Anda di halaman 1dari 51

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI MEDAN

1
 Pendahuluan
 Dasar Hukum
 Izin Edar Pangan Olahan
 Cara Memperoleh Izin Edar di Badan POM
 Keuntungan Memiliki Izin Edar Badan POM
 Penutup
3
Industri Pangan
Penanggung jawab utama keamanan pangan
melalui penjaminan mutu, gizi dan keamanan
produk adalah produsen bahan baku,
pengolah, penyedia, retailer, distributor dan
penyaji pangan untuk menjamin produk

Konsumen
Pemerintah
berhak mendapatkan pangan
Mengalokasikan sumber daya yang aman, bermutu dan
untuk melindungi kesehatan bergizi, bertanggung jawab
masyarakat dan penjaminan atas keamanan pangan antara
keamanan pangan melalui lain mempraktekan hygiene
penyusunan regulasi, yang baik dalam menangani
infrastruktur pengawasan, makanan dan menyimpan
kegiatan inspeksi, manajemen produk dengan baik sesuai
risiko, dan KIE keamanan petunjuk penyimpanan pada
pangan kepada konsumen dan label.
industri pangan
Pengawasan Keamanan Pangan

Penyortiran
Buah
Panen Buah
Buahan

Pembersih
an Buah

Pengolahan
Buah

“from farm to table approach”


Penyajian Buah
Pengawasan Keamanan Pangan

Penempatan
Ikan
Proses
penangkapan Ikan

Pembersih
an Ikan

Pemasakan
Ikan

“from farm to table approach”


Penyajian Ikan
Masalah Keamanan Pangan Berdampak Terhadap
Kesehatan, Sosial, dan Ekonomi

7
 DASAR HUKUM
Dasar Hukum
Pengelolaan Pengawas Pangan

• Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;


• UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
• UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
• PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
• PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
• Perkabadan POM No.HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 tentang CPPB IRT
• Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 Tentang
Label Pangan Olahan
• PerBPOM No. 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Pemberian SP-PIRT
• Permenperind No. 75 Tahun 2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan
Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practice)
Pasal 91 UU No 18/2012 tentang
Pangan
1. Dalam hal pengawasan keamanan, mutu, dan gizi setiap
Pangan olahan yg dibuat dalam negeri atau yg diimpor
untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran, Pelaku
usaha Pangan wajib memiliki Izin Edar (BPOM)

2. Kewajiban memiliki izin edar sebagimana dimaksud


pada
ayat (1) dikecualikan terhadap Pangan Olahan tertentu
yg
di produksi oleh Industri rumah tangga
UNDANG-UNDANG PANGAN
Nomor 18 Tahun 2012

 Pasal 1 Ayat 14
Penyelenggaraan pangan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan dalam penyediaan, keterjangkauan, pemenuhan
konsumsi pangan dan gizi, serta keamanan pangan dengan
melibatkan peran serta masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu

 Pasal 108
1) Dalam melaksanakan penyelenggaraan pangan, pemerintah
berwenang melakukan pengawasan
2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
terhadap pemenuhan :
a) Ketersediaan dan/atau kecukupan pangan pokok yang aman,
bergizi, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat; dan
b) Persyaratan keamanan pangan, mutu pangan dan gizi pangan
serta persyaratan label dan iklan pangan
20
UU No 18/ 2012 tentang Pangan

Keamanan pangan

pencegahan cemaran biologis, kimia, tidak bertentangan dengan agama,


dan benda lain keyakinan, dan budaya

Pangan aman dikonsumsi

• Pasal 68(1): Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terwujudnya


penyelenggaraan Keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu
• Pasal 68(5): Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah wajib membina dan
mengawasi pelaksanaan penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria
Keamanan Pangan

12
PP Nomor 86 Tahun 2019
tentang Keamanan Pangan
• Pasal 47
• (1) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan
Gizi Pangan untuk Pangan Segar dilaksanakan oleh menteri yang menyclenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pertanian, menteri yang menyelenggarakan
urusan pemcrintahan di bidang kelautan dan perikanan, gubernur, dan/atau
bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.
• (2) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan Kcamanan Pangan, Mutu Pangan, dan
Gizi Pangan untuk Pangan Olahan dilaksanakan oleh Kepala Badan dan menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian
sesuai dengan kewenangannya.
• (3) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan
Gizi Pangan untuk Pangan Olahan industri rumah tangga dilaksanakan oleh
Kepala Badan dan atau bupati/wali kota secara sendiri atau bersama-sama.
• (4) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan
Gizi Pangan untuk Pangan Olahan Siap Saji dilaksanakan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, Kepala
Badan, atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.
(PP 86/2019 Pasal 2) Penyelenggaraan Keamanan Pangan
a. Sanitasi Pangan;

b. pengaturan terhadap Bahan Tambahan pangan;

c. pengaturan terhadap Pangan produk Rekayasa Genetik;

d. pengaturan terhadap Iradiasi Pangan;

e. penetapan standar Kemasan Pangan;

f. pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan; dan

g. jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan

dilakukan melalui diselenggarakan secara berkala, intensif


pengawasan, penanganan dalam waktu tertentu, dan dalam hal
kejadian luar biasa dan adanya dugaan pelanggaran dilakukan
penanganan cepat terhadap melalui pemeriksaan terhadap kegiatan atau
Kedaruratan Keamanan proses Produksi, Penyimpanan,
Pangan, dan peran serta Pengangkutan, dan/atau Perdagangan
masyarakat. Pangan
Inpres No. 3 Tahun 2017 Tentang
Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat
dan Makanan
Bupati/
Walikota
Permendagri No. 41 Tahun 2018 Tentang
Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan
Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah
Kewenangan
Klasifikasi
pangan

Pangan yang Makanan atau


Makanan dan/atau Bahan yang
belum minuman hasil
minuman yang ditambahkan ke
mengalami proses dengan
sudah diolah dan dalam pangan
pengolahan cara atau metode
siap untuk untuk
yang dapat tertentu dengan
langsung mempengaruhi
dikonsumsi atau tanpa bahan
disajikan. sifat atau bentuk
langsung tambahan.
Contoh : pangan
dan/atau yang Pangan
Pangan yang Contoh :
dapat menjadi diperdagangkan
disajikan di jasa Penguat rasa
bahan baku dalam kemasan
boga, hotel, restoran, MSG, Perisa
pengolahan eceran.
rumah makan, Sintetik Vanila,
pangan
kafetaria, kantin, kaki Pengawet Natrium
Contoh : lima, gerai makanan Contoh :
Kurma, Biji Lada, Air Mineral, Abon Benzoat, dll
keliling (food truck), &
Karkas Daging Sapi atau usaha sejenis Daging, Naget
Beku, Filet Ikan Tuna Ikan, Biskuit dll
dll
Kewenangan Pemeriksaan dalam Hal Terdapat Dugaan
Terjadinya Pelanggaran Hukum di Bidang Pangan

Gubernur dan
atau
Bupati/Walikota
(pangan segar)
Kepala Badan POM
(pangan olahan MD,
PANGAN ML)
SEGAR,
PANGAN
OLAHAN DAN
Bupati/Walikota
KONSUMSEN PANGAN CORNBEEF
(pangan olahan IRT)
OLAHAN IRTP

PANGAN SIAP
SAJI Bupati/Walikota
(pangan siap saji)
Apa itu Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)???

Industri Rumah Tangga (disingkat IRT) adalah perusahaan


pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan
peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis

Pangan IRT adalah pangan olahan hasil produksi


Industri Rumah Tangga (IRT) yang diedarkan dalam
kemasan eceran dan berlabel.
 Izin Edar Pangan IRT (PIRT) dikeluarkan oleh Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPPTSP)
Kabupaten Kota Setempat, Bersama dengan Dinas Kesehatan Setempat
Contoh Industri Rumah Tangga Pangan skala
PIRT
Pangan Jenis Apa Saja yang dapat diproduksi PIRT??

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


NOMOR 22 TAHUN 2018
TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SERTIFIKAT PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

1. Hasil Olahan Daging Kering


2. Hasil Olahan Ikan Kering Jika tidak ada
3. Hasil Olahan Unggas Kering
4. Hasil Olahan Sayur
dalam list tersebut,
5. Hasil Olahan Kelapa maka didaftarkan

di BPOM
6. Tepung dan Hasil Olahnya
7. Minyak dan Lemak
8. Selai, Jeli, dan sejenisnya
9. Gula, Kembang Gula, dan Madu
10.
11.
12.
Kopi dan Teh Kering
Bumbu
Rempah-Rempah
(MD/ML)
13. Minuman Serbuk
14. Hasil Olahan Buah Jenis Pangan MD/ML
15. Hasil Olahan Biji-Bijian, Kacang-  semua pangan olahan
Kacangan, dan Umbi
Pangan Industri Rumah Tangga

PERATURAN PERATURAN
KEPALA BADAN POM RI KEPALA BADAN POM RI
NO. HK.03.1.23.04.12.2206 NOMOR: HK.03.1.23.04.12.2207
TAHUN 2012 TENTANG CARA TAHUN 2012
PRODUKSI PANGAN YANG BAIK TANGGAL 5 APRIL 2012
UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN
SARANA PRODUKSI PANGAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA

Diktum Kedua :
Setiap Industri Rumah Tangga
Pangan dalam seluruh aspek
dan rangkaian kegiatannya
wajib menerapkan CPPB-IRT.
Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga

Tujuan:
Memberikan panduan bagi
Bupati/Walikota cq Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk memeriksa
sarana produksi IRTP dalam rangka
pemberian Sertifikat Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga (SPPIRT)
dan/atau pemeriksaan rutin sarana
produksi IRTP.

Digunakan dalam rangka :


1. Pemberian Sertifikat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga
(SPP-IRT) dan
2. Pemeriksaan rutin IRTP
27
Perubahan Regulasi Perizinan SPP-IRT pada Perizinan Berbasis Resiko
OSS RBA
Penyesuaian dengan terbitnya PP No 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Pada Lampiran PP No 5 Tahun 2021, perizinan untuk IRTP terdapat pada Sektor Obat dan Makanan:
Sektor Obat dan Makanan
Nama Standar Perizinan Standar Pemenuhan Komitmen Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)
Objek perizinan Produk Pangan olahan IRT
Penerbit Izin Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Sebelum: Setelah:

Sertifikat Produksi Pangan Sertifikasi Pemenuhan Komitmen


Industri Rumah Tangga (SPP- Produksi Pangan Olahan Industri
IRT) Rumah Tangga (SPP-IRT)
Simulasi Alur Penerbitan SPP-IRT (No. P-IRT)
Penyesuaian dengan terbitnya PP No 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko
Sektor Obat dan Makanan

Menjadi
Pengawasan Dalam Perizinan SPP-IRT
• Pengawasan terhadap pemenuhan komitmen oleh pelaku usaha dilakukan 3 (tiga) bulan sejak SPP-IRT diterbitkan
• Jika seluruh aspek belum terpenuhi maka diberikan tenggat untuk melakukan pemenuhan dalam waktu 3 bulan sejak dikeluarkannya
hasil pengawasan dari Pemda Kab/Kota (Cq. Dinas Kesehatan) setempat

No Komitmen IRTP Dalam Bukti sudah memenuhi komitmen Tindaklanjut Dinas Kesehatan jika
Memperoleh SPP-IRT Tidak Terpenuhi dalam 3 Bulan
1 Mengikuti Penyuluhan Keamanan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (Didapat Melakukan Bimtek Penyuluhan
Pangan setelah mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan oleh tenaga
Keamanan Pangan (PKP) dengan nilai post Penyuluh Keamanan Pangan (PKP)
test minimal 60) yang kompeten*

2 Memenuhi persyaratan Cara Hasil pemeriksaan sarana memenuhi level I atau II Pendampingan pemenuhan CAPA
Produksi Pangan yang Baik untuk (Pemeriksaan sarana sesuai ketentuan Peraturan
Industri rumah Tangga (CPPB-IRT) BPOM Nomor: HK.03.1.23.04.12.2207 tahun 2012
atau higiene, sanitasi dan tanggal 5 April 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan
dokumentasi Sarana Produksi PIRT)

3 Memenuhi ketentuan label dan Label dan iklan sesuai ketentuan Pendampingan pemenuhan
iklan pangan olahan. ketentuan
3 Bulan pertama 3 Bulan kedua
31
PERBEDAAN
SPP IRT MD/ML BPOM
VS
Kriteria Pangan yang didaftarkan Kriteria Pangan yang didaftarkan
di DinKes (SPP-IRT) di BPOM (MD/ML)

 Lokasi produksi tersendiri (terpisah


 Tempat usaha di tempat dengan rumah tangga)
tinggal Pangan olahan yang diproduksi
 Pangan olahan yang secara manual, semi otomatis,
diproduksi secara manual otomatis atau dengan teknologi
hingga semi otomatis tertentu seperti UHT, pasteurisasi,
 Jenis pangan PIRT mengacu retort
pada lampiran Peraturan Jenis pangan: Seluruh jenis pangan
Badan BPOM No 22 Tahun olahan
2018 Tentang Pedoman Peraturan teknis : Peraturan BPOM
Pemberian Sertifikat Produksi Pendaftaran Pangan Olahan
PIRT
PerBPOM No 27 tahun 2017
tentang Pendaftaran Pangan Olahan
Contoh Lokasi Produksi tersendiri
(terpisah dengan rumah tangga)
PANGAN OLAHAN
YANG WAJIB DAFTAR DI
BADAN POM
Jenis pangan:
1.Pangan olahan dijual dalam kemasan eceran
2.Pangan Fortifikasi
3.Pangan Wajib SNI
(Air mineral alami, Air embun, Air Mineral, Air
Demineral, Garam konsumsi beryodium, Gula
Kristal Putih, Kakao bubuk, Kopi Instan, Tuna
Dalam kaleng, Sarden dan Makarel dalam kaleng,
Tepung Terigu, Minyak Goreng Sawit  per 1 Juli
2020)
4.Pangan Program Pemerintah
5.Pangan yang ditujukan untuk uji pasar
6.Bahan Tambahan Pangan (BTP)
BAGAIMANA MEMPEROLEH IZIN EDAR BPOM RI
MD DARI BADAN POM ???

STEP I. MEMPEROLEH IZIN PENERAPAN CPPOB (CARA


PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK) MELALUI
LAMAN OSS

STEP II. MENDAFTARKAN PRODUK UNTUK MEMPEROLEH


REGISTER BPOM RI MD MELALUI ONLINE e-reg.pom.go.id
Ketentuan Umum
• Izin Penerapan CPPOB diterbitkan
sesuai dengan lokasi dan/atau proses
Produksi Pangan Olahan.
• Izin Penerapan CPPOB berlaku untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun sepanjang:
 tidak terdapat perubahan
 sarana Produksi Pangan Olahan tetap
memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-
undangan
• Masuk melalui aplikasi OSS RBA dan
memilih e-sertifikasi
e-sertifikasi.pom.go.id
1. Sertifikat: Izin
Penerapan CPPOB
dalam rangka
Ekspor => DitWas
Produksi Pangan
Olahan
2. CPPOB untuk
Pendaftaran: Izin
Penerapan CPPOB
dalam rangka
Pendaftaran
Pangan Olahan =>
UPT BPOM
Mengisi data dan mengunggah dokumen

1.Peta lokasi sarana produksi


2.Denah bangunan (lay out) sarana produksi
3.Panduan mutu meliputi dokumen yang memuat
persyaratan untuk penerapan CPPOB di sarana produksi
4.Deskripsi Pangan Olahan
5.Alur proses produksi beserta penjelasannya

Produsen melakukan pembayaran PNBP paling lama 7


(tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal unggah
dokumen persyaratan.
Panduan Mutu, minimal memuat:
1. Prosedur pengolahan air yang digunakan sebagai bagian dari produk atau kontak dengan produk;

2. Prosedur penanganan ketidaksesuaian terhadap proses produksi dan persyaratan keamanan dan mutu bahan baku
serta produk yang ditetapkan;

3. Prosedur penanganan alat/wadah yang rusak/tak terpakai;

4. Program pemantauan dan pemeliharaan alat ukur seperti kalibrasi dan atau verifikasi;

5. Prosedur penanganan bahan kimia nonpangan;

6. Prosedur penanganan limbah baik limbah padat maupun cair sisa produksi;

7. Program terkait kesehatan, pelatihan dan penerapan hygiene sanitasi karyawan;

8. Ketentuan terkait penyimpanan, termasuk penerapan sistem FIFO (First In First Out)/FEFO (First Expire First Out);

9. Prosedur terkait sistem ketertelusuran dan penarikan produk dari peredaran; dan

10.Panduan Operasional Pembersihan dan Sanitasi meliputi: a. Program pembersihan dan sanitasi bangunan dan area
pengolahan; dan b. Program pembersihan dan sanitasi mesin dan peralatan produksi; dan
11.Program/prosedur pengendalian hama (termasuk mapping-nya).
CARA MEMPEROLEH IZIN EDAR
DI BADAN POM
REGISTRASI AKUN
1 Input data & upload dokumen
terkait perusahaan dan pabrik
untuk mendapatkan
User ID & Password

REGISTRASI PRODUK
2 PANGAN OLAHAN
Input data & upload dokumen
terkait produk pangan untuk
mendapatkan
Izin Edar Pangan Olahan
Berapa Besaran Biaya yang harus dibayar
untuk Perizinan BPOM
Adakah Biaya Lain yang perlu dibayarkan oleh
Perusahaan???

1. Balai Besar POM di Medan tidak meminta/menerima


pembayaran dalam bentuk tunai apapun. Pembayaran
PNBP sesuai besaran yang telah ditetapkan hanya
melalui Bank melalui billing ID.
2. Biaya Pengujian laboratorium ditanggung oleh
Perusahaan dalam rangka pengujian mutu dan keamanan
produk dan pengujian TIDAK harus melalui lab BPOM.
3. Laboratorium yang terakreditasi KAN dapat digunakan
seperti Saraswanti Bogor, BBIA Bogor, TUV Nord
Jakarta, BARISTAN Medan, SUCOFINDO
Medan/Jakarta, dll.
Apa saja Parameter yang wajib diperiksa untuk Pengujian Laboratorium???
No Jenis Pangan Parameter Uji Kimia-Fisika Mikrobiologi

1 Sirup Buah Kadar gula sebagai sakarosa


• Kandungan sari buah atau bagian buah lain
• Arsen (As) (ppm atau mg/kg)- Siap konsumsi
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg) - Siap konsumsi
• Merkuri (Hg) (ppm atau mg/kg) - Siap konsumsi
• Timah (Sn) minuman dalam kemasan kaleng (ppm atau mg/kg)- siap konsumsi
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)- siap konsumsi
2 Dodol/Galamai Kadar air (%) Bacillus cereus (koloni/g) - 5
• Arsen (As) (ppm atau mg/kg) Sampel
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg) • Salmonella (/25 g) - 5 Sampel
• Merkuri (Hg) (ppm atau mg/kg) • Staphylococcus aureus (koloni/g)
• Timah (Sn) (ppm atau mg/kg) dikemas dalam kaleng - 5 Sampel
• Timah (Sn) (ppm atau mg/kg) tidak dikemas dalam kaleng
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)
3 Dodol Buah Kadar air (%) Staphylococcus aureus (koloni/g) -
• Kadar gula (sebagai sukrosa) (%) 5 Sampel
• Kadar serat kasar (%) • Salmonella (/25 g) - 5 Sampel
• Arsen (As) (mg/kg)
• Kadmium (Cd) (mg/kg)
• Merkuri (Hg) (mg/kg)
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (mg/kg)
4 Keripik Singkong • Kadar air (%) (dusty)
• Arsen (As) (ppm atau mg/kg) • Salmonella (/25 g) - 5 Sampel
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg) • Staphylococcus aureus (koloni/g)
• Raksa (Hg) (ppm atau mg/kg) - 5 Sampel
• Timah (Sn) (ppm atau mg/kg) tidak dikemas dalam kaleng
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)
• Kadar air (%) (salut)
5 Keripik Buah • Arsen (As) (ppm atau mg/kg)
• Merkuri (Hg) (ppm atau mg/kg)
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) pangan olahan diolah dengan proses panas dan dikemas dalam
kaleng (ppm atau mg/kg)
6 Keripik pisang • Arsen (As) (mg/kg)
• Kadmium (Cd) (mg/kg)
• Merkuri (Hg) (mg/kg)
• Timah (Sn) pangan olahan yang dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (mg/kg)

7 Kerupuk ikan • Sensori (angka 1-9) • Salmonella (/25 g) - 5 Sampel


• Kadar abu tak larut dalam asam (%)
• Kadar Protein (%)
• As (ppm atau mg/kg)
• Cd (ppm atau mg/kg)
• Hg (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Sn (dalam kaleng) (ppm atau mg/kg)
• Pb (ppm atau mg/kg)

8 Kerupuk bawang, dll • Arsen (As) (ppm atau mg/kg) • Salmonella (/25 g) - 5 Sampel
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg) • Staphylococcus aureus
• Merkuri (Hg) (ppm atau mg/kg) (koloni/g) - 5 Sampel
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)
9 Kopi • Kadar air (%)
• Arsen (As) (mg/kg)
• Kadmium (Cd) (mg/kg)
• Merkuri (Hg) (mg/kg)
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (mg/kg)
• Kafein anhidrat (%)
10 Bakso ayam • kandungan daging (%) • Salmonella (koloni/25 g) - 5
• Kadar protein Sampel
• Kadar lemak • Staphylococcus aureus (koloni/g) -
• Arsen (As) (ppm atau mg/kg) 5 Sampel
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg)
• Merkuri (Hg) (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) pangan olahan yang dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)
11 Bakso Ikan • Arsen (As) (mg/kg) • Staphylococcus aureus (koloni/g) -
• Kadmium (Cd) (mg/kg) 5 Sampel
• Raksa (Hg) (mg/kg)
• Timah (Sn) (mg/kg)
• Timbal (Pb) (mg/kg)
• Kandungan lumatan daging ikan atau surimi (%)
12 Naget Ayam • Kandungan Daging Ayam (%) • Salmonella (koloni/25 ml) - 5
• Kadar protein (%) Sampel
• Kadar lemak (%) • Staphylococcus aureus (koloni/g) -
• Arsen (As) (ppm atau mg/kg) 5 Sampel
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg) • Listeria monocytogenes (/25 g) - 5
• Merkuri (Hg) (ppm atau mg/kg) Sampel
• Timah (Sn) dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)
13 Naget Sapi • Kandungan daging sapi (%) • Salmonella (/25 g) - 5 Sampel
• Kadar protein (%) • Staphylococcus (koloni/g) - 5
• Kadar lemak (%) Sampel
• Arsen (As) (ppm atau mg/kg) • Listeria monocytogenes (koloni/25
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg) g) - 1 Sampel
• Merkuri (Hg) (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)
14 Abon ikan • As (ppm atau mg/kg) • Staphylococcus aureus (koloni/g) -
• Cd (ppm atau mg/kg) 5 Sampel
• Hg (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Sn (dalam kaleng) (mg/kg)
• Pb (ppm atau mg/kg)
15 Abon Ayam • Bau, rasa dan warna • Staphylococcus aureus (koloni/g) - 5
• Kadar air (%) Sampel
• Arsen (As) (ppm atau mg/kg) • Salmonella (/25 g) - 5 Sampel
• Merkuri (Hg) (ppm atau mg/kg) • Clostridium perfringens (koloni/g) - 5
• Timah (Sn) dalam kaleng (ppm atau mg/kg) Sampel
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg)
16 Abon Daging • Bau, rasa dan warna • Staphylococcus aureus (koloni/g) - 5
• Kadar air (%) Sampel
• Arsen (As) (ppm atau mg/kg) • Salmonella (/25 g) - 5 Sampel
• Merkuri (Hg) (ppm atau mg/kg) • Clostridium perfringens (koloni/g) - 5
• Timah (Sn) dalam kaleng (ppm atau mg/kg) Sampel
• Timah (Sn) yang tidak dikemas dalam kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (Pb) (ppm atau mg/kg)
• Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg)
17 Minuman Sari Buah • Total sari buah (% b/v)
• Arsen (ppm atau mg/kg)
• Kadmium (ppm atau mg/kg)
• Merkuri (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn) minuman dalam kemasan kaleng (ppm atau mg/kg)
• Timbal (ppm atau mg/kg)
18 Sosis mentah • kandungan daging (%)
• Protein (%)
• Lemak (%)
• Arsen (ppm atau mg/kg)
• Kadmium (ppm atau mg/kg)
• Merkuri (ppm atau mg/kg)
• Timah (Sn)
• Timbal (ppm atau mg/kg)
19 Empek-empek • Arsen (As) (mg/kg) • Staphylococcus aureus (koloni/g) - 5
• Kadmium (Cd) (mg/kg) Sampel
• Merkuri (Hg) (mg/kg)
• Timah (Sn) (mg/kg)
• Timbal (Pb) (mg/kg)
• Kandungan lumatan daging ikan segar dan/atau surimi (%)
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang sering terjadi dalam Proses Pendaftaran Pangan Olahan di
Sumatera Utara adalah Kurangnya Pemahaman para pelaku usaha terkait
dengan pemenuhan persyaratan sarana dan prasarana. Banyak masyarakat yang
mempersepsikan pendaftaran pangan olahan di Badan POM seperti
pengurusan SIM atau Kartu Keluarga yang bersifat hanya administratif.

Kurangnya pemahaman masyarakat terkait IT seperti tata cara pendaftaran


melalui online juga memperlambat terbitnya izin edar POM MD.

Image masyarakat tentang pendaftaran MD membutuhkan biaya yang mahal


dan waktu yang lama.

47
Alternatif Solusi
- Untuk mengatasi masalah kurangnya Pemahaman para pelaku usaha
terkait dengan pemenuhan persyaratan sarana dan prasarana Balai
Besar POM di Medan membuat saluran bagi masyarakat dan
stakeholder untuk dapat mendaftarkan UMKM guna mendapatkan
pendampingan CPPOB dari BBPOM di Medan
- Masyarakat/UMKM dapat mengisi melalui link pendaftaran :
http://bit.ly/GerakanUMKMSUMUT
-Bagi UMKM yang skala prioritas wajib izin BPOM akan mendapatkan
pendampingan dalam hal pemenuhan CPPOB dan Pendaftaran izin edar

- Setelah melakukan pengisian link Harap Berkomunikasi dengan kontak


Layanan Sertifikasi by Whatshap : 081370921144
LAYANAN JEMPUT BOLA (Pengembangan UMKM Cerdas Optimis
dan Kreatif) untuk Produk Lokal Spesifik Sumatera Utara

Pendampingan bersama Dinas Ketahanan


Program Pendampingan UMKM Naik Kelas atas
Pangan Kota Medan Medan Crispy 22
dalam rangka naik kelas Menuju Registrasi Inisiasi bersama Dinas Koperasi dan UKM, UKM
MD, izin edar BPOM sudar terbit. Raja Patin- Batang Kuis. Izin edar BPOM sudah
terbit.
Alternatif Solusi
- Dalam mengatasi permasalahan kurangnya pemahaman
masyarakat terkait IT seperti tata cara pendaftaran melalui
online BBPOM di Medan membuka layanan Layanan Prima
Pendaftaran Pangan Olahan dengan mendatangkan petugas
evaluator pendaftaran dari Direktorat Registrasi Pangan
Olahan Jakarta untuk langsung membantu UMKM dalam
memperoleh izin edar MD.
- Juga tersedia petugas Fasilitator di BBPOM di Medan yang
siap mendampingi para UMKM jika mengalami kendala
dalam perizinan.

50
51

Anda mungkin juga menyukai