Anda di halaman 1dari 7

No.

Dokumen : UKP/ / SOP/PKM-DP/2019


No. Revisi : 00
TanggalTerbit :

SOP KEJANG DEMAM

PenanggungJawab

Disiapkan Diperiksa Disahkan


Koordinator UKP Ketua Akreditasi Kepala Puskesmas

dr. Chusnul Aini Ria Listiawati, AMK H. Irfani, S.Kep.,Ns


NIP.19801018 200904 2003 NIP.198607222010012015 NIP.197309061993031007

DINAS KESEHATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA


UPT PUSKESMAS RAWAT INAP DANAU PANGGANG
Jl. Suka Ramai RT. III Kecamatan Danau Panggang Kode Pos 71453
KEJANG DEMAM
No. Dokumen : SOP/C/VII/BP/22
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
UPT
Puskesmas
Rawat Inap Danau H. Irfani, S.Kep.,Ns
NIP.197309061993031007
Panggang

1. Pengertian Kejang demam adalah bangkitan kejang yang disebabkan oleh demam di atas
suhu 380 C rectal tanpa disertai infeksi pada sistem saraf pusat atau gangguan
keseimbangan elektrolit akut pada anak berumur lebih dari 1 bulan dan <5
tahun, tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.
Klasifikasi:
1. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang
demam berlangsung singkat, < 15 menit dan umumnya akan berhenti
sendiri. Kejang berupa kejang umum tonik atau klonik tanpa gerakan
fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) yaitu kejang
dengan salah satu ciri: kejang lama > 15 menit, kejang fokal atau parsial
satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, berulang atau lebih
dari satu kali dalam 24 jam.
Gejala Kinis :
1. Demam dengan suhu di atas 380 C rectal
2. Kejang tonik klonik atau kejang fokal, saat kejang anak tidak sadar
3. Setelah kejang anak sadar tanpa kelainan neurologis
4. Tidak ada gejala infeksi pada susunan saraf pusat atau gangguan
elektrolit
Pemeriksaan fisik:
1. Keadaan umum tampak sakit sedang-berat dengan kesadaran compos
mentis GCS 15
2. Tanda vital terdapat suhu diatas 380 C rectal dapat disertai dengan
kenaikan frekuensi pernapasan
3. UUB tidak menonjol
4. Conjungtiva anemis dapat pucat
5. Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan saraf cranial
6. Tidak ada tanda rangsal meningeal (kaku kuduk, brudzinki I-II)
7. Pemeriksaan faring dapat ditemukan faring hiperemis dan perbesaran
tonsil sebagai kemungkinan sumber infeksi
8. Pemeriksaan paru dapat ditemukan ronkhi basah atau kasar sebagai
kemungkinan sumber infeksi
9. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal
10. Tidak ada kelainan pada pemeriksaan neurologis
Diagnosa :
Didapatkan dari anamnesis adanya kejang yang didahului demam pada anak
berumur > 1bulan dan < 5 tahun tanpa ada riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh diatas 38 0 c tanpa
ada tanda-tanda gangguan elektrolit ataupun neurologis. Dari pemeriksaan
penunjang,pemeriksaan darah perifer, elektrolit, dan gula darah untuk
menemukan sumber infeksi dan menyingkirkan penyebab lain kejang.
2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis kejang demam dan melakukan
pengobatan kejang demam.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD kesehatan puskesmas kandangan nomor.....tentang
jenis jenis pelayanan.
4. Referensi 1. Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
9. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Hal 421-425
10.Ilmu kesehatan anak FK Undip 2011, Hal 134-144
5. Alat dan bahan
6. Prosedur/Langkah- 1. Petugas menerima pasien
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien, petugas menanyakan keluhan
utama pada pasien (biasanya kejang)
3. Petugas menanyakan apakah terdapat demam sebelum kejang, sudah
berapa kali menderita kejang, bila lebih dari 2 kali apakah ada yang
berlangsung lebih atau sama dengan 15 menit, bagaimana jenis kejang,
apakah parsial atau umum,atau parsial menjadi umum
4. Petugas menanyakan saat demam apakah diukur menggunakan
thermometer, apakah sudah diberikan penurun demam, jika sudah
