Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS RI CANDIPURO
JL. Raya Titiwangi Desa Titiwangi Kec. Candipuro Kab. Lampung Selatan
Kode Pos : 35456 Email :candipuropuskesmas@gmail.com HP 0821 8348 5595

KEPUTUSAN KEPALA UPTD.PUSKESMAS RI CANDIPURO


NOMOR 62 TAHUN 2023
TENTANG
LAYANAN KLINIS
DI UPTD. PUSKESMAS RI CANDIPURO

KEPALA UPTD. PUSKESMAS RI CANDIPURO,

Menimbang : a. bahwa agar pelayanan klinis dapat terselenggara secara


terencana, tepat penanganan, berkesinambungan, terpadu dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalamhuruf maka perlu menetapkan Keputusan Kepala UPTD.
Puskesmas RI Candipurotentang Layanan Klinis di UPTD.
Puskesmas RI Candipuro;

Mengingat : 1. UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;


2. UU RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional;
3. UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik;
4. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. UU RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
6. UU RI No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
7. PERPRES RI Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
8. PERPRES RI Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 Tentang
Penyelenggaraan Praktik Dokter Dan Dokter Gigi;
9. PERMENKES RI Nomor 290 Tahun 2008 tentangPersetujuan
Tindakan Kedokteran;
10. PERMENKES RINomor 2025 Tahun 2011 tentang Izin Praktek
dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran;
2

11. PERMENKES RINomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan


Pelayanan Kesehatan Perorangan;
12. PERMENKES RINomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
13. PERMENKES RINomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Kebidanan;
14. PERMENKES RINomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
15. PERMENKES RINo. 43 Tahun 2019tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
16. PERMENKES RINomor 9 Tahun 2022 tentang Penetapan dan
Penggolongan Psikotoprika;
17. PERMENKES RINomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis;
18. KEPMENKES RI no. HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang
Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCov) Sebagai
Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya
Penanggulangannya;
19. KEPMENKES RI no. HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang
Pedoman dan Pencegahan Corona Virus Disease (covid -19);
20. KEPMENKES RI Nomor HK.1.07/MENKES/1186/2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama;
21. Kementrian Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022
tentang panduan praktek klinis (PPK) bagi dokter difasilitas
pelayanan Kesehatan tingkat pertama;

MEMUTUSKAN

Menetapka : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RI CANDIPURO


n TENTANG LAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS RI
CANDIPURO.

Kesatu : Layanan klinis adalah proses pelayanan terhadap pasien yang


dilakukan sesuai dengan standar/pedoman yang berlaku.

Kedua : Layanan klinis meliputi: skrining pasien,pendaftaran, kajian awal,


rencana layanan klinis, rencana layanan terpadu, persetujuan
3

tindakan medik, pelayanan kegawat daruratan, pemberian edukasi


kepada pasien/keluarga, pelayanan anastesi, pemberian obat dan
atau pemberian cairan intravena, pelayanan gizi, pemulangan
pasien, pelaksanaan rujukan bila diperlukan.

Standar layanan klinis yang berlaku di UPTD. Puskesmas RI


Ketiga : Candipuro disusun berdasarkan acuan yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten maupun
Keempat : Propinsi, organisasi profesi ataupun lembaga penelitian yag diakui
oleh pemerintah.
Penyusunan standar layanan klinis di UPTD. Puskesmas RI
Kelima : Candipuro berdasarkan prioritas fungsi dan proses pelayanan.
Layanan klinis seperti yang tercantum dalam lampiran, merupakan
Keenam : bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini
Pada saat surat keputusan ini berlaku, Keputusan Kepala
Ketujuh : Puskesmas nomor 445/032/IV.03/2022 tentang Pelayanan Klinis di
UPTD. Puskesmas RI Candipuro dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
Kedelapan : kemudian terjadi perubahan dan atau terdapat kesalahan dalam
keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Candipuro
Pada tanggal : 12Januari 2023
KEPALA UPTD. PUSKESMAS RI CANDIPURO,

Ns.INDRA PUJA KUSUMA, S.Kep.


NIP. 19780115 199803 1 001

LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


4

NOMOR : 62 Tahun 2023


TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

SKRINING PASIEN
1. Mengidentifikasi pengunjung yang datang ke UPTD Puskesmas Candipuro
2. Mengisi buku Tamu dengan maksud datang ke Puskesmas Candipuro.
3. Melakukan Skrining pasien yang melakukan pemeriksaaan di lingkungan
UPTD Puskesmas RI Candipuro
4. Melakukan pengukuran suhu dan memberitahukan kepada pasien hasil
pengukuran suhu.
5. Pasien yang berkunjung dipilah berdasarkan keluhan pasien sesuai kriteria
penyakit menular dan tidak menular.
6. Petugas mengidentifikasi pasien berdasarkan prioritas penanganan (pasien
gawat darurat, pasien Lansia, Pasien Balita atau anak-anak, Pasien disabilitas
(berkebutuhan khusus), dan resiko jatuh.
7. Pasien dengan disabilitas dibantu oleh petugas dengan menggunakan kursi
roda atau di antar di tempat ruang pelayanan.
8. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti
9. Pasien dengan resiko jatuh diberi pita warna kuning pada lengan bawah
10. Petugas mencatat di register skrining sesuai dengan keluhan pasien.
11. Menginformasikan apabila ada tamu atau pasien yang mengalami kesulitan
mendaptakan informasi.

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


5

NOMOR : 62 Tahun 2023


TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran pasien harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan didukung oleh
sarana dan lingkungan yang memadai.
3. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten. Dalam hal ini petugas
yang dimaksud adalah petugas loket dengan pendidikan minimal SMA.
4. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
5. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan kebijakan pedoman protokol kesehatan
mengutamakan hak dan kewajiban pasien dan memperhatikan keselamatan
Pasien.
6. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan
nomor rekam medis.
7. Puskesmas menyediakan informasi yang jelas mudah dipahami dan mudah di
akses dan informasi lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis
pelayanan,alur ketersediaan tempat tidur yang tersedia dan ditempel, proses
pelayanan rujukan dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan
yang lain harus dapat disediakan di tempat pendaftaran, serta pelayanan
tersebut mudah di pahami oleh pasien dan masyarakat.
8. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran sebagaimana yang tertuang dalam
keputusan Kepala Puskesmas tentang Hak dan Kewajiban Pasien 800/013
/2022.
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti.
10. Prosedur pendaftaran perlu disosialisasikan kepada petugas dan juga kepada
pasien agar mengetahui dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
11. Puskesmas wajib meminta persetujuan umum (General consent) kepada pasien
atau keluarganya pada saat pasien masuk/ penerima pertama kali ke
Puskesmas untuk pendaftaran rawat jalan dan setiap kali rawat inap serta pada
saat observasi atau stabilisasi.
12. Informasi tentang rujukan harus tersedia di pendaftaran termasuk ketersediaan
perjanjian kerja sama (PKS) dengan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut
memuat jelis layanan yg disediakan.
6

13. Koordinasi petugas pendaftaran dengan unit lain / unit terkait dapat dilakukan
agar pasien atau keluarga memperoleh pelayanan.

LAMPIRAN III : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


7

NOMOR : 62 Tahun 2023


TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS


1. Rekam medis diselenggarakan sesuai dengan ketentuan kebijakan dan
prosedur.
2. Puskesmas wajib menyelenggarakan rekam medis yang berisi data dan
informasi asuhan pasien yang di butuhkan untuk pelayanan pasien dan rekam
medis itu dapat diakses oleh petugas kesehatan memberian asuhan,
manajemen dan pihak diluar organisasi yang diberi hak akses terhadap rekam
medis untuk kepentingan pasien dan kepentingan lain yang sesuai dengan
peraturan undang-undang.
3. Rekam medis harus tersedia selama asuhanpasien dan setiap saat dibutuhkan
serta dijaga untuk slalu mencatat perkembangan terkini dari kondisi pasien.
4. Dokter /perawat/ bidan dan petugas pemberi asuhan yang lain bersama-sama
menyepakati isi rekam medis sesuai kebutuhan informasi yang diperlakukan
ada dalam pelaksanaan asuhan pasien.
5. Penyelenggara rekam medis dilakukan secara berurutan dari sejak pasien
masuk sampai pasien pulang, dirujuk, atau meninggal.
6. Efek obat, kejaian alergi di dokumentasikan dalam rekam medis.
7. Jika dijumpai adanya riwayat alergi obat tersebut harus didokumentasikan
sebagai informasi klinis dalam rekam medis.
8. Setiap cacatan dalam rekam medis harus lengkap dan jelas dengan nama,
waktu, dan tanda tangan dokter, atau tenaga kesehatan yang lain yang
memberikan pelayanan secara berurutan sesuai dengan waktu pelayanan.
9. Puskesmas menetapkan dan melaksanakan penyimpanan berkas rekam medis
dan data serta informasi lainnya.
8

LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


NOMOR : 62 Tahun 2023
TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

PENGKAJIAN RENCANA ASUHAN DAN PEMBERI ASUHAN

1. Penapisan awal serta pengkajian diagnosa yang mencangkup berbagai


kebutuhan dan harapan pasien / keluarga dan mencegah penularan infeksi
2. Pengkajian awal dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai denan kewenangan
klinis dan dilakukan saat pasien pertama kali diterima (dilakukan 1 kali)serta
dilakukan secara paripurna meliputi status fisis/neurologi/ mental,
psikososiospritual, ekonomi riwayat kesehatan,riwayat alergi, asesmen nyeri,
asesmen resiko jatuh,asesmen fungsional (gangguan fungsi Tubuh), asesmen
resiko gizi, kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan, (discharge planning)
3. Pengkajian ulang dilakukan tiap kali pasien datang berkesinambungan dan
dinamis.
4. Proses pengkajian menjamin untuk tidak melakukan pengulangan yang tidak
perlu.
5. Hasil kajian dicatat dalam cacatan medis dan mudah di akses oleh yang
bertanggung jawab terhadapa pelayanan pasien.
6. Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia dokter dapat dilakukan pelimpahan
wewenang tertulis kepada perawat, Bidan untuk melakukan kajian awal medis
dan pemberian asuhan medis sesuai kewenangan delegatif yang diberikan.
7. Rencana asuhan dibuat berdasarkan hasil pengkajian awal, -6- dilaksanakan
dan dimonitor serta direvisi berdasarkan hasil kajian lanjut sesuai dengan
perubahan kebutuhan pasien.
8. Asuhan pasien dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan medis keperawatan
dan asuhan klinis yang lain dengan memperhatikan kebutuhan pasien,
berpedoman pada panduan praktek klinis dan dicatat dalam rekam medis.
9. Dilakukan asuhan pasien termasuk jika diperlukan asuhan secara kolaboratif
sesuai rencana asuhan dan panduan praktek klinis dan/atau prosedur –
prosedur asuhan klinis, agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu
dantercatat dalam rekam medis.
10. Dilakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan evaluasi serta tindak
lanjut bagi pasien dan keluarga dengan metode yang dapat dipahami oleh
pasien dan keluarga.
9

11. Dilakukan identifikasi tentang informasi yang dibutuhkan dalam pengkajian dan
harus dicatat dalam rekam medis meliputi informasi kajian medis, kajian
keperawatan, dan profesi kesehatan lainnya.
12. Dilakukan koordinasi dari komunikasi dengan petugas kesehatan yang lain
untuk menjamin perolehan dan pemanfaatan informasi yang dibutuhkan dalam
pengkajian secara tepat waktu dan dicatat dalam rekam medis.
13. Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak atau segera diberikan prioritas
untuk asesmen dan pengobatan melalui proses triase oleh petugas yang
profesional dan kompeten.
10

LAMPIRAN V : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


NOMOR : 62 Tahun 2023
TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

PENYELENGGARA LABORATORIUM

1. Penyelenggaraan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.
2. Pelaksanaan pelayanan laboratorium dapat memberikan hasil pemeriksaan
yang tepat perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur pelayanan laboratorium
mulai dari permintaan, penerimaan, pengambilan dan penyimpanan spesimen,
pengelolaan reagen pelaksanaan pemeriksaan dan penyampaian hasil
pemeriksaan kepada pihak yang membutuhkan serta pengelolaan limbah medis
dan bahan berbaya serta beracun.
3. Pemeriksaan berisiko tinggi adalah pemeriksaan terhadap spesimen yang
beresiko infeksi pada petugas dengan kecurigaan pasien TB/darah dari pasien
yang beresiko.
4. Regulasi pelayanan laboratorium perlu disusun sebagai acuan yang meliputi
dan pedoman serta prosedur pelayanan laboratorium yang mengatur.
5. Hasil pemeriksaan yang segera seperti dari tempat gawat darurat (TGD)
diberikan perhatian khusus sebagai tambahan.
11

LAMPIRAN VI : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


NOMOR : 62 Tahun 2023
TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

KONSELING GIZI

1. Hasil kajian awal klinis dianalisis oleh petugas kesehatan dan/atau tim
kesehatan antar profesi yang profesional dan kompenten untuk digunakan
dalam menyusun keputusan layanan klinis.
2. Disusun rencana asuhan gizi berdasarkan kajian kebutuhan gizi pada pasien
sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien.
3. Makanan perlu disediakan secara reguler sesuai dengan rencana asuhan,
umur, budaya dan bila memungkinkan pilihan menu. Pasien berperan serta
dalam perencanaan dan seleksi makanan.
4. Setiap pasien harus mengonsumsi makanan sesuai dengan standar angka
kecukupan gizi.
5. Konseling gizi pada pasien dengan resiko gangguan gizi diberikan secara
reguler sesuai dengan rencana asuhan berdasarkan penilaian status gizi dan
kebutuhan pasien sesuai PAGT, yang tercantum dalam pedoman pelayanan
Gizi di Puskesmas.
6. Bila keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka
diberikan edukasi tentang makanan yang dilarang/kontra indikasi dengan
kebutuhan dan rencana pelayanan, termasuk informasi tentang interaksi obat
dengan makanan.
7. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara yang beku untuk mengurangi
resiko kontaminasi dan pembusukan.
8. Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai jadwal dan pemesanan
dan didokumentasikan.
9. Pasien dan/atau keluarga diberi edukasi tentang pembatasan diit pasien dan
keamanan atau kebersihan makanan, bila keluarga ikut menyediakan makanan
bagi pasien.
10. Proses kolaboratif digunakan untuk merencanakan, memberikan dan
memantau terapan gizi.
11. Respon pasien terhadap konseling Gizi dipantau dan dicatat dalam rekam
medisnya.
12. Konseling gizi pada pasien rawat inap harus dicatat dan didokumentasikan di
dalam rekam medis dengan baik.

LAMPIRAN VII : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


12

NOMOR : 62 Tahun 2023


TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

PENYELENGGARAAN KEFARMASIAN

1. Jenis dan jumlah obat serta bahan medis habis pakai (BMHP) harus tersedia
sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
2. Penarikan obat kadaluarsa, rusak, atau obat subtitusi dari peredaran dikelola
sesuai dengan kebijakan dan prosedur.
3. Formularium obat yang merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan
harus tersedia di Puskesmas perlu disusun sebagai acuan dalam pemberian
pelayanan kepada pasien dengan mengacu pada formularium nasional.
4. Jika terjadi kehabisan obat karena terlambatnya pengiriman, kurangnya stok
nasional,atau sebab lain yang tidak dapat diantisipasi dalam pengendalian
inventaris yang normal.
5. Obat yang sediakan harus dapat dijamin keasliannya dan keamanannya. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengelolaan rantai pengadaan obat.
6. Peresepan dilakukan oleh tenaga medis dalam pelayanan resep petugas,
farmasi wajib melakukan pengkajian atau telaah resep yang meliputi
pemenuhan persyaratan administrasi persyaratan farmaseutik, dan persyaratan
klinis, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Dalam pemberian obat harus juga dilakukan kajian yang benar meliputi
ketepatan identitas pasien, ketepatan obat, ketetapan dosis, ketepantan rute
pemberian, dan ketepatan waktu pemberian.
8. Untuk Puskesmas rawat inap penggunaan obat oleh pasien atau pengobatan
sendiri, baik yang dibawa ke puskesmas, yang diresepkan, maupun yang
dipesan dipuskesmas diketahui dan dicatat dalam rekam medis.
9. Obat yang perlu diwaspai adalah obat yang mengandung resiko yang
meningkat bila ada salah penggunaan dan dapat menimbulkan kerugian besar
pada pasien.
10. Berdasarkan pemantauan dosis atau jenis obat bila perlu dapat disesuaikan
dengan memperhatikan pemberian obat secara rasional.
11. Bila terjadi kegawatdaruratan pasien akses cepat terhadap obat gawat darurat
yang tepat adalah sangat penting perlu ditetapkan lokasi penyimpanan obat
gawat darurat di tempat pelayanan dan obat gawat darurat yang harus di suplai
kelokasi tersebut.
13

12. Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan


dengan obat yang telah di dapat oleh pasien.
14

LAMPIRAN VIII : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


NOMOR : 62 Tahun 2023
TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

PELAYANAN ANASTESI LOKAL

1. Pelayanan anastesi lokal di lakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten


sesuai dengan kebijakan dan prosedur.
2. Kebijakan dan prosedur memuat:
a. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa
geriatridan anak atau pertimbangan khusus.
b. Dokumentasi yang diperlukan untuk dapat bekerja dan berkomunikasi efektif.
c. Persyaratan persetujuan khusus.
d. Kualifikasi, kompetensi dan keterampilan petugas pelaksana.
e. Ketersediaan dan pengguna peralatan anastesi.
f. Tehnik melakukan anastesi lokal.
g. Frekuensi dan jenis bantuan resusitasi jika diperlukan.
h. Tata laksana pemberian bantuan resusitasi yang tepat.
i. Tata laksana terhadap komplikasi.
j. Bantuan hidup dasar
3. Jenis dosis dan tehnik anatesi lokal dan pemantauan status fisiologis pasien
selama pemberian anastesi lokal oleh petugas dan dicatat dalam rekam medis
pasien.
15

LAMPIRAN IX : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


NOMOR : 62 Tahun 2023
TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

PELAYANAN KEGAWAT DARURATAN

1. Pelayanan kegawatdarutan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien


gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
2. Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan segera oleh petugas yang
profesional dan kompeten sebagai prioritas pelayanan.
3. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawat daruratan sebagai tahap triase sesuai
dengan pedoman dan prosedur yang ditetapkan.
4. Pasien gawat darurat di identifikasi dengan proses triase mengacu pada
pedoman tatalaksana triase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Prinsip triase dalam melakukan sistem prioritas dengan menentukan atau
penyeleksian pasien yang harus didahulukan untuk mendapatkan penanganan
segera yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul berdasarkan:
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit
b. Dapat meninggal dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal pasien-pasien tersebut di dahulukan diperiksa dokter
sebelum pasien yang lain mendapat pelayanan diagnostik sesegera mungkin
dan diberikan perawatan sesuai dengan kebutuhan.
6. Pelayanan kegawat darutan harus memenuhi kriteria kegawat daruratan
sebagai berikut :
a. Mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang lain/lingkungan.
b. Adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.
c. Adanya penurunan kesadaran.
d. Adanya gangguan hemodinamik.
e. Memerlukan tindakan segera.
7. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk kefasilitas kesehatan rujukan tingkat
lanjut (FKRTL), diperiksa dan dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai
kemampuan puskesmas dan dipastikan dapat diterima di FKRTL dengan
menghubungi FKRTL tersebut sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
8. Penanggung jawab kegawat daruratan adalah Dokter yang di tetapkan oleh
Kepala Puskesmas.
16

9. Dokter penanggung jawab pelayanan kegawatdaruratan memiliki kewenangan


untuk menetapkan kondisi pasien memenuhi kriteria kegawatdaruratan.
10. Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat mendesak atau segera
termasuk melakukan deteksi dini tanda- tanda dan gejala penyakit menular
misalnya infeksi melalui udara .

LAMPIRAN X : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


17

NOMOR : 62 Tahun 2023


TANGGAL : 12 JANUARI 2023
TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT

1. Dokter Perawat atau bidan memberikan asuhan yang lainnya melaksanakan


pemulangan, rujukan dan asuhan tindak lanjut sesuai dengan rencana yang
disusun dan kriteria pemulangan.
2. Pemulangan pasien dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Dokter
yang bertanggung jawab terhadap pasien untuk memastikan bahwa kondisi
pasien layak untuk dipulangkan dan memperoleh tindak lanjut pelayanan
sesudah dipulangkan. Kriteria pasien tersebut meliputi :
a. Rawat jalan
1) Keadaan umum baik (GCS 15, tidak ada gangguan pernafasan,
orientasi baik)
2) Tanda –tanda vital stabil.
3) Administrasi selesai
b. Rawat inap
1) TTV Tidak Baik
2) Pasien keadaan umum baikdapat memenuhi kebutuhan nutrisi secara
mandiri
3) Tidak ada nyeri kepala hebat
4) Tidak ada demam
5) Tidak ada pembengkakan pada wajah ekstremitas
6) Tidak ada nyeri perut hebat
7) Dapat minum obat yang diberikan secara mandiri baik personal maupun
dibantu keluarga
8) Secara klinis dapat dilakukan perawatan dirumah
9) Administrasi selesai
c. TGD
1) Keadaan umum baik (GCS 15, tidak ada gangguan pernafsan, orentasi
baik
2) Tanda –tanda vital stabil.
3) Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal
4) Tidak ada Syok Anafilaktik
5) Administrasi selesai

d. Persalinan
18

1. Pasien Post Partum


a) Keadaan umum baik
b) Tanda – tanda vital stabil
c) Mobilisasi mandiri
d) Dapat buang air kecil spontan 2 jam post partum
e) Tidak terjadi komplikasi setelah 6 jam
f) Perdarahan Post Partum
g) Infeksi Jalan Lahir
h) Post Partum Blued
2. Neonatus
a) Tanda –tanda vital baik
b) Reflek hisap bagus
c) Tidak demam
d) Sudah bisa buang air besar dan kecil
e) Tidak ada tanda- tanda infeksi
3. Resume medis diberikan kepada pasien dan pihak yang berkepentingan saat
pemulangan atau rujukan.
4. Informasi tentang resume medis pasien pulang yang diberikan pada saat
pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain diperlukan agar
pasien/ keluarga memahami tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mencapai
hasil yang optimal
5. Resume medis pasien pulang memberikan gambaran tentang pasien selama
rawat inap resume medis ini berisikan
a. Riwayat kesehatan pemeriksaan fisik pemeriksaan diagnostik
b. Indikasi pasien rawat inap diagnosis dan kormobiditas lain
c. Prosedur tindakan dan terapi yang telah diberikan
d. Obat yang sudah diberikan dan obat untuk pulang
e. Kondisi kesehatan pasien
f. Instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien/keluarga
6. Resume medis paling sedikit terdiri dari:
a. Identitas pasien
b. Diagnosis masuk dan indikasi dirawat
c. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang diagnosa akhir
pengobatan dan rencana tindak lanjut pelayanan kesehatan
d. Nama tanda tangan Dokter yang memberikan pelayanan kesehatan.

7. Resume medis yang diberikan kepada pasien saat pulang dari rawat inap terdiri
dari:
19

a. Data umum pasien


b. Anamnesa (riwayat penyakit dan pengobatan)
c. Pemeriksaan
d. Terapi dan tindakandan atau anjuran.

LAMPIRAN XI : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO


NOMOR : 62 Tahun 2023
TANGGAL : 12 JANUARI 2023
20

TENTANG :LAYANAN KLINIS DI UPTDPUSKESMAS RI CANDIPURO

RUJUKAN
1. Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas maka
Pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan
pelayanan yang dibutuhkan pasien baik ke fasilitas rujukan tingkat lanjut
(FKRTL) Puskesmas lain, homecare maupun paliatif.
2. Pasien yang akan dirujuk perlu dilakukan stabilisasi sesuai dengan
standar rujukan.
3. Informasi tentang kondisi pasien dituangkan dalam surat pengantar
rujukan yang meliputi kondisi klinis pasien, prosedur, dan pemeriksaan
yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien lebih lanjut.
4. Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi rujukan meliputi alasan
rujukan, fasilitas kesehatan yang dituju, termasuk pilihan fasilitas
kesehatan lainnya jika ada. Sehingga pasien/ keluarga dapat
memutuskan fasilitas mana yang dipilih serta kapan rujukan harus
dilakukan.
5. Pasien/keluarga memberikan persetujuan untuk dilakukan rujukan
berdasarkan kebutuhan pasien dan kriteria rujukan untuk menjamin
kelangsungan layanan kefasilitas kesehatan yanglain.
6. Kriteria rujukan ditetapkan unruk menentukan keputusan pasien dirujuk.
Dilakukan identifikasi kebutuhan dan pilihan pasien meliputi kebutuhan
trasnportasi, petugas kompeten yang mendampingi, sarana medis dan
keluarga yang menemani termasuk pilihan fasilitas kesehatan rujukan
selama proses rujukan.
7. Pada proses rujukan, petugas harus melakukan komunikasi terlebih
dahulu dengan penerima rujukan FKRTL unruk memastikan
kemampuan dan ketersediaan pelayan serta memastikan bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien
gawat darurat dengan menggunakan aplikasi sistem rujukan terintegrasi
(Sisrute).
8. Selama proses rujukan petugas yang kompeten harus memantau
kondisi pasien dan fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume
tertulis mengenai kondisi pasien dan tindakan yang telah dilakukan.
9. Dilakukan serah terima pasien ditempat rujukan dan petugas yang
mendampingi pasien, memberikan informasi secara lengkap (SBAR)
tentang kondisi pasien kepada petugas penerima rujukan.
21

10. Untuk menjamin kesinambungan pelayanan pasien yang dirujuk balik


dari FKTP dilaksanakan tindak lanjut sesuai dengan umpan balik
rujukan dan dicatat dalam rekam medis.
11. Dokter penanggung jawab pelayanan melakukan kajian ualng kondisi
medis sebelum menindak lanjuti umpan balik dari FKRTL sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
12. Dilakukan tindak lanjut terhadap rekomondasi umpan balik rujukan
sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
13. Dilakukan monitoring dan dokumentasi proses pelaksanaan rujuk balik
di dalam remas medis.

KEPALA UPTD. PUSKESMAS RI CANDIPURO,

Ns.INDRA PUJA KUSUMA, S.Kep.


NIP. 19780115 199803 1 001

Anda mungkin juga menyukai