Anda di halaman 1dari 54

PENANGGULANGAN

PANDU PTM DI FKTP


Pokok Bahasan

Pengendalian faktor
risiko PTM

Penanggulangan PTM
terpadu di FKTP (termasuk
prosedur rujukan)

Upaya rehabiltatif
akibat PTM
SUB POKOK BAHASAN
O 1.Langkah-langkah Pengendalian Faktor Risiko PTM
Terpadu di FKTP

O 2.1Penanggulangan Hipertensi
2.2 Penanggulang Diabetes Militus
2.3 Penanggulangan Terpadu Hipertensi dan Diabetes Militus
2.4 Penanggulangan Penyakit Jantung
2.5 Penanggulangan Penyakit kanker
2.6 Penanggulangan Penyakit PPOK dan Asma
2.7 Respon Cepat Kegawatdaruratan PTM
2.8 Sistem Rujukan Pengendalian PTM

O 3.1. Upaya Rehabilitasi PTM


Tujuan Pembelajaran Umum
O Setelah mengikuti
pembelajaran ini peserta
mampu melakukan
pengendalian terpadu PTM
di FKTP sesuai dengan
Permenkes No 71 tahun
2015 tentang
Penanggulangan PTM
Tujuan Pembelajaran
Khusus
O Setelah melakukan
pembelajaran ini, peserta
mampu melakukan :
 Pengendalian terpadu
faktor risiko PTM
 Penanggulangan terpadu
PTM di FKTP
 Upaya rehabilitatif akibat
PTM
PANDU PTM di FKTP
Langkah pengendalian:

- Masy Sehat
Masy
Berisiko
-Sakit &
UKM
UKP
Komprehensif
Pengendalian
Pencegahan Kecacatan
perlu
Rehabilitasi

Penyelenggaraan Terintegrasi Upaya Penekanan


Kenapa PTM
harus dikendalikan ?
Tingginya angka kematian atau kecacatan

Tingginya angka kesakitan atau tingginya


beban biaya pengobatan

Memiliki faktor risiko yang dapat dirubah


A. Langkah-langkah Pengendalian
Faktor Risiko PTM Terpadu di FKTP

Faktor Risiko Umum

Pola konsumsi
Kurang aktifitas Merokok dan
makanan yg tidak
fisik konsumsi alkohol
sehat
Faktor Risiko dan Kemungkinan PTM yang Bisa Terjadi

Merokok P. Jantung
Osteoporosis
Kanker

Diabetes Katarak
Diet tidak
sehat
P. Paru Kronik

Gangguan Janin
Kurang
aktifitas fisik
Impotensi

Stroke
Alkohol

Cidera
Pengendalian terpadu FR PTM

Berdasarkan FR
Menentukan Penanggulangan Utama +
Diagnosis PTM keluhan &
gejala yg ada
Dokter

Anamnesis & pemeriksaan

Pengobatan berdasarkan keputusan ilmiah,


pengetahuan & keterampilan

Pengobatan Rasional

B. Penanggulangan PTM Terpadu di FKTP


Penanggulangan PTM

O Fokus pd FR perilaku & Penyakit Perantara  Fase akhir tetap


menjadi perhatian
O Kuratif & rehabilitatif  efektif & efisien
O Kecukupan obat
O Ketenagaan
O Sarana /prasaran
O Sistem rujukan
O Jaminan pembiayaan  FKTP & FKTL

Dilaksanakan terpadu & terintegrasi muali saat di temukan sampai pd


tatalaksana
Merokok sebagai suatu Faktor Risiko
Bersama PTM

Merokok lakukan SADANIS


Gangguan • PPOK
Pernafasan
* Batuk Kronis • Asma
* Sesak • Curiga
* Produksi Sputum kanker paru

* Hipertensi
* Sesak Gangguan
* Nyeri Dada • Angina
Jantung dan
* Hiperkolesterol
Pembuluh Darah • Infark
* Sakit Kepala
Miocard

* Obesitas
* Sering makan
* Sering minum
* Sering Kencing

Gangguan Diabetes Militus


MEtabolik
PANDU PTM SEBAGAI PENDEKATAN FAKTOR RISIKO
PTM TERINTEGRASI DI FKTP
 Peningkatan tatalaksana faktor risiko utama
(Konseling Upaya Berhenti Merokok,
Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas dll) di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas, Dokter Keluarga,
Klinik/Praktek Swasta).
 Peningkatan Respons Cepat
Kegawatdaruratan PTM di masyarakat dan
fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
 Tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan
Diabetes melalui pendekatan Faktor Risiko.
 Prediksi risiko penyakit Jantung dan Stroke
dengan Charta WHO PEN. WHO/ISH Risk Prediction
Chart
PREDIKSI RISIKO
PJPD
Tujuan

O Peserta mampu melakukan Penilaian Prediksi Risiko


Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah menggunakan
instrumen Carta Prediksi RISIKO WHO Subregional
B (SEAR B)
O Peserta mampu memprediksi seseorang untuk berisiko
menderita PJPD 10 tahun ke depan berdasarkan Umur,
jenis kelamin, TD, merokok, total kolesterol dan ada
tidaknya DM.
Cara Penggunaan Carta
1. Tentukan apakah subyek menderita DM atau tidak
2. Tentukan Jenis Kelamin
3. Tentukan bukan perokok atau perokok
4. Tetapkan blok usia yang akan dipakai, perhatikan lajur angka paling kiri
5. TD yag dipakai adalah TD sistolik perhatikan lajur angka paling kanan
6. Cari kolom yang sesuai untuk kadar kolesterol (mg/dl di konfversi ke mmol/l )
7. Titik temu antara kolom TD dan kolesterol mementukan risiko subyek
8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini diloanjutkan dengan tatalaksana yang di
tentukan
Studi Kasus
O Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
kepala pusing sejak 1 bulan yang lalu, sakit dada dan berdebar, sering
buang air kecil, dan sering lapar, suaminya mempunyai kebiasaan merokok
didalam rumah. Pasien sebelumnya belum pernah melakukan pemeriksaan
dan pengobatan.
O Dari pemeriksaan didapatkan TB 164 cm, BB 89 Kg, lingkar perut 104 cm
dan tekanan darah 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan darah: gula darah
puasa 210 mg/dl dan gula 2 jam setelah makan 251 mg/dl, kolesterol total
280 mg/dl, dan asam urat 11 mg/dl
O Pertanyaan :
1. Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
2. Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
3. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko
kejadian kardiovaskular beserta target terapinya?
Sebesar 30 - < 40% berisiko mengalami kejadian PJPD
DISKUSI KELOMPOK
Studi Kasus
O Kelompok 1 :
Laki-laki 64 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak
beberapa hari yang lalu. Pasien diketahui menderita hipertensi sejak
10 tahun lalu dan saat ini pasien secara rutin mengkonsumsi
kaptropil dan amlodipin setiap hari. Ayah pasien meninggal akibat
stoke pada umur 56 tahun akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/75 mmHg, Pemeriksaan
laboratorium : kolesterol 300 g/dl, LDL 170 g/dl, HDL 30 gr/dl, dan
EKG dalam batas normal.
Pertanyaan :
1. Apa saja faktor risiko kardiovaskular pasien tersebut?
2. Bagaimana stratifikasi faktor risiko kardiovaskular pada pasien
tersebut?
3. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi
risiko kejadian kardiovaskular beserta target terapinya?
Studi Kasus
O Kelompok 2
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan berdebar sejak
3 hari yang lalu, timbul sejak ayahnya meninggal. Ayah pasien seorang penderita
penyakit jantung koroner sejak berusia 42 tahun dan pada usia 54 tahun sudah
mengalami bedah pintas arteri koroner. Sesak nafas dan nyeri dada di sangkal. Pasien
tidak memiliki hipertensi tetapi ibunya seorang penderita hipertensi. Tidak merokok.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/100 mmHg, nadi 70 x/mt, pernafasan 20


x/mt. pemeriksaan jantung, paru, abdomen, dan ekstremitas dalam batas normal.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sbb: kolesterol total pasien 160
mg/dl, gula darah sewaktu 160 mg/dl.