sebutkan, apakah ada faktor resiko berulangnya kejang demam
5. Petugas menanyakan ada faktor risiko menjadi epilepsi
6. Petugas menanyakan apakah disertai dengan penurunan kesadaran,
tanyakan kesehatan anak sebelum sakit sekarang, apakah disertai
mencret, batuk, sesak nafas, dan bagaimana buang air kecilnya
7. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan pada
pasien
8. Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran dan tanda
vital (nadi, suhu, dan frekuensi pernapasan)
9. Petugas melakukan pemeriksaan fisik apakah terdapat mikro atau makro
sefali
10. Petugas melakukan pemeriksaan pada ubun-ubun, apakah ada ubun-ubun
menonjol
11. Petugas melakukan pemeriksaan conjungtiva anemis, anemis atau tidak
12. Petugas melakukan pemeriksaan saraf kanial, pemeriksaan rangsal
meningeal (kaku kuduk atau brudzinki I-II)
13. Petugas melakukan pemeriksaan jantung, paru, abdomen, apa ditemukan
tanda-tanda penyebab infeksi
14. Petugas memeriksa apakah ada kelumpuhan pada ekstremitas atas atau
bawah, reflex fisiologis, dan tonus otot
15. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pasien
16. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan darah rutin/
lengkap dan urin rutin
17. Petugas mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
18. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada laboratorium
19. Petugas menerima hasil laboratorium dari petugas laboratorium apakah
didapatkan anemia, leukopeni atau lekositosis, trombositopeni atau
eosinofilia, pada hasil urin rutin apakah terdapat biakan bakteri atau darah
20. Petugas menegakkan diagnosa kejang demam yang didapat dari gejala,
pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium
21. Petugas menerangkan kepada pasien bahwa pasien perlu dirawat di
puskesmas
22. Petugas memberikan informed consent untuk tindakan medis yang akan
dilakukan kepada pasien dan ditandatangani oleh pasien atau keluarga
pasien
23. Petugas memberikan terapi untuk pengobatan kejang demam:
 Fase akut/saat kejang :
1) Perhatikan ABC
2) Putus kejang dengan diazepam 0,5 mg/kgbb/x perektal, maksimal
2 kali, jarak 5 menit. Jika masih kejang diberikan diazepam 0,25-
0,5 mg/kg iv, kec 2mg/menit, maksimal 10 mg. Jika masih kejang
dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg iv, injeksi dalam 20 menit
dalam 50 ml NaCL 0,9%. Jika masih kejang persiapkan pasien
untuk dirujuk ke pelayanan yang lebih baik
3) Pemberian cairan IV RL sesuai kebutuhan
4) Saat demam diberikan paracetamol dengan dosis 10-15
mg/kgbb/kali diberikan 4 kali sehari.
5) Diazepam oral 0,3 mg/ kgbb/kali, 3 kali sehari atau diazepam
rectal 5 mg untuk BB < 10 kg atau 10 mg untuk BB > 10 kg
6) Terapi antibiotika sesuai dengan sumber infeksi :bisa per oral
maupun intravena, untuk pengunaan iv antibiotik terlebih dahulu
melakukan skin test
a) Kloramphenikol,dosis 50-100 mg/kgBB/hari maks 2 gram
selama 10-14 hari dibagi 4 dosis.
b) Ampisillin dan amoksisilin, dosis anak 50-100 mg/kgBB/hari
selama 7-10 hari.
c) Ceftriaxone,dosis anak 80 mg /kgBB/hari dalam dosis
tunggal selama 5 hari
d) Cotrimoxazole (TMP-SMX),dosis anak TMP 6-19
mg/kgBB /hr atau SMX 30-50 mg/kgBB/hr selama 10 hari
e) Cefixime ,dosis anak 1,5-2 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
selama 10 hari
f) Thiamfenikol,dosis anak 50 mg/kgBB/hari.
24. Petugas memberikan penjelasan mengenai rencana terapi kepada keluarga
pasien. Petugas mengedukasi keluarga pasien bahwa kejang demam
umumnya prognosis baik, hanya sebagian kecil yang berkembang
menjadi epilepsi.
25. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose dan terapi
kedalam rekam medik
26. Petugas menandatangani rekam medic
7. Unit Terkait IGD
8. Dokumen Terkait 1. Catatan Medik
2. Blanko Rujukan
3. Buku Register
4. Blanko Resep

Anda mungkin juga menyukai