Anda di halaman 1dari 46

KEBIJAKAN IZIN

BERUSAHA & AKREDITASI


FASYANKES TERUPDATE
DESTI MEGA PUTRI, SP. MT
PLT. KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA BANDAR LAMPUNG
HOTEL HORISON, 28 JANUARI 2023
02/24/2023 2
DASAR HUKUM Klinik hrs
memproses perizinan

KEBIJAKAN IZIN BERUSAHA berusaha dlm jangka


6 bulan sejak SK
berlaku (4 Maret
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2023)
Permenkes RI Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik
Permenkes RI Nomor 14 Tahun 2021 tentang standar kegiatan usaha dan produk pada
penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko sektor kesehatan (klinik: 756-821,
self assesment: 687-821)
SK Menkes No.HK.02.01/Menkes/652/2022 ttg penyelenggaraan perizinan berusaha Bidang
Yankes & Akreditasi Fasyankes
Klinik : Tingkat
resiko
menengah
tinggi
Syarat perijinan klinik : Syarat yang harus di upload di aplikasi OSS :
 permohonan klinik utama-
 KTP, NPWP, BPJS pemohon-
 bukti lunas pembayaran PBB tahun berjalan.-
 IMB dengan fungsi bangunan usaha/klinik.-
 izin lingkungan tetangga diketahui lurah
setempat.-
 SPPL OSS.-
 akta pendirian perusahaan,
 AHU, NPWP perusahaan.-
 NIB dan lampirannya.-
 denah lokasi manual di ttd stempel.- denah
bangunan lengkap dg ket ukuran & ruang, di
ttd stempel.-
 contoh informed consent & kartu status
pasien.-
 surat pernyataan keabsahan dan kebenaran
dokumen bermaterai.
PERSYARATAN UMUM PERIJINAN USAHA
1. PENDIRIAN KLINIK:
1. Badan hukum publik, untuk Klinik Pemerintah
2. Klinik swasta dg pelayanan rawat jalan dpt berbentuk perseorangan /Badan usaha/Badan
Hukum
3. Klinik swasta dg pelayanan rawat inap berbentuk badan usaha atau badan Hukum
4. Klinik dg PMA hanya berbentuk Perseroan Terbatas
5. Dokumen surat keterangan dari Dinkes Kab/Kota mengenai Pertimbangan persetujuan
pendirian klinik
6. Dokumen profil klinik meliputi nama, alamat, visi, misi, struktur organisasi dan waktu
penyelenggaraan klinik
7. Dokumen self assessment klinik meliputi kemampuan pelayanan klinik, pelayanan
penunjang medik (kefarmasian & laboratorium) pemenuhan persyaratan sarana, prasaran,
peralatan dan SDM.
8. Durasi pemenuhan standar oleh pelaku usaha untuk perizinan baru selama 3 (tiga) bulan
sejak NIB diterbitkan.
7
2.PERSYARATAN PERPANJANGAN SERTIFIKAT STANDAR:
1) Dokumen Sertifikat Standar Usaha Klinik atau SIO sebelumnya
2) Dokumen Self assessment klinik, meliputi:
a. Kemampuan pelayanan klinik
b. Kemampuan pelayanan penunjang medik
c. Pemenuhan persyaratan sarpras, peralatan dan SDM

3. PERSYARATAN PERUBAHAN SERTIFIKAT STANDAR KLINIK 


1) izin berusaha yg masih berlaku
2) Surat pernyataan penggantian Badan hukum, nama klinik, kepemilikan modal, jenis
klinik,
dan/atau alamat klinik yg ditanda tangatangani pemilik Klinik
3) dokumen perubahan NIB, dan/atau
4) Self assessment klinik yg meliputi :
a. Kemampuan pelayanan klinik
b. Kemampuan pelayanan penunjang medik
c. Pemenuhan persyaratan sarpras, peralatan dan SDM

