerlukan persetujuan khusus.
4. Perawat meminta identifikasi pasien pada saat:
a. Sebelum melakukan tindakan medis dan prosedurnya
b. Pemberian obat transfusi darah, dan produk darah
c. Sampling laboratorium
d. Radiologi
e. Menjelaskan hasil pemeriksaan penunjang atau tindakan
f. Pemberian makan atau nutrisi
5. Perawat menjelaskan dan memberikan gelang resiko
6. Perawat memberikan penilaian nyeri dan menjelaskannya
7. Perawat menjelaskan mengenai adanya resiko jatuh

Program untuk Pasien, Keluarga Pasien dan Pengunjung

1. Penjelasan mengenai pencegahan resiko infeksi silang meliputi:

a. Etika batuk
b. Penggunaan Alat Pelindung Diri sebelum masuk ruang isolasi
c. Pembatasan pengunjung
d. Cara pembuangan sampah yang benar
e. Cara cuci tangan yang benar

2. Penjelasan mengenai panduan arah evakuasi bila terjadi keadaan darurat


3. Penjelasan mengenai keamanan pemakaian obat-obatan:

a. Nama, jenis, jumlah obat dan cara pemakaian


b. Efek samping obat
c. Cara penyimpanan obat

4. Penjelasan mengenai Rehabilitasi Medik


5. Penjelasan mengenai Gizi meliputi: Batasan diet, bentuk makanan, jenis diet, dan
jenis makanan yang boleh dikonsumsikan
6. Penjelasan penggunaan alat medis yang aman.
JADWAL PELAKSANAAN

No. Sasaran Program Bulan Pelaksanaan Tahun 2019


Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
1. Pelayanan a. Program kemitraan
dengan puskesmas dan
Pelanggan klinik

b. Penyuluhan kesehatan

c. Program promosi
edukasi berupa
penyediaan leaflet,
brosur, flyer, banner,
media audio dan visual

2. Pelayanan a. Penyuluhan kesehatan


kepada ke kader, komunitas,
masyarakat sekolah

b. Bekerjasama dengan
organisasi tertentu
dalam pelaksanaan
seminar
No. Sasaran Program Bulan Pelaksanaan Tahun 2019
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
c. Mengelola website,
facebook, twitter dan
instagram

d. Penyebaran brosur, flyer,


poster, banner

e. Pelayanan kesehatan
warga lanjut usia di
masyarakat berbasis
rumah sakit

3. Pengembangan a. Program kemitraan


pasar dokter

b. Program kerjasama
pemeriksaan penunjang
medis

c. Program kerja sama


medical Check Up

d. Program kemitraan
dengan komunitas
masyarakat dan
perusahaan-perusahaan
No Sasaran Program Bulan Pelaksanaan Tahun 2019
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
4. Pengabdian a. Mengadakan bakti sosial
Masyarakat atau donor darah

b. Pelayanan rohani

c. Mengadakan bakti social


pengobatan gratis
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN dan PELAPORAN

Pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan standar PKRS pemantauan dilakukan


terhadap terhadap perkembangan dari masukan (input), proses dan keluaran (output).
Evaluasi dilakukan terhadap dampak dari PKRS yang telah diselenggarakan.

a. Indikator Masukan (Input): masukan yang perlu diperhatikan adalah berupa


komitmen, sumber daya manusia, sarana/ peralatan dan dana.
b. Indikator Proses: proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi
PKRS untuk pasien, PKRS untuk klien sehat, dan PKRS di luar Gedung.
c. Indikator Keluaran (Output): keluaran yang perlu diperhatikan adalah keluaran dari
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan baik secara umum maupun secara khusus.
d. Indikator Dampak: indicator damapk mengacu kepada tujuan dilaksanakannya PKRS
yaitu berubahnya pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien rumah sakit, serta
terpeliharanya lingkungan rumah sakit dan dimanfaatkannya dengan baik smeua
pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit. Oleh sebab itu kondisi ini sebaiknya
dinilai setelah PKRS berjalan beberapa lama yaitu melalui upaya eveluasi.

Evaluasi kegiatan PKRS di RSUD Kebayoran Lama dilakukan setiap bulan sekali dalam
bentuk:

1. Laporan Bulanan dari penanggung jawab unit ke manajemen


2. Rapat Koordinasi antar unit kerja
3. Presentasi survey kepuasan pelanggan tiap bulan
4. Presentasi mutu RSUD Kebayoran Lama tiap bulan.

PENCATATAN, PELAPORAN dan EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan kegiatan PKRS dituangkan dalam formulir catatan pemberian informasi


dan edukasi, laporan bulanan, presentasi survey kepuasan pelanggan, dan presentasi mutu
RSUD Kebayoran Lama. Pencatatan dan pelaporan serta evaluasi dilakukan secara berkala
oleh Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Pelaporan dilakukan setelah kegiatan PKRS
dilaksanakan.

PENUTUP

Promosi kesehatan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program
pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit. Rumah sakit merupakan instansi
pelayanan kesehatan yang memiliki hubungan secara langsung dengan pasien sehingga
rumah sakit harus memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, tidak diskriminatif
dan efektif sebagai hal utama. Hal tersebut merupakan program dari kegiatan PKRS. PKRS
juga menjadi salah satu syarat dalam penilaian akreditasi 2012 sehingga dalam pelaksanaan
kegiatannya diatur dan dipantau agar tujuan PKRS terwujud seperti yang diamanatkan oleh
Permenkes Nomor 004 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan.
Jakarta, 10 April 2019

Mengetahui

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kasie. Pelayanan Medik

Ibu Amaliah dr. Ani Barokah.,Mars

Menyetujui,

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kebayoran Lama

dr. Hilda., Mkes

Anda mungkin juga menyukai