Anda di halaman 1dari 31

KEBIJAKAN MANASIK

KESEHATAN HAJI

Lukman,SKM. M.Kes
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
34% Lansia 48% SLTA kebawah 68,01% Risti Kesehatan
(Tahun 2020) (Tahun 2020) (Tahun 2020)

MENGAPA PERLU MANASIK KESEHATAN HAJI?

6094 orang dirawat 453 wafat (1,96‰) Pembinaan kesehatan belum


(Tahun 2019) (Tahun 2019) terstruktur, sistematis dan masif
RAWAT INAP KKHI
MORBIDITAS No Penyakit Jumlah
Kasus
(2019) 1. Pneumonia 350
2. COPD 273
3. Dementia 144
RAWAT JALAN KLOTER
4. CHF 134
No Penyakit Jumlah
kasus 5. Cerebral Infarction 91
1. Upper Respiratory 216.583
Infection
RAWAT INAP RSAS
2. Essential Primary 46.635
Hypertension No Penyakit Jumlah
Kasus
3. Myalgia 32.675
1. COPD 144
4. NIDDM 15.679
2. Pneumonia 138
5. Dyspepsia 11.007
3. Cerebral Infarction 90
4. Congestive Heart Failure 76
5. Acute Myocardial Infarction 70
PENYAKIT PENYEBAB WAFAT TAHUN 2019

No Penyakit Jumlah
1. Cardiovascular disease 126
2. Respiratory disease 114
3. Circulatory disease 95
4. Infectious and paracitic 62
disease

5. Endocrine, nutritional and 19


metabolic diseases
5 PENYAKIT TERBANYAK JEMAAH HAJI INDONESIA
TAHUN 2020
(SISKOHATKES)

43.028 Dislipidemia

Hypertensive disease 30.210

12.291 Diabetes Melitus

Ischemic Heart Disease 5.593

4.329 Gastritis & Duodenitis


Manasik kesehatan haji adalah
proses pemberian informasi kepada
jemaah haji yang bersifat promotif
dan preventif tentang pembinaan,
pelayanan dan pelindungan
kesehatan sebelum keberangkatan,
selama ibadah haji, dan setelah
ibadah haji
Manasik Kesehatan Haji bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman jemaah haji agar mampu
memelihara kesehatan dan mencegah
risiko kesehatan secara mandiri
sehingga dapat menjalankan ibadah haji
sesuai syariat Islam

Manasik Kesehatan Haji diselenggarakan secara


TSM (Terstruktur, Sistematis dan Masif)
Sumber gambar: Haramain.info
PENYELENGGARAAN MANASIK KESEHATAN HAJI

Penyusunan dan penetapan pedoman, koordinasi


PUSAT
dan kolaborasi, Monitoring dan Evaluasi
Setiap tingkatan
berkoordinasi dan
kolaborasi dengan Koordinasi dan kolaborasi tingkat provinsi;
PROVINSI Monitoring dan Evaluasi di tingkat kabupaten
Lintas Program,
/kota.
Lintas Sektor
(Kemenag),
Organisasi Profesi, Perencanaan, koordinasi dan kolaborasi,
KAB/KOTA
pelaporan dan evaluasi
Ormas Islam dan
Organisasi Seminat
(PERDOKHI, AKHI, Tim Pemeriksa Kesehatan
FPKHI dll) Puskesmas, TKH, PPIH bidang Pelaksanaan dan pelaporan
Kesehatan
PENGEMBANGAN MANASIK KESEHATAN HAJI

Pengembangan Posting dan


Sistem broadcast
Pelatihan Koordinasi Informasi manasik
Manasik (TeleJemaah, kesehatan haji
dan
Kesehatan Haji TeleBMN, melalui kanal
Kolaborasi Dashboard digital dan
Informasi) media sosial
PEMBINAAN KESEHATAN HAJI
Latar Belakang
a. Rukun Islam ke-5

b. Ibadah haji => Aktifitas fisik


Jemaah haji dituntut mampu secara fisik dan
Rohani agar dapat melaksanakan rangkaian
ibadah haji dengan baik dan lancar sesuai
dengan ajaran agama Islam
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI adalah 
Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan kesehatan dlm penyelenggaraan ibadah haji
TUJUAN PENYELENGGRAAN KESEHATAN HAJI
1. Mencapai kondisi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji;
2. Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji;
3. Menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat selama di Indonesia,
selama perjalanan, dan Arab Saudi;
4. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa
keluar dan/atau masuk oleh Jemaah Haji;
5. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan
Kesehatan Haji.
Istithaah dalam Berhaji
" . . . M e n g e r j a k a n h a j i a d a l a h k e w a j i b a n m a n u s i a t e rh a d a p
A l l a h , y a i t u (b a g i ) o r a n g y a n g s a n g g u p ( i s t i t h a ’a h )
mengadakan perjalanan ke Baitullah.." (QS. Ali Imran [3]:
97).
Ay a t i n i m e n y a t a k a n b a h w a i b a d a h h a j i h a n y a d i w a j i b k a n
kepada orang yang telah sanggup mengadakan perjalanan
untuk haji, yang lazim disebut dengan istitha’ah

S y a ra t i s ti t h a ’a h ( M a m p u )
dalam hal :
- M a t e r i ( b e ka l ) ,
- I l m u a ga m a
- K e s e h a ta n
“ Karena Ibadah haji dan umrah merupakan ibadah dengan aktivitas
fisik yang tinggi “ yaitu :
1.Thawaf
Kenapa
2.Sa’I
Harus
3.Wukuf
Istithaah
Kesehatan?
Selain itu, Jemaah haji dan umrah Indonesia juga mendapat
tantangan fisik lain seperti :
4. Perjalanan yang jauh dan lama dari tanah air menuju Arab
Saudi
5. Perbedaan cuaca
6. Bertemu dengan orang banyak dengan latar belakang dan
budaya yang berbeda
7. Ibadah Sunnah lainnya
“Semua ini merupakan tantangan yang harus dihadapi. Oleh
karena itu, dibutuhkan persiapan kesehatan fisik, psikis, dan
ilmu sehingga dapat menunaikan rangkaian ibadah haji dengan
1. Memenuhi Persyaratan Istithaah Kesehatan Haji 
a. Jemaah Haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji tanpa bantuan obat,
alat, dan/atau orang lain dengan tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengan kategori
cukup, merupakan hasil pemeriksaan kebugaran yang disesuaikan dengan karakteristik
individu Jemaah Haji.
b. Jemaah Haji yang masuk kriteria ini wajib berperan aktif dlm keg.promotif dan preventif.
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dgn pendampingan 
a. Berusia 60 tahun atau lebih.
b. Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk dlm kriteria Tdk memenuhi syarat Istithaah sementara
dan/atau tidak memenuhi syarat Istithaah.

3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara 


a. Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah.
b. Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh.
c. Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah.
d. Psikosis Akut.
e. Fraktur tungkai yang membutuhkan Immobilisasi.
f. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis.
g. Hamil yg diprediksi usia kehamilannya pd saat keberangkatan < 14 atau lebih dari 26 minggu.
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji (Kondisi
Kes yang tidak laik berangkat ) 
1. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa 
a. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) derajat IV.
b. Gagal Jantung Stadium IV.
c. Chronic Kidney Disease Stadium IV dengan peritoneal.
dialysis/hemodialisis reguler.
d. AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik.
e. Stroke Haemorhagic luas;
2. Gangguan jiwa berat antara lain 
f. skizofrenia berat. b. dimensia berat. c. retardasi mental berat.
3. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya, antara
lain 
a. Keganasan stadium akhir,
b. Tuberculosis Totaly Drugs Resistance (TDR)
c. Sirosis atau hepatoma decompensata.
100 % Jemaah Haji wajib melakukan Pemeriksaan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN JEMAAH HAJI

Faktor Determinan; Usia Lanjut, Penyakit


Kronic (kardiovaskuler, metabolik, neurogolis),
Penyakit Menular, Psikososial, Masalah Gizi,
Kecelakaan, Lingkungan (Air Bersih, Sanitasi,
Cuaca Ekstrim), Pengetahuan Kesehatan
Faktor Risiko Lain yang Mempengaruhi
Kesehatan Jemaah Haji
Lingkungan Fisik, seperti jarak pemondokan ke Masjidil Haram, suhu
√ ekstrem (panas, berdebu dan badai pasir), kelembaban rendah serta aktivitas
ibadah yang sebagian besar merupakan kegiatan fisik

Lingkungan Sosial, seperti adaptasi dengan penduduk dari berbagai negara


√ dan di negeri asing serta norma dan kebiasaan yang berbeda

Lingkungan Psikologis, seperti jauh dari keluarga dalam jangka waktu lama
√ dan interaksi antar sesama Jemaah Haji Indonesia selama menjalankan ibadah
haji

Kebijakan, seperti kebijakan penempatan pondokan jemaah haji


√ berisiko tinggi, baik jarak atau kemudahan aksesnya
Kartu Kesehatan haji
sebagai penguatan siskohatkes 2018
JAWA, SULSEL dan SUMSEL LUAR JAWA
1. Kartu Kesehatan Haji (RFID) 1. Kartu Kesehatan Jemaah Haji
2. Dibagikan di Kabupaten/Kota 2. Dibagikan di Embarkasi
3. Gelang Risti (Orange) 3. Sudah terdapat ICV
4. ICV

Pas
Photo
3x4
Jemaah haji sebelum berangkat
1. Membawa obat-obatan yang
dikonsumsi hari-hari oleh Jemaah
2. Laporkan obat-obataan bawaan ke
puskesmas agar di catat oleh petugas
3. Membawa Kartu BPJS
4. Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH)
tidak boleh hilang.
• Tetap Sehat Sebelum Berangkat
• Periksa kesehatan
• Imunisasi Meningitis
• Olah raga/aktivitas fisik secara teratur
• Jaga pola makan
• Jaga berat badan ideal
• Persiapkan obat-obatan pribadi
• Latihan penyesuaian terhadap musim
panas dan dingin
Protokol
kesehatan
COVID-19
PROKES SEBELUM
KEBERANGKATAN
• Sudah divaksinasi COVID-19 dosis lengkap
• Menjalani karantina kesehatan di Asrama haji
minimal 1 x 24 jam
• Menjalani RT-PCR 3x24 jam

Mengikuti kebijakan Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi


PROKES SAAT DI ARAB SAUDI

• Mengikuti kebijakan Pemerintah Arab Saudi dalam


Pencegahan dan Pengendalian COVID-19
PROKES KEMBALI KE TANAH AIR

• Menjalani pemeriksaan RT-PCR di Arab Saudi 2x24


jam
• Saat kedatangan, Menjalani tes ulang RT-PCR dan
wajib menjalani karantina di asrama haji 1 x 24 jam
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai