Anda di halaman 1dari 41

PERUNDANG-UNDANGAN PANGAN

DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT


Pertemuan Sertikasi DFI ( Distric Food Inspector ) Pengawas Keamanan
Pangan Kabupaten Kota Untuk Tenaga PKP Terlatih
Di Kota Singkawang
Tanggal, 19 s/d 20 Aparil 2018
LATAR BELAKANG
Mendapatkan makanan yang aman adalah hak
azasi setiap orang

 belum semua orang bisa mendapatkan


akses terhadap makanan yang aman.

Laporan WHO  90% penyakit bersumber


dari pangan yang kita konsumsi
ALUR KEAMANAN PANGAN
Proses
Proses
penanaman &
pemanenan
pemeliharaan
&pengolahan
tanaman pra-
pascapanen di
panen
tingkat petani

KONSUMEN Pengendalian Proses


Pemerintah penyimpanan di
tingkat pasar
Proses retail maupun
penyimpanan & distributor
pengolahan, di
katering, maupun
Proses
industri pangan pengumpulan,
penyimpanan
dan distribusi ke
pasar-pasar
3
PANGAN

BIOLOGIS Cemaran
mikroba/parasit

KIMIA Cemaran bhn kimia, logam KERACUNAN/


1. AMAN brt, bhn dilarang PENYAKIT

FISIKA Cemaran bhn asing


(stepler, batu)

2. MUTU BERGIZI / Mengandung materi2 esensial/nutrien


KALORI
SEIMBANG

Makro Mikro
nutrien (vit,
nutrien elektrolit,
(karbo, trace
protein, element
lemak)
Lanjutan
Tersedianya pangan yang memenuhi
persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi
kepentingan kesehatan manusia;

Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan


bertanggung jawab; dan

Terwujudnya tingkat kecukupan pangan


dengan harga yang wajar dan terjangkau
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang RI No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
2. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang-Undang RI No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
4. Undang-Undang RI No. 33 tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal
5. Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kab/Kota
7. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 ttg Label dan Iklan Pangan
8. Permenkes RI. No. 492 Tahun 2010 ttg Persyaratan Kualitas Air Minum
9. Permenkes No. 942/2003 ttg Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
10. Kepmenkes No. 1098/2003 ttg Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
11. Permenkes No. 1096/2011 ttg Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga
12. Permenkes No 2/2013 tentang KLB Keracunan
Pangan
13. Permenkes No. 033 tahun 2012 tentang Bahan
Tambahan Pangan
Peraturan Kepala Badan POM Terkait Bahan Tambahan
Pangan:

Nomor 4 – 25 dan No. 36 - 38 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum


Pengguaan Bahan Tambahan Pangan :
1. Bahan Pengkarbonasi (No.4) 13. Garam Pengemulsi (No.16)
2. Humektan (No.5) 14. Gas untuk Kemasan (No.17)
3. Pembawa (No.6) 15. Sekuestran (No.18)
4. Perlakuan Tepung (No.7) 16. Pembentuk Gel (No.19)
5. Pengatur Keasaman (No.8) 17. Pengemulsi (No.20)
6. Pengeras (No.9) 18. Peretensi Warna (No.21)
7. Antikempal (No.10) 14. Pembuih (No.22)
8. Pengembang (No.11) 15. Penguat Rasa (No.23)
9. Pelapis (No.12) 16. Penstabil (No.24)
10.Antibuih (No.13) 17. Peningkat Volume (No.25)
11.Propelan (No.14) 18. Pengawet (No. 36)
12.Pengental (No. 15) 14. Pewarna (No.37)
15. Antioksidan (No.38)
PASAL 1.
PERLINDUNGAN KONSUMEN ADALAH JAMINAN
KEPASTIAN HUKUM UTK MELINDUNGI KONSUMEN

HAK ATAS KENYAMANAN, KEAMANAN DAN


KESELAMATAN DLM MENGKONSUMSI BARANG /
JASA ( PS. 4 A )

MEMBERIKAN INFORMASI YANG BENAR,


JELAS DAN JUJUR MENGENAI KONDISI DAN
JAMINAN BARANG/JASA ( PS. 7 C )
HAK UTK MENDPT PERLINDUNGAN HUKUM DARI TINDAKAN KONSUMEN YG
TDK BERSIKAP BAIK (PS. 6 B)
MEMBERIKAN INFORMASI YG BENAR, JELAS & JUJUR
MENGENAI KONDISI & JAMINAN BARANG/JASA (PS. 7 C)
PERBUATAN YANG DILARANG (PS. 8)
MEMBUAT MAMIN TIDAK SESUAI (DENGAN MENGURANGI ATAU
MENAMBAH) TIMBANGAN, UKURAN ATAU TAKARAN DARI JUMLAH
SEBENARNYA / MEMPERDAGANGKAN MAMIN YANG TIDAK SESUAI DENGAN
UKURAN, TAKARAN, ATAU TIMBANGAN SEBENARNYA.

TIDAK SESUAI DENGAN JANJI YANG DINYATAKAN DALAM LABEL ETIKET,


KETERANGAN, IKLAN ATAU PROMOSI PENJUALAN BARANG DAN ATAU JASA
DSB.

PEDAGANG ATAU PENGUSAHA DILARANG MENAWARKAN,


MEMPROMOSIKAN, MENGIKLANKAN BARANG / JASA SECARA TIDAK BENAR
(PS. 9)

SANGSI :
PELAKU USAHA YANG MELANGGAR KETENTUAN PASAL DIATAS DIPIDANA
PENJARA PALING LAMA 5 TAHUN ATAU DENDA PALING BANYAK 2
Makmin harus sesuai
standar dan atau Makmin
persyaratan kesehatan harus Ketentuan
(Ps. 111(1)) mendapat pelabelan makmin
izin Edar (Ps.111(3-4-5))
Dilarang menggunakan (Ps.111(2))
kata-kata mengecohkan
Makmin yg tidak
& klaim tidak benar
memenuhi syarat
dalam produksi &
ditarik, disita &
Promosi makmin
dimusnahkan
(Ps. 111)
(Ps.111(6))
Kewajiban
produsen & pengamanan
distributor makanan Pemerintah berwenang
menjamin minuman & bertanggung jawab
keamanan makmin bagian 16 mengatur - mengawasi
(Ps.109) produksi, pengolahan,
pendistribusian makmin
Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
Pasal 1;
(1) Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan,
perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan
lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan atau minuman.
(6) Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan,
Menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas
kembali, dan/atau mengubah bentuk Pangan.
Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan

Pasal 67

(1) Keamanan Pangan diselenggarakan untuk menjaga Pangan tetap


aman, higienis, bermutu, bergizi, dan tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat.

(2) Keamanan Pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan


cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
SETIAP ORANG DILARANG MEMBUKA KEMASAN AKHIR PANGAN
UNTUK DIKEMAS KEMBALI DAN DIPERDAGANGKAN
( PS. 84 )

Setiap Orang yang memproduksi dan memperdagangkan Pangan wajib


memenuhi standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan
( PS. 86 )

SETIAP ORANG DILARANG MENGEDARKAN :


a) PANGAN YG MENGANDUNG BAHAN BERACUN, BERBAHAYA
yang dapat membahayakan kesehatan atau jiwa manusia
b) PANGAN YG MENGANDUNG CEMARAN
c) PANGAN YG MENGANDUNG BAHAN YG DILARANG DIGUNAKAN
d) PANGAN YG MENGANDUNG BAHAN YG KOTOR, BUSUK,
TENGIK, TERURAI ATAU YG MENGANDUNG BAHAN NABATI /
HEWANI YG BERPENYAKIT/BERASAL DARI BANGKAI
e) DIPRODUKSI DENGAN CARA YANG DILARANG
f) PANGAN YG KADALUWARSA
Undang-Undang RI No. 18 tahun 2012
tentang Pangan

Pasal 135

Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses


produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran
Pangan yang tidak memenuhi Persyaratan Sanitasi Pangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda
paling banyak Rp 4 Milyar.
KETENTUAN PIDANA

PASAL 136

Setiap orang yang melakukan produksi pangan utk


diedarkan dgn sengaja mengunakan :

a.Bahan Tambahan pangan melampaui ambang


batas maksimal yang ditetapkan atau

b.Bahan yg dilarang digunakan sbg BTP dipidana


penjara paling lama 5Tahun atau denda Paling
banyak 10 M
UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan
KETENTUAN PIDANA
PASAL 140

Setiap orang yang memproduksi dan


memperdagangkan pangan yg dgn sengaja tidak
memenuhi standar keamanan pangan dipidana penjara
paling lama 2Tahun atau denda Paling banyak 4 Milyar

Dstnya......

UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan


Bidang tugas dan penanggung jawab pada rantai pangan
Cara Budidaya yang baik Pertanian, Perikanan &
Kehutanan
Cara Produksi Pangan
Segar yang baik Pertanian & Perikanan

Cara Produksi Pangan Perindustrian,


Olahan yang baik
Perikanan, & BPOM

Cara Distribusi Perindustrian,


Pangan yang baik
Pertanian/Perikanan

Cara Ritel
Pangan yang baik BPOM

Cara Produksi
Pangan siap saji Kementerian Kesehatan
20
Pembinaan & Pengawasan (Ps. 42-51):

Setiap makanan yg beredar wajib memiliki surat persetujuan


pendaftaran, kecuali makanan dgn masa simpan pada suhu kamar <
7 hari & masuk ke Indonesia dlm jumlah kecil

Pengawasan makanan dilakukan oleh BPOM, hasilnya dilaporkan


ke Pemda Kab/Kota

Gubernur/Bupati/Walikota berwenang melakukan pemeriksaan


makanan segar, siap saji,& hasil IRTP**

**: Untuk makanan olahan, pemeriksaan dilakukan oleh BPOM


Gubernur/Bupati/Walikota berwenang mengambil tindakan
administratif atas pelanggaran di bid. makanan, meliputi:
peringatan tertulis, larangan pengedaran produk, perintah
penarikan produk, pemusnahan makanan, penghentian produksi,
pengenaan denda,& pencabutan izin/persetujuan/sertifikat

Bupati/Walikota melaksanakan pembinaan thd produsen makanan


IRTP
 Bahan Tambahan Pangan dikelompokkan menjadi 27 golongan
dengan contoh jenisnya masing-masing. Penambahan
golongan merupakan kewenangan Menkes, sedangkan
perubahan jenis merupakan kewenangan Kepala Badan POM.

Kementrian Kesehatan bertugas melaksanakan :


- pembinaan industri BTP
- pembinaan penggunaan BTP
Kepada Badan POM :
- Penentuan batas maksimum penggunaan BTP dalam
makanan
- pengawasan penggunaan BTP
Perubahan ketentuan pelabelan pada BTP dan sediaan
makanan yang mengandung BTP (misal. pada makanan yg
mengandung pemanis buatan harus dicantumkan
”Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi
oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu
menyusui”)  Perlindungan konsumen dan mendorong
pemberdayaan masyarakat
BTP ADALAH
Bahan yang ditambahkan
ke dalam pangan untuk
mempengaruhi bentuk atau sifat
pangan.
PENGGOLONGAN BTP
(Permenkes 033/2012)
1. Antibuih (Antifoaming agent); 15. Pengembang (Raising agent);
2. Antikempal (Anticaking agent); 16. Pengemulsi (Emulsifier);
3. Antioksidan (Antioxidant); 17. Pengental (Thickener);
4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating 18. Pengeras (Firming agent);
agent);
19. Penguat rasa (Flavour enhancer);
5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt);
20. Peningkat volume (Bulking agent);
6. Gas untuk kemasan (Packaging gas);
21. Penstabil (Stabilizer);
7. Humektan (Humectant);
22. Peretensi warna (Colour retention
8. Pelapis (Glazing agent);
agent);
9. Pemanis (Sweetener);
23. Perisa (Flavouring);
10.Pembawa (Carrier);
24. Perlakuan tepung (Flour treatment
11.Pembentuk gel (Gelling agent)]
agent);
12.Pembuih (Foaming agent);
25. Pewarna (Colour);
13.Pengatur keasaman (Acidity regulator);
26. Propelan (Propellant); dan
14.Pengawet (Preservative);
27. Sekuestran (Sequestrant)
BTP AMAN

SESUAI JENIS / SESUAI


Kategori makanan TAKARAN
BTP YANG SERING DIGUNAKAN
Hal yang perlu diketahui :
1. Pewarna
Memberi kesan menarik
Menyeragamkan warna, Menstabilkan warna,
Menutupi perubahan warna selama proses
pengolahan, Mengatasi perubahan warna selama
penyimpanan
Pewarna sintetis & pewarna alami  memiliki
batas penggunaan
Pewarna
NAMA PEWARNA BATAS PENGGUNAAN
NO. DESKRIPSI
ALAMI DLM MAKANAN
Jem/jeli (200 mg/kg),
acar ketimun dalam
Pewarna alami
1 Karamel botol (300 mg/kg),
berwarna coklat
yoghurt beraroma (150
mg/kg)
Acar ketimun dalam
Pewarna alami
botol (300 mg/kg), es
2 Beta-karoten berwarna merah-
krim (100 mg/kg), keju
oranye
(600 mg/kg)

Pewarna alami Jem/jeli (200 mg/kg),


3 Klorofil
berwarna hijau keju (secukupnya)

Es krim dan sejenisnya


Pewarna alami
(50 mg/kg), lemak dan
4 Kurkumin berwarna kuning-
minyak ikan
oranye
(secukupnya)
2. Pemanis Buatan
Pemanis Buatan…
1. SIKLAMAT
Tingkat
: 30-80 kali gula alami
kemanisan
Batas maksimum
: 500 mg – 3 g/kg bahan
penggunaan

Tingkat konsumsi : 11 mg/kg berat badan/hari

2. SAKARIN
Tingkat
: 300 kali gula alami
kemanisan
Batas maksimum
: 50 – 300 mg/kg bahan
penggunaan
Tingkat konsumsi : 5mg/kg berat badan/hari
3. Pengawet
Pengawet…
PENGGUNAAN DLM
NO. NAMA PENGAWET DESKRIPSI
MAKANAN

Minuman ringan dan


Bentuk asam, atau kecap, serta sari buah,
1 Benzoat garam kalium atau saus tomat, saus
natrium benzoat sambal, jem dan jeli,
manisan, agar

Bentuk asam, atau


2 Propionat garam kalium atau Roti dan keju olahan
natrium propionat

Bentuk garam
Margarin, pekatan sari
3 Sorbat kalium atau kalsium
buah, dan keju
sorbat
Bentuk garam
Potongan kentang
kalium atau natrium
4 Sulfit goreng, udang beku,
bisulfit atau
dan pekatan sari nenas
metabisulfit
4. Penyedap rasa & aroma, Penguat rasa
adalah BTP untuk memperkuat/ memodifikasi rasa
dan/atau aroma yang telah ada dalam bahan pangan
tanpa memberikan rasa dan/atau aroma baru
Mengandung senyawa monosodium glutamat (MSG) 
Peranan asam glutamat sangat penting, diantaranya utk
merangsang & menghantar sinyal-sinyal antar sel otak,
dan dapat memberikan cita rasa pada makanan
JECFA (1987): MSG aman dikonsumsi & tidak
berpengaruh thd kesehatan
FDA (1995): MSG seperti garam, merica, & gula
Penggunaan oleh ibu hamil & balita sebaiknya dibatasi
Undang – Undang No. 33 Tahun 2014 Ttg
Jaminan Produk Halal
1. Produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait dgn makanan, minuman,
obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik,
serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh
masyarakat.

2. Produk Halal adalah Produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan
syariat Islam.

3. Proses Produk Halal adalah rangkaian kegiatan untuk menjamin kehalalan


Produk mencakup penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan,
pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian Produk.
Pasal 3
Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal bertujuan:
a. memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan,
dan kepastian ketersediaan Produk Halal bagi
masyarakat dalam mengkonsumsi dan menggunakan
Produk; dan
b. meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku Usaha untuk
memproduksi dan menjual Produk Halal.
Pasal 4
Produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal
Pasal 38
Pelaku Usaha yang telah memperoleh Sertifikat Halal wajib mencantumkan Label Halal pada:
a. kemasan Produk;
b. bagian tertentu dari Produk; dan/atau
c. tempat tertentu pada Produk.
Pasal 39
Pencantuman Label Halal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
38 harus mudah dilihat dan dibaca serta tidak mudah dihapus,
dilepas, dan dirusak.

Pembaruan Sertifikat Halal


Pasal 42
(1) Sertifikat Halal berlaku selama 4 (empat) tahun sejak diterbitkan oleh
BPJPH, kecuali terdapat perubahan komposisi Bahan.
(2) Sertifikat Halal wajib diperpanjang oleh Pelaku Usaha dengan
mengajukan pembaruan Sertifikat Halal paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum masa berlaku Sertifikat Halal berakhir.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembaruan Sertifikat Halal diatur
dalam Peraturan Menteri.
MAKANAN BERMUTU
Makanan yang layak untuk
dikonsumsi antara lain halal dan
baik, serta tidak kadaluarsa.

40

Anda mungkin juga menyukai