PROGRAM NASIONAL 2
&
PROGRAM NASIONAL 3
RITA ROGAYAH
COORPORATE SECRETARY LAM-KPRS
16 OKT 2023 1
Dr.Rita Rogayah, Sp.P (K) M.A.R.S
COPORATE SECRETARY LAM - KPRS
RIWAYAT PENDIDIKAN
RIWAYAT PEKERJAAN
• 1990 – 1992 : Kepala Puskesmas Tanjung Hulu, KalBar
RIWAYAT PEKERJAAN
• 1999 - 2021 : Staf Dept Pulmonologi dan Kedokteran
Sept 2012 – Nov 2015 : Direktur Med & Kep RSPI Sulianti Suroso
Respirasi FKUI
Des 2015 – Des 2019 : Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso
• 2006 – Agust 2012 : Sekretaris Program Studi Pendidikan Spesialis
Jan 2020 – Agst 2020 : Direktur Utama RSUP Persahabatan
Paru FKUI
Agst 2020 – 31 Jul 2021 : Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes
• 2006 – Agust 2012 : Kepala Bagian Diklat RSUP Persahabatan
Oktober 2020 – Agustus 2021: Dewas RSUP Persahabatan
• 2007 – 2011 : Wakil ketua CME (Continuing Medical
Education) FKUI Agustus 2021 – Mei 2023 : Dewas RSUP Proef Ngoerah - Denpasar
• 2008 – Sekarang : Konsultan Intervensi dan Gawat Napas (SP II)
rita_rgh@yahoo.com 2
Keputusan Dirjen Yankes HK.02.02/I/4110/2022
tentang
Pedoman Survei Akreditasi Rumah Sakit
a. 11 sampai 14 Bab mendapat nilai minimal 80%, dan Bab SKP mendapat nilai minimal
80%, bagi rumah sakit pendidikan atau wahana pendidikan.
Utama b. 11 sampai 13 bab mendapat nilai minimal 80%, dan Bab SKP mendapat nilai minimal
80%, bagi rumah sakit yang bukan rumah sakit pendidikan atau wahana pendidikan.
c. Bab Program Nasional mendapat nilai 100%
7 sampai 10 Bab mendapat nilai minimal 80%, nilai SKP minimal 70% dan nilai Program
Madya
Nasional 100%
a. Kurang dari 7 Bab mendapat nilai minimal 80%;
Tidak terakreditasi b. Bab SKP mendapat nilai kurang dari 70%; dan/atau
c. Bab Program Nasional mendapat nilai kurang dari 100%
c. Melaporkan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) melalui sistem informasi yang dikembangkan oleh Kementerian
Kesehatan.
d. Pelaksanakan pelaporan sebagaimana dimaksud pada huruf a dikecualikan pada rumah sakit khusus yang tidak
terdapat pelayanan tersebut dan dibuktikan dengan surat pernyataan pimpinan rumah sakit.
a. Rumah sakit harus mendapatkan nilai minimal 100% pada Bab Program Nasional
sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Nomor HK.02.02/I/4110/2022 tentang
KEWAJIBAN PENCAPAIAN INI
Pedoman Survei Akreditasi Rumah Sakit.
DIKECUALIKAN UNTUK
b. Ketentuan sebagaimana dimaksud huruf a, berlaku mulai tanggal 1 April 2023.
c. Untuk rumah sakit yang telah melakukan survei akreditasi pada kurun waktu 1
• RS Kelas D
Januari - 31 Maret 2023, apabila terdapat capaian nilai program nasional kurang • RS Khusus
dari 100% maka rumah sakit tersebut wajib ditinjau kembali dengan melakukan yang tidak dapat melakukan
verifikasi oleh Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi yang melakukan pelayanan terkait Program
survei akreditasi ke rumah sakit tersebut untuk memastikan capaian program Nasional, yang dibuktikan
nasional rumah sakit tersebut sudah mencapai 100% sebelum tanggal 1 Januari
dengan SURAT PERNYATAAN
2024.
PIMPINAN RS
d. Pelaksanaan verifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf c hanya dilakukan
pada Bab Program Nasional, dilaksanakan secara daring, dan rumah sakit tidak
dibebankan biaya tambahan dalam proses verifikasi.
