8
PERSYARATAN KHUSUS:
9
PENGERTIAN KLINIK
• Klinik Pemerintah
Kepemilikan • Klinik Swasta
Klinik Pemerintah
adalah Klinik yang
Menyelenggarakan pelayanan Menyelenggarakan pelayanan
diselenggarakan oleh medik dasar medik dasar dan spesialistik
Pemerintah, pemerintah
daerah, Lembaga Upaya pelayanan kesehatan Upaya pelayanan kesehatan
meliputi aspek medik spesialistik,
pemerintah, TNI dan meliputi aspek medik dasar rawat
atau pelayanan dasar dan
jalan dan rawat inap.
POLRI. spesialistik.
Hanya melakukan bedah kecil
(minor) tanpa anestesi umum Menyelenggarakan pelayanan
rawat jalan dan rawat inap
dan/atau spinal.
Klinik Swasta Menyediakan pelayanan aesthetic
adalah Klinik yang medicine sesuai dengan
peraturan konsil kedokteran
diselenggarakan oleh indonesia
masyarakat, baik
perorangan, badan 11
1 2 1 2
9 Komponen
bangunan dan Klinik dengan layanan
material harus 14
Tata ruang farmasi wajib memasang
kuat papan nama apoteker.
5 memperhatikan
fungsi sebagai
fasilitas pelayanan 13
kesehatan.
PERSYARATAN RUANGAN KLINIK
TAMBAHAN PERSYARATAN RUANGAN
KLINIK RAWAT INAP
Ruang Ruang Rawat Inap
Pendaftaran
Ruang lain sesuai Ruang Ruang Gawat Darurat
kebutuhan Administrasi
Ruang Staf Klinik
Ruang/Pojok ASI Ruang Konsultasi Klinik rawat inap yang mampu melakukan
pelayanan persalinan memiliki R.Persalinan dan
Ruang Tindakan R. Nifas/Rawat Inap Ibu dan Bayi
Klinik rawat inap harus memiliki minimal 5 (lima)
TT dan paling banyak 10 (sepuluh) TT
PERSYARATAN MINIMAL PRASARANA KLINIK
16
PERSYARATAN PERALATAN KLINIK UTAMA
17
PELAYANAN KEFARMASIAN DI KLINIK
2. klinik yang menyelenggarakan pelayanan
1. Ruang/instalasi farmasi sekurang-kurangnya kefarmasian disesuaikan dengan
memiliki fungsi sebagai: peraturan yang mengatur mengenai
a. Penerimaan resep; pelayanan kefarmasian di Klinik.
b. Pelayanan resep dan peracikan; (Permenkes No.34/2021, tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Klinik)
c. Penyerahan dan pemberian informasi
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan 3. Klinik yang tidak menyelenggarakan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP); pelayanan kefarmasian harus memiliki
lemari khusus penyimpanan obat darurat
d. Konseling; dan bahan medis habis pakai.
e. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat 4. Obat darurat dan bahan medis habis
Kesehatan, dan BMHP; dan pakai di Klinik ditetapkan oleh Menteri.
f. Penyimpanan administrasi dan (Kepmenkes
penyimpanan data kefarmasian No.HK.01.07/MENKES/4799/2021,
tentang Daftar Obat Keadaan Darurat
Medis)
RUANG LABORATORIUM PELAYANAN RADIOLOGI DI
KLINIK
• Dapat menyelenggarakan untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan dan pemulihan
kesehatan
Klinik rawat jalan maupun rawat inap dapat
menyelenggarakan pelayanan radiologi.
• Tenaga kesehatan di laboratorium adalah ATLM
Persyaratan dan perizinan alat radiologi serta
• Memenuhi kriteria ketenagaan, bangunan,
tenaga kesehatan yang memberikan
prasaran, perlengkapan dan peralatan
pelayanan mengikuti Peraturan Menteri
• Pencahayaan minimal 300 LUX, dinding tahan Kesehatan mengenai Pelayanan Radiologi.
bahan kimia, mudah dibersihkan dan tidak berpori. (Permenkes No.24/2020, tentang Pelayanan
• Ruangan sesuai dengan standar pelayanan Radiologi Klinik)
laboratorium di Puskesmas
• Ruang laboratorium hanya disediakan bagi klinik
yang menyelenggarakan pelayanan laboratorium.
• Apabila kemampuan laboratorium klinik melebihi
dari kemampuan laboratorium di puskesmas, maka
persyaratan dan perijinan mengikuti peraturan
perundangan yang berlaku
19
STRUKTUR ORGANISASI KLINIK
Penanggung jawab di Klinik baik PMDN
Struktur organisasi Klinik paling sedikit maupun PMA harus warga negara Indonesia.
penanggung jawab Klinik yang juga Penanggung jawab kegawatdaruratan di
merupakan pimpinan Klinik, penanggung Klinik adalah dokter.
jawab kegawatdaruratan, dan
penanggung jawab kefarmasian. Penanggung jawab kegawatdaruratan di
Klinik gigi dan mulut adalah dokter gigi atau
dokter gigi spesialis.