8
PERSYARATAN KHUSUS:

1. SIP tenaga kesehatan


2. Daftar jenis pelayanan
3. Daftar SDM
4. Daftar Sarpras, bangunan, obat2an dan BHP
5. Daftar IMTA bila mempekerjakan
6. MOU pembuangan limbah B3

9
PENGERTIAN KLINIK
• Klinik Pemerintah
Kepemilikan • Klinik Swasta

Kemampuan • Klinik Pratama


Pelayanan • Klinik Utama

Klinik adalah fasilitas


Penyelenggaraan • Klinik Rawat Jalan
pelayanan kesehatan Pelayanan • Klinik rawat Inap
yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
yang menyediakan Kepemilikan • PMDN
pelayanan medik dasar Modal • PMA (harus utama &
dan/atau spesialistik berbadan hukum)
secara komprehensif.
KEMAMPUAN PELAYANAN KLINIK
KEPEMILIKAN KLINIK

Klinik Pratama Klinik Utama

 Klinik Pemerintah
adalah Klinik yang
Menyelenggarakan pelayanan Menyelenggarakan pelayanan
diselenggarakan oleh medik dasar medik dasar dan spesialistik
Pemerintah, pemerintah
daerah, Lembaga Upaya pelayanan kesehatan Upaya pelayanan kesehatan
meliputi aspek medik spesialistik,
pemerintah, TNI dan meliputi aspek medik dasar rawat
atau pelayanan dasar dan
jalan dan rawat inap.
POLRI. spesialistik.
Hanya melakukan bedah kecil
(minor) tanpa anestesi umum Menyelenggarakan pelayanan
rawat jalan dan rawat inap
dan/atau spinal.
 Klinik Swasta Menyediakan pelayanan aesthetic
adalah Klinik yang medicine sesuai dengan
peraturan konsil kedokteran
diselenggarakan oleh indonesia
masyarakat, baik
perorangan, badan 11

usaha maupun badan


KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA

1 2 1 2

WAKTU & JENIS


PENYELENGGARAAN Klinik Pratama Klinik Pratama Klinik Utama Klinik Utama
PELAYANAN KLINIK Non Rawat Inap Non Rawat Inap Non Rawat Inap Non Rawat Inap
 tanpa pelayanan  Dengan pelayanan  tanpa pelayanan  Dengan pelayanan
farmasi farmasi farmasi farmasi
 tanpa pelayanan  tanpa pelayanan  tanpa pelayanan  tanpa pelayanan
laboratorium laboratorium
KLINIK PRATAMA laboratorium KLINIK UTAMA laboratorium

NON RAWAT INAP NON RAWAT INAP


3 4 3 4

Klinik Pratama Klinik Utama Klinik Utama


Klinik Pratama
Non Rawat Inap Non Rawat Inap Non Rawat Inap
Non Rawat Inap
 Dengan pelayanan  tanpa pelayanan  Dengan pelayanan
 tanpa pelayanan farmasi
farmasi farmasi farmasi
 Dengan pelayanan  Dengan pelayanan  Dengan pelayanan
 Dengan pelayanan laboratorium
laboratorium laboratorium laboratorium

Klinik Pratama Klinik Utama


Rawat Inap Rawat Inap
KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA
 dengan pelayanan farmasi  dengan pelayanan farmasi
RAWAT INAP RAWAT INAP  dengan pelayanan
 dengan pelayanan
laboratorium laboratorium

• Klinik dengan rawat jalan paling sedikit 8 jam


Dapat berdasarkan sistem organ dan/atau cabang/disiplin ilmu 12
pada
satu atau lebih bidang spesialistik

PERSYARATAN BANGUNAN KLINIK
1 Mudah diakses Klinik terletak di Menyediakan fasilitas dan
6 kantor  Pintu masuk
10 aksesbilitas bagi penyandang
klinik harus terpisah disabilitas dan lansia
dan tidak boleh
2 Bangunan kuat, bergabung dengan
Kawasan klinik bebas
kokoh dan stabil ruang lain 11
rokok
7 Klinik terletak di
Memiliki papan nama
3 Bangunan bersifat
dalam gedung
dengan mencantumkan
perbelanjaan, tidak 12 Klinik
permanen dan tidak jenis klinik, nama klinik,
melayani rawat inap, Pratama
bergabung dengan kekhususan klinik dan jam
operasi.
tempat tinggal 8 operasional
perorangan
13 Nama dokter dicantumkan
4 di ruang tunggu

