PENDAHULUAN
Penyebaran virus corona di Aceh terus mengalami peningkatan.
Secara kumulatif hingga saat ini jumlah positif COVID-19 telah mencapai
sebanyak 3.890 kasus, Kota Banda Aceh menduduki rangking Pertama
sebagai Kabupten/Kota yang tertinggi jumlah Pasien Covid-19 di Provinsi
Aceh, Kasus Corona virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Banda Aceh
terus terjadi peningkatan dan sampai saat ini belum dapat di kendalikan,
walaupun bermacam upaya dan tindakan pencegahan telah dilakukan,
pengendalian dan pencegahan penularan virus corona tidak akan efektif
dilakukan tanpa partisipasi seluruh stakeholder dan terutama peran serta
masyarakat.
Sampai pada tanggal 24 September 2020 jumlah pasien
terkonfirmasi positif Covid-19 di Banda Aceh sebanyak 1.333 orang, terjadi
penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 36 orang dari
data pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebelumnya sebanyak 1297
orang, dari 1.333 orang terkonfirmasi positif Covid-19, 59,2% dalam
perawatan baik yang melakukan isolasi mandiri dirumah dan dirawat di
rumah sakit rujukan (Rumah Sakit Zainoel Abidin dan RS Meuraxa).
Dalam upaya pencegahan peningkatan kasus Covid19 di Kota Banda
Aceh melakukan konsep 3T (Testing, Teacking, Treatmeant) yaitu
melakukan Testing dengan pemeriksaan reverse transcriptase polymerase
chain reaction (RT-PCR) untuk menegakkan diagnosa COVID19. Treacking
adalah pelacakan memalui penyelidikan epidemiologi untuk
mengidentifikasi kontak erat terhadap seorang pasien yang telah
terkonfirmasi positif Covid19 baik di rumah ataupun ditempat kerja.
Treatmeant adalah perawatan terhadap pasien yang telah terkonfirmasi
posistif Covid19. Untuk pasien yang tidak mempunyai gejala atau yang
1
sering disebut Orang Tanpa Gejala (OTG) dan gejala ringan, perawatan
yang dilakukan adalan isolasi mandiri dirumah atau tempat isolasi yang
telah disediakan oleh pemerintah. Pada paseien yang mempunyai gejala
sedang dan berat akan dilakukan perwatan di rumah sakit rujukan seperti
Rumah Sakit Zainoel Abidin dan Rumah Sakit Meuraxa.
1400
1297 1333
1220 1247
1200
POSITIF
1084
DALAM
1000
PER-
AWATAN
SEMBUH
760 762 790
744
800 MENINGGAL
638
600
487 494
430 440
401
400
200
45 46 47 48 49
0
9/20/2020 9/21/2020 9/22/2020 9/23/2020 9/24/2020
3
Pemeriksaan rata-rata perhari sebanyak 60 pemeriksaan sehingga bila
diprekdiksi 15 hari kedepan akan habis kuota pemeriksaan.
Menindaklanjuti permasalahan tersebut, Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh mengajukan permohonan penambahan anggaran. Jumlah
anggaran yang diusulkan berdasarkan rata-rata pemeriksaan perhari 60
pemeriksaan, maka bila 90 hari kedepan sampai akhir tahun 2020
diprediksi sebanyak 5000 pemeriksaan yang dibutuhkan.
Pemeriksaan dilaboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala dalam perjanjian kerjasama per pemeriksaan dengan biaya
Rp.685.200,- angka tersebut diprediksi bila terjadi kenaikan harga 20%
dari biaya perjanjian kerjasama ke dua sebelumnya yaitu Rp.571.000,-.
Bila harga satuan Rp.685.200,- dikalikan 5000 pemeriksaan maka
anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp.3.426.000.000,-. RAB terlampir.
Pengadaan obat-obatan dan multivitamin serta Bahan Medis Habis
Pakai untuk pasien OTG dan yang bergejala ringan dan sedang dengan
perhitungan estimasi ketersediaan stok sampai bulan Juni 2021
dibutuhkan anggaran Rp.1.327.450.000,-. RAB terlampir.
