Anda di halaman 1dari 4

No.

Dokumen : UKP/ / SOP/PKM-DP/2019


No. Revisi : 00
TanggalTerbit :

SOP KOLESISTITIS

PenanggungJawab

Disiapkan Diperiksa Disahkan


Koordinator UKP Ketua Akreditasi Kepala Puskesmas

dr. Chusnul Aini Ria Listiawati, AMK H. Irfani, S.Kep.,Ns


NIP.19801018 200904 2003 NIP.198607222010012015 NIP.197309061993031007

DINAS KESEHATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA


UPT PUSKESMAS RAWAT INAP DANAU
PANGGANG
Jl. Suka Ramai RT. III Kecamatan Danau Panggang Kode Pos 71453

1 dari 4
 

SOP KOLESISTITIS
No. : UKP/ /SOP/
S Dokumen PKM-DP/2019
No. :
O Revisi  
Tanggal :
P Terbit  
Halaman :  

UPT
Puskesmas H. Irfani, S.Kep.,Ns
Rawat Inap NIP.19730906199303100
Danau Panggang 7

A. Pengertian Kolesistitis adalah reaksi inflamasi akut atau kronisdinding kandung


empedu. Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis
adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding
kandung empedu.
Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu
(90%) yang terletak di duktus sistikus yang menyebabkan stasis
cairan empedu.
Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius dan
cenderung timbul setelah terjadinyacedera,pembedahan, luka bakar,
sepsis, penyakit-penyakit yang parah (terutama penderita yang
menerima makanan lewat infus dalam jangka waktu yang lama).
Kolesistitis kronis adalah peradangan menahun dari dinding
kandung empedu, yang ditandai dengan serangan berulang dari
nyeri perut yang tajam dan hebat. Penyakit ini lebih sering terjadi
pada wanita dan angka kejadiannya meningkat pada usia diatas 40
tahun.
B. Tujuan Sebagai pedoman petugas di dalam menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan kolesistitis
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor
D. Referensi Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
E. Langkah- 1. Petugas melakukan anamnesis meliputi keluhan utama,
langkah/ riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
Prosedur penyakit keluarga, dan riwayat sosial.
2. Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang
diperlukan.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan.
4. Jika terdapat indikasi, petugas melakukan pemeriksaan
penunjang.
5. Petugas menegakkan diagnosis dan/atau diagnosis banding
berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang:
a. Keluhan

2 dari 4
Kolesistitis akut:
 Demam
 kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan
teralihkan ke bawah angulus scapula dexter, bahu
kanan atau yang ke sisi kiri, kadang meniru nyeri angina
pectoris, berlangsung 30-60 menit tanpa peredaan,
berbeda dengan spasme yang cuma berlangsung
singkat pada kolik bilier.
 Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar
atau makanan berlemak di malam hari malam.
 Flatulens dan mual
Kolesistitis kronik :
 Gangguan pencernaan menahun
 Serangan berulang namun tidak mencolok.
 Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak
 Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar) disertai
dengan sendawa.
Faktor resiko
Adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya.
Pemeriksaan fisik
 Ikterik bila penyebab adanya batu di saluran empedu
ekstrahepatik
 Teraba massa kandung empedu
 Nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal, tanda murphy
positif
a. Pemeriksaan Penunjang
- Leukositosis
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan laboratorium.
Diagnosis Banding
1. Angina pectoris
2. Appendisitis akut
3. Ulkus peptikum perforasi
4. Pankreatitis akut Komplikasi
5. Gangren atau empiema kandung empedu
6. Perforasi kandung empedu
7. Peritonitis umum
8. Abses hati

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk
kefasilitas kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis
penyakit dalam. Penanganan di layanan primer, yaitu:
1. Tirah baring
2. Puasa
3. Pasang infus
4. Pemberian antibiotik:
 Golongan penisilin: ampisilin injeksi 500mg/6jam dan
amoksilin 500mg/8jam IV, atau
 Sefalosporin: Cefriaxon 1 gram/ 12 jam, cefotaxime 1
gram/8jam, atau
 Metronidazol 500mg/8jam

3 dari 4
Konseling & Edukasi
Keluarga diminta untuk ikut mendukung pasien untuk menjalani diet
rendah lemak dan menurunkan berat badan.

Rencana Tindak Lanjut


1. Pada pasien yang pernah mengalami serangan kolesistitis akut
dan kandung empedunya belum diangkat kemudian
mengurangi asupan lemak dan menurunkan berat badannya
harus dilihat apakah terjadi kolesistitis akut berulang.
2. Perlu dilihat ada tidak indikasi untuk dilakukan pembedahan.
Kriteria rujukan Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis
dirujuk ke spesialis penyakit dalam, sedangkan bila terdapat
indikasi untuk pembedahan pasien dirujuk pula ke spesialis
bedah.
Prognosis
Prognosis umumnya dubia ad bonam, tergantung komplikasi dan
beratnya penyakit.
1. Petugas memberikan edukasi pada pasien dan keluarga
mengenai diagnosis, pengobatan, serta control teratur untuk
mencegah komplikasi.
2. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke
sub unit farmasi.
3. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosis, terapi, dan rujukan yang telah dilakukan
dalam rekam medis untuk kemudian diinput dalam data simpus.
F. Unit Terkait 1. Unit Farmasi
2. Unit Gizi
3. Unit Laboratorium
G. Sarana dan 1. Obat-obatan
Prasarana
H. Dokumen Rekam medis
Terkait

4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai