( SKRIPSI )
OLEH:
AHMAD SOBIRIN
NPM:19111005
PENDAHULUAN
2012 tentang pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) pada tahun 2013 dengan
ibu kota Kabupaten terletak di krui. Kabupaten ini memiliki luas wilayah ±2.953,48
hindia termasuk dua bah pulau kecil yang menjadi wilayah Pesisir Barat yaitu Pulau
wisatawan untuk berkunjung menikmati bentang alam dengan garis pantai sepanjang
±210 km dan dikelilingi lebatnya hutan tropis Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
sektor pariwisata di Bumi Para Say Batin Dan Ulama slah satu misalnya adalah
mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah tujuan wisata yang berpijak
pada kearifan lokal. Berikut gambar pola perjalanan wisata menuju Pesisir Barat.
langkah strategis demi memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki oleh Kabupaten
1. Objek Wisata
Dengan letak geografisnya yang sebagian besar berada pada daerah pegunungan
dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) serta berada pada daerah
pesisir pantai Samudera Hindia menjadikan alam Pesisir Barat kaya akan segala
b. Tapis
Dari sector perindustrian yang menjadi andalan Kab. Pesisir Barat adalah dari
subsector indutri krajinan tangan (handmade) yang menjadi cirri khas Pesisir
Barat secara khusus dan menjadi ciri khas Provinsi Lampung secara umum.
c. Makanan
Pesisir Barat adalah: Sup iwa Tuhuk (Soup Ikan Marlin), Gulai Halom (Semur
1 2017 638
2 2018 948
3 2019 654
Jumlah 1940
peningkatan kunjungan wisata terjadi pada tahun 2018 dan mengalami penurunan
pada tahun 2019 ( Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat, Th 2020 )
Tabel 1.2
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Hasil Retribusi Daerah Yang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata kabupaten pesisir barat
pada than 2019 tidak mencapai target yang di tetapkan oleh pemerintah
Barat, seperti :
Indonesia.
wadah pangan berkaki. Kegiatan tersebut hanya ada di Krui Pesisir Barat dan
Nyuncun pahakh pertama yang di gelar pada Jum´at, 15 April 2016, mulai
pukul 13.00 WIB, ini bahkan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI).
Selain banyak tradisi kearifan lokal yang menjadi daya tarik wisatawan
untuk berkunjung ke Pesisir Barat, Kabupaten ini juga sangat terkenal dengan
kultur masyarakat yang sederhana ramah dan aman, hal tersebut dapat kita lihat
dari rendahnya tingkat criminal di Pesisir Barat, bahkan wisatawan tidak perlu
khawatir kehilangan barang atau kendaraan pada saat liburan ketika lupa
pemerintah daerah dan masyarakat yakni secara ekonomi, social dan budaya.
Pengelolaan objek wisata hendaknya dilakukan dengan lebih focus melalui penataan
dan pengembangan berbagai objek pariwisata secara gradual dan sistematis, dengan
melengkapi segala fasilitas pendukungnya. Harus diakui bahwa fasilitas penunjang dan
daya tarik berbagai objek wisata di Kabupaten Pesisir Barat belum seluruhnya dalam
kondisi baik, khususnya aksesibilitas menuju berbagai objek wisata yang ada, sebagian
besar dalam kondisi yang kurang baik. Selain itu, terbatasnya sarana transportasi, baik
kualitas maupun kuantitas dapat menghambat mobilitas wisatawan menuju objek wisata
yang ada. Selain itu belum mertanya pembenahan sarana dan prasarana disetiap objek
tersebut disebabkan karena pemerintah daerah masih berfokus pada objek wisata yang
di unggulkan saja. Dari uraian diatas, perlu disadari oleh pemerintah Kabupaten Pesisir
Barat agar dapat berperan extra dalam proses promosi serta pembangunan objek wisata,
baik objek wisata yang telah dikelola maupun objek wisata yang belum dikelola,
mengingat bahwa objek wisata di Kabupaten Pesisir Barat memiliki potensi yang sangat
Pesisir Barat apabila objek wisata tersebut dapat dikelola, dikembangkan dan
penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana pengaruh Promosi serta Objek wisata di
Pesisir Barat terhadap Peningkatan Asli Daerah (PAD) dalam bentuk Skripsi yang
Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Barat” ( Studi Pada Dinas Pariwisata Kabupaten
Pesisir Barat).
Berdasarkan hasil uraian latar belakang diatas maka dapat diketahui identifikasi
Pesisir Barat.
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, dapat
1.4.1Tujuan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut;
1. Kegunaan Teoritis
1. Kegunaan praktis
c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Administrasi Publik,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Pada bab ini akan diketemukan teori-teori yang mendasari penelitian ini yaitu
1.1.1 Prommosi
1. Definisi Promosi
Hasan (2009: 10), promosi adalah fungsi pemasaran yang focus untuk
belum pernahb mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan
yang dari tempat gelap pada malam kelam mengedipkan matanya pada
seorang gadis cantik di kejauhan. Tak seorang pun yang tahu apa yang
pemasaran. Menurut tjiptono (2002: 221), secara rinci ketiga tujuan promosi
perusahaan,
3. Jenis-Jenis Promosi
a. Prommosi fisik
Kelebihan jenis promosi secara fisik dan langsung adalah dapat menjangkau
produk atau jasa yang ditawarkan dan dapat secara langsung bertanya segala
sesuatu hal mengenai produk ata jasa tersebut, dan dari pihak penjual hal ini
membeli produk atau jasa yang mereka tawarkan pada saat itu juga.
pembelian.
Yang dimaksud jenis promosi melalui media tradisional adalah via meda
cetak seperti Koran, majalah, tabloid, dan sejinisnya dan media elektronik
sepeti radio dan televisi, serta media diluar ruangan seperti iklan banner,
lebih banyak calon konsumen dari pada dengan promosi secara fisisk,
social atau jaringan social. Ini adalah cara moderen untuk berpromosi
melalui teknologi terkini seperti ponsel. Banyak para pengusaha yang sudah
memang media digital saat ini merupakan cara paling efektif untuk
menjangkau
konsumen mereka setiap hari. Lebih dari 2,7 miliar orang mengunakan
internet diseluruh dunia, yaitu sekitar 40% dari populasi dunia. 67% dari
orang sangat luas dengan waktu dan biaya yang lebih efisien.
Kekurangan promosi menggunakan media digital adalah banyak sekali
competitor atau pesaing yang ikut bermain didalamnya. Tugas yang cukup
berat bagi para pemasar agar lebih kreatif lagi dalam berpromosi di media
Dari beberapa jenis promosi diatas, promosi melalui media digital adalah
yang paling banyak dilakukan saat ini, karena faktor efisiensi biaya dan
4. Indicator Promosi
promosi.
terdiri dari :
1. Advertising (Periklanan)
dengan pelanggan.
yang langgeng.
1. Pengertian Pariwisata
pendapatan, tariff hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam
penyelenggaraan pariwisata.
jasa.
t. Jenis-Jenis Pariwisata
menarik.
3) Wisata cagar alam (Ecoturismi), merupakan wisata yang banyak
lain.
oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agan atau biro perjalanan
disekitarnya
menjadi dua yaitu objek wisata alam dan objek wisata sosial-
budaya. Objek wisata alam sendiri terdiri dari wisata pantai, wisata
etnik, wisata cagar alam, wisata buru dan wisata agro. Sedangkan
u. Pengembangan Pariwisata
pariwisata adalah potensi sumber daya keragaman budaya, seni, dan alam.
Pengembangan sumber daya tersebut dikelola melalui pendakatan
dengan system promosi dan pemasaran yang baik serta pelayanan terhadap
para pelaku wisata (supply). Terkait dengan UU No. 10 Tahun 2009 tentang
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
Definisi Promosi
atau cara menjadikan sesuatu menjad maju, baik, sempurna dan berguna.
wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak ada pariwisata, bagian utama lain
tidak diperlukan .
wisata yang ditawarkan dan cara bagai mana atraksi dapat dikunjungi.
berlibur.
d. Transportasi
4. Dana perimbangan
pendapatan yang berasal dari daerah itu sendiri dan di dapat melalui
pajak daerah, retribusi daerah, BUMD, dan hasil kerja sama dengan
pihak ketiga.
Pajak daerah merupakan jenis pendapatan asli daerah yang berasal dari
pembangunan yang dilakukan oleh suatu daerah maka nilai pajak yang
diadapat daerah tersebut tentunya akan meningkat pula. Hal ini tentu saja
b. Retribusi daerah
pendapatan suatu daerah juga berasal dari retribusi daerah tersebut. hal ini
daerah yang bersumber dari pajak dan retribusi daerah. Hal ini dapat dirinci
menjadi :
1) Pajak Provinsi
atas air maupun pajak kendaraan bermotor. Juga dalam hal ini termasuk
biaya balik nama suatu kendaraan diatas air maupun kendaraan bermotor
lainnya. Pajak pemanfaatan atas air dibawah tanah juga air permukaan.
