PENDAHULUAN
tarik wisata yang di miliki Indonesia. Oleh karena itu, di Indonesia saat ini, kegiatan
regional.
dapat memberikan pengaruh yang baik dalam aspek perekonomian daerah tersebut.
1
sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan,
dengan harapan
2
beberapa tahun terakhir ini kunjungan wisatawan akan semakin meningkat. Terlebih
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi dengan luas keseluruhan
mencapai 20.153,20 km2 yang terletak antara 115046’-11905’ Bujur Timur dan
8010’-905’ Lintang Selatan. Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar yaitu
Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dan serta juga ratusan pulau-pulau kecil lainnya.
Pulau Lombok sendiri memiliki luas satu per-tiga bagian dari keseluruhan luas
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu sekitar 4.739,30 km2. Pulau Lombok
merupakan salah satu pulau yang terletak disebelah Pulau Bali dan merupakan salah
satu pulau yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki daya
tarik wisata yang cukup terkenal mulai dari wisata budaya, wisata bahari, wisata
religi, dan wisata alam serta lainnya. Secara administrasi Pulau Lombok terbagi
menjadi empat wilayah administrasi dan satu kota Madya yaitu Kota Mataram,
Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur dan
Kabupaten Lombok Tengah memiliki kekayaan alam dan tradisi budaya yang
masih sangat terjaga yang kemudian dijadikan sebagai peluang destinasi wisata yang
mendukung dari putusan sebagai Kabupaten pariwisata. Hal ini pula di jadikan
3
menjadi tiga zonasi yaitu: zonasi kawasan wialayah utara yang dikembangkan
sebagai wilayah yakni kawasan berbasis ekowisata, zonasi kawasan wilayah tengah
yang berbasis sebagai wilayah industri serta pelayanan umum skala Kabupaten dan
tumbuh sebagai wilayah daya tarik wisata budaya, dan yang terakhir zona selatan
bagian pesisir dan pengembangan kawasan pantai yang dilakukan dengan strategi
konservasi. Penentuan zonasi wilayah ditujukan untuk mempermudah tata kelola dan
(2022) mencatat peningkatan dan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mulai dari
yang menginap di kabuapten Lombok Tengah dari tahun 2017 sampai dengan tahun
2021 yang mengalami pertumbuhan maupun penurunan yang fluktuatif, pada tahun
2018 dengan tingkat penurunan sebesar 27,01 persen untuk wisatawan domestik dan
penurunan sebesar 18,47 persen untuk wisatawan mancanegara; pada tahun 2019
sebesar 59,9 persen dan untuk wisatawan mancanegara menurun juga sebesar 77,96
4
persen; dan pada tahun 2021 kunjungan wisatawan domestik mengalami
pertumbuhan sebesar 42,85 persen akan tetapi untuk wisatawan nusantara mengalami
daya manusia yang dampaknya dapat dilihat oleh masyarakat setempat dari segi
ekonomi, sosial, dan budaya. Dari 175 desa yang ada di Kabupaten Lombok Tengah,
diantaranya Desa Wisata Sasak Ende. Desa-desa wisata tersebut telah didaftarkan
Desa Wisata Sasak Ende adalah salah satu desa wisata yang derada di Dusun
sebanyak 35 Kepala Keluarga, 135 Jiwa yang sebagian besar berprofesi sebagai
Petani dan Berternak (Surahman, 2020). Desa Wisata Sasak Ende menjadikan
keunikan adat tradisi budaya sasak sebagai potensi wisata seperti bangunan rumah
tradisional, lumbung padi, bale jajar, serta tarian-tarian tradisional yang masih dijaga.
Di samping itu, dalam melaksanakan keseharian masyarakat Desa Wisata Sasak Ende
5
juga mempertahankan tradisi keseharian seperti halnya menjunjung tinggi
2020). Masyarakat Desa Wisata Sasak Ende memiliki peran yang berbeda dalam
pengembangan sektor pariwisatanya. Mulai dari wanita sebagai pengrajin tenun, kain
sasak yang diproduksi dengan menggunakan alat tenun yang masih sederhana. Setiap
kain tenun yang dihasilkan dari setiap kerajinan tenun di desa Sasak Ende. Kain yang
diproduksi dan dijual dalam satu wadah kooperasi yang di kelola secara kekeluargaan
dengan harga yang ditawarkan bervariatif mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah
tergantung dari jenis kain. Sedangkan kaum pria berperan sebagai pemandu wisata
lokal yang memberikan pelayanan kepada setiap wisatawan yang datang di Desa
Desa Wisata Sasak Ende dijadikan sebagai desa wisata yang sudah di sahkan
Tahun 2019 tentang penetapan 99 lokasi Desa wisata di Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2019-2023. Seiring dengan proses perkembangan Desa Wisata Sasak
mengalami berbagai macam perubahan baik perubahan fisik maupun non fisik guna
Proses perubahan fisik dan non fisik yang ditimbulkan dengan pengembangan
utama dari hal ini karena belum adanya pendekatan pemasaran yang sesuai yang
6
dijalankan oleh para pelaku usaha wisata yang ikut andil dalam kegiatan
Berdasarkan data buku Tamu di Desa Wisata Sasak Ende (2022) mencatat
peningkatan dan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mulai dari tahun 2017-2021
ke Desa Wisata Sasak Ende dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 yang
mengalami pertumbuhan maupun penurunan yang fluktuatif, pada tahun 2018 dengan
tingkat kenaikan sebesar 0,21 persen untuk wisatawan domestik dari 23.506 orang
menjadi 28.675 orang dan kenaikan sebesar 0,80 persen untuk wisatawan
mancanegara dari 13.015 orang menjadi 23.476 orang; pada tahun 2019 mengalami
peningkatan untuk wisatawan domestik sebesar 0,10 persen dari 28.675 orang
mancanegara sebesar 0,18 persen dari 23.467 orang menjadi 27.783 orang;
pertumbuhan sebesar 100 persen dari yang semula nihil menjadi 14.015 orang dan
10.230 orang.
Desa Wisata Sasak Ende hanya dengan cara-cara konvensional seperti promosi
melalui tari-tarian atau budaya yang disajikan oleh para masyarakat setempat yang
7
ikut berpartisipasi dalam pengelolaan dan pengembangannya. Sangat disayangkan
pendekatan promosi ini tidak direncanakan dengan baik karena memakan banyak
biaya dan sudah terlalu sering dilakukan, sehingga perlu adanya upaya mencocokan
2020). Dalam beberapa tahun terakhir juga telah dilaksanakan beberapa kajian dan
penelitian yang terkait dengan strategi pengembangan dan pemasaran desa wisata di
persamaan atau kemiripan dengan penelitian ini terutama dalam konsep penelitian
yang berfokus pada strategi terpadu dan terintegrasi dalam mengembangkan dan
memasarkan sebuah destinasi wisata, serta tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
dalam strategi bauran pemasaran destinasi wisata guna bisa meningkatkan jumlah
dapat dilihat dari strategi alternatif yang dihasilkan masing-masing penelitian. Akan
tetapi sejauh ini belum ada strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan di Desa
Terlepas dari kegiatan pemasaran yang telah secara administratif menjadi tugas
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengungkap strategi bauran pemasaran
yang terintegrasi untuk diterapkan khususnya dari aspek lingkungan Internal desa
wisata yang meliputi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) dan juga
8
dari aspek lingkungan Eksternal DTW yang mencakup Peluang (Opportunies) dan
Ancaman (Threats). Salah satu jenis strategi pemasaran yang bisa diterapkan adalah
strategi bauran pemasaran (marketing mix) 7P yang terdiri dari product, price, place,
mix) 7P digunakan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Wisatawan merupakan tolak ukur suatu daya tarik wisata untuk menentukan standar
produk yang akan ditawarkan. Dengan strategi pemasaran yang tepat, diharapkan
suatu usaha mampu memiliki konsumen yang loyal dan konsumen mendapatkan
Berdasarkan uraian diatas, Desa Wisata Sasak Ende memiliki strategi untuk
memasarkan produknya. Pada penelitian ini bertujuan untuk, mengkaji lebih dalam
1. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal Desa Wisata
9
2. Apa yang menjadi peluang dan ancaman dari faktor-faktor eksternal Desa
sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan dari faktor internal Desa Wisata
2. Untuk mengkaji peluang dan ancaman dari faktor-faktor eksternal Desa Wisata
Tengah.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
2. Manfaat Praktis
10
Adapun manfaat penelitian dari segi praktisi sebagai berikut.
peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari faktor eksternal dan internal
yang terkait dengan keberadaan Desa Wisata Sasak Ende di Kabupaten Lombok
11