7
Update Kebijakan terkait Akreditasi
Fasyankes per tahun 2022
1) Keputusan Dirjen 1. Seluruh fasyankes wajib melakukan
Yankes No. pelaporan melalui system informasi
4110/2022 nasional, salah satunya TBC
tentang Pedoman 2. Untuk mencapai akreditasi Paripurna,
Survei Akreditasi Utama dan Madya fasyankes perlu
Rumah Sakit mendapatkan nilai 100% untuk Bab
Program Nasional, termasuk program
2) SE Dirjen Yankes
TBC
No. 47/2022
3. Apabila nilai untuk Bab Program
tentang Nasional, termasuk program TBC kurang
Pelaksanaan dari 100% maka status akreditasi
Survey Akreditasi fasyankes adalah “Tidak Terakreditasi”
RS dalam Rangka 4. TBC merupakan salah satu penyakit
Mendukung menular yang akan dilihat terkait aspek
Program Nasional program pencegahan dan pengendalian
infeksi
TUBERKULOSIS
INDONESIA SAAT INI MENEMPATI POSISI KE-3 DI DUNIA.
9
KEBIJAKAN PROGRAM TBC DI INDONESIA
11
PROGNAS 2: RS MELAKSANAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
KEBIJAKAN
• REGULASI
• TIM & PROGRAM KERJA
PROGNAS 2
12
PROGNAS 2: RS MELAKSANAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
SARANA PRASARANA
• FASILITAS RAJAL
• FASILITAS PERAWATAN
• FASILITAS PENUNJANG
PROGNAS 2.1
15
PROGNAS 2.1 : RS menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai
peraturan perundang-undangan
PELAYANAN TB
PROGNAS 2.2
20
KEGIATAN RUMAH SAKIT DALAM MELAKSANAKAN PENANGGULANGAN TUBEKULOSIS
1. Promosi kesehatan → terjadi perubahan sikap dan perilaku pasien dan keluarga, pengunjung serta staf RS
• Anak usia dibawah 5 (lima) tahun kontak erat dengan pasien TB;
6. Pemberian obat pencegahan selama 6 bln • Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosis TB
• Populasi tertentu lainnya sesuai peraturan perundang- undangan.
21
PROGNAS 2.2 : Rs telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko
tuberkulosis sesuai peraturan Perundang-undangan
Membentuk Tim DOTS (melibatkan semua unit pelayanan/instalasi di RS) & memastikan
adanya manajer kasus TB → bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program TB.
Menggunakan rumus :
OAT yang dibutuhkan = (Kb x Pp) + Bs – (Ss + Sp)
Keterangan:
• Kb = Perkiraan kebutuhan OAT perbulan (dalam satuan paket)
Menghitung Kb adalah rata rata konsumsi perbulan tahun lalu, atau target yang akan dicapai
pada tahun perencanaan.
• Pp = Periode perencanaan (dalam satuan bulan), mulai saatperencanaan sampai OAT diterima
• Bs = Buffer stok (dalam satuan paket) = ...% x (Kb x Pp)
• Ss = Stok sekarang (dalam satuan paket)
• Sp = Stok dalam pesanan yang sudah pasti (dalam Paket)
Penguatan Jejaring Internal
Layanan TBC di Fasyankes Kewajiban Pelaporan
(Mandatory Notification)
Pasal 12 Ayat 1
PELAPORAN TB Optimalisasi upaya penemuan Pasal 12 Ayat 4
Setiap Fasilitas Pelayanan
kasus TBC secara pasif intensif
berbasis Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
Kesehatan dan secara aktif menemukan pasien TBC
berbasis institusi dan komunitas. wajib melaporkan kepada
dinas kesehatan kabupaten/
Pasal 12 Ayat 2 kota.
Penemuan kasus TBC secara
pasif intensif dilakukan melalui Pasal 24 Ayat 2
pemeriksaan pasien dengan Salah satu tanggung jawab
gejala TBC yang datang ke Pemerintah Daerah adalah
Fasilitas Pelayanan Kesehatan memastikan semua orang
dan terintegrasi dengan yang terdiagnosis TBC
pelayanan kesehatan lainnya. tercatat dan terlaporkan
dalam sistem informasi TBC.