Kegiatan penyemprotan desinfeksi dimaksudkan sebagai upaya
pencegahaan dan memutuskan mata rantai penularan Covid19 telah
dilakukan semenjak pertama kali kasus positif di bulan Maret 2020.
Anggaran kegiatan penyemprotan desinfeksi didapat dari perubahan
anggaran pada bulan Maret 2020 yang bersumber dari pengalihan
anggaran fogging DBD yang dikurangi alokasi anggarannya sebanyak 100
titik penyemprotan desinfeksi.
Seiring dengan peningkatan kasus konfirmasi positif Covid19 yang
sangat tinggi, kegiatan penyemprotan desinfeksi juga meningkat dengan
tajam sehingga alokasi anggaran untuk penyemprotan desinfeksi telah
habis dipergunakan.
Kegiatan penyemprotan desinfeksi mendapat tambahan anggaran
pada perubahan anggaran bulan Juni 2020 sebesar Rp.120.000.000,-
untuk 267 titik lokasi penyemprotan kasus positif Covid19. Sampai pada
tanggal 22 September 2020, sisa anggaran yang teralokasi tinggal 66 titik
lokasi penyemprotan sehingga dibutuhkan anggaran sebesar
4
Rp.231.750.000,-. Untuk 500 titik lokasi penyemprotan sudah termasuk
makan minum petugas selama 50 hari kegiatan sampai akhir tahun 2020.
RAB terlampir.
OPERASIONALISASI
Pemeriksaan swab RT-PCR dilakukan yang akan dibiayai oleh
Pemerintah Kota Banda Aceh atas indikasi medis pada pasien yang
berkunjung untuk berobat karena ada gejala/keluhan difasilitas kesehatan
baik di puskesmas maupun rumah sakit dan kontak erat hasil pelacakan
(Treacking).
Pemeriksaan swab ini dilakukan dilaboratorium Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala dengan pengambilan sampel langsung
dilaboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala sendiri
ataupun di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh
kemudian dikirim ke laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala untuk dilakukan pemeriksaan.
Untuk pengambilan sampel dilaboratorium Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala akan dikeluarkan surat pengantar dari Dinas
Kesehatan Kota Banda Aceh berdasarkan rekomendasi petugas surveylains
puskesmas dalam wilayah Kota Banda Aceh, kemudian orang yang akan
melakukan pemeriksaan swab RT-PCR membawa surat pengantar
pemeriksaan swab ke laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala sekaligus dilakukan pengambilan sampel untuk diperiksa dan hasil
dari pemeriksaan tersebut akan dikirimkan rekapitulasinya ke Dinas
Kesehatan.
Pengambilan sampel yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Kota Banda Aceh tidak memerlukan pengantar dari Dinas
Kesehatan Kota Banda Aceh untuk dikirimkan ke laboratorium Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala cukup hanya pengantar dari Rumah
Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh dan hasilnya akan dikirimkan ke
Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh dan diteruskan ke Dinas
Kesehatan Kota Banda Aceh.
5
Pemberian obat-obat dan multivitamin untuk OTG dilakukan oleh
petugas surveylains puskesmas pada saat pemantauan dimasa isolasi
mandiri baik dirumah masing-masingOTG ataupun di Rumah Isolasi
Pemerintah Kota Banda Aceh RS Meutia.
Kegiatan desinfeksi dilakukan setelah menerima laporan dari petugas
surveylains puskesmas dalam wilayah Kota Banda Aceh setelah dilakukan
penyusunan jadwal penyemprotan terlebih dahulu dikarenakan banyaknya
kasus Covid19 yang akan ditangani.
Demikian Kajian pemeriksaan swab RT-PCR dan pelaksanaan 3T
(testing, treacking dan treatment) dalam penanggulangan Covid19 di
Kota Banda Aceh di Kota Banda Aceh kami sampaikan, mohon petunjuk
dan arahan Bapak lebih lanjut.