Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata adalah salah satu pendorong perekonomian suatu negara. Terutama di

Indonesia mempunyai keanekaragaman baik berupa wisata dan budaya tersebar di

seluruh Indonesia sejak dari dahulu hingga saat ini. Selain itu memiliki potensial

kekayaan alamnya yang sangat banyak tempat wisata terdapat pula peninggalan

bersejarah dan menjadi daya tarik pengunjung wisatawan asing maupun dalam

negeri. Indonesia dengan kekayaan alamnya yang sangat besar menjadikan sektor

pariwisata sebagai sektor yang potensial untuk digali manfaatnya. Selain

meningkatkan perolehan devisa negara, pariwisata menurut Siregar (2004, 1)

dapat berperan juga sebagai katalisator pembangunan (agent of development).

Dari sudut pandang ekonomi, setidaknya ada delapan keuntungan pengembangan

pariwisata di Indonesia.

1. Peningkatan kegiatan perekonomian sebagai akibat dibangunnya sarana

dan prasarana akibat pengembangan pariwisata.

2. Membuka lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja bagi masyarakat

sekitar.

3. Meningkatkan penerimaan pajak bagi pemerintah.

4. Meningkatkaan pendapatan nasional.

5. Mempercepat proses pemerataan pendapatan di daerah yang tertinggal.

6. Meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan.

7. Memperluas pasar produk dalam negeri.

1
2

8. Memberikan multiplier effect dalam perekonomian sebagai akibat

pengeluaran wisatawan, para investor, maupun perdagangan luar negeri.

Pariwisata sebagai upaya pelaksanaan pembangunan yang didukung oteh

sumber daya alam yang memadai dan harus dikelola dengan manajemen yang

baik Banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dari sektor pariwisata

seharusnya dijadikan bahan pertimbangan bagi negara untuk mengelola sektor

pariwisata lebih serius dan profesional. Pembangunan infrastruktur dan beragam

fasilitas pendukungnya akan mempercepat terjadinya perkembangan dan

pemerataan pariwisata di setiap daerah. Hal ini diperkuat juga oleh Instruksi

Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan

dan Pariwisata. Instuksi tersebut berisi beberapa arahan sebagai berikut.

1. Mengambil langkah-langkah nyata guna mengoptimalkan akselerasi

pembangunan kebudayaan dan pariwisata nasional dalam upaya

menyejahterakan masyarakat, membuka lapangan kerja, memberantas

kemiskinan dan memeratakan pembangunan; secara proaktif melakukan

upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam

dan budaya untuk pembangunan kebudayaan dan pariwisata.

2. Meninjau Peraturan Daerah yang menhambat pengembangan kebudayaan

dan pariwisata; mendorong Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan

Kota untuk menyusun program pengembangan pariwisata daerah terutama

peningkatan kualitas daya tarik wisata, kesiapan pelayaan dan

kenyamanan/keamanan; agar mendorong Pemerintah Daerah Provinsi,


3

Kabupaten dan Kota untuk melindungi dan memelihara bangunan

bersejarah dan situs-situs arkeologi.

Pemerintah Daerah berdasarkan arahan yang diberikan Presiden tersebut

harus segera merespon dengan mempercepat pembangungan dan perkembangan

setiap potensi pariwisata yang ada di daerahnya sehingga dapat ikut menyokong

proses pengembangan pariwisata nasional.

Salah satu provinsi di Indonesia yang mengandalkan sektor pariwisata

adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dengan nilai budaya, histori,

wisata alam yang lengkap serta letak geografis yang strategis, menjadikan

Yogyakarta sebagai salah satu destinasi utama para wisatawan di Indonesia

bahkan internasional. Setiap tahunnya jutaan wisatawan selalu berkunjung ke

Yogyakarta dan jumlah wisatawan ini selalu meningkat tiap tahunnya. Dalam 4

tahun mulai 2012-2017 rata-rata pertumbuhan jumlah wisatawan sebesar 17,4%

atau 2.516.425 orang seperti ditunjukan pada Tabel 1.1. Dengan berkembangnya

kunjungan wisatawan, maka sektor pariwisata oleh Pemerintah Daerah DIY

diharapakan mampu menjadi pendorong terjadinya pembangunan daerah dan

kesejahteraan umum. Hal ini sesuai dengan visi Pemerintah Daerah DIY sendiri

yang tercantum dalam Peraturan Daerah DIY No 1 Tahun 2012 tentang Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPARDA) pasal 3 yang menyatakan

bahwa visi pembangunan Kepariwisataan Daerah adalah terwujudnya Yogyakarta

sebagai Destinasi Pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara,

berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan

Daerah untuk kesejahteraan masyarakat.


4

Tabel 1.1 Perkembangan jumlah wisatawan Provinsi DIY (2012-2017)


Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kota 4.082.947 4.655.187 5.251.352 5.621.265 5.520.952 5.347.303

Sleman 3.042.232 3.612.954 4.223.031 4.950.934 5.942.468 6.814.558


Bantul 2.378.209 2.037.874 2.708.816 4.519.199 5.148.633 9.141.150
Gunungkidu 1.279.065 1.822.251 3.685.137 2.642.759 3.479.890 3.246.996
l
Kulon 595.824 695.850 907.709 1.289.695 1.353.400 1.800.896
Progo
Total 11.379.64 12.842.29 16.774.23 19.021.81 21.445.34 25.950.79
0 5 5 8 3 3
Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2017 (Diolah)

Provinsi DIY memiliki beragam objek wisata dan potensi kekayaan alam

dan budaya yang tersebar di kelima kabupaten, yaitu Sleman, Bantul, Kota,

Gunungkidul, dan Kulon Progo. Memiliki total Pendapatan Asli Daerah (PAD)

DIY sebesar Rp1.711.618.168.817,330 pada tahun 2017 (lihat Tabel 1.2) dan dari

total penerimaan tersebut sektor pariwisata DIY menyumbang kontirbusi sebesar

24,7% dari total Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah DIY yaitu

Rp423.146.610.814. Dengan kontribusi sebesar itu, maka sektor pariwisata

menjadi sektor yang sangat strategis untuk dijadikan sebagai lokomotif penggerak

perekonomian daerah.

Tabel 1.2 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) DIY tahun 2015 s/d 2017
PAD Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Pajak Daerah 1.347.894.743.697,77 1.377.156.182.800,00 1.477.730.737.774,00
Hasil Retribusi Daerah 43.088.502.025,00 36.998.728.297,00 39.887.949.765,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan 52.604.081.931,77 57.398.373.585,00 70.940.478.183,14
Daerah Yang Dipisahkan

Lain-Lain Pendapatan Asli 75.272.703.003,00 81.627.084.845,00 123.059.003.095,19


Daerah Yang Sah

Total 1.518.860.030.656,77 1.553.180.369.527,00 1.711.618.168.817,330

Sumber: DPKKA DIY 2019 (Diolah)


5

Kabupaten Kulon Progo adalah salah satu kabupaten di Yogyakarta yang

memiliki banyak sekali objek wisata. Secara umum objek wisata di kabupaten

Kulon Progo yang tercatat di Dinas Pariwisata DIY sebanyak 16 objek wisata dan

tersebar ke dalam 12 kecamatan. Jenis objek wisata yang ada di Kulon Progo

didominasi oleh wisata alam mulai dari pantai, goa, desa wisata hingga panorama

perbukitan, semuanya menjadi andalan pariwisata Kabupaten Kulon Progo.

Apabila dibandingkan dari segi pendapatan pariwisata dan jumlah kunjungan

wisatawan, Kabupaten Kulon Progo masih sangat tertinggal jauh dari keempat

Kabupaten lainnya yang ada Provinsi DIY seperti ditunjukan pada Tabel 1.3.