2) Pajak Kabupaten
Pajak pemasukan dari kabupaten ini berasal dari berbagai sektor
yang bersumber dari hotel, tempat hiburan, pajak restoran, pajak dari
bersumber dari pajak parkir yang dimanfaatkan dari setiap lahan parker
beberapa segi seperti hal nya retribusi akan jasa pelayanan umum, retribusi
jasa akan usaha serta juga retribusi suatu perizinan usaha tertentu. Dapat
maka retribusi yang masuk ke kas daerah juga akan semakin banyak dan
Jenis penerimaan daerah ini berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan
masyarakatnya juga bisa dijadikan sumber penerimaan bagi daerah tersebut. hal
ini juga dapat dikatakan sebagai kekayaan daerah. Daerah perlu untuk melihat
potensi daerahnya yang dapat dikembangkan menjadi usah atau perusahan daerah.
Dalam hal ini daerah juga dapat menggandeng badan dari asing guna menjadi
patner dalam usah atau perusahan daerahnya. Dalam UU. No. 33 Th 2004 jenis
- Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
lainnya adalah bersumber dari pendapatan lainnya adalah bersumber dari pendapatan
- Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan jasa giro pendapatan
bunga
- Komisi, potongan, ataupun bentuk lainnya sebagai akibat dari penjualan atau
pendapatan suatu daerah. Baik itu adalah kegiatan bisnis maupun yang non bisnis.
Hal ini tentu saja bergantung pada keuletan pemerintah daerah dan kebijakan yang
diambil.
3. Manfaat Pendapatan Daerah Adapun manfaat pendapatan daerah diantaranya
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem
sebagai bahan referensi dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu yang digunakan
yang efektif. Di sini yang dimaksud adalah Dinas Pariwisata dirasa belum
model interaktif.
Dinas Pariwisata tahun 2001 yang sudah efektif karena sesuai dengan target
faktor pendukung yang ada belum optimal karena masih banyaknya faktor
Pariwisata merupakan suatu aspek yang penting bagi suatu daerah, yang mana
sektor pariwisata dapat menjadi tulang punggung terhadap pendapatan asli daerah
tersebut seperti objek wisata kabupaten pesisir barat sebagai salah satu penghasil
pendapatan asli daerah bagi kabupaten pesisir barat. Pengelolaan pariwisata
kabupaten pesisir barat merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah
dan stakeholders dengan tujuan umtamanya yaitu income atau pendapatan daerah,
dan untuk itu tentu dubutuhkan strategi pengelolaan untuk mencapainya, dalam
BAB III
pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati dari fenomena
yang terjadi. Lebih lanjut (Moelang, 2007: 11) mengemukakan bahwa penelitian
deskriptif menekankan pada data berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka
kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dari obyek Wisata Kabupaten Pesisir
a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara menggali
dengan penelitian ini. Data yang bersumber dari informasi yang berhubungan
dengan penelitian, data primer merupakan data yang didapat secara langsung
dokumentasi.
b. Data sekunder
yaitu berupa karya tulis dari para ahli yang tersusun dalam literatur. Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu
pengumpulan data berupa Tanya jawab antara pihak pencari informasi dan
sumber informasi yang berlangsung secara lisan. Dalam hal ini wawancara
dilakukan berfokus pada analisis pengelolaan objek wisata pesisisr barat yang
c. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto, gambar saat
melainkan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu,
tempat (place), pelaku (actor) dan aktifitas (activity). Situasi sosial itu dapat
dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi
didalamnya.
dengan situasi sosial yang diteliti. Adapun penentuan informan dalam penelitian
pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlah sedikit, lama-lama
adalah dimana pada situasi tertentu, jumlah subjek penelitian yang terlibat
menjadi bertambah karena subjek atau informan. Adapun informan pada
3. Para Wisatawan
3. Tahap Tabulasi Tahapan ini berupa data yang diintrepetasikan agar lebih
temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
teoriteori yang telah ada dengan data-data yang didapat dari studi kasus.
Menurut Miles dan Faisal (didalam V. Wiratna Sujarweni, 2014: 34) analisis
data dilakukan selama pengumpulan data di lapangan dan setelah semua data
sebagai berikut:
1. Reduksi Data Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data
yang lebih tajam tentang hasil pegamatan juga mempermudah peneliti untuk
2. Penyajian Data
dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara
proses dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis. Selain itu,
ketiga tahap dalam proses analisis diatas merupakan bagian yang saling
berhubungan antara tahap yang satu dengan yang lainnya. Analisis akan
penelitian.
Teknik keabsahan data ini mengacu pada Moleong (2005 :34), kriteria
diperoleh dari sumber lain, pada beberapa fase penelitian pada waktu
2.8.Lokasi Penelitian
dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang
dan menjajaki lapangan dan mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada