A. LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan
oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 atau (SARSCoV-2), yang
diidentifikasi pertama kali di kota Wuhan, Cina pada akhir bulan Desember 2019.
Penyakit ini menular dari orang ke orang dan berkembang menjadi wabah di seluruh
dunia sehingga pada tanggal 30 Januari 2020, World Health Organization (WHO)
menetapkan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) atau Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) lalu pada tanggal 11 Maret 2020 ditetapkan sebagai
pandemi dunia.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 9A Tahun 2020, yang diperbaharui dengan Keputusan nomor 13A Tahun
2020, mengenai ketetapan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit
Akibat Virus Corona di Indonesia, maka wajib dilakukan langkah tanggap darurat
COVID-19 serta upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran COVID-19.
Pelayanan kesehatan adalah bidang yang paling terdampak pandemi COVID-
19. Tingginya tingkat penularan dan jumlah kasus COVID-19 tidak sebanding dengan
tingkat kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan dalam merespon gelombang pandemi
secara cepat dan tepat. Survey WHO menyebutkan bahwa pandemi COVID-19
berimbas pada terganggunya akses pelayanan masyarakat yang membutuhkan
pemeriksaan dan pengobatan selain kasus COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Mengingat akhir pandemi COVID-19 tidak
dapat dipastikan, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) harus mampu
beradaptasi memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah pandemi COVID-19, baik
dalam bentuk pemenuhan sumber daya dan pengaturan sistem/alur pelayanan. Setiap
penanggung jawab FKTP harus memastikan bahwa semua pelayanan, termasuk
pelayanan kesehatan gigi dan mulut, tersedia untuk masyarakat secara optimal tanpa
mengabaikan keselamatan petugas kesehatan dan masyarakat yang dilayani.
Upaya tersebut salah satunya adalah dengan Pembangunan sarana dan
prasarana kesehatan di Kabupaten Way kanan, yang dalam APBD terwujud dalam
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya.
C. SASARAN
Petugas kesehatan, pasien dan pengunjung Puskesmas Sukabumi
D. SUMBER ANGGARAN
1. APBD / Dana insentif daerah tahun 2020
2. Pengadaan Alat Kesehatan, sarna dan prasarana Puskesmas senilai Rp
30.000.000,- (Tiga Puluh Juta Rupiah) dengan rincian terlampir.
F. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nonor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 gtentang Dana Perimbangan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi
Perencanaan dan Pengganggaran Pembangunan Nasional
8. Peraturan Mentri Keuangan Nomor 121 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pengelolaan
Trasfer ke Daerah dan Dana Desa.
9. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocusing Kegiatan,
Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID – 19)
10. Instruksai Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020
tentang Pencegahan Penyebaran dan percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID – 19) di Lingkungan Pemerintah Daerah.
LAMPIRAN