Pertanyaan :
1. Apakah faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
2. Berapakah risiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
3. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian
kardiovaskular beserta target terapinya?
Studi Kasus

O Kelompok 3
Seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri dada sejak 5 hari yang lalu. Nyeri dada pasien tidak khas.
Sesak disangkal. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang
lalu, tidak merokok.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90 mmHg, nadi 88 x/mt, nafas
18 x/mt, suhu 36,8 ºC. Pemeriksaan jantung terdapat kelainan, paru,
abdomen dan ekstremitas dalam keadaan normal.
Dilakukan pemeriksaan laboratoriumdengan hasil sbb: kolesterol total
pasien 280 mg/dl, GDP 90 mg/dl, GD 2 jam PP 140 mg/dl.
Pertanyaan :
1. Apakah faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
2. Berapakah risiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
3. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko
kejadian kardiovaskular beserta target terapinya?
1. Penanggulangan Hipertensi
Alur FR PTM yang Deteksi Dini Edukasi Perubahan Perilaku Monev
Tatalaksan harus digali Komplikasi
a
- Algoritma - Riwayat Komplikasi - CERDIK - TD normal :
4.1 keluarga pada: - NASEHAT BAGI PENDERITA periksa ulang 2
- Alur pd hipertensi - Ginjal : HIPERTENSI & KELUARGA: thn kemudian
4.2 - Faktor risiko pemeriksaan - Tidak menambahkan garam di - Prehipertensi :
Pedoman perilaku albuminuria meja makan & hindari makanan modifikasi gaya
Pelayanan - Riwayat - Jantung : asin, makanan cepat saji, makanan hidup,
Terpadu hipertensi pd EKG kaleng dan bumbu penyedap pemeriksaan ulang
PTM di diri sendiri - Otak : makanan 1 thn kemudian
FKTP - Dislipidemia Pemeriksaan - TD yg diperiksa harus dicatat - Hipertensi grade
Vascular sehingga dpt dimonitor secara ketat 1: modifikasi gaya
Cognitiv - Pengobatan hipertensi adalah hidup,evaluasi
Impairment pengobatan jangka panjang dan atau rujuk dalam
(VCI), Ina berlangsung seumur hidup tempo 1 bln
MOCA - Minumlah obat secara teratur - Hipertensi grade
- Mata : sesuai anjuran dokter, karena obat 2: bila TD
Pemeriksaan penting untuk mengontrol TD, tapi >180/110 mmHg
Funduscopi tidak menyembuhkan evaluasi & terapi
- Pemeriksaan - Pastikan kesediaa obat dirumah segera/ rujuk
komplikasi - Ketahui efek samping obat yang dalam tempo 1
dilakukan anda minum mgg tergantung
setipa 6 bulan - Berhati-hati menggunakan obat situasi &
– 1 tahun bebas komplikasi
sekali
Kriteria Rujukan Bagi Pasien Hipertensi
Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2
TD ≥ 140/90 - ≤ 159/99 mmHg TD > 160 / 100 mmHg

Nilai risiko kardiovaascular Penanggulangan dengan obat


Nilai kerusakan organ target
Nilai penyakit penyerta dan DM
Nilai risiko kardiovaascular
Nilai kerusakan organ target
Mulai upaya perubahan pola hidup Nilai penyakit penyerta dan DM
Koreksi faktor risiko kardiovaskular
Tanggulangi penyakit penyerta dan DM

Tingkatkan upaya perubahan pola hidup


Tentukan risiko total / absolut Koreksi risiko kardiovaskular
Tanggulangi penyakit penyerta dan DM

Penanggulangan dengan obat

RUJUKAN DILAKUKAN BILA:


Target TD tidak tercapai dan ada penyakit penyerta atau kerusakan
organ target
2. Penanggulangan Diabetes
Militus

O Pengelolaan peningkatan kadar


gula darah (hiperglikemia) dapat
dilakukan oleh semua pihak baik
individu, masyarakat dan FKTP
sebagai penapisan dan ujung
tombak pelayanan kesehatan di
masyarakat
Jenis Intervensi Terhadap Peningkatan
Kadar Gula darah
Kadar Gula Individu Masyarakat FKTP
Darah
GDS atau - Cek gula darah - Kampanye sehari - Deteksi dini dan stratifikasi
GDPP ≥ 200 teratur makanan sehat Risiko
mg/dl - Stop merokok tanpa gula - Pengelolaan faktor risiko
GDP ≥ 126 - Aktivitas /latihan - Demo makanan secara komprehensif dan
mg/dl fisik dilakukan 150 sehat tanpa gula terinegrasi
menit/ minggu (3-5 - Aktivitas/latihan - Pemberian obat anti diabet
x / minggu) fisik bersama sesuai standar PNPK
- Diet sehat dengan - Saresehan sehat - Peningkatan edukasi untuk
kalori seimbang dengan praktisi kepatuhan minum obat dan
- Istirahat yang cukup keteraturan untuk cek gula
- Pengelolaan stres darah
secara efektif - Home Care
- Patuhi minum obat - Monitoring faktor risiko DM
sesuai petunjuk - Pelayanan rujukan dan
dokter rujukan balik
- Fasilitasi Pembentukan
Kelompok Risti (Prolanis)
3. Penanggulangan Hipertensi dan
DM Terpadu
Protokol 1P :
O Tatalaksana terintegrasi Hipertensi & DM
 Untuk mencegah serangan jantung, strok, gagal
ginjal, amputasi dan kebutaan)
 Pendekatan menyeluruh dengan hipertensi, DM
dan tembakau sebagai titik awal
Kunjungan Pertama
Langkah 1 Tanyakan tentang :
1. Diketahui adanya penyakit jantung, strok, TIA, DM,
Penyakit ginjal
2. Nyeri dada dan/atau sesak saat aktivitas, nyeri tungkai
saat jalan
3. Obat-obatan yang diminum pasien
4. Merokok saat ini (ya/tidak)
5. Konsumsi alkohol (ya/tidak)
6. Pekerjaan (duduk saja/banyak gerak)
7. Berolah raga teratur minimal 30 menit sehari 5 hari
dalam seminggu (ya/tidak)
Kunjungan Pertama
Langkah 2 : Lakukan Penilaian Gunakan protokol ini pada
kondisi :
- Lingkar perut * - Usia > 40 tahun
- Palpasi jantung, nadi perifer dan - Perokok
abdomen - Obesitas *
- Auskultasi jantung dan paru - Hipertensi
- TD - Diabetes
- DDP & DGS (DM puasa ≥7 mmol/L - Riwayat penyakit kardiovascular
- Protein uria prematur pada orang tua/saudara
- Ketonuria pada diabetes yang baru di kandung
diagnosis - Riwayat diabetes atau penyakit
- Kolesterol plasma bila dimungkinkan ginjal pada orang tua/ saudara
- Test sensasi (rasa) pada tungkai dan kandung
nadi dorsalis pedis/tibialis pada DM
Kunjungan Pertama
Langkah 3 : Kriteria rujukan untuk semua kunjungan Nasihat bagi pasien dan
keluarganya:
• TD ≥ 140 atau ≥ 90 mmHg pada subyek usia < 40 tahun (utk
menyingkirkan hipertensi sekunder) - Jangan menambahkan garam di meja
• Diketahui menderita hipertensi, strok, TIA,DM, penyakit ginjal, (untuk makan & hindari makanan asin,
penilaian bilamana diperlukan) makanan cepat saji, makanan kaleng dan
bumbu penyedap makanan
• Angina pektoris, klaudikasio - Ukur kadar GD, TD, & periksa urine
• Perburukan gagal jantung anda secara teratur
• Kenaikan tekanan darah>erburukan penglihatan140/90 mmHg (pada
DM >130/80 mmHg) meskipun sdh mendapat terapi 2-3 obat
• Protein uri Nasihat khusus bagi penderita DM
- Bila anda dlm terapi diabetes yg dpt
• Kasus DM baru dgn keton 2+ atw berbadan kurus < 30 thn mengakibatkan hipoglikemik, bawalah
• DM dgn GDP > 14 mmol/L meskipun sdh mndpt merformin dosis selalu gula/gula-gula
maksimal dgn atw tanpasylfonilurea - Bila memungkinkan periksakan mata
• DM dgn infeksi berat dan/atau luka di kaki secara teratu setiap tahun
• DM yg baru saja mengalami perburukan penglihatan/tdk dilakukan - Jangan berjalan tanpa alas kaki atau
pemeriksaan mata dalam 2 thn terakhir. kaos kaki
- Cuci kaki dgn air hangat dan jaga agar
Langkah 4 : Tetapkan risiko kardiovaskular yang tidak selalu kering terutama disela-sela jari
dirujuk kaki
- Jangan potong atau bubuhi bahan kimia
• Gunakan Carta risiko WHO/ISH sesuai ketentuan regional WHO pada kapal/callus atau coms
• Gunakan usia, jenis kelamin, status merokok, tekanan darah sistol, - Periksa kaki anda setiap hari, dan bila
diabetes (dan kadar kolesterol darah bila ada) bermasalah atau ada luka segera temui
• Bila usia 50-59 tahun pilih kelompok usia, bila 60-69 tahun pilih dokter anda
kelompok usia 60 dst, utk usia < 40 thn pilih kolom 40
Kunjungan Pertama • Semua subyek dgn TD >160/100 mmHg hrs diberikan obat anti hipertensi
• Semua pasien dgn diagnosa DM dan penyakit kardiovaskular (Jantung koroner, MI
Langkah 5 serangan iskemik transein/TIA, peny cerebrovaskular atw peny vascular perifer)
Obati seabaimana bilamana stabil hendaknya terus minum obat yg sdh di resepkan dan dianggap
tercantum di samping mempunyai risiko > 30%
• Semua subyek dgn kadar kolesterol total > 8 mmol/L (320 mg/dl) hrs diberikan
nasihat pola hidup sehat dan statin

Risiko < 20% :


• Perlu konsultasi diet, aktifitas fisik, berhenti merokok
Langkah tambahan utk • Bila risiko < 10% check kembali dalam waktu 12 bulan
DM • Bila risiko 10-<20% chek kembali tiap 3 bulan hingga target tercapai, selanjutnya tiap
• Bila dgn diet DM kadar 6-9 bln
GDP tetap di atas
normal, berikan
Risiko 20-<30% :
metformin
• Perlu konsultasi diet, aktifitas fisik, berhenti merokok
• Titrasi metformin hingga
• TD menetap > 140/90 mmHg (pd DM 130/80 mmHg) pertimbangkan salah satu
mencapai kadar gula yg
dosisi rendah obat : Hydroclorthiazide 25-50 mg/hr, Enalapril 5-20 mg/hr, Atenolol
diinginkan
50-100 mg/hr atw Amlodipine 5-10 mg/hr
• Nasihati cara merawat
• Chek Teratur 3 -6 bln
kaki
• Chek teratut tiap 3 bln
• Bila sarana tersedia Risiko > 30% :
berikan statin bagi • Perlu konsultasi diet, aktifitas fisik, berhenti merokok
subyek usia > 40 thn • TD menetap = 130/90 mmHgHRS diberikan salah satu dosis rendah obat : Thiazide I,
meskipun risiko ACE inhibator beta blocker atw calcium channel blocker
kardiovaskular rendah • TD menetap = 130/80 mmHg pertimbangkan salah satu dosisi rendah obat :
Hydroclorthiazide 25-50 mg/hr, Enalapril 5-20 mg/hr, Atenolol 50-100 mg/hr atw
• Rujuk pemeriksaan mata Amlodipine 5-10 mg/hr
setiap 2 tahun • Berikan statin
• Chek Teratur 3 bln
Kunjungan Kedua

