PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kepariwisataan merupakan salah satu industri yang berkembang pesat
di dunia dewasa ini, khususnya di negara-negara berkembang. Sektor
pariwisata merupakan salah satu sektor yang efektif dalam upaya mendorong
pembangunan daerah, pemberdayaan masyarakat serta dalam upaya
pengentasan kemiskinan. Di Indonesia bidang pariwisata berkontribusi
sebesar 3.78% bagi perekonomian nasional, pada tahun 2014 devisa yang
disumbangkan dari sektor pariwisata adalah 10,69 miliar USD.
United Nations World Tourism Organization (UNWTO) atau
organisasi
pariwisata
dunia
mendorong
Indonesia
untuk
lebih
desa
dan
mengangkat
tingkat
perekonomian
masyarakat.
rakyat,
(3)
menghapus
kemiskinan,
(4)
mengatasi
Tabel
1.1
menggambarkan
bahwa
Presentase
Pertumbuha
n
18,12 %
6,41 %
13,08 %
- 9,13 %
-21,44 %
kunjungan
wisatawan
masih
sangat
diminati
oleh
wisatawan
khususnya
wisatawan
berbasis
masyarakat
dan
ramah
lingkungan
dengan
destinasi
wisata,
meratakan
pembangunan
daerah
serta
pengembangan
100
desa
wisata
berbasis
budaya,
Nama Desa
Desa Penglipuran
Br. Sedit, Kel.Bebalang
Desa Pengotan
Dsn.Kayuambua, Ds. Tiga
Desa Undisan
Desa Kintamani
Desa Suter
Desa Abang Batudinding
Desa Sukawana
Desa Songan B
Desa Buahan
No
12.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Nama Desa
Desa Trunyan
Desa Guling kangin
Bayung Gede
Desa Batur Utara
Desa Batur Tengah
Desa Batur Selatan
Desa Belandingan
Desa Songan A
Desa Kutuh
Desa Pingan
Desa Abang Songan
Desa Undisan adalah salah satu desa yang ditetapkan sebagai desa
wisata di Kabupaten Bangli . Desa Undisan sudah ditetapkan sebagai desa
wisata sejak tahun 2014, namun secara resmi penyerahan izin penetapan
sebagai desa wisata dengan dengan SK NO.556/1007/DISBUDPAR/2015 dan
pembentukan kelompok sadar wisata Desa Undisan pada tanggal 2 Januari
2015. Desa Undisan merupakan salah satu desa wisata yang sedang dalam
tahap pengembangan di wilayah Kabupaten Bangli. Terdapat beberapa atraksi
wisata yang dimiliki Desa Undisan yang mampu menarik wisatawan untuk
bekunjung diantaranya, pemandangan hamparan persawahan . Atraksi lain
yaitu sumber mata air Tirta Dedari yang terletak di aliran sungai. Air Tirta
Dedari digunakan warga sebagai salah satu sumber mata air dan kawasan
pemandian, namun atraksi ini belum tertata dan dikelola dengan baik. Wilayah
sekitar Tirta Daedari sering digunakan sebagai jalur perlintasan aktivitas
trekking yang dilakukan di Desa Undisan.