FORMULIR TUBERKULOSIS DI LAYANAN
TB09
JIKA PASIEN DIRUJUK → • Pengantar Rujukan
TB10
• Konfirmasi Kedatangan
Pasien • Laporan hasil pengobatan
kepada faskes asal rujukan
SISTEM INFORMASI
TUBERKULOSIS
(SITB)
LEVEL USER DAN FUNGSI
Level User Group Group Fungsi Keterangan
Super Admin -
Admin Semua akses modul di level Pengelola
Unit TB Pusat Admin Pusat, Manajemen Pusat, masing masing Program TB/
Data Officer Pusat, Instalasi Wasor
Farmasi Pusat
Manajemen Akses semua modul kecuali Kepala/
Unit TB Provinsi Admin Provinsi, Manajemen menambah user Struktural
Provinsi, Data Officer Provinsi,
Instalasi Farmasi Provinsi
Laboratorium
Hasil Lab
Pengiriman Keluar /
Pengurangan Stok
Pemberian Obat
WEBSITE SITB
• SITB Training
• http://sitbtraining.kemkes.go.id/newtraining atau
• SITB Real
• http://sitb.kemkes.go.id/ atau
User SITB untuk masing-masing Fasyankes dibuat oleh Dinkes Provinsi atau
Dinkes Kabupaten/Kota
User Admin Fasyankes bisa membuat user lain di Fasyankes tersebut, misalnya
Data Officer, Farmasi, Laboratorium
31
HELPDESK
• Support Tim IT:
WILAYAH IT HELPDESK
Add a footer 32
PROGRAM NASIONAL 3
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS
33
LEMBAGA AKREDITASI
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT
ELEMEN PENILAIAN
NO DATA DAN BUKTI TELUSUR
• Buku register
rujukan
• Form Rujukan
ELEMEN PENILAIAN
NO DATA DAN BUKTI TELUSUR
Dokumen rekam medik:
Rumah sakit melaksanakan pelayanan PITC dan
Bukti pelaksanaan pelayanan Provider Initiated Testing and
PMTC. Conseling (PITC), yaitu pelayanan untuk pemeriksaan dan
3 konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih serta
pelayanan dan konseling pada wanita hamil dengan HIV positif
(PMTCT).
Observasi/Interview: staf pemberi pelayanan PITC dan PMTC
Rumah sakit memberikan pelayanan ODHA dengan
factor risiko IO. Dokumen rekam medik:
4 Bukti pelayanan ODHA dengan faktor risiko IO
Observasi pelayanan ODHA dengan faktor resiko IO
(2) Semua ibu hamil yang berobat ke RS baik melalui RI maupun RJ disarankan dan dilakukan skrining sekaligus pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui status HIV.
(3) Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil keanaknya dilaksanakan dengan melalui 4 (empat) kegiatan yang meliputi :
a. pencegahan penularan HIV pada perempuan usia produktif
b. pencegahan penularan HIV pada perempuan usia produktif dari ibu hamil ke bayi yang dikandung
c. pencegahan kehamilan tidak direncanakan
d. memberikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga.
(4) Memberikan konseling kepada ibu yang akan merencanakan kehamilan atau ibu yang sudah hamil.
(5) Konseling dilakukan bersama antara konselor dengan tim Obsgin.
(6) Setiap bayi baru lahir dari ibu terinfeksi HIV dilakukan pemeriksaan tes serologi (Rapid Test) setelah usia 18 (delapan belas)
bulan
ELEMEN PENILAIAN
NO DATA DAN BUKTI TELUSUR
Dokumen
Rumah sakit melakukan pemantauan dan Bukti: monitoring dan evaluasi program penanggulangn
6 evaluasi program penanggulangan HIV/AIDS. HIV/AIDS.
Observasi pemantauan dan evaluasi.
Interview: staf pelayanan kasus HIV/AIDS
Menggunakan rumus :
Obat yang dibutuhkan = (Kb x Pp) + Bs – (Ss + Sp)
Keterangan:
• Kb = Perkiraan kebutuhan perbulan
Menghitung Kb adalah rata rata konsumsi perbulan tahun lalu, atau target yang akan dicapai
pada tahun perencanaan.
• Pp = Periode perencanaan (dalam satuan bulan), mulai saat perencanaan sampai Obat diterima
• Bs = Buffer stok = ...% x (Kb x Pp)
• Ss = Stok sekarang
• Sp = Stok dalam pesanan yang sudah pasti
LEMBAGA AKREDITASI
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT
Dokumen bukti
monitoring &
evaluasi program
penanggulangan
HIV/AIDS
Bila dari hasil evaluasi ada target yang belum tercapai, RS perlu membuat analisis dan menjabarkan upaya-upaya yang telah dilakukan