Risiko < 20% :


• Chek ulang tiap 12 bulan untuk dinilai kembali risiko
Ualngi langkah kardiovaskular
2,3,4. • konsultasi diet, aktifitas fisik, berhenti merokok
Ikuti kriteria rujukan
untuk semua
kunjungan (sesuia Risiko 20 < 30% :
langkah 3) • Lanjutkan seperti langkah 4 dan Chek ulang tiap 3 bulan

Tatalaksana sebagai
berikut : • Bila risiko masih tetap > 30% setelah 3-6 bulan intervensi
obat-obatan pada kunjungan pertama, lanjutkan ke tingkat
berikut
Roll Play
O Kelompok 1 : Penanggulangan Hipertensi
O Kelompok 2 : Penanggulangan DM
O Kelompok 3 : Penanggulangan Terpadu HT & DM
4. Penanggulangan Penyakit
Jantung
Penanggulangan Penyakit Jantung,
membutuhkan penanganan yang cepat dan
akurat dengan mengacu pada praktek
klinik dan yankes primer
5. Penanggulangan Penyakit
Kanker
Gambaran tanda dan gejala yang muncul dapat
menjadi dasar dalam menentukan kemungkinan
diagnosisi suatu penyakit, khususnya pada penyakit
kanker yang sering tanpa gejala, bila sudah timbul
gejala kemungkinan sudah dalam stadium lanjut,
untuk itu sangat diperlukan pengetahuan yang benar
6. Penanggulangan PPOK
Eksaserbasi PPOK

Ringan • Penatalaksanaan
diatasi di poliklinik
rawat jalan

Sedang • Berikan obat-obatan


injeksi kemudia
lanjutkan peroral

Berat • Obat IV
• Rujuk ke RS
Tata Laksana PPOK di FKTP
Penatalaksanaan PPOK Stabil :
• Bronkodilatator,Ekspektoran
Obat-obatan • Kortikostiroid, Mukolitik, Antitusif

• Cegah bertambah berat peny


Edukasi • Obat yg tersedia dgn tepat
• Batasi aktivitas & cegah eksaserbasi
• Diet seimbang porsi kecil, sering
Nutrisi • Kurang kalori menyebabkan meningkatnta
derajat sesak

Rehabilitasi • Rehabilitasi dilakukan di RS

Rujuk • Spesialis Paru / RS


7. Respon Cepat Kegawat Daruratan PTM
Tindak Lanjut Dini

Tatalaksana kasus dan respon cepat thdp kondisi kegawatan PTM hrs dpt
dilakukan ol setiap PKM di FKTP

Penanganan rujukan yg memadai

Menjadi tolok ukur keberhasilan setiap yankes yg diberikan di FKTP thdp


kasus yg perlu penanganan lanjut di RS

Pengetahuan & keterampilan petugas

mengenali, menilai & memberikan pertolongan pertama / pengelolaan pd kedaryratan PTM dilakukan ol pet PKM
meliputi : 1. sesak nafas, 2. Nyeri dada 3. penurunan kesadaran
Kegawatdaruratan sesak nafas ditemukan pada
PPOK eksaserbasi dan asma eksaserbasi

PPOK eksaserbasi

• Sesak bertambah, produksi sputum bertambah, perubahan warna


sputum (kuning, kehijauan/ purulen)