Atraksi wisata lain yang ditawarkan di Desa Undisan salah satunya
adalah Pura Manik Bingin. Pura ini terletak di pusat Desa Undisan tepatnya
berada di perempatan utama jalur BangliKlungkung. Daya tarik dari Pura
Manik Bingin adalah keberadaan pohon beringin besar yang dikeramatkan
oleh masyarakat. Pohon beringin berumur ratusan tahun ini terletak tepat di
dalam wilayah pura. Selain Pura Manik Bingin terdapat pula Pura Desa yang
juga sering dikunjungi wisatawan. Di desa ini juga terdapat atraksi wisata
berupa Air Terjun Tangkup, yang mana air terjun ini memiliki pemandangan
yang tak kalah indahnya dengan air terjun lainnya di Bali. Meskipun memakan
waktu yang cukup lama untuk memasuki daerah tersebut, wisatawan yang
hendak ke air terjun tersebut tidak akan merasa bosan karena mereka akan
Wisatawan
Mancanegara
Presentase
Pertumbuhan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
TOTAL
86
98
125
134
163
114
108
145
175
171
34
128
1.481
12,24 %
21,6 %
6,71 %
17,79 %
-42,98 %
-5,55 %
25,51 %
17,14 %
-2,33 %
-402,94 %
73,43 %
-
10
11
Undisan,
12
catatan
penunjang,
buku-buku
perpustakaan,
13
Ukuran populasi
n=
=
1+N2
1+ Ukuran
populasi(0,1)2
Keterangan:
n = Ukuran sample (jumlah responden)
N = Ukuran populasi
= Nilai kritis atau batas presentase kelonggaran ketidaktelitian
Dalam penelitian ini diketahui N (ukuran populasi) sebesar 1.259
kepala keluarga . Sedangkan ditetapkan sebesar 10%. Jadi minimal
sampel yang diambil oleh peneliti adalah sebesar:
1259
n=
1 + 1259
(10%)2
1259
n=
1259 (0,01)
+1
n=
99.92
(dibulatkan , maka n
adalah 100 responden)
Jumlah sampel yang akan dipakai sebagi penilaian terhadap
dampak pengembangan di Desa Wisata Undisan berjumlah 100 orang.
Sampel tersebut merupakan perwakilan dari masyarakat Desa wisata
Undisan yang sudah bekerja. Jumlah sampel tersebut dikelompokan
berdasarkan jenis pekerjaan yaitu peternak , petani,pedagang, industri
(kerajinan dan lainnya) dan PNS, dengan menggunakan rumus
proporsional stratified random sampling (Sugiyono,2007:75).
ni
= Ni x n
N
14
Keterangan:
ni = Ukuran tiap strata sample
Ni = Ukuran tiap srata populasi
n = Ukuran (total) sample
N = Ukuran (total) populasi
Tabel 1.4
Jumlah Sampel Masyarakat Desa Undisan Yang Sudah Bekerja
No
1
Jenis
Pekerjaan
Petani
Jumlah (Populasi)
839
Sampel
839
67
x 100 =66,64
1259
2
Peternak
143
143
11
x 100 =11,35
1259
3
Pedagang
131
131
10
x 100 =10,40
1259
4
Industri
(kerajinan dan
lainnya)
126
Pemerintahan
Desa
20
126
10
x 100 =10,00
1259
20
2
x 100 =1,58
1259
Jumlah
1259
100
15
jumlah sampel.
Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Metode wawancara
merupakan
proses
pengumpulan
16
termasuk
hubungan,
kegiatan-kegiatan,
sikap-sikap,
analisis
dalam
suatu
fenomena.
Analisis
deskriptif
yang
lebih
17
tunggal,
table
silang,
distribusi
frekuensi
dan
lainnya
18
BAB II
KAJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pariwisata
2.1.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua
kata yaitu Pari dan Wisata. Pari berarti banyak atau berkeliling ,
sedangkan wisata berarti pergi atau berpergian. Atas dasar itu maka kata
pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan
berkali-kali atau berputar- putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang
dalam bahasa inggris disebut dengan kata tour , sedangkan untuk
pengertian jamak, kata kepariwisataan dapat digunakan kata
tourisme atau tourism (Yoeti, 1996:112) dalam Swena dan
Widyatmajaya (2010:12) Namun hingga saat ini telah bermunculan
berbagai macam definisi pariwisata yang berbeda yang dikemukakan
oleh para ahli pariwisata sebagai berikut.
Dalam Undang Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009
Tentang
19
20
konsumen.
3. Pariwisata adalah suatu pasar lanjutan searah dengan peningkatan
yang begitu pesat, tingkat pendapatan keluarga yang tidak pernah
habis terpakai, khususnya pada negara negara indrustri maju.
4. Indrusti pariwisata jika dibandingkan dengan indrustri lain termasuk
yang investasi modalnya kecil sebanding dengan arus pendapatan
yang mungkin.
5. Pariwisata menyediakan suatu pasaran ekspor tempat konsumen
datang untuk meneliti produk tersebut.
6. Produk yang terutama dijual berupa jasa- jasa yang tidak dapat
dijamah, udara yang sejuk, alam yang indah, terdapat tempat yang
bersejarah, yang kelihatannya secara potensial tidak akan ada habishabisnya dan hanya tunduk pada keterbatasan promosi penjualan.
7. Pariwisata adalah sarana yang ampuh dan efektif bagi kebijakan
umum untuk menciptakan perpaduan sosial dan budaya pada tingkat
nasional dan internasional, untuk mengembangkan indrustri
industry lain dan sarana pemupukan tenggang rasa dan saling
pengertian dengan Negara negara tetangga dan dunia pada
2.1.3
umumnya.
Tujuan Penyelenggaraan Kepariwisataan
21
mendorong
pembagunan
daerah,
memperkenalkan
dan
22
23
berikut
(www.academia.edu):
menikmati
pemandangan,
24
25
kebudayaan
(adat-istiadat)
psikologi
atau
dalam
26
27
28
pengembang.
Namun
kegiatan
pariwisata
tersebut
juga
dapat
pariwisata
5. Meningkatnya kecenderungan impor
6. Menciptkan biaya-biaya yang banyak
7. Perubahan system nilai dalam moral,etika, kepercayaan dan tata
pergaulan
dalam
masyarakat.
Seperti
mengikis
kehidupan
29
wajib
untuk
mengutamakan
penggunaan
produk
30
keberadaan
pariwisata
pada
suatu
destinasi
akan
2.4.2
Dampak Sosial-Budaya
Menurut Richardson dan Fluker 2004 dalam Pitana dan Diarta
(2009:193-200) dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial budaya
didaerah tujuan wisata antara lain :
1. Dampak terhadap struktur populasi
Meningkatkan aktivitas pariwisata disuatu daerah tujuan wisata
memerlukan tenaga kerja untuk menjalankan usaha pariwisata dan
memberikan layanan yang diperlukan wisatawan.Sebagian dari
mereka mungkin berasal dari penduduk lokal yang memutuskan
untuk ganti pekerjaan dari sektor lain ke sektor pariwisata,
Sebagian dari penduduk lain mungkin saja memutuskan untuk
bertahan tinggal disekitar daerah tersebut walaupun tidak terserap
menjadi tenaga kerja sektor pariwisata dibandingkan harus pindah
ke tempat lain karena keterbatasan peluang kerja.
2. Transformasi struktur mata pencaharian
Pluang kerja sektor pariwisata harus diakui memiliki
beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal
31
ini akan segera menarik minat orang dari pekerjaan dan wilayah
untuk merapat ke sektor pariwisata.
attitude
berbeda
beda
dapat
menyebabkan
maka
kebudayaan
kebudayaan
yang
yang
lebih
dominan
lemah
akan
sehingga
32
3.
4.
33
membangun
akomodasi
dan
pasilitas
pariwisata.
6.
7.
tidak
mempertimbangkan
estetika
dan
8.
34
BAB III
GAMBARAN UMUM
35
pada tahun 1997 (berusia 132 tahun). Diceritakan bahwa beberapa tahun silam
saat para nenek moyang atau leluhur msyarakat Desa Undisan membuka lahan
dengan cara merambah hutan untuk pemukiman. Tanah yang sekarang didiami
dahulu merupakan hutan semak belukar yang berlokasi di sebelah barat pohon
Beringin tepatnya di lokasi yang saat ini menjadi SD No. 1 Undisan. Di lokasi
tersebut tumbuh seonggok tanaman undis yang tumbuh dengan subur dan
berbuah lebat di tanah tersebut.