Pendapatan Kabupaten Kulon Progo dari sektor pariwisata pada tahun 2017 hanya

sebesar Rp5.323.777.984 saja, sangat jauh apabila dibandingkan dengan

pendapatan yang diterima Kota Rp186.241.789.463.

Tabel 1.3 Jumlah PAD Provinsi DIY dari sektor pariwisata tahun 2017
Wilayah Jumlah Penerimaan (Rp)
Kota 186.241.789.463
Sleman 180.915.056.183
Bantul 17.774.915.394
Kulon Progo 5.323.777.984
Gunungkidul 32.758.748.570
Pemda DIY 132.323.220
Total Rp 423.146.610.814
Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2017 (Diolah)

Ketertinggalan Kabupaten Kulon Progo dari Kabupaten lainnya

disebabkan karena fasilitas dan jasa akomodasi di Kulon Progo masih sangat

minim. Fasilitas-fasilitas pendukung seperti hotel, restauran, ataupun jasa-jasa

hiburan lainnya masih sangat kurang seperti ditunjukan pada Tabel 1.4. Padahal

secara potensi dan keindahan alamnya Kulon Progo tidak kalah dengan
6

Kabupaten lainnya. Hal lain yang menyebabkan pariwisata Kulon Progo belum

berkembang secara optimal adalah sistem pengelolaan objek pariwisata yang

belum profesional. Dibandingkan dengan objek-objek wisata yang ada di Sleman,

Bantul atau Gunungkidul, pengelolaan objek wisata di Kulon Progo masih

tertinggal dan perlu pendampingan dan pemberian edukasi sehingga objek

pariwisata tersebut dapat dikelola dengan sistem yang lebih modern, seperti

penggunaan media sosial misalnya, sehingga minat wisatawan untuk berkunjung

ke Kulon Progo akan meningkat.

Tabel 1.4 Jumlah fasilitas dan sarana pendukung di tiap Kabupaten DIY tahun 2017
No Jenis Sleman Bantul Kulon Progo Gunungkidul Kota
1 Pramuwisata 124 73 32 870 120
2 Gedung 5 9 9 51 19
Pertemuan
4 Desa Wisata 38 39 10 17 17
5 Restoran 253 187 3 185 220
7 Biro Wisata 36 66 5 21 190
8. Agen Wisata 269 40 12 2 16
Jumlah 725 414 71 1.146 582
Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2017 (Diolah)

Pantai Glagah masih menjadi magnet utama yang menarik wisatawan

untuk datang ke Kabupaten Kulon Progo, terhitung hingga akhir tahun 2017

jumlah pengunjung Pantai Glagah sebanyak 478.121 (Tabel 1.5) orang dan

merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan objek wisata lainnya, kemudian

jumlah pengunjung terbanyak berikutnya diikuti oleh Pantai Congot, Desa Wisata

Kalibiru, Waduk Sermo, Desa Wisata Banjaroyo, Desa Wisata Jarimulyo, dst.

Dari seluruh objek wisata tersebut yang salah satu objek wisata yang sedang

berkembang adalah wisata Pantai Congot.


7

Tabel 1.5 Daftar objek wisata dan pengunjung di Kabupaten Kulon Progo 2017
No Objek Wisata Jumlah Pengunjung
1 Desa Wisata Banjaroyo 217.219
2 Desa Wisata Nglinggo 60.127
3 Desa Wisata Kalibiru 322.071
4 Desa Wisata Purwosari 11.823
5 Desa Wisata Banjarsari 45.043
6 Desa Wisata Sermo 18.985
7 Desa Wisata Sidoharjo 16.563
8 Desa Wisata Sidorejo 5.578
9 Desa Wisata Jarimulyo 95.555
10 Desa Wisata Purwoharjo 11.976
11 Waduk Sermo 123.538
12 Pantai Glagah 478.121
13 Pantai Trisik 12.465
14 Pantai Congot 352.017
15 Goa Kiskendo 11.456
16 Suroloyo 18.359
Total 1.800.896
Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2017 (Diolah)

Gambar 1.1 Peta lokasi Pantai Congot, Kulon Progo (googlemap.com)

Pantai Congot secara administratif berada di Dusun Pasir Mendit,

Jangkaran, Kec, Temon, Kab. Kulon Progo, Yogyakarta. Pantai Congot

merupakan salah satu dari dua kawasan Pantai di Yogyakarta yang memiliki

wisata hutan mangrove, di mana salah satunya berada di Pantai Baros, Kretek,

Bantul. Kawasan wisata hutan mangrove ini mulai dibuka sejak tahun 2016.

Dengan adannya hutan mangrove sebagai wisata baru di Pantai Congot, membuat
8

jumlah kunjungan wisatawan meningkat tiap tahunnya, seperti dapat dilihat pada

Gambar 1.2 jumlah wisatawan dari tahun 2012 hingga 2017 selalu meningkat dan

puncaknya pada tahun 2017 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Congot

mencapai 352.017 orang.

2018

2017

2016

2015

2014
Tahun

2013

2012

2011

2010

2009
37,544 78,011 156,001 173,663 257,605 352,017
Jumlah kunjungan per tahun
Gamba
r 1.2 Grafik jumlah kungjungan wisatawan Pantai Congot per tahun (Dinas
Pariwisata DIY 2017)

Keberadaan hutan mangrove di Pantai Congot ini termasuk kedalam

kategori ekowisata. Ekowisata menurut The Ecotourism Society (1990) adalah

suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan

mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan

penduduk setempat. Selain menawarkan wisata alam, Pantai Congot juga

menawarkan ekowisata berupa edukasi dan pengenalan tentang fungsi dan

manfaat hutan bakau. Kelengkapan wisata serta nilai pengalaman dan edukasi

inilah merupakan nilai lebih yang membedakan Pantai Congot dengan objek

wisata lainnya.
9

Gambar 1.3 Hutan mangrove di kawasan Pantai Congot, Kulon


Progo(www.jejakpiknik.com/hutan-mangrove-kulon-progo/)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut didapatkan rumusan masalah bahwa belum

dilakukannya penilaian (valuasi ekonomi) atas wisata Pantai Congot sebelumnya.

Dengan adanya valuasi ekonomi maka potensi Pantai Congot berdasarkan

karakterisktik sosial, jumlah pengunjung, penilaian ekonomis dengan

menggunakan metode biaya perjalanan (travel cost method) dapat diketahui.

Pentingnya valuasi terkait juga dengan pengelolaan dan pemanfaatan potensi

Pantai Congot yang relatif belum optimal. Pengelolaan yang masih bersifat

swadaya oleh warga sekitar ini sangat terbatas, sehingga perlu adanya campur

tangan dari pemerintah daerah untuk semakin menggali manfaat ekonomi dari

Pantai Congot ini. Dengan dilakukannya penelitian mengenai estimasi nilai

ekonomi maka dapat dijadikan sebagai acuan pengambilan kebijakan dalam

rangka pengelolaan pariwisata Pantai Congot.


10

1.3 Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai pertanyaan sebagai berikut:

1. Berapa nilai ekonomi objek wisata Pantai Congot?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi jumlah kunjungan ke objek

wisata Pantai Congot?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi kunjungan

wisatawan ke objek wisata Pantai Congot.

2. Memberikan estimasi nilai ekonomi objek wisata Pantai Congot melalui

metode Travel Cost Method.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut.

1. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi oleh Pemerintah Kabupaten

Kulon Progo DIY dalam upaya pengelolaan wisata Pantai Congot

sehingga pengelolaan dan pemberdayaan dapat berjala secara optimal.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan studi

penilaian ekonomi aset pariwisata.

3. Dapat dijadikan wawasan dan penambahan ilmu pengetahuan bagi penulis.


11

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Sehubungan dengan maksud latar belakang dari penelitian ini, maka penelitian ini

memiliki batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara

lain sebagai berikut.

1. Data pengunjung yang digunakan dalam penelitian ini hanya 5 tahun

terakhir, yaitu dari tahun 2013-2017.

2. Tidak disediakannya data aliran arus kas sehingga peneliti tidak dapat

menggunakan pendekatan pendapatan sebagai perbandingan nilai

ekonomi Pantai Congot.

1.7 Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai valuasi ekonomi mengenai objek wisata

pernah dilakukan oleh para peneliti baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.

Berikut ini adalah uraian singkat beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian ini.

1. Bharali dan Mazumder (2012) melakukan penelitian di Taman Nasional

Kaziranga, India dengan menggunakan Travel Cost Method (TCM).

Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah jumlah

kunjungan, biaya perjalanan (travel cost), pendapatan pengunjung

(income), usia pengunjung (age). Jumlah responden dalam penelitian ini

berjumlah 300 pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel

biaya perjalanan yang mempengaruhi tingkat kunjunungan individu. Nilai

ekonomi dari Taman Nasional Kaziranga diestimasi sebesaar $773,45 juta.


12

2. Haridhira (2012) melakukan penelitan mengenai valuasi nilai ekonomi

total di Taman Hutan Raya Ngurah Rai di sepanjang Teluk Benoa,

Provinsi Bali. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan nilai manfaat

langsung kawasan hutan mangrove dengan menggunakan Travel Cost

Method sebesar Rp3.521.236.924,00 per tahun. Manfaat tidak langsung

sebagai pelindung pantai menggunakan Replacement Cost Method sebesar

Rp3.312.101.910,83 per tahun dan nilai manfaat tidak langsung

keanekaragaman hayati dengan metode Benefit Transfer sebesar

Rp1.749.024.775,49 per tahun. Nilai bukan manfaat sebagai akibat nilai

warisan (bequest value) dan nilai keberadaan (existence value) dengan

menggunakan Contingent Valuation Method didapatkan nilai sebesar

Rp458.709.600,00 per tahun dan Rp593.813.000.000,00 per tahun. Nilai

Ekonomi Total dari Kawasan Hutan Mangrove Benoa dalam penelitian ini

adalah sebesar Rp9.634.886.210,320 per tahun atau Rp7.014.842,53 per

hektar per tahun,

3. Ellen Lee (2015) meneliti pengaruh biaya perjalanan, pendapatan, tingkat

pendidikan, jenis kelamin pengunjung, usia pengunjung dan lamanya

waktu singgah terhadap jumlah kunjungan individu di Trans Bavians yang

terletak di Baviaanskloof Mega-Resereve, Afrika Selatan. Data primer

yang diambil adalah 288 responden dan menunjukan bahwa seluruh

variabel ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kunjugan di Trans Baviaans, selain itu dari Willingnes to Pay (WTP) per

individu adalah sebesar US$ 201 per kunjungan.


13

4. Rantelino (2015) melakaukan penelitian mengenai valuasi ekonomi Objek

Wisata Umbul Ponggok, Klaten, Jawa Tengah dengan menggunakan

Travel Cost Method (TCM). Variabel dependen yang diukur pada

penelitian ini adalah jumlah kunjungan individu selama setahun, dan

variabel independen yang diuji adalah jumlah pendapatan, usia, jenis

pekerjaan, dummy kualitas dan dummy subtitusi. Data primer yang

digunakan sebanyak 100 data pengunjung yang diperoleh dengan cara

survei menggunakan kuesioner. Hasil penelitannya menunjukkan surplus

konsumen berada pada interval Rp31.267.055.000,00–

Rp65.688.434.000,00 per tahun dengan estimasi nilai ekonomi anuitas

abadi, dengan asumsi tingkat suku bunga (free risk rate) 12,18% yang

berada dalam interval Rp256.708.171.000,00 –Rp 539.313.908.000,00.

Persamaaan penelitian ini dengan penetian sebelumnya adalah metode

yang digunakan untuk menilai objek wisata yaitu Travel Cost Method (TCM).

Perbedaan penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya adalah terkait

dengan pada sumber data (lokasi dan waktu penelitian) dan variabel penelitian

yang digunakan. Adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai

berikut.

1. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian adalah Pantai Congot yang terletak di Dusun Pasir

Mendit, Jangkaran, Kec, Temon, Kab. Kulon Progo, Yogyakarta. Waktu

penelitian direncanakan akan dilaksanakn pada bulan Februari 2018-April

2018.
14

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan melalui Travel Cost Method (TCM)

dalam penelitian ini adalah jumlah kunjungan wisatawan ke hutan

mangrove Pantai Congot dalam periode 1 tahun.

3. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan melalui Travel Cost Method (TCM)

dalam penelitian ini adalah biaya perjalanan, pendapatan, usia, tingkat

pendidikan, dummy subtitusi dan dummy persepesi individu terhadap

kualitas lingkungan Pantai Congot.

1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari 5 bab yang dijelaskan dalam sistematika penulisan

berikut ini. Bab I Pendahuluan adalah bagian pertama dari penulisan penelitian

yang menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian,

keaslian penelitian dan sistematika penelitian. Bab II Kajian Pustaka menjelaskan

tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, kajian terhadap penelitian

terdahulu dan kerangka penelitian yang relevan dan sesuai dengan ide dan proses

penuliasan. Bab III Metode Penelitian menjelaskan tentang desain penelitian,

metode pengumpulan data, definisi umum dan metode analisis data. Bab IV

Analisis menjelaskan tentang deskripsi data dan pembahasan menegenai nilai

ekonomi dari objek wisata Pantai Congot. Bab V Kesimpulan dan Saran

merupakan bagian akhir dan penutup dari penulisan penelitian ini, dimana bab ini
15

menjelaskan tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan dan pemberian saran

kepada pihak-pihak yang terkait.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Wisata menurut Undang-Undang Pemerintah Nomor 10 tahun 2009 adalah

perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau

mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu

sementara. Pariwisata sendiri memliki pengertian berbagai macam kegiatan wisata

yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,

pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Fungsi dari kegiatan pariwisata adalah untuk memenuhi kebutuhan

jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan

serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat

(UU Pemerintah No.10 tahun 2009 Pasal 3). Pengembangan pariwisata perlu

ditata sedemikian rupa baik dengan cara memelihara yang sudah berkembang atau

menciptakan yang baru sehingga memajukan suatu tempat atau daerah yang

dianggap memiliki potensi wisata.

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang

pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata meliputi objek dan daya tarik

wisata, prasarana wisata dan sarana wisata (Suwantoro 2004). Objek wisata

merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah

tujuan wisata. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan

manusia yang dibutuhkan oleh wisatawan dalam berwisata seperti jalan, listrik,

16
17

air, dan lain sebagainya. Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan

wisata sebagai yang bertujuan untuk melayani kebutuhan wisatawan seperti hotel,

alat transportasi, restoran, kamar mandi, mushola, dan sarana pendukung lainnya.

Ketiga unsur tersebut menjadi penopang utama sebuah kawasan wisata untuk

dapat berkembang, sehingga sudah seharusnya pengelola kawasan wisata dibantu

oleh pemerintah daerah atau pusat mengalokasikan dana dan energinya untuk

meningkatkan kualitas di ketiga sektor tersebut.

2.2 Valuasi Ekonomi

Valuasi ekonomi adalah suatu metode untuk mencari nilai kuantitatif dari

pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan suatu sumber daya alam dan

lingkungan atas manfaat yang dihasilkan. Valuasi ekonomi biasa digunakan untuk

mengukur nilai ekonomi kawasan kawasan yang tergolong non-market seperti

pantai, hutan, gunung, dan kawasan wisata lainnya. Tujuan dari valuasi ekonomi

adalah untuk mengukur seberapa efektifkah pengelolaan barang dan jasa terhadap

manfaat yang dihasilkan oleh ekosistem yang ada di kawasan wisata tersebut.

Valuasi ekonomi berperan penting dalam menyediakan informasi yang

utuh tentang nilai dari sumber daya alam dan lingkungan untuk membantu proses

pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan publik (Fauzi 2010,11). Lebih

jauh menurut Fauzi (2010,11) menyatakan bahwa valuasi ekonomi dapat

membantu kebijakan publik dalam beberapa aspek. Pertama adalah penentuan

harga yang tepat (pricing strategy), biaya tiket masuk suatu kawasan misalnya

tidak hanya didasarkan pada hitungan retribusi semata, namun juga

memepertimbangkan “harga” dari jasa lingkungan yang dihasilkan kawasan


18

tersebut. Kedua adalah membantu dalam penilaian proyek dan penentuan

prioritas pembangunan terkait dengan seberapa pentingnya barang dan jasa yang

dihasilkan oleh sumber daya dan lingkungan. Ketiga adalah yang berhubungan

dengan perencanaan pada tingkat makro seperti memasukan aspek deplesi dan

degradasi dari sumber daya alam dan lingkungan dalam konteks perencanaan

pembangunan. Keempat, informasi yang diperoleh dari valuasi ekonomi akan

membantu kebijakan publik dalam penentuan kompensasi yang terjadi pada

sumber daya alam dan lingkungan.

Metode-metode yang digunakan dalam valuasi ekonomi menurut

Suparmoko (2014, 20) pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga macam

bergantung pada situasi, kondisi dan jenis aset sumberdaya lingkungan yang

dinilai, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.

TEKNIK VALUASI

Nilai berdasar pasar


Nilai berdasar pasar Nilai berdasar survei
pengganti
sebenarnya (1) (3)
(2)

Harga aset (hedonic) Pemodelan pilihan

Langsung Tak langsung


Upah (wages) Valuasi kontingensi
(CVM)
Rente ekonomi Biaya perjalanan
(unit rent) (travel cost)

Productivity Shadow project Preventive Cost of illness Opportunity

Gambar 2.1 Klasifikasi Metode Valuasi Ekonomi (Suparmoko 2014, 20)


19

2.3 Travel Cost Method

Kawasan wisata dapat dikategorikan sebagai kawasan non-market, karena produk

dan jasa yang dihasilkan tidak dapat diperjualbelikan secara langsung sehingga

harga pasarnya tidak dapat diukur melalui mekanisme pasar. Travel Cost Method

merupakan salah satu metode valuasi ekonomi untuk menilai kawasan yang

tergolong non-market. Metode ini menurut Fauzi (2010, 180) biasa digunakan

untuk menilai komponen non-guna dari tempat rekreasi dan komponen yang

diamati adalah biaya perjalanan ke tempat rekreasi yang dikeluarkan seseorang.

Travel Cost Method menganggap bahwa biaya atau pengeluaran untuk menempuh

perjalanan serta waktu yang dikorbankan para wisatawan untuk menuju objek

wisata sebagai nilai lingkungan yang wisatawan bersedia untuk membayarnya

(Suparmoko et al. 2014, 24)

Prinsip dasar metode TCM adalah teori permintaan konsumen di mana

nilai yang diberikan individu terhadap lingkungan tercermin dari biaya yang

dikeluarkan ke lokasi wisata yang dikunjungi. Biaya yang dikeluarkan individu

untuk mengkonsumsi jasa lingkungan wisata ini dapat berupa biaya transportasi,

biaya retribusi, biaya pengeluaran di tempat wisata (bisa berupa konsumsi,

cindera mata atau wahana wisata), dan biaya korban waktu yang dikeluarkan.

Asumsi mendasar dari model TCM adalah bahwa perjalanan dan tempat wisata

bersifat komplementari lemah, sehingga nilai tempat wisata dapat diukur dari

biaya perjalanan. Asumsi komplementari lemah juga memungkinkan kita untuk

mengukur utilitas marginal dari perbaikan lingkungan.


20

Secara umum menurut Fauzi (2014, 182) ada tiga pendekatan TCM yang

digunakan dalam analisis valuasi ekonomi. Ketiga pendekatan tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Individual Travel Cost Method (ICTM)

Metode ITCM didasarkan pada survei atas pengunjung ke tempat

rekreasi. Data pengeluaran biaya perjalanan dan variabel sosio-ekonomi

lainnya dijadikan sebagai variabel penjelas dari biaya perjalanan yang

dikeluarkan.

2. Zone Travel Cost Method (ZTCM)

Metode ZTCM merupakan pendekatan klasik yang didasarkan pada

data sekunder dimana jumlah kunjungan diduga merupakan fungsi dari

biaya perjalanan yang didasarkan pada zona wilayah relatif terhadap

tempat wisata.

3. Random Utility Model (RUM)

Metode RUM merupakan metode yang lebih kompleks dibandingkan

metode ITCM dan ZTCM, sehingga metode ini memerlukan

pendekatan ekonometrika yang juga tidak sederhana.

Penentuan fungsi permintaan untuk untuk kunjungan ke suatu tempat

wisata dengan pendekatan individual TCM menggunakan teknik ekonometrik.

Untuk mengimplementasikan TCM harus terlebih dahulu membuat spesifikasi

fungsi TCM sehingga surplus konsumen dapat dihitung berdasakan koefisien

yang diperoleh dari fungsi spesifik. Fungsi tersebut dibangun dengan hipotesis

bahwa kunjungan ke tempat wisata sangat dipengaruhi oleh biaya perjalanan


21

(travel cost) dan diasumsikan berkorelasi negatif, sehingga diperoleh kurva

permintaan yang memiliki kemiringan negatif. Secara sederhana fungsi

permintaan TCM dapat dirumuskan dengan dengan pemodelan linier berikut:

Vij = f(Cij, Tij, Qij, Sij, Mi)

keterangan:
Vij: Jumlah kunjungan oleh individu i ketempat j
Cij: Biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi lokasi j
Tij: Biaya waktu yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi lokasi j
Qij: Persepsi responden terhadap kualitas lingkungan tempat yang di kunjungi
Sij: karakteristik substitusi yang mungkin ada di tempat lain
Mi: Pendapatan dari individu i

Menurut Haab dan McConnel (2002 dalam Fauzi 2010, 216), agar hasil penilaian

terhadap sumber daya alam melalui TCM tidak bias, fungsi permintaan harus

dibangun dengan asumsi dasar berikut ini.

1. Biaya perjalanan dan biaya waktu digunakan sebagai proxy atas harga

dari rekreasi.

2. Waktu perjalanan bersifat netral, artinya tidak menghasilkan utilitas

maupun disutilitas.

3. Perjalanan merupakan perjalanan tunggal (bukan multitrips).

2.4 Surplus Konsumen

Surplus konsumen adalah tambahan nilai yang diterima individu untuk konsumsi

barang melebihi dari yang dibayarkan atau nilai yang bersedia dibayar oleh

seseorang untuk memperoleh haknya mengkonsumsi suatu barang pada harga

yang sedang berlaku (Nicholson 2002, 119). TCM dibangun atas dasar teori

permintaan konsumen. Surplus konsumen dalam TCM menunjukkan besarnya

sesorang dalam menilai suatu tempat wisata seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2.
22

Gambar 2.2 Kurva permintaan surplus konsumen (Fauzi 2014, 181)

Surplus konsumen dapat diukur dengan mencari besarnya luas area

segitiga yang terbentuk di bawah kurva permintaan dan di atas garis yang

menunjukkan harga pembelian barang (daerah AC0Cmax), di mana Cmax sendiri

adalah biaya perjalanan maksimum yang membuat jumlah kunjungan menjadi nol.

Pendugaan besaran surplus konsumen ini dapat dilakukan jika hubungan antara

jumlah kunjungan dan besaran biaya diketahui. Hubungan ini disebut sebagai

”trip-generation function” atau TGF. Secara umum TGF dapat dituliskan:

V =f (TC , X)

TGF tersebut kemudian digunakan untuk mengestimasi surplus konsumen.

Jika TC adalah travel cost pada saat mengunjungi objek wisata dan V adalah

jumlah kunjungan, maka berdasarkan Haab dan Mc Connel (2002) surplus

konsumen untuk fungsi permintaan linier dapat dirumuskan:


2
V
CS=
−2 β 1
23

CS adalah consumer surplus, V adalah jumlah rata-rata kunjungan yang

dilakukan individu,dan β 1 adalah koefisien dari variabel travel cost. Dari hasil

perhitungan ini akan didapatkan rata-rata surplus konsumen untuk setiap individu,

sehingga untuk mendapatkan surplus konsumen agregat, rata-rata surplus

konsumen individu dikalikan dengan jumlah pengunjung selama periode waktu

tertentu, biasanya dalam kurun satu tahun seperti ditunjukan persamaan berikut:

TCS=CS x N

TCS = Total Consumer Surplus


CS = Consumer Surplus
N = Periode waktu (1 tahun)

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai valuasi ekonomi mengenai objek wisata

pernah dilakukan oleh para peneliti baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.

Berikut ini adalah uraian singkat beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian ini.

1. Bharali dan Mazumder (2012) melakukan penelitian di Taman Nasional

Kaziranga, India dengan menggunakan Travel Cost Method (TCM).

Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah jumlah

kunjungan, biaya perjalanan (travel cost), pendapatan pengunjung

(income), usia pengunjung (age). Jumlah responden dalam penelitian ini

berjumlah 300 pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel

biaya perjalanan yang mempengaruhi tingkat kunjunungan individu. Nilai

ekonomi dari Taman Nasional Kaziranga diestimasi sebesaar $ 773,45

juta.
24

2. Haridhira (2012) melakukan penelitan mengenai valuasi nilai ekonomi

total di Taman Hutan Raya Ngurah Rai di sepanjang Teluk Benoa,

Provinsi Bali. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan nilai manfaat

langsung kawasan hutan mangrove dengan menggunakan Travel Cost

Method sebesar Rp3.521.236.924,00 per tahun. Nilai manfaat tidak

langsung sebagai pelindung pantai menggunakan Replacement Cost

Method sebesar Rp3.312.101.910,83 per tahun dan nilai manfaat tidak

langsung keanekaragaman hayati dengan metode Benefit Transfer sebesar

Rp1.749.024.775,49 per tahun. Sedangkan nilai bukan manfaat sebagai

akibat nilai warisan (bequest value) dan nilai keberadaan (existence value)

dengan menggunakan Contingent Valuation Method didapatkan nilai

sebesar Rp458.709.600,00 per tahun dan Rp593.813.000.000,00 per

tahun. Nilai ekonomi total dari Kawasan Hutan Mangrove Benoa dalam

penelitian ini adalah sebesar Rp9.634.886.210,32 per tahun atau

Rp7.014.842,53 per hektar per tahun,

3. Du Preez dan Ellen Lee (2015) meneliti pengaruh biaya perjalanan,

pendapatan, tingkat pendidikan, jenis kelamin pengunjung, usia

pengunjung dan lamanya waktu singgah terhadap jumlah kunjungan

individu di Trans Bavians yang terletak di Baviaanskloof Mega-Resereve,

Afrika Selatan. Dari data primer yang diambil yaitu 288 respoden

menunjukkan bahwa seluruh variabel ternyata mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kunjugan di Trans Baviaans, selain itu dari


25

Willingnes to Pay (WTP) per individu adalah sebesar US$ 201 per

kunjungan.

4. Rantelino (2015) melakukan penelitian mengenai valuasi ekonomi Objek

Wisata Umbul Ponggok, Klaten, Jawa Tengah dengan menggunakan

Travel Cost Method (TCM). Variabel dependen yang diukur pada

penelitian ini adalah jumlah kunjungan individu selama setahun, dan

variabel independen yang diuji adalah jumlah pendapatan, usia, jenis

pekerjaan, dummy kualitas dan dummy subtitusi. Data primer yang

digunakan sebanyak 100 data pengunjung yang diperoleh dengan cara

survei menggunakan kuesioner. Hasil penelitannya menunjukkan surplus

konsumen berada pada interval Rp31.267.055.000,00 –

Rp65.688.434.000,00 per tahun dengan estimasi nilai ekonomi anuitas

abadi, dengan asumsi tingkat suku bunga (free risk rate) 12,18% yang

berada dalam interval Rp256.708.171.000,00 – Rp539.313.908.000,00.

Persamaaan penelitian ini dengan penetian sebelumnya adalah metode

yang digunakan untuk menilai objek wisata yaitu Travel Cost Method (TCM).

Perbedaan penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya adalah terkait

dengan pada sumber data (lokasi dan waktu penelitian) dan variabel penelitian

yang digunakan. Adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai

berikut.

1. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian adalah Pantai Congot yang terletak di Dusun Pasir

Mendit, Jangkaran, Kec, Temon, Kab. Kulon Progo, Yogyakarta.


26

Sedangkan waktu penelitian direncanakan pada bulan Februari 2018-April

2018.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan melalui Travel Cost Method (TCM)

dalam penelitian ini adalah jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Congot

dalam periode 1 tahun.

3. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan melalui Travel Cost Method (TCM)

dalam penelitian ini adalah biaya perjalanan, pendapatan, usia, tingkat

pendidikan, dummy kualitas, dan dummy subtitusi.

2.6 Hipotesis

Hipotesis yang dibangun dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel biaya perjalanan diduga berpengaruh negatif terhadap jumlah

kunjungan ke Pantai Congot.

2. Variabel pendapatan per bulan individu diduga berpengaruh positif

terhadap jumlah kunjungan ke Pantai Congot

3. Variabel tingkat pendidikan terakhir diduga berpengaruh positif terhadap

jumlah kunjungan ke Pantai Congot

4. Variabel waktu perjalanan diduga berpengaruh negatif terhadap jumlah

kunjungan ke Pantai Congot.

5. Variabel usia pengunjung diduga berpengaruh positif terhadap jumlah

kunjungan ke Pantai Congot.


27

6. Variabel dummy kualiltas lingkungan diduga berpengaruh positif terhadap

jumlah kunjungan ke Pantai Congot.

7. Variabel dummy subtitusi diduga berpengaruh negatif terhadap jumlah

kunjungan ke Pantai Congot.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Objek penelitian Pantai Congot terletak di Dusun Pasir Mendit, Jangkaran, Kec,

Temon, Kab. Kulon Progo, Provinsi DIY yang dilaksanakan dari awal Februari

2019 hingga akhir Agustus 2019. Data yang dikumpulkan berasal dari informasi

yang diambil langsung dari para wisatawan, pengunjung dan juga para pengelola

Kawasan wisata Pantai Congot.

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dinyatakan

sebagai berikut.

1. Valuasi ekonomi adalah proses dalam mengestimasi nilai dari suatu jasa

yang tidak diperjualbelikan (non-market value) yang dihasilkan oleh suatu

kawasan atau objek wisata.

2. Nilai ekonomi adalah ukuran jumlah maksimum uang yang bersedia

dibayarkan oleh seseorang untuk memperoleh barang dan jasa.

3. Travel cost method adalah metode yang mengestimasi kesediaan

membayar individu untuk menikmati suatu kawasan wisata dengan

memperhitungkan segala biaya yang dikeluarkan oleh setiap individu.

4. Surplus konsumen adalah keuntungan (kepuasan) yang diterima individu

untuk konsumsi barang karena membayar dengan harga yang lebih rendah

daripada nilai barang tersebut untuknya.

28
29

Penelitian mengenai valuasi ekonomi dari suatu objek wisata alam memerlukan

beberapa variabel independen dan variabel dependen. Variabel-variabel terkait

dalam penelitian valuasi ekonomi Pantai Congot antara lain sebagai berikut.

1. Variabel dependen yang ada di dalam penelitian ini adalah jumlah

kunjungan, yaitu berapa kali individu mengunjungi Pantai Congot selama

12 bulan terakhir terhitung dari Juli 2018 sampai dengan Agustus 2019.

2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut.

a. Travel Cost. Biaya yang dikeluarkan oleh setiap individu untuk

berwisata ke Pantai Congot yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

b. Pendapatan. Jumlah pendapatan setiap bulan dari individu yang

berkunjung ke Pantai Congot. Pendapatan di klasifikasikan dengan

menggunakan skala Likert dengan rincian berikut ini.

i. Skala 1: < Rp 1.000.000;

ii. Skala 2: Rp 1.000.001-Rp 2.500.000;

iii. Skala 3: Rp 2.500.001-Rp4.400.000;

iv. Skala 4: Rp 5.000.001-Rp.6.000.000;

v. Skala 5: > Rp 6.000.000;

c. Pendidikan. Durasi dalam menempuh pendidikan yang dinyatakan

dalam satuan tahun.

d. Usia. Usia individu yang dinyatakan dalam satuan tahun.

e. Dummy kualitas. Persepsi pengunjung terhadap kualitas

lingkungan Pantai Congot. Kategori kualitas, baik dinyatakan


30

dalam bentuk angka 1 dan kualitas tidak baik dinyatakan dalam

bentuk angka 0.

f. Dummy substistusi. Persepsi responden terhadap objek wisata

pengganti sejenis selain Pantai Congot. Kategori ada objek wisata

pengganti Pantai Congot dinyatakan dalam angka 1 dan kategori

tidak adanya objek wisata pengganti Pantai Congot dinyatakan

dalam angka 0.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1. Populasi penelitian adalah individu yang mengunjungi Pantai Congot

dengan tidak membedakan antara pengunjung yang datang dari luar kota

maupun dari masyarakat yang tinggal di sekitar.

2. Perjalanan dilaksanakan hanya mengunjungi Pantai Congot atau

perjalanan tunggal (single destination).

3.3 Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling. Menurut Sukardi (2011, 64) purposive sampling adalah metode

pengambilan responden yang ditemui di lokasi secara disengaja sesuai dengan

persyaratan yang dikehendaki dan sesuai dengan kriteria penelitian.

Proses pengambilan data dilakukan selama tiga minggu, yaitu mulai

tanggal 1 Agustus 2019 sampai dengan tanggal 21 Agustus 2019 di Pantai Congot

Kabupaten Kulon Progo dengan mengambil 100 responden wisatawan sebagai

sampel penelitian yang dianggap mewakili populasi dari jumlah wisatawan yang

ada. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan distribusi langsung,


31

yaitu mengambil dan memperoleh informasi secara langsung dari responden

melalui kuesioner. Penentuan jumlah responden penelitan dihitung dengan cara

menggunaan rumus Slovin berikut:

N
n=
1+ Ne2

352.017
n= 2
=99.99
(1+352.017 x 0.1 )

Perhitungan jumlah responden berdasarkan rumus Slovin tersebut

mengasumsikan bahwa N adalah jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai

Congot selama satu tahun, yaitu sebanyak 352.017 wisatawan dan dengan taraf

signifikansi e sebesar 0,1 sehingga dari hasil perhitungan tersebut didapatkan

jumlah responden sebanyak 99,99 orang yang dibulatkan menjadi 100 orang

responden. Selama obeservasi di lokasi penelitian banyak wisatawan yang datang

secara berkelompok, namun pada proses pengumpulan data, kuesioner hanya

diberikan pada salah satu orang yang mewakili setiap kelompok wisatawan,

sehingga pengisian kuesioner dan kebiasan data dapat dihindari.

3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data

primer merupakan data yang langsung diperoleh dari wisatawan yang berkunjung

ke Pantai Congot melalui pengisian kuesioner dan juga wawancara terhadap

pengelola wisata Pantai Congot. Data sekunder yang digunakan berupa jumlah

wisatawan yang berkunjung dalam satu tahun terakhir yang diperoleh dari buku

kepariwisataan DIY yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata DIY tahun 2018.

Data primer yang diperoleh dari responden akan diolah dengan software
32

Microsoft Excel dan Stata 13. Metode analisis parameter dalam model permintaan

rekreasi wisata adalah dengan menggunakan ordinary least square.

3.5 Analisis Data

3.5.1 Analisis fungsi permintaan konsumen Pantai Congot dengan metode

travel cost

Analisis frekuensi jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Congot menggunakan

metode travel cost seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2 sebelumnya. Metode

travel cost menggunakan fungsi permintaan wisata yang didasarkan pada

frekuensi kunjungan sebagai variabel dependen yang dijelaskan dalam suatu

persamaan linear dan variabel independen sebagai variabel penjelasnya. Model

regresi yang memiliki jumlah variabel independen lebih dari satu disebut sebagai

regresi linear berganda dan alat analisis parameternya menggunakan metode OLS

(Ordinary Least Square). OLS menggunakan metode perhitungan kuadrat terkecil

dan di dalam model regresi ini, ada beberapa syarat harus dipenuhi sehingga hasil

regresi dapat dikatakan valid. Adapaun model regresi dari fungsi perrmintaan

wisata di Pantai Congot dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dimodelkan

sebagai berikut.

Vij = β0 + β1TCij + β2EDUij + β3AGEij + β4INCij + β5DQij + β6DSij+ uij


keterangan:
Vij: : Kunjungan wisatawan di Pantai Congot
β0: : Konstanta
β1TCij: :Total biaya perjalanan pengunjung i ke lokasi j
β2EDUij: : Pendidikan pengunjung i ke lokasi j
β3AGEij: : Usia pengunjung i ke lokasi j
β4INCij : : Pendapatan pengunjung i ke lokasi j
β5DQij: :Persepsi pengunjung i tentang kualitas lingkungan lokasi j
β6DSij: : Karakteristik substitusi lokasi lain
uij: : Error term
33

3.5.2 Uji t-statistik

Uji t-statistik adalah metode pengujian statistik yang bertujuan untuk mengukur

pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara

parsial atau sendiri-sendiri. Pengujian dilakukan dengan membandingakan antara

t-hitung dengan t-tabel berdasarkan hipotesis yang dilakukan. Uji t-statistik

diasumsikan sebagai berikut.