9 Komponen
bangunan dan Klinik dengan layanan
material harus 14
Tata ruang farmasi wajib memasang
kuat papan nama apoteker.
5 memperhatikan
fungsi sebagai
fasilitas pelayanan 13

kesehatan.
PERSYARATAN RUANGAN KLINIK
TAMBAHAN PERSYARATAN RUANGAN
KLINIK RAWAT INAP
Ruang Ruang Rawat Inap
Pendaftaran
Ruang lain sesuai Ruang Ruang Gawat Darurat
kebutuhan Administrasi
Ruang Staf Klinik

Instalasi/ Ruang Farmasi


Kamar mandi/WC Ruang Tunggu
Ruang Laboratorium

Ruang Dapur Gizi

Ruang/Pojok ASI Ruang Konsultasi Klinik rawat inap yang mampu melakukan
pelayanan persalinan memiliki R.Persalinan dan
Ruang Tindakan R. Nifas/Rawat Inap Ibu dan Bayi
Klinik rawat inap harus memiliki minimal 5 (lima)
TT dan paling banyak 10 (sepuluh) TT
PERSYARATAN MINIMAL PRASARANA KLINIK

Sistem penghawaan (ventilasi)


Sistem pencahayaan
Sistem air dan sanitasi
Pengolahan limbah cair
Sistem kelistrikan
Sistem gas medis
Sistem proteksi kebakaran
Sistem proteksi petir
• Prasarana Klinik harus dalam
Ambulans keadaan terpelihara dan
berfungsi dengan baik
Sistem komunikasi
15
PERSYARATAN MINIMAL PERALATAN KLINIK

Peralatan meliputi peralatan kesehatan dan nonkesehatan


pada jenis-jenis ruang yang ada dalam bangunan sesuai area
fungsional Klinik sebagaimana tercantum dalam tabel dalam
Standar Usaha Klinik pada PMK No. 14 Tahun 2021
1. Peralatan pada ruang pemeriksaan umum/ konsultasi
2. Peralatan pada ruang pelayanan kesehatan gigi & mulut
3. Peralatan pada ruang persalinan
4. Peralatan pada ruang ASI
5. Peralatan pada ruang rawat inap
6. Peralatan pada ruang/ instalasi farmasi
7. Peralatan pada ruang sterilisasi
8. Peralatan pada ruang laboratorium

16
PERSYARATAN PERALATAN KLINIK UTAMA

1. Peralatan yang harus ada pada klinik utama sesuai dg


Kebutuhan pelayanan serta paling sedikit memiliki set
pemeriksaan umum dan emergensi kit.
2. Set tindakan medis, bahan habis pakai, perlengkapan,
meubelair dan R/R di ruang tindakan disesuaikan dg
pelayanan spesialistik yg ditetapkan oleh organisasi
profesi yg bersangkutan.

