PUSKESMAS LASOLO
Jl. Aspol No. 26, Kel Tinobu, Kec.Lasolo, E-mail:Puskesmas.lasolo1070995@gmail.com
TENTANG
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS LASOLO DI ERA PANDEMIC COVID-19
1
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
11. Keputusan Bupati Kabupaten Konawe Utara Nomor 125 Tahun 2020
tentang Penetapan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah
Penyakit Akibat Virus Corona di Kabupaten Konawe Utara Tahun
2020;
12. Keputusan Bupati Kabupaten Konawe Utara Konawe Utara Nomor
262 Tahun 2020 tentang Penetapan perpanjangan Status Keadaan
Darurat Siaga Bencana Corona Virus Disease 2019 (COVID 19) di
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2020.
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Lasolo
Pada tanggal : 04 Januari 2021
NURSANIAH
2
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LASOLO
NOMOR : / PL / IV / 2020
TENTANG : PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS LASOLO DI
ERA PANDEMIC COVID-19
Pelayanan medic dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasioanal (SOP) pelayanan yang
berlaku dan dimodifikasi untuk mencegah penularan COVID-19, antara lain menerapkan
triase/skrining, PPI dan physical distancing terhadap setiap pengunjung yang datang, mengubah
alur pelayanan, menyediakan ruang pemeriksaan khusus ISPA, mengubah tempat duduk pasien
pada saat pelayanan jarak dengan petugas diperlebar, menggunakan kotak khusus bagi pasien yang
mendapatkan tindakan yang berpotensi menimbulkan aerosol yang dilakukan disinfeksi sesuai
pedoman setelah pemakaian atau menggunakan sekat pembatas transparan antara petugas kesehatan
dan pasien.
A. TRIASE / SKRINING
1. Triase pasien adalah proses khusus memilah dan memilih pasien, kondisi gawat darurat atau
tidak gawat darurat,
2. Proses triase pasien dilakukan oleh petugas yang berkompeten yang memenuhi criteria
sebagai tenaga kesehatan (perawat atau bidan yang memiliki surat tanda registrasi),
3. Pasein dengan kasus bukan gawat darurat dilakukan dengan skrining pasien terduga
COVID-19.
B. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
petugas rekam medik
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersediri, dan informasi lain yang dibutuhkan
masyarakat yang meliputi: Jenis pelayanan, waktu pelayanan Jaminan Kesehatan (BPJS)
dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari proses pendaftaran sampai pasien pulang, penyampaian informasi hak dan
3
kewajiban pasien disampaikan melalui media audio, leaflet dan penyampaian langsung oleh
petugas.
7. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan ditindak
lanjuti.
8. Pasien dengan hasil skrining dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di arahkan
untuk menuju ke gedung Infection Care untuk melakukan pemeriksaan.
4
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan kepada
pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien
23. Pasien ISPA yang terkait COVID-19 setelah hasil pemeriksaan di Infection care dilakukan
rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara untuk melakukan
pemeriksaan selanjutnya dan penegakan diagnosa.
D. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan, kebidanan,
dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani
dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Hak memilih tenaga kesehatan jika dimungkinkan.
17. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti.
18. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
19. Jika diperlukan penanganan secara Tim, wajib dibentuk Tim Kesehatan Antar Profesi.
20. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, perencanaan
layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau
dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
21. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
5
22. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
23. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur
yang baku.
24. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang hak
pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
25. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.
26. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten.
27. Jenis-jenis bedah minor yang dapat dilakukan di Puskesmas Lasolo adalah :insisi abses,
insisi atheroma, insisi lipoma, insisi veruka, necrotomy combutio, hecting luka, hecting
perineum grade 1 – 2.
28. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informedconsent.
29. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
30. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.
E. RENCANA RUJUKAN
1. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) sesuai dengan kasus dan
system rujukan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota sesuai
peraturan yang berlaku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
3. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
4. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
5. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
6. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
7. Kriteria merujuk pasien meliputi: pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik
atau sub spesialistik, puskesmas tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan, dan/atau ketenagaan.
8. Standar pelayanan pasien dengan kasus terduga COVID-19 :
a. Puskesmas menempatkan pasien yang akan dirujuk pada ruang isolasi tersendiri yang
terpisah
b. Mendapat persetujuan dari pasien dan atau keluarganya
c. Melakukan pertolongan pertama atau stabilisasi pra rujukan
d. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan melalui telephone dan memastikan
bahwa penerima rujukan dapat menerima (tersedia sarana dan prasarana serta
kompetensi dan tersedia tenaga kesehatan
e. Membuat surat pengantar rujukan dan resume klinis rangkap dua
6
f. Transportasi untuk rujukan sesuai dengan kondisi pasien dan ketersediaan sarana
transportasi
g. Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus didampingi oleh tenaga kesehatan
yang kompeten dan membawa formulir monitoring khusus untuk kasus COVID-19
sesuai dengan pedoman
h. Pemantauan rujukan balik
9. Rujukan dilaksanakan dengan menerapkan PPI, termasuk desinfektan ambulance.
7
Alur Pelayanan Puskesmas Lasolo di Era Pandemic COVID-19
TRIASE
TIDAK TERKAIT
COVID-19
BUKAN GAWAT BUKAN GAWAT
DARURAT DARURAT
IYA TERKAIT COVID-19
GAWAT
DARURAT
NURSANIAH