Anda di halaman 1dari 22

PELAYANAN KESEHATAN BAGI

PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN


KEKERASAN

DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA


BARAT
LATAR BELAKANG

• Tenaga kesehatan sering menjadi orang pertama yang


berhadapan dengan KtP/A akibat masalah kesehatan
yang dialami
• Dampak kasus kekerasan tidak hanya aspek medis juga
pada aspek medikolegal dan psikososial
• Pada aspek medikolegal, nakes sering diminta untuk
membuat Visum et Repertum (VeR) oleh polisi penyidik
DASAR HUKUM
UU No. 36 thn
2009 tentang KONVENSI HAK ANAK (KHA)
KESEHATAN

• Upaya pemeliharaan kesehatan Hak atas kelangsungan hidup (child


bayi & anak harus ditujukan utk survival);
Pasal mempersiapkan generasi yg akan
datang, yg sehat, cerdas dan Hak untuk berkembang (child
131 ay.1 berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian bayi
development);
Hak atas perlindungan (child
dan anak
protection)
• Upaya pemeliharaan kes. bayi & Hak untuk berpartisipasi dlm
Pasal anak menjadi tanggung jawab &
kewajiban bersama bg org tua,
kehidupan masyarakat (child
participation)
131 ay.3 keluarga, masyarakat &
pemerintah, & pemerintah daerah

• Setiap bayi & anak berhak UU.No.23 thn 2002


Pasal terlindung dan terhindar dari
segala bentuk diskriminasi dan tentang
133 ay.1 tindak kekerasan yang dapat
mengganggu kesehatannya
PERLINDUNGAN ANAK

• Upaya pemeliharaan •SKB tentang ABH


Pasal kes.penyandang cacat harus
ditujukan utk menjaga agar tetap •SKB tentang Anjal
139 ay.1 hidup sehat & produktif secara
sosial,ekonomi & bermartabat
•SKB tentang trafiking
•SK Menkes tentang Jamkesmas bagi
kelompok marginal
• Deteksi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
dapat dilakukan dengan melihat bentuk dan jenis
kekerasan, perilaku korban maupun tanda-tanda khusus
kekerasan
• Prinsip penanganan psikososil ----- Kegiatan ini
merupakan pelayanan non medis
• Dampak kekerasan terhadap kesehatan perempuan dan
anak
* Dampak kekerasan secara umum
* Dampak korban kekerasan seksual
* Dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT
* Dampak kekerasan terhadap anak
Dampak Korban Kekerasan Seksual

• Trauma psikis
• Gangguan emosional
• Sulit tidur (insomnia)
• Kehilangan nafsu makan
• Mimpi buruk
• Mudah curiga kepada orang lain
• Depresi, sedih, putus asa, sensitif, tegang,
panik, cemas, cenderung merasa salah percobaan
bunuh diri
Pemeriksaan fisik
Status generalis :
• Keadaan umum : kesadaran, penampilan secara
keseluruhan (apakah ada benda asing / barang bukti di
sekitar pasien), keadaan emosional (tenang, sedih /
gelisah)
• Tanda vital

06/12/2022
• Korban kekerasan terhadap anak lebih sering tidak
dilaporkan kepada pihak berwajib dibandingkan dengan
kekerasan terhadap perempuan, terutama apabila
pelaku kekerasan adalah orang tua atau walinya sendiri
Dampak KTA secara langsung menyebabkan kematian 5% dan
25% terjadi komplikasi serius (WHO), seperti : patah tulang, luka
bakar dan cacat menetap.

• Dampak Jangka pendek :


Lebam, lecet, luka bakar, patah tulang, kerusakan organ
tubuh, robekan selaput dara, gangguan susunan syaraf

• Dampak Jangka panjang :


Gangguan fungsi/anggota tubuh/cacat menetap, IMS,
HIV/AIDS, kerusakan/gangguan organ reproduksi,
gangguan mental emosional
Kategori yang dapat dimungkinkan terjadinya
penelantaran fisik

• Gagal tumbuh fisik dan mental


• Malnutrisi
• Dehidrasi
• Tidak mendapat imunisasi dasar
• Kulit kotor tidak terawat
• Keterlambatan perkembangan
Penilaian yang dilakukan tenaga kesehatan pada
seorang anak

• Wawancara tentang riwayat cidera/luka


• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan radiologis
• Pemeriksaan penapis terhadap gangguan hematologis
• Membuat laporan medis resmi
• Skrining perilaku
• Skrining tumbuh kembang balita
INDIKATOR KEMUNGKINAN TERJADINYA
KEKERASAN FISIK PADA ANAK
1. Memar dan bilur
a. Pada wajah, bibir/mulut, bagian tubuh lainnya seperti di punggung, bokong,
paha, betis, dll.
b. Terdapat baik memar/bilur yang baru maupun yang sudah mulai
menyembuh.
c. Corak-corak memar/bilur yang menunjukkan benda tertentu yang dipakai
untuk kekerasan.
2. Luka lecet dan luka robek
a. Di mulut, bibir, mata, kuping, lengan, tangan, dsb.
b. Di genitalia
c. Luka akibat gigitan oleh manusia.
d. Di bagian tubuh lain, terdapat baik luka yang baru atau yang berulang.
3. Patah tulang
a. Setiap patah tulang pada anak di bawah tiga tahun.
b. Patah tulang baru dan lama (dalam penyembuhan) yang ditemukan
bersamaan.
c. Patah tulang ganda
d. Patah tulang spiral pada tulang-tulang panjang lengan dan tungkai.
e. Patah tulang pada kepala, rahang dan hidung serta patahnya gigi.
INDIKATOR KEMUNGKINAN TERJADINYA
KEKERASAN FISIK PADA ANAK
4. Luka bakar
a. Bekas sundutan rokok
b. Luka bakar pada tangan, kaki, atau bokong akibat kontak bagian-bagian
tubuh tersebut dengan
benda panas.
c. Bentuk luka yang khas sesuai dengan bentuk benda panas yang dipakai
untuk menimbulkan luka
tersebut.
5. Cedera pada kepala
a. Perdarahan (hematoma) subkutan dan atau subdural, yang dapat dilihat
pada foto rontgen.
b. Bercak/area kebotakan akibat tertariknya rambut.
c. Terdapat baik yang baru atau berulang.
6. Lain-lain
a. Dislokasi/lepas sendi pada sendi bahu atau pinggul (kemungkinan akibat
tarikan).
b. Tanda-tanda luka yang berulang.
KASUS 13
KASUS 14
KASUS 15
KASUS 16
TUGAS PENTING PROFESI KESEHATAN
1. Meningkatkan kapasitas petugas kesehatan pemberi layanan di
puskesmas dan RS dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif

2. Meningkatkan manajemen program penanggulangan KtP/A di


tingkat Dinas Kesehatan provinsi & kabupaten/kota

3. Meningkatkan kerjasama LP, LS, LSM dan Organisasi profesi


terkait

4. Meningkatkan sistim informasi dan monitoring kesehatan


dalam penanggulangan KtP/A

5. Menggerakkan dan memberdayakan keluarga/masyarakat ikut


berperan dalam upaya promotif dan preventif tentang KtP/A

6. Meningkatkan pembiayaan yankes melalui Jamkesmas



% Puskesmas melaksanakan KtP/A
Target program : setiap kab/kota
mempunyai minimal “2 Puskesmas
mampu tatalaksana KtP/A”
Mempunyai 2
Puskesmas
orang tenaga
KTA
terlatih
tatalaksana KTA
Target:
1 Kabupaten/Kota
mempunyai minimal
2 Puskesmas Mampu
Melakukan
Tatalaksana KTA
rujukan (medis
atau sosial)
Puskesmas KTA
Anak sudah bosan mendengar bahwa
mereka adalah masa depan bangsa,
yang mereka butuhkan adalah
“ bukti kepedulian, bukan janji”

Anda mungkin juga menyukai