Penanggung jawab Klinik pratama harus
seorang dokter, dokter spesialis di bidang Penanggungjawab ruang farmasi Klinik
layanan primer, atau dokter gigi. adalah apoteker. Apoteker penanggung
jawab dapat dibantu oleh apoteker lain,
tenaga teknis kefarmasian, asisten tenaga
Penanggung jawab di Klinik utama harus kefarmasian dan/atau tenaga lainnya sesuai
dokter, dokter gigi, dokter spesialis, atau kebutuhan
dokter gigi spesialis.
Dokter, dokter gigi, dokter spesialis di
bidang layanan primer, dokter spesialis atau
Penanggung jawab Klinik harus memiliki dokter gigi spesialis hanya dapat menjadi
Surat Izin Praktik (SIP) di Klinik tersebut, penanggung jawab untuk 1 (satu) Klinik.
dan dapat merangkap sebagai pemberi
pelayanan.
20
SDM KLINIK PRATAMA SDM KLINIK PRATAMA
DENGAN RAWAT INAP
SDM Klinik pratama paling sedikit dengan
pilihan :
SDM Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat
2 dokter
inap paling sedikit terdiri atas:
2 dokter spesialis di bidang layanan 1. dokter, dokter gigi,
primer dan/atau dokter spesialis
1 dokter dan 1 dokter spesialis di bidang di bidang layanan primer
layanan primer 2. apoteker dan tenaga
2 dokter gigi. teknis kefarmasian
3. tenaga keperawatan;
SDM Klinik pratama yang 4. tenaga gizi
menyelenggarakan pelayanan medik
dasar dan pelayanan kesehatan gigi dan
5. tenaga ahli teknologi
mulut paling sedikit dengan pilihan: laboratorium medik
2 dokter atau dokter spesialis di bidang 6. tenaga nonkesehatan
layanan primer, dan 1 (satu) dokter gigi
1 dokter, 1 dokter spesialis di bidang
layanan primer, dan 1 dokter gigi
2 (dua) dokter gigi, dan 1 dokter atau
dokter spesialis di bidang layanan 21
primer
PENGATURAN LEBIH LANJUT TERKAIT SDM KLINIK
1. Jumlah dan kualifikasi ketenagaan disesuaikan
dengan hasil analisis beban kerja, serta kebutuhan
dan kemampuan pelayanan Klinik.
2. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
Klinik, tenaga medis dibantu oleh tenaga kesehatan
lainnya sesuai kebutuhan dan kompetensi yang
dimiliki.
3. Klinik dapat memiliki tenaga non kesehatan untuk
mendukung operasional penyelenggaraan Klinik
sesuai dengan kebutuhan (administrasi, pekarya,
satpam, dan lain- lain).
4. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus
memiliki surat tanda registrasi (STR) dan surat ijin
praktek (SIP).
22
JANGKA WAKTU TERKAIT PENILAIAN KESESUAIAN:
23
DISCLAIMER DALAM PENILAIAN KESESUAIAN:
Bagi klinik yg sudah operasional sebelumnya dan akan mengajukan permohonan
Perizinan berusaha klinik namun setelah dilakukan penilaian kesesuaian belum
memenuhi persyaratan dibawah ini paling lambat hingga perpanjangan perizinan
berusaha klinik berikutnya dg melampirkan:
1. Komitmen utk memenuhi persyaratan sarpras, peralatan dan SDM
ditunjukkan dg dokumen pernyataan KOMITMEN dari pelaku usaha, dan
2. Dokumen perencanaan pemenuhan persyaratan bangunan dan ruang klinik
24
PENGAWASAN DALAM PERIZINAN KLINIK :
25
KEBIJAKAN BARU
TENTANG
AKREDITASI
REGISTRASI FASYANKES : https://registrasifasyankes.kemkes.go/id
PENERBITAN KODE
REGISTRASI
Klinik Verifikasi Klinik Klinik login Validasi data FASYANKES
mendaftar user klinik melakukan dgn User yg yg telah di SECARA OTOMATIS
user akun dalam aktivasi user telah di input klinik DLM APLIKASI
pada aplikasi aplikasi via Email validasi & dlm aplikasi REGISTRASI &
registrasi registrasi terdaftar utk meng input registrasi DIKIRIM VIA EMAIL
fasyankes (Dinkes Kota) bisa login data klinik yg
diminta
Tahap 1
Tahap 2
Validasi akun
Validasi
user
registrasi
klinik
28
Registrasi klinik dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) Bulan sejak
REGISTRASI FASYANKES : https://registrasifasyankes.kemkes.go/id
29
DATA FASYANKES DASAR
KERJA
NO JENIS FASYANKES JUMLAH SAMA TEREGISTRASI KETERANGAN
DENGAN
BPJS
1 KLINIK PRATAMA 82 41 59
2 KLINIK UTAMA 16 2 16
3 TPMD 430 19 6 DR. Boy Zahlul,
dr.Anindia Putri,
Dr. Sri Indah Arumi,
dr. Hensen Tovic,
dr. Ferly Kurniawan,
dr. Arie Irawan
4 TPMDG 70 1 3 Drg. Karyani Dilangga,
Drg. Hani Haryani
Drg. Endah Nilawati
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi, melalui
32
PENYELENGGARAAN AKREDITASI
Pasal 4
33
PENYELENGGARAAN AKREDITASI
Pasal 6 : Penyelenggara
1. Menteri menyelenggarakan Akreditasi dengan
Pasal 8 : Kewajiban Lembaga
melibatkan Pemerintah Daerah dan pemangku
kepentingan terkait.
2. Menteri menetapkan lembaga penyelenggara
Akreditasi yang telah memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri.
3. Lembaga penyelenggara Akreditasi bertugas
membantu Menteri dalam melaksanakan survei
Akreditasi.
4. Dalam melaksanakan tugas bersifat mandiri
5. Lembaga penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri harus mampu mengakreditasi Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.
34
Penetapan LPA sesuai Kepmenkes No.
HK.01.07/MENKES/32/2023
Lembaga Penyelenggara Akreditasi yang sudah ditetapkan Kementrian Kesehatan adalah :
◦ 1. Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Primer;
◦ 2. Lembaga Akreditasi Fasyankes Seluruh Indonesia;
◦ 3. Komite Akreditasi Kesehatan Pratama;
◦ 4. Lembaga Penyelenggara Akreditasi Pelayanan Kesehatan Paripurna;
◦ 5. Lembaga Akreditasi Faskes Indonesia;
◦ 6. Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia;
◦ 7. Lembaga Akreditasi Mutu Fasyankes Indonesia;
◦ 8. Lembaga Akreditasi Independen Semar Bhakti Nusantara;
◦ 9. Komite Mutu Kesehatan Primer;
◦ 10. Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi Lipa Mitra Nusa;
◦ 11. Aski Klinik Indonesia; 12. Lembaga Akreditasi Puskesmas, Klinik, dan Laboratorium Indonesia;
◦ 12. Lembaga Akreditasi Puskesmas, Klinik dan Laboratorium Indonesia
◦ 13. Lembaga Akreditasi Prima Husada
SURVEIOR
Pasal 10
Pasal 9
Tim Surveior Puskesmas & Klinik terdiri atas : 2 orang
Lembaga Penyelenggara 1. bidang tata kelola sumber daya dan upaya kesehatan masyarakat; dan
Akreditasi harus memiliki 2. bidang tata kelola pelayanan dan penunjang.
surveior
36
KEGIATAN AKREDITASI
37
MEKANISME PELAKSANAAN Proses di Kemkes
AKREDITASI
Pasal 24 Penerbitan Penetapan
e-Sertifikat Status Akreditasi
Pasal 20
Puskesmas,
Klinik, Labkes,
UTD Dinas
Kesehatan
Pasal 19
Pelaksanaan Survei
18
Tata cara pelaksanaan survei, yaitu:
1. Hybrid
a. Hari pertama dilakukan secara daring untuk kegiatan presentasi Kepala Puskesmas, Klinik, laboratorium
Kesehatan dan UTD dan telusur dokumen.
b. Hari kedua dilakukan survei secara luring dengan kunjungan lapangan untuk kegiatan telusur
fasilitas dan pelayanan di Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD, wawancara petugas,
simulasi, dan kegiatan lain.
2. Full luring Melakukan kunjungan lapangan, dengan kegiatan yang meliputi: presentasi Kepala
Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD, telusur dokumen, telusur fasilitas,
wawancara petugas, simulasi, dan kegiatan lain di Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD.
3. Full daring Dilakukan melalui online dengan kegiatan yang meliputi: presentasi TPMD/TPMDG,
telusur dokumen, telusur fasilitas, wawancara, simulasi, dan kegiatan lain di TPMD/TPMDG.
Penetapan hasil survey :
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 34
• Puskesmas dan Klinik yang sudah memiliki status Akreditasi
berdasarkan ketentuan Permenkes Nomor 46 Tahun 2015.
44
1. Klinik merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang diatur perizinan berusahanya
dalam PP nomor 5 tahun 2021 dan Permenkes nomor 14 tahun 2021.
2. Semua perijinan dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
3. Syarat perijinan ada syarat administrasi dan ada syarat tehnis
4. Harus ada rekomendasi dari Dinas Kesehatan sebagai bukti adanya pertimbangan
PENUTUP/ 5. Kelengkapan dokumen persyaratan dan kunjungan lapangan dalam proses perijinan paling lama
10 hari sejak pelaku usaha menyampaikan dokumen persyaratan secara lengkap
6. Klinik dan TPMD/TPMDG wajib melakukan registrasi
KESIMPULAN 7. Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG wajib dilakukan
Akreditasi.
8. Akreditasi dilakukan paling lambat setelah Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
TPMD, dan TPMDG beroperasi 2 (dua) tahun sejak memperoleh perizinan berusaha untuk
pertama kali.
9. Klinik yang sudah memiliki status Akreditasi berdasarkan ketentuan Permenkes Nomor
46 tahun 2015. status Akreditasinya dinyatakan masih berlaku sampai jangka waktu
berakhir
10, Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG yang telah
terakreditasi wajib dilakukan Akreditasi kembali secara berkala setiap 5 (lima) tahun.