17
PELAYANAN KEFARMASIAN DI KLINIK
2. klinik yang menyelenggarakan pelayanan
1. Ruang/instalasi farmasi sekurang-kurangnya kefarmasian disesuaikan dengan
memiliki fungsi sebagai: peraturan yang mengatur mengenai
a. Penerimaan resep; pelayanan kefarmasian di Klinik.
b. Pelayanan resep dan peracikan; (Permenkes No.34/2021, tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Klinik)
c. Penyerahan dan pemberian informasi
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan 3. Klinik yang tidak menyelenggarakan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP); pelayanan kefarmasian harus memiliki
lemari khusus penyimpanan obat darurat
d. Konseling; dan bahan medis habis pakai.
e. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat 4. Obat darurat dan bahan medis habis
Kesehatan, dan BMHP; dan pakai di Klinik ditetapkan oleh Menteri.
f. Penyimpanan administrasi dan (Kepmenkes
penyimpanan data kefarmasian No.HK.01.07/MENKES/4799/2021,
tentang Daftar Obat Keadaan Darurat
Medis)
RUANG LABORATORIUM PELAYANAN RADIOLOGI DI
KLINIK
• Dapat menyelenggarakan untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan dan pemulihan
kesehatan
Klinik rawat jalan maupun rawat inap dapat
menyelenggarakan pelayanan radiologi.
• Tenaga kesehatan di laboratorium adalah ATLM
Persyaratan dan perizinan alat radiologi serta
• Memenuhi kriteria ketenagaan, bangunan,
tenaga kesehatan yang memberikan
prasaran, perlengkapan dan peralatan
pelayanan mengikuti Peraturan Menteri
• Pencahayaan minimal 300 LUX, dinding tahan Kesehatan mengenai Pelayanan Radiologi.
bahan kimia, mudah dibersihkan dan tidak berpori. (Permenkes No.24/2020, tentang Pelayanan
• Ruangan sesuai dengan standar pelayanan Radiologi Klinik)
laboratorium di Puskesmas
• Ruang laboratorium hanya disediakan bagi klinik
yang menyelenggarakan pelayanan laboratorium.
• Apabila kemampuan laboratorium klinik melebihi
dari kemampuan laboratorium di puskesmas, maka
persyaratan dan perijinan mengikuti peraturan
perundangan yang berlaku
19
STRUKTUR ORGANISASI KLINIK
Penanggung jawab di Klinik baik PMDN
Struktur organisasi Klinik paling sedikit maupun PMA harus warga negara Indonesia.
penanggung jawab Klinik yang juga Penanggung jawab kegawatdaruratan di
merupakan pimpinan Klinik, penanggung Klinik adalah dokter.
jawab kegawatdaruratan, dan
penanggung jawab kefarmasian. Penanggung jawab kegawatdaruratan di
Klinik gigi dan mulut adalah dokter gigi atau
dokter gigi spesialis.
Penanggung jawab Klinik pratama harus
seorang dokter, dokter spesialis di bidang Penanggungjawab ruang farmasi Klinik
layanan primer, atau dokter gigi. adalah apoteker. Apoteker penanggung
jawab dapat dibantu oleh apoteker lain,
tenaga teknis kefarmasian, asisten tenaga
Penanggung jawab di Klinik utama harus kefarmasian dan/atau tenaga lainnya sesuai
dokter, dokter gigi, dokter spesialis, atau kebutuhan
dokter gigi spesialis.
Dokter, dokter gigi, dokter spesialis di
bidang layanan primer, dokter spesialis atau
Penanggung jawab Klinik harus memiliki dokter gigi spesialis hanya dapat menjadi
Surat Izin Praktik (SIP) di Klinik tersebut, penanggung jawab untuk 1 (satu) Klinik.
dan dapat merangkap sebagai pemberi
pelayanan.