Seiring berjalan waktu, bekas semak belukar tersebut menjadi tempat
pemukiman yang terus berkembang dan semakin lama semakin banyak
penduduknya. Dari perkembangan tersebut selanjutnya menjadi sebuah desa
yang disebut Desa Undis yang semakin lama disebut dengan Desa Undisan.
3.2 Letak Geografis
Desa Undisan terletak di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli.
Jarak Desa Undisan dengan ibukota kecamatan yaitu 2,5 km, sedangkan jarak
dengan ibukota kabupaten yaitu 8,5 km. Jarak Desa Undisan dengan ibukota
Provinsi Bali yaitu 53 km. Batas administratif wilayah Desa Undisan adalah
sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Desa Peninjoan, sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Bangbang, sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Nyanglan, Kabupaten Klungkung dan sebelah barat berbatasan dengan
Desa Tembuku dan Desa Yangapi.
Secara administratif Desa Undisan terbagi menjadi 7 Banjar Dinas yaitu
Banjar Sekaan, Banjar Tabunan, Banjar Undisan Kaja, Banjar Lokasari,
Banjar Undisan Kelod, Banjar Bukitsari, dan Banjar Undisan Pancasari.
3.3 Kondisi Fisik Alamiah
36
37
tingkat SLTP 112 orang, tingkat SMA 58 orang, dan tingkar Sarjana/Diploma
yaitu 29 orang. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
masyarakat di Desa Undisan mulai mengalami peningkatan terutama dalam
wajib belajar 9 tahun.
Struktur masyarakat Desa Undisan menurut mata pencaharian sangat
bervariatif, terutama berkaitan dengan mata pencaharian yang berkaitan
dengan kegiatan agrobisnis. Kondisi tanah yang subur dan cuaca yang baik
menjadi salah satu pendukung kegiatan tersebut. Selain kegiatan bercocok
tanam, salah satu yang menjadi mata pencaharian penduduk yaitu industri
kreatif berupa kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi seperti bunga spon,
perhiasan emas dan perak, serta ukiran kayu.
Struktur masyarakat Desa Undisan Tembuku menurut mata pencaharian
yaitu sebagai berikut: perternak (sapi, ayam, babi, dan kambing) yaitu 191
orang, petani 147 orang, petani kebun (buah, sayur, palawija) 112 orang,
pedagang 154 orang, industri (kerajinan dan lainnya) 142 orang, dan jasa
pemerintahan 86 orang. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa struktur mata
pencaharian masyarakat merata di semua sektor. Masyarakat Desa Undisan
merupakan masyarakat yang masih sangat memegang erat ajaran Hindu. Hal
itu terbukti dari seluruh masyarakat Desa Undisan adalah pemeluk agama
Hindu. Kehadiran pura yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan upacara
keagaaman yang unik menjadi bukti kuatnya aspek budaya yang berpengaruh
terhadap masyarakat. Beberapa pura di Desa Undisan Tembuku yang memiliki
nilai sejarah dan spiritual seperti Pura Manik Bingin dan Pura Puseh.
3.5 Sarana dan Prasarana
38
39
40
dijual ke tempat lain di Bali seperti ke Gianyar, Denpasar, Badung, dan lainlain.
3.7 Aksesibilitas
Desa Undisan terletak di Kecamatan Tembuku, Kabuaten Bangli. Jarak
tempuh menuju Desa Undisan dari Ibukota Provinsi + 53 km, dari ibukota
kabupaten + 8,5 km dan dari Ibukota kecamatan yaitu +2,5 km. Desa ini dapat
dicapai dari 3 arah yaitu :
1. Jalur BangliKlungkung sepanjang 6 km yang nantinya akan melewati
Desa Cempaga dan Desa Yangapi.
2. Melalui wilayah Desa Banjarangkan, Klungkung dapat ditempuh dengan
jarak 10 km.
