Anda di halaman 1dari 3

1. Pengertian Reaksi inflamasi akut atau kronis dinding kandung empedu.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan pada penderita kolesistitis.

Keputusan Kepala Puskesmas Kromengan Nomor


3. Kebijakan 440/14/KEP/35.07.103.106/2020 tentang Kebijakan Layanan Klinis
Puskesmas.
Keputusan Menkes No HK.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan
4. Referensi Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.
1. Petugas melakukan anamnesis
Keluhan
Kolesistitis akut :
- Demam
- Kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan teralihkan ke
bawah angulus scapula dexter, bahu kanan atau yang ke sisi kiri,
kadang seperti nyeri angina pektoris, berlangsung 30-60 menit tanpa
peredaan, berbeda dengan spasme yang Cuma berlangsung singkat
pada kolik bilier.
- Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar atau makanan
berlemak di malam hari.
- Flatulens dan mual
Kolesistitis kronik :
- Gangguan pencernaan menahun
5. Prosedur - Serangan berulang namun tidak mencolok
- Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak
- Nyeri perut yang tidak jelas disertai dengan sendawa.

Faktor Risiko :
- Wanita
- Usia > 40 tahun
- Sering mengkonsumsi makanan berlemak
- Adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya

2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik


- Ikterik bila penyebab adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik
- Teraba massa kandung empedu
- Nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal, tanda Murphy positif
3. Petugas melaksanakan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan leukositosis.

4. Petugas menentukan diagnosis


Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium.

5. Petugas melakukan penatalaksanaan


- Tirah baring
- Puasa
- Pemasangan infus
- Pemberian anti nyeri dan anti mual
- Pemberian antibiotik:
a) Golongan penisilin: Ampisilin injeksi 500 mg/6 jam dan Amoksilin
500 mg/8 jam IV, atau
b) Sefalosporin: Seftriakson 1 gram/12 jam, Sefotaksim 1 gram/8
jam, atau
c) Metronidazol 500 mg/8 jam
- Kriteria Rujukan :
Pasien yang telah diagnosis kolesistitis telah ditegakkan, maka
pertimbangkan untuk dirujuk ke layanan sekunder (spesialis penyakit dalam)
sedangkan bila terdapat indikasi untuk pembedahan pasien dirujuk pula ke
spesialis bedah.
6.Diagram
alir
Petugas melakukan anamnesis
Petugas melakukan Diagnosi
pemeriksaan fisik dan atau s
penunjang

Pasien pulang/rawat inap/rujuk Penatalaksanaan


kolesistitis

7.Unit 1. Poli umum


Terkait 2. Unit Gawat Darurat
3. Rawat Inap
4. Laboratorium
5. Farmasi

8. Rekaman Historis Perubahan

Anda mungkin juga menyukai