20
SDM KLINIK PRATAMA SDM KLINIK PRATAMA
DENGAN RAWAT INAP
SDM Klinik pratama paling sedikit dengan
pilihan :
SDM Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat
2 dokter
inap paling sedikit terdiri atas:
2 dokter spesialis di bidang layanan 1. dokter, dokter gigi,
primer dan/atau dokter spesialis
1 dokter dan 1 dokter spesialis di bidang di bidang layanan primer
layanan primer 2. apoteker dan tenaga
2 dokter gigi. teknis kefarmasian
3. tenaga keperawatan;
SDM Klinik pratama yang 4. tenaga gizi
menyelenggarakan pelayanan medik
dasar dan pelayanan kesehatan gigi dan
5. tenaga ahli teknologi
mulut paling sedikit dengan pilihan: laboratorium medik
2 dokter atau dokter spesialis di bidang 6. tenaga nonkesehatan
layanan primer, dan 1 (satu) dokter gigi
1 dokter, 1 dokter spesialis di bidang
layanan primer, dan 1 dokter gigi
2 (dua) dokter gigi, dan 1 dokter atau
dokter spesialis di bidang layanan 21
primer
PENGATURAN LEBIH LANJUT TERKAIT SDM KLINIK
1. Jumlah dan kualifikasi ketenagaan disesuaikan
dengan hasil analisis beban kerja, serta kebutuhan
dan kemampuan pelayanan Klinik.
2. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
Klinik, tenaga medis dibantu oleh tenaga kesehatan
lainnya sesuai kebutuhan dan kompetensi yang
dimiliki.
3. Klinik dapat memiliki tenaga non kesehatan untuk
mendukung operasional penyelenggaraan Klinik
sesuai dengan kebutuhan (administrasi, pekarya,
satpam, dan lain- lain).
4. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus
memiliki surat tanda registrasi (STR) dan surat ijin
praktek (SIP).
22
JANGKA WAKTU TERKAIT PENILAIAN KESESUAIAN:

1. Pemerintah daerah (DPMPTSP dan Dinkes kota) melakukan evaluasi terhadap


kelengkapan dokumen persyaratan dan kunjungan lapangan paling lama 10
hari sejak pelaku usaha menyampaikan dokumen persyaratan secara lengkap
2. Berdasarkan hasil evaluasi, Pemerintah daerah (DPMPTSP dan Dinkes kota)
memberikan notifikasi persetujuan atau perbaikan pemenuhan standar
melalui sistem OSS paling lama 10 hari sejak dilakukan kunjungan lapangan
3. Masa berlaku Sertifikat Standar Usaha Klinik berlaku selama 5 (lima) tahun
dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.

23
DISCLAIMER DALAM PENILAIAN KESESUAIAN:
Bagi klinik yg sudah operasional sebelumnya dan akan mengajukan permohonan
Perizinan berusaha klinik namun setelah dilakukan penilaian kesesuaian belum
memenuhi persyaratan dibawah ini paling lambat hingga perpanjangan perizinan
berusaha klinik berikutnya dg melampirkan:
1. Komitmen utk memenuhi persyaratan sarpras, peralatan dan SDM
ditunjukkan dg dokumen pernyataan KOMITMEN dari pelaku usaha, dan
2. Dokumen perencanaan pemenuhan persyaratan bangunan dan ruang klinik

24
PENGAWASAN DALAM PERIZINAN KLINIK :

Dilakukan Pemerintah Daerah (DPMPTSP dan Dinas Kesehatan Propinsi/Kota).


Pengawasan berupa:
a. Pengawasan Rutin, dilakukan melalui :
1. Laporan hasil kegiatan klinik
2. Inspeksi lapangan yg dilakukan dlm rangka pemeriksaan adm dan/atau
fisik atas pemenuhan standar serta pembinaan. Inspeksi lapangan paling
banyk 1x setahun
b. Pengawasan Incidental dapat dilakukan melalui inspeksi lapangan dlm bentuk
kunjungan fisik.
c. Pengawasan insidental dilaksanakan berdasarkan pengaduan dari masyarakat
dan/atau pemilik klinik

25
KEBIJAKAN BARU
TENTANG
AKREDITASI
REGISTRASI FASYANKES : https://registrasifasyankes.kemkes.go/id

PENERBITAN KODE
REGISTRASI
Klinik Verifikasi Klinik Klinik login Validasi data FASYANKES
mendaftar user klinik melakukan dgn User yg yg telah di SECARA OTOMATIS
user akun dalam aktivasi user telah di input klinik DLM APLIKASI
pada aplikasi aplikasi via Email validasi & dlm aplikasi REGISTRASI &
registrasi registrasi terdaftar utk meng input registrasi DIKIRIM VIA EMAIL
fasyankes (Dinkes Kota) bisa login data klinik yg
diminta

Tahap 1
Tahap 2
Validasi akun
Validasi
user
registrasi
klinik

28
Registrasi klinik dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) Bulan sejak
REGISTRASI FASYANKES : https://registrasifasyankes.kemkes.go/id

Sertifikat standar Usaha Klinik diperoleh.


1. Apabila pelayanan klinik dihentikan maka pemilik klinik wajib
mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kementrian Kesehatan
terkait pemberhentian layanan tersebut dan ditembuskan kepada
Dinas Kesehatan Provinsi/Kota yang membina klinik tersebut.
2. Klinik wajib melakukan verifikasi data pada registrasi klinik secara
berkala dan melakukan pembaharuan bila ada perubahan data.

29
DATA FASYANKES DASAR
KERJA
NO JENIS FASYANKES JUMLAH SAMA TEREGISTRASI KETERANGAN
DENGAN
BPJS
1 KLINIK PRATAMA 82 41 59
2 KLINIK UTAMA 16 2 16
3 TPMD 430 19 6 DR. Boy Zahlul,
dr.Anindia Putri,
Dr. Sri Indah Arumi,
dr. Hensen Tovic,
dr. Ferly Kurniawan,
dr. Arie Irawan
4 TPMDG 70 1 3 Drg. Karyani Dilangga,
Drg. Hani Haryani
Drg. Endah Nilawati
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi, melalui

Peningkatan kesehatan Percepatan perbaikan Peningkatan Pembudayaan Penguatan sistem


ibu, anak, keluarga gizi masyarakat pengendalian penyakit perilaku hidup sehat kesehatan dan
berencana (KB) dan melalui Gerakan pengawasan obat dan
kesehatan Masyarakat Hidup makanan
reproduksi, Sehat
• Fasilitas kesehatan tingkat
• Merokok usia 10-18 pertama terakreditasi (%)
• Angka kematian ibu (per 100.000 • Prevalensi stunting balita (%) • Insidensi TB (per 100.000
tahun (%) • RS terakreditasi (%)
KH) • Prevalensi wasting balita (%) penduduk)
• Obesitas usia >18 • Puskesmas dengan jenis
• Angka kematian bayi (per 1.000 • Insidensi HIV (per 1000
tahun (%) tenaga kesehatan
KH) penduduk yang tidak
• Jumlah kab/kota sesuai standar (%)
• Angka kematian neonatal (per 1.000 terinfeksi HIV)
sehat • Puskesmas tanpa dokter
KH) • Eliminasi malaria
(%)
• Imunisasi dasar lengkap pada anak (Kab/Kota)
• Puskesmas dengan
usia12-23 bulan (%)
ketersediaan obat esensial (%)

Indikator RPJMN terkait Akreditasi FKTP 2


REGISTRASI FASYANKES : https://registrasifasyankes.kemkes.go/id
REGULASI TERKAIT AKREDITASI:
1. Peraturan Menteri Kesehatan No 34/2022 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Labkes,
UTD, TPMD/TPMDG

2. Keputusan Dirjen Yankes no HK02.02/I/3991/2022 tentang Petunjuk Tehnis survey


Akreditasi Puskesmas, Klinik, Labkes, UTD, TPMD/TPMDG

3. Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/32/2023 tentang Lembaga Penyelenggara Akreditasi


Puskesmas, Klinik, Labkes, UTD, TPMD/TPMDG

32
PENYELENGGARAAN AKREDITASI
Pasal 4

Pasal 3 : Kewajiban Faskes Terakreditasi

Pasal 5 : Standar Akreditasi

• Akreditasi dilakukan sesuai


dengan Standar Akreditasi.
• Standar Akreditasi
ditetapkan oleh Menteri.

33
PENYELENGGARAAN AKREDITASI
Pasal 6 : Penyelenggara
1. Menteri menyelenggarakan Akreditasi dengan
Pasal 8 : Kewajiban Lembaga
melibatkan Pemerintah Daerah dan pemangku
kepentingan terkait.
2. Menteri menetapkan lembaga penyelenggara
Akreditasi yang telah memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri.
3. Lembaga penyelenggara Akreditasi bertugas
membantu Menteri dalam melaksanakan survei
Akreditasi.
4. Dalam melaksanakan tugas bersifat mandiri
5. Lembaga penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri harus mampu mengakreditasi Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.

Pasal 7 : Masa Tugas Lembaga

Masa tugas lembaga penyelenggara


Akreditasi ditetapkan oleh Menteri.

34
Penetapan LPA sesuai Kepmenkes No.
HK.01.07/MENKES/32/2023
Lembaga Penyelenggara Akreditasi yang sudah ditetapkan Kementrian Kesehatan adalah :
◦ 1. Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Primer;
◦ 2. Lembaga Akreditasi Fasyankes Seluruh Indonesia;
◦ 3. Komite Akreditasi Kesehatan Pratama;
◦ 4. Lembaga Penyelenggara Akreditasi Pelayanan Kesehatan Paripurna;
◦ 5. Lembaga Akreditasi Faskes Indonesia;
◦ 6. Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia;
◦ 7. Lembaga Akreditasi Mutu Fasyankes Indonesia;
◦ 8. Lembaga Akreditasi Independen Semar Bhakti Nusantara;
◦ 9. Komite Mutu Kesehatan Primer;
◦ 10. Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi Lipa Mitra Nusa;
◦ 11. Aski Klinik Indonesia; 12. Lembaga Akreditasi Puskesmas, Klinik, dan Laboratorium Indonesia;
◦ 12. Lembaga Akreditasi Puskesmas, Klinik dan Laboratorium Indonesia
◦ 13. Lembaga Akreditasi Prima Husada
SURVEIOR
Pasal 10

Pasal 9
Tim Surveior Puskesmas & Klinik terdiri atas : 2 orang
Lembaga Penyelenggara 1. bidang tata kelola sumber daya dan upaya kesehatan masyarakat; dan
Akreditasi harus memiliki 2. bidang tata kelola pelayanan dan penunjang.
surveior

Pasal 10 Tim Surveior Labkes & UTD terdiri atas : 2 orang


1. bidang manajemen pelayanan kesehatan; dan
Jenis Surveior
2. bidang teknis pelayanan Laboratorium Kesehatan dan UTD.
1. Surveior Puskesmas &
Klinik
2. Surveior Labkes & UTD
Tim Surveior TPMD & TPMDG terdiri atas : 2 orang
3. Surveior TPMD &
1. bidang tata kelola ; dan
TPMDG
2. bidang teknis pelayanan klinis

36
KEGIATAN AKREDITASI

Persiapan Pelaksanaan Pasca


Akreditasi Akreditasi Akreditasi

Dilakukan upaya pemenuhan Kegiatan Perbaikan Setelah


Pelaksanaan
SPA, SDM, proses Dilaksanakan Survei
Assesment Eksternal
pelayanan sesuai standar Akreditasi
oleh Surveior

• Self Assesment • Pelaksanaan Survei • Membuat perencanaan


• Penyusunan program • Penetapan status perbaikan strategis
peningkatan mutu • Melaksanakan perencanaan
akreditasi
• Penetapan dan pengukuran perbaikan strategis yang telah
disusun
indiikator mutu
• Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien

Pasal 14 Pasal 17 Pasal 22

37
MEKANISME PELAKSANAAN Proses di Kemkes
AKREDITASI
Pasal 24 Penerbitan Penetapan
e-Sertifikat Status Akreditasi

Pasal 20

Puskesmas,
Klinik, Labkes,
UTD Dinas
Kesehatan

Penjadwalan Survei Laporan Verifikasi Rekomendasi


Survei Hasil Survei Laporan Status
Hasil Survei Akreditasi

Pasal 19

Terakreditasi Tidak Terakreditasi

Proses di Lembaga Penyelenggara Akreditasi diluar Kemkes


38
PENDANAAN AKREDITASI
Pasal 28 Pasal
29
1. Pendanaan penyelenggaraan Akreditasi Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, dan UTD milik Pemerintah atau 1. Lembaga penyelenggara Akreditasi mengenakan
Pemerintah Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan tarif terhadap penyelenggaraan survei Akreditasi.
Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Tarif terhadap penyelenggaraan survei
Akreditasi ditetapkan oleh Menteri setelah
2. Pendanaan penyelenggaraan Akreditasi pada Klinik, berkoordinasi dengan Menteri
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG milik
swasta/masyarakat bersumber dari pemilik Klinik, menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG. bidang keuangan negara.

3. Pendanaan pembinaan dan pengawasan terhadap


kegiatan Akreditasi bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, dan/atau sumber lain yang sah dan tidak
mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 31

Pelaksanaan Survei

Direktur Jenderal dapat melakukan penyesuaian atau pencabutan


penetapan status Akreditasi atau rekomendasi pelaksanaan kembali
survei Akreditasi kepada lembaga penyelenggara Akreditasi, apabila
ditemukan:
a. ketidaksesuaian status Akreditasi berdasarkan Standar Akreditasi
pada saat validasi;
b. adanya pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan indikator
nasional mutu berdasarkan laporan melalui sistem informasi;
dan/atau
c. ditemukan tindakan yang membahayakan keselamatan
pasien.

18
Tata cara pelaksanaan survei, yaitu:
1. Hybrid
a. Hari pertama dilakukan secara daring untuk kegiatan presentasi Kepala Puskesmas, Klinik, laboratorium
Kesehatan dan UTD dan telusur dokumen.
b. Hari kedua dilakukan survei secara luring dengan kunjungan lapangan untuk kegiatan telusur
fasilitas dan pelayanan di Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD, wawancara petugas,
simulasi, dan kegiatan lain.

2. Full luring Melakukan kunjungan lapangan, dengan kegiatan yang meliputi: presentasi Kepala
Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD, telusur dokumen, telusur fasilitas,
wawancara petugas, simulasi, dan kegiatan lain di Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD.

3. Full daring Dilakukan melalui online dengan kegiatan yang meliputi: presentasi TPMD/TPMDG,
telusur dokumen, telusur fasilitas, wawancara, simulasi, dan kegiatan lain di TPMD/TPMDG.
Penetapan hasil survey :
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 34
• Puskesmas dan Klinik yang sudah memiliki status Akreditasi
berdasarkan ketentuan Permenkes Nomor 46 Tahun 2015.

• Laboratorium Kesehatan yang sudah memiliki status Akreditasi


berdasarkan ketentuan KMK Nomor 298/MENKES/SK/III/2008

Status Akreditasinya dinyatakan masih berlaku sampai


jangka waktu berakhir

44
1. Klinik merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang diatur perizinan berusahanya
dalam PP nomor 5 tahun 2021 dan Permenkes nomor 14 tahun 2021.
2. Semua perijinan dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
3. Syarat perijinan ada syarat administrasi dan ada syarat tehnis
4. Harus ada rekomendasi dari Dinas Kesehatan sebagai bukti adanya pertimbangan

PENUTUP/ 5. Kelengkapan dokumen persyaratan dan kunjungan lapangan dalam proses perijinan paling lama
10 hari sejak pelaku usaha menyampaikan dokumen persyaratan secara lengkap
6. Klinik dan TPMD/TPMDG wajib melakukan registrasi
KESIMPULAN 7. Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG wajib dilakukan
Akreditasi.
8. Akreditasi dilakukan paling lambat setelah Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
TPMD, dan TPMDG beroperasi 2 (dua) tahun sejak memperoleh perizinan berusaha untuk
pertama kali.
9. Klinik yang sudah memiliki status Akreditasi berdasarkan ketentuan Permenkes Nomor
46 tahun 2015. status Akreditasinya dinyatakan masih berlaku sampai jangka waktu
berakhir
10, Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG yang telah
terakreditasi wajib dilakukan Akreditasi kembali secara berkala setiap 5 (lima) tahun.

Anda mungkin juga menyukai