0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan3 halaman
Prosedur penatalaksanaan kolesistitis meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, penetapan diagnosis, pemberian antibiotik, analgesik, anti mual, cairan infus, dan rujukan ke spesialis untuk pembedahan bila diperlukan. Tujuannya adalah memberikan perawatan yang tepat pada penderita kolesistitis.
Prosedur penatalaksanaan kolesistitis meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, penetapan diagnosis, pemberian antibiotik, analgesik, anti mual, cairan infus, dan rujukan ke spesialis untuk pembedahan bila diperlukan. Tujuannya adalah memberikan perawatan yang tepat pada penderita kolesistitis.
Prosedur penatalaksanaan kolesistitis meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, penetapan diagnosis, pemberian antibiotik, analgesik, anti mual, cairan infus, dan rujukan ke spesialis untuk pembedahan bila diperlukan. Tujuannya adalah memberikan perawatan yang tepat pada penderita kolesistitis.
1. Pengertian Reaksi inflamasi akut atau kronis dinding kandung empedu.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan pada penderita kolesistitis.
Keputusan Kepala Puskesmas Kromengan Nomor
3. Kebijakan 440/14/KEP/35.07.103.106/2020 tentang Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas. Keputusan Menkes No HK.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan 4. Referensi Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 1. Petugas melakukan anamnesis Keluhan Kolesistitis akut : - Demam - Kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan teralihkan ke bawah angulus scapula dexter, bahu kanan atau yang ke sisi kiri, kadang seperti nyeri angina pektoris, berlangsung 30-60 menit tanpa peredaan, berbeda dengan spasme yang Cuma berlangsung singkat pada kolik bilier. - Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar atau makanan berlemak di malam hari. - Flatulens dan mual Kolesistitis kronik : - Gangguan pencernaan menahun 5. Prosedur - Serangan berulang namun tidak mencolok - Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak - Nyeri perut yang tidak jelas disertai dengan sendawa.
Faktor Risiko : - Wanita - Usia > 40 tahun - Sering mengkonsumsi makanan berlemak - Adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
- Ikterik bila penyebab adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik - Teraba massa kandung empedu - Nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal, tanda Murphy positif 3. Petugas melaksanakan pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan leukositosis.
4. Petugas menentukan diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
5. Petugas melakukan penatalaksanaan
- Tirah baring - Puasa - Pemasangan infus - Pemberian anti nyeri dan anti mual - Pemberian antibiotik: a) Golongan penisilin: Ampisilin injeksi 500 mg/6 jam dan Amoksilin 500 mg/8 jam IV, atau b) Sefalosporin: Seftriakson 1 gram/12 jam, Sefotaksim 1 gram/8 jam, atau c) Metronidazol 500 mg/8 jam - Kriteria Rujukan : Pasien yang telah diagnosis kolesistitis telah ditegakkan, maka pertimbangkan untuk dirujuk ke layanan sekunder (spesialis penyakit dalam) sedangkan bila terdapat indikasi untuk pembedahan pasien dirujuk pula ke spesialis bedah. 6.Diagram alir Petugas melakukan anamnesis Petugas melakukan Diagnosi pemeriksaan fisik dan atau s penunjang