ASMA eksaserbasi

• Meningkatnya gejala sesak nafas, batuk, mengi, rasa berat didada,


kombinasi gejala tsb
8. SISTEM RUJUKAN PENGENDALIAN PTM
RUJUKAN KASUS DI PUSKESMAS (TERINTEGRASI
DENGAN RUJUK BALIK BPJS KESEHATAN)
C. UPAYA REHABILITASI
O Rehabilitasi dalam PANDU PTM dilaksanakan melalui
Rehabilitasi Medik & Rehabilitasi bersumberdaya Masyarakat.

O Rehabilitasi Medik di FKTP ditujukan utk membrikan pelayanan


Rehabilitasi Medik Dasar :
O Asasmen fungsi sederhana pd penyakit neuromoskuloskeletal
dan kardiopulmonal
O Penanggulangan Promotif dan Preventif fungsi
neuromoskuloskeletal dan kardiopulmonal
UPAYA – UPAYA REHABILITASI AKIBAT PTM
O Rehabilitasi Pada Hipertensi

O Latihan aerobik jalan telah dibuktikan dapat mencegah HT & menurunksn


TD
O Uji latih :
O Pemeriksaan uji latih dilakukan dari yg sederhana sampai yg lebih
kompleks
O Penilaian awal cukup dilakukan 6 menit  uji latih sub maksimal
menggambarkan kapsitas aerobik pasien
O Latihan aerobik jalan yg ritmik & dinamik menggunakan grup otot besar
dianjurkan utk pasien HT dgn kriteria :
O Frek 3 – 5 x / mgg
O Intensitas 60 – 70% V02max
O Durasi 30 – 6- mnt/ sesi latihan
O Target waktu latihan jalan aerobik dilakukan selama 4 – 6 bulan
O Penurunan TD 5 – 7 mmHg
UPAYA – UPAYA REHABILITASI AKIBAT PTM
O Rehabilitasi Pada Strok

O Upaya pengelolaan medik & rehabilitasi yg


komprehensif thdp disabilitas yg diakibatkan oleh strok
melalui pendekatan neurorehabilitasi dengan tujuan
mengoptimalkan pemulihan dan / memodifikasi gejala
sisa yg ada agar penyandang strok mampu melakukan
aktivitas fungsional secara mandiri, dpt beradaptasi dgn
lingkungan & mencapai hidup yg berkualitas.
UPAYA – UPAYA REHABILITASI AKIBAT PTM
Rehabilitasi DM tipe II &
Ulkus Diabetik pada Tungkai

O Manifestasi akhir dari diabetes sdh banyak diketahui dan


perpotensi mengancam anggota gerak apabila apabila
tidak ditangani dengan baik
O Penanganan FR & penanganan gangguan kaki diabetik
dpt meningkatkan efektifitas penanganan sehingga
meningkatkan hasil akhir & mengurangi risiko amputasi
ektremitas
O Salah satu upaya rehabilitasi untuk penderita DM adalah
perawatan kaki diabetes.
UPAYA – UPAYA REHABILITASI AKIBAT PTM

O Rehabilitasi pada Obesitas

O Rehabilitasi obesitas tanpa komplikasi dilakukan dgn


bbrp latihan dasar yaitu latihan peregangan, latihan
aerobik, latihan kekuatan otot dan latihan keseimbangan.
UPAYA – UPAYA REHABILITASI AKIBAT PTM

O Rehabilitasi pada Asma Bronkiale

O Mengatasi sesak nafas


O Manajemen retensi mukus
O Bila sesak teratasi mengupayakan aktivitas normal
termasuk olahraga teratur
O Edukasi cara pencegahan
UPAYA – UPAYA REHABILITASI AKIBAT PTM

O Rehabilitasi PPOK

O Rehabilitasi PPOK hanya dilakukan di RS


O Program rehabilitasi terdiri dari :
O Latihan fisik
O Latihan psikososial
O Latihan pernafasan untuk mengurangi dan mengontrol
sesak nafas
Roll play Kelompok 1 ; Penanggulangan Hipertensi

O Laki-laki berusia 49 tahun, datang ke PKM dengan keluhan sakit kepala


yang hilang timbul sejak 6 bulan terakhir. Pasien sering meminum obat
warung. Tapi sakit kepalanya tidak sembuh. Pasien punya kebiasaan
merokok 2 bungkus/hari dan masih sering begadang bersama teman-teman
kampung sampai jam 2 pagi. Sejak 3 tahun yang lalu setelah pensiun
pasien mengelola dan menjaga warung yang menjual barang kelontong,
mulai dari jam 08.00 WIB sampai menjelang jam 22.00 WIB. Dia pernah
dirawat di RS Tkt II dengan keluhan sakit kepala 6 bulan yang lalu. Sejak
kejadian tersebut pasien sering mengeluh sakit dada kiri, namun malas
berobat. Keluarga Pasien mengajaknya diperiksa ke puskesmas. Hasil
pemeriksaan di puskesmas didapat TB 170 cm, BB 71 Kg, LP 85 cm, TD
170/100 mmHg, Kolesterol 226 mg/dll GDP 105 mg/dl
O Lakukan Pandu
O Tetapkam risiko kardiovaskular!
O Bagaimana penanggulangannya?
O Bagaimana upaya rehabilitasinya ?
Roll play Kelompok 2 ; Penanggulangan Diabetes Militus

O Perempuan berusia 31 tahun, datang ke PKM dengan keluhan sakit


kepala, mual, sering kesemutan, badan gemeteran, sejak 2 bulan
terakhir. Pasien sering meminum obat warung. Tapi sakit kepalanya
tidak sembuh. Pasien mempunyai kebiasaan minum kopi sehari 4 kali,
sering makan, sering minum, sering kencing. Dia pernah dirawat di RS
Tkt II 1 tahun yang lalu dengan diagnosa DM . Sejak kejadian tersebut
pasien sering mengeluh sakit , namun malas berobat. Karena khawatir
terhadap kondisi istrinya yang sering mengeluh sakit dan sering merasa
lelah maka suami pasien mengajaknya untuk berobat ke puskesmas.
Hasil pemeriksaan di puskesmas didapat TB 155 cm, BB 81 Kg, LP 104
cm, TD 130/90 mmHg, Kolesterol 305 mg/dll GDP 366 mg/dl
O Lakukan Pandu
O Bagaimana penanggulangannya ?
O Apa intervensi yg diberikan ?
O Bagaimana upaya rehabilitasinya ?
Roll play Kelompok 3 ; Penanggulangan Hipertensi dan Diabetes Militus Terpadu

O Laki-laki berusia 35 tahun, datang ke PKM dengan keluhan sakit


kepala, mual, sering kesemutan, Sering lapar dan haus, jika telat
makan badanya keluar keringat, gemeteran, pusing, mata
berkunang-kunang sejak 8 bulan terakhir. Pasien sering meminum
obat warung karena malas berobat. Tapi sakit yang dikeluhkannya
tidakkunjung sembuh. Pasien punya kebiasaan merokok 1
bungkus/hari, kebiasaan minum kopi sehari 2 kali. Minuman
kesukaannnya yaitu minuman yang bersoda serta makanan yang
tinggi lemak, jarang sekali makan buah dan sayur. Hasil
pemeriksaan di puskesmas didapat TB 175 cm, BB 61 Kg, LP 76
cm, TD 180/90 mmHg, Kolesterol 225 mg/dll GDP 332 mg/dl
O Lakukan Pandu
O Tetapkam risiko kardiovaskular!
O Lakukan tatalaksana terintegrasi hipertensi dan diabetes militus !
O Bagaimana upaya rehabilitasinya ?
l a m
Sa
5

Anda mungkin juga menyukai