3. Jalur menurun KintamaniUndisan kurang lebih sejauh 20 km dengan
kondisi yang baik. Bila melalui jalur ini wisatawan akan melewati Desa
Suter Abang Batudinding Desa Peninjoan Desa Yangapi.
Tidak terdapat angkutan umum yang menuju Desa Undisan, sehingga
wisatawan yang akan berkunjung ke Desa Undisan biasanya menggunakan
kendaraan pribadi ataupun menggunakan jasa travel agent. Jalan menuju Desa
Undisan merupakan jalan aspal dengan kualitas yang cukup baik. Desa
Undisan sudah memiliki penunjuk arah jalan menuju ke Desa Undisan, namun
jumlahnya masih terbatas
3.8 Amenitas
Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pariwisata (amenities)
merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pengembangan sebuah
daerah sebagai daerah tujuan wisata. Berdasarkan hasil observasi, fasilitas
penunjang pariwisata yang telah tersedia di Desa Undisan yaitu fasilitas
41
akomodasi bernama De Klumpu Bali Eco Resort dan De Umah Bali. Resort
khas pedesaan ini masing-masing memiliki kapasitas 7 dan 5 kamar dan
dilengkapi fasilitas seperti restaurant Paddy Rest, spa, dan sebagainya. Kedua
akomodasi tersebut dimiliki oleh Bapak Putu Winata yang merupakan
penduduk asli dari Desa Undisan yang bekerja sama dengan warga Desa
Undisan dan pengelola subak di Desa Undisan. Selain itu sarana lain yang
terdapat di Desa Undisan yaitu jalur trekking dan cycling mengelilingi desa.
42
Undisan berupa penyerapan tenaga kerja lokal, retribusi bantuan desa, dan
lain-lain. Dalam perencanaan pengembangan kedepan, Desa Undisan akan
mengembangkan home stay yang dikkelola warga desa dengan ciri khas Bali.
Hal ini masih berupa perencanaan yang tersirat dan masih akan dikaji lebih
lanjut. Selain itu juga penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya akan
dibangun dalam pengembangan desa wisata di Desa Undisan.
3.9 Kelembagaan dan Pengelolaan
Kelembagaan yang dimaksud dalam hal ini adalah lembaga pendukung
pariwisata yang dimiliki oleh pemerintah desa maupun swadaya masyarakat
setempat guna menunjang pengembangan pariwisata di Desa Undisan.
Berdasarkan hasil observasi, yang mengelola pariwisata di Desa Undisan
adalah Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang beranggotakan 12 orang.
Kelompok Sadar Wisata Desa Undisan belum mempunyai struktur organisasi
yang jelas karena belum dikeluarkannya Surat Keputusan Pemerintah terkait
dengan pembentukan organisasi masyarakat. Belum dikeluarkannya keputusan
resmi tersebut menjadi kendala peneliti dalam merumuskan strategi promosi
yang tepat untuk Desa Undisan. Dari sisi pendampingan, pemerintah telah
melakukan beberapa sosialisasi yang dilakukan melalui pembinaan oleh Dinas
Pariwisata
untuk
anggota
Pokdarwis
Desa
Undisan.
Perencanaan
43
permainan tradisional Bali dan paket aktivitas seperti farming, cooking class,
trekking, cycling, dan lain-lain.
Selain itu, Pokdarwis Desa Undisan berencana melakukan pembinaan
kepada masyarakat Desa Undisan yang telah lulus SMA untuk bergabung
dalam keanggotaan Pokdarwis jika pariwisata di Desa Undisan sudah maju
dan legalitas Pokdarwis sudah ada. Selain Pokdarwis Desa Undisan, pengelola
kegiatan pariwisata di Desa Undisan adalah management De Klumpu Bali Eco
Resort dan De Umah Bali milik bapak Putu Winata yang merupakan
penduduk asli Desa Undisan.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
46