1. Apabila digunakan uji statistik satu arah:

a. jika t-hitung < t-tabel (α, n-k), maka H0 diterima dan Ha ditolak

b. jika t-hitung > t-tabel (α, n-k), maka H0 ditolak dan Ha diterima

2. Apabila digunakan uji statistik dua arah:

a. jika t-hitung < t-tabel (-1/2α, n-k), maka H0 diterima dan Ha ditolak

b. jika t-hitung > t-tabel (-1/2α, n-k), maka H0 diterima dan Ha ditolak

Keterangan:
α = tingkat probabilitas
n = jumlah observasi
k = jumlah variabel independen serta konstantanya

H0 diterima maka artinya variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen dan sebaliknya apabila hipotesis Ha yang diterima

maka artinya variabel independen tersebut secara signifikan akan berpengaruh

terhadap variabel dependen.

3.5.3 Uji F-statistik

Uji F-statistik adalah metode pengujian statistik yang bertujuan untuk mengukur

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan atau

bersama-sama. Perbedaanya dengan uji t-statistik adalah uji F mengukur besarnya


34

perbedaan varians antara kedua atau beberapa kelompok, sedangkan uji t

mengukur besarnya perbedaan mean. Pengujian dilakukan dengan

membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel pada derajat kebebasan tertentu

berdasarkan hipotesis yang dibangun:

1. H0 : β1 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-

sama.

2. H0 : β1 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama.

Dari perhitungan yang dihasilkan, apabila F-statistik > F-tabel maka H0 ditolak dan Ha

diterima (secara simultan/bersama-sama variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen), dan sebaliknya apabila F -statistik < F-tabel,

maka H0 diterima dan Ha ditolak (secara simultan/bersama-sama variabel

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen).

3.5.4 Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi memiliki pengertian seberapa besar kemampuan seluruh

variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Perhitungan

koefisien determinasi dilakukan dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi

(R). Sebagai contoh apabila diketahui nilai R = 0,9, maka R 2 = 0,81. Hasil R2 ini

mengandung arti bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

varians dari variabel dependennya adalah 81% dan sisanya terdapat 29% (100% -

81%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh faktor lain.


35

Nilai koefisien determinasi akan menentukan layak atau tidaknya sebuah

model untuk mengestimasi, dengan asumsi bahwa variabel independennya

signifikan, sehingga tidak menghasilkan regresi lancung (spurious regression).

Nilai R2 selalu bernilai positif sehingga besaranya berkisar antara 0 dan 1 (0 < R 2

< 1). Apabila R2 = 1, maka terjadi suatu kecocokan hubungan sempurna antara

variabel dependen dan independen, dan bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen.

3.5.5 Uji Ekonometrika

3.5.5.1 Uji normalitas. Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan

untuk mengetahui dan menilai apakah persebaran data yang telah dikumpulkan

berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara dalam uji normalitas adalah

dengan metode Jarque-Bera (JB), dimana nilai JB hitung lantas dibandingkan

dengan Chi square (χ2) tabel. Apabila nilai JB hitung < χ2 tabel maka artinya data telah

terdistribusi normal, dan sebaliknya apabila JB hitung > χ2 tabel maka data tidak

terdistribusi secara normal.

3.5.5.2 Uji linearitas. Uji linearitas merupakan salah satu persyaratan

yang harus dipenuhi dalam regresi linier. Uji ini bertujuan untuk mengetahui

apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara

signifikan. Salah satu metode uji liniearitas adalah dengan menggunakan Ramsey

reset test. Metode Ramsey reset test dibangun dengan hipotesis awal bahwa fungsi

yang benar adalah linear. Kemudian nilai F hitung dari Ramsey reset test

dibandingkan dengan F . Apabila nilai F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak dan
tabel
36

sebaliknya apabila F-hitung < F-tabel maka H0 diterima sehingga spesifikasi model lolos

tes dan dianggap memiliki hubungna yang linear.

3.5.5.3 Uji multikolinearitas. Uji multikolinearitas adalah uji yang

dilakukan untuk melihat dan memastikan apakah di dalam sebuah model regresi

ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel independennya. Model regresi

dikatakan baik apabila diantara variabel independenya tidak terjadi korelasi

(hubungan yang kuat), sehingga untuk memastikan ada tidaknya gejala

multikoerelasi tersebut dengan cara melihat nilai tolerance dan variance inflating

factor (VIF). Dasar pedoman dalam pengambilan keputusan menggunakan

metode tolerance dan VIF adalah sebagai berikut:

1. Nilai tolerance

Apabila nilai tolerance > 0,1 maka artinya tidak terjadi multikolineraitas

didalam model regresi, dan sebaliknya apabila nilai tolerance < 0,1 maka

artinya telah terjadi multikolinearitas dalam model regresi.

2. Nilai variance inflating factor (VIF)

Apabila VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolineraitas didalam

model regresi, dan sebaliknya apabila nilai VIF < 10 maka artinya telah

terjadi multikolinearitas dalam model regresi.


37

3.5.5.4 Uji heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas adalah salah satu

dari uji asumsi klasik yang dilakukan pada regresi linear. Tujuan dari uji ini untuk

menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan

pada model regresi linear. Heteroskedastisitas merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan model regresi linear tidak efisien dan akurat. Ada beberapa metode

pengujian yang bisa digunakan, salah satunya adalah dengan menggunakan

metode uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara mregresikan antara variabel

independen dengan nilai absolut residualnya. Apabila nilai signifikansi antara

variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi

gejala heteroskedastisitas didalam model regresi.

3.5.6 Estimasi nilai ekonomi wisata Pantai Congot

Nilai ekonomi wisata Pantai Congot dapat dihitung dengan menggunakan rumus

surplus konsumen seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2 sebelumnya, yakni:
2
V
CS=
−2 β 1

CS (consumer surplus) adalah surplus konsumen, V adalah jumlah kunjungan

rata-rata individu dalam satu tahun (Juli 2018 s.d Agustus 2019) dan β 1 adalah

koefisien travel cost. Hasil dari persamaan ini menunjukkan rata-rata surplus

konsumen di Pantai Congot. Untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata nilai rata-

rata surplus konsumen (CS) dikalikan dengan jumlah total wisatawan yang

berkunjung ke Pantai Congot dalam satu tahun terakhir (Juli 2018 s.d Agustus

2019), seperti ditunjukkan pada persamaan berikut:


Nilai Wisata PantaiCongot =CS x JumlahWisatawan dalam SatuTahunBAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Proses pengambilan data dilaksanakan dari tanggal 1 Agustus 2019 s/d 21

Agustus 2019. Jumlah responden yang diambil sebanyak 100 orang yang

dianggap mewakili seluruh populasi pengunjung Pantai Congot dalam satu tahun.

Dari 100 responden tersebut didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 4.1 Deskripsi statistik Pantai Congot


Variabel Mean Standard Deviasi Min Maks
V 1,63 0,6765181 1 4
EDU 12,07 2,257446 6 16
TC 245,49 115,7328 67 458
INC 2,02 0,8525659 1 4
AGE 36,12 11,70019 18 63
DS 0,62 0,4878317 0 1
DK 0,78 0,4163332 0 1

Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Congot rata-rata berusia 36.12

tahun dengan rata-rata kunjungan ke Pantai Congot sebanyak 1.63 kali. Mayoritas

responden berkunjung sebanyak 1 kali (61%), kemudian sebanyak 37% responden

berkunjung dengan intensitas sebanyak 2 kali dan intensitas tertinggi sebanyak 4

kali hanya 1% saja, sedangkan sisanya sebesar 6% responden memilki intensitas

kunjungan sebanyak 3 kali seperti diperlihatkan pada Gambar 4.1.

38
39

3 4
8% 1%

1
47%
2
44%

1 2 3 4
Gambar 4.1 Persentase jumlah kunjungan responden Pantai Congot

Intensitas kunjungan yang tidak terlalu sering ini dipengaruhi oleh

pendapatan responden yang rendah. Ini dibuktikan dari tingkat pendapatan

responden rata-rata hanya 2.02 (skala 2 pendapatan). Dari Gambar 4.2 juga dapat

dilihat bahwa sebanyak 49% reponden memiliki tingkat pendapatan sebesar Rp

1.000.000–Rp 2.500.000 (skala 2) dan sebanyak 28% memiliki tingkat

pendapatan sebesar < Rp1.000.000 (skala 1). Hanya 23% saja yang memiliki

tingkat pendapatan diatas Rp 2.500.000 (skala 3 dan 4).

4
7%
3 1
16% 28%

2
49%

1 2 3 4
Gambar 4.2 Persentase pendapatan responden Pantai Congot
40

Tingkat pendapatan responden yang rendah ternyata dipengaruhi juga oleh

latar belakang pendidikan responden yang rendah juga. Dari 100 responden yang

ada, rata-rata responden mengenyam pendidikan selama 12.07 tahun. Ini

ditunjukan pula pada Gambar 4.2 bahwa lebih dari 50% responden Pantai Congot

merupakan lulusan SMA sederajat (60%). Bahkan terdapat 20% responden yang

hanya mengenyam pendidikan hanya sampai SD dan SMP saja. Sedangkan

sebanyak 18% responden sisanya sudah mengenyam pendidikan hingga setingkat

Diploma dan Sarjana.

SD
S1 2%
13% SMP
18%
D3
7%

SMA
60%

Gambar 4.3. Persentase tingkat pendidikan responden Pantai Congot

Rata-rata pengunjung Pantai Congot mengeluarkan biaya sebesar

Rp245.490 selama melakukan kunjungan wisata di Pantai Congot. Biaya tertinggi

sebesar Rp458.000 sedangkan biaya terendah Rp67.000. Biaya tersebut terdiri

dari biaya perjalanan (pulang-pergi) dan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan

wisata berlangsung seperti biaya retribusi, biaya parkir, biaya konsumsi dan juga

biaya-biaya lainnya yang terkait dengan kegiatan wisata di Pantai Congot. Selain

itu, dari 100 responden yang ada sebanyak 78% menganggap kualitas lingkungan
41

Pantai Congot berkualitas baik (ditunjukan dengan angka 1) dan sebanyak 62%

responden tidak memiliki tempat wisata lain sebagai pengganti wisata Pantai

Congot (ditunjukan dengan angka 1). Sejumlah 22% responden memiliki persepsi

yang buruk terhadap kualitas lingkungan Pantai Congot (ditunjukkan dengan

angka 0) dan sebanyak 38% memiliki wisata subtitusi sejenis dengan Pantai

Congot (ditunjukkan dengan angka 0). Besarnya Persentase dummy subtitusi dan

dan dummy perspesi kualitas dapat dilihat pada Gambar 4.4.

YA TIDAK
38% 22%

TIDAK
62%
YA
78%

Gambar 4.4. Persentase dummy subtitusi dan dummy persepsi kualitas lingkungan

4.2 Hasil Uji Statistik

Pengujian statistika dilakukan untuk menilai dan melihat apakah data yang sudah

terkumpul dapat membuktikkan dugaan sementara penelitian (hipotesis awal)

yang sudah dibangun atau justru sebaliknya menolak hipotesi awal. Pengujian

statistika ini meliputi uji f-statistik, uji t-statistik dan uji koefisien determinasi.

Seluruh pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software Stata 13.

4.2.1 Hasil uji t-statistik

Proses selanjutnya setelah meregresi model adalah melakukan uji t-statistik.

Tujuan dari uji t-statistik ini adalah untuk mengetahui besarnya signifikansi
42

pengaruh dari masing-masing variabel independen (travel cost, pendapatan,

pendidikan, usia, waktu tempuh, dummy subtitusi dan dummy persepsi kualitas)

terhadap variabel dependen yaitu jumlah kunjungan tiap individu ke Pantai

Congot. Penentuan t-tabel adalah dengan menggunakan rumus n-k yaitu 100-7 =

93. Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 0.05 (pengujian satu arah),

sehingga didapatkan nilai t-tabel sebesar 1.661. Hasil uji t-statistik tersebut

disajikan seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil uji t-Statistik


Variabel Koefisien T-Tabel T-Hitung Probabilitas Keterangan
Pendidikan -0.1019272 1.661 -4.60 0.000 Signifikan
Travel Cost -0.0023859 1.661 -5.51 0.000 Signifikan
Pendapatan 0.148073 1.661 2.38 0.019 Signifikan
Usia 0.0038445 1.661 0.84 0.405 Tidak
Signifikan
DS -0.4779977 1.661 -4.62 0.000 Signifikan
DQ 0.4075059 1.661 3.48 0.000 Signifikan

Hasil pengujian t-statistik secara rinci adalah sebagai berikut.

1. Variabel pendidikan memiliki koefisien t-statistik sebesar -4.60 (lebih

besar daripada t-tabel 1.661) dan probabilitas sebesar 0.000 (lebih kecil

daripada α = 0.05), sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel

pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan tetapi bersifat negatif

terhadap jumlah kunjungan tiap individu.

2. Variabel travel cost memiliki koefisien t-statistik sebesar -5.51 (lebih besar

daripada t-tabel 1.661) dan probabilitas sebesar 0.000 (lebih kecil daripada

α = 0.05), sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel travel cost

memiliki pengaruh yang signifikan tetapi bersifat negatif terhadap jumlah

kunjungan tiap individu.


43

3. Variabel pendapatan memiliki koefisien t-statistik sebesar 2.38 (lebih

besar daripada t-tabel 1.661) dan probabilitas sebesar 0.019 (lebih kecil

daripada α = 0.05), sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel

pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan dan bersifat positif

terhadap jumlah kunjungan tiap individu.

4. Variabel usia memiliki koefisien t-statistik sebesar 0.84 (lebih kecil

daripada t-tabel 1.661) dan probabilitas sebesar 0.405 (lebih besar daripada

α = 0.05), sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel usia tidak

memiliki pengaruh yang signifikan dan bersifat positif terhadap jumlah

kunjungan tiap individu.

5. Variabel dummy subtitusi memiliki koefisien t-statistik sebesar -4.62 (lebih

besar daripada t-tabel 1.661) dan probabilitas sebesar 0.000 (lebih kecil

daripada α = 0.05), sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel

dummy subtitusi memiliki pengaruh yang signifikan tetapi bersifat negatif

terhadap jumlah kunjungan tiap individu.

6. Variabel dummy persepsi kualitas memiliki koefisien t-statistik sebesar

3.48 (lebih besar daripada t-tabel 1.661) dan probabilitas sebesar 0.001

(lebih kecil daripada α = 0.05), sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa

variabel dummy kualitas memiliki pengaruh yang signifikan dan bersifat

positif terhadap jumlah kunjungan tiap individu.


44

4.2.2 Hasil uji F-statistik

Uji F-statistik dilakukan setelah pengujian t-statistik selesai dilakukan. Tujuan

dari uji F-statistik adalah untuk menguji tingkat signifikansi dari seluruh variabel

dependen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel independen. Hasil

pengujian F-statistik didapatkan nilai F sebesar 19.98 dan tingkat probabilitas F

sebesar 0.0000. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi dibawah 0.05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secara simultan

(bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen;

Tabel 4.3 Hasil uji F-Statistik


F (6, 93) 19.98
Prob > F 0.0000

4.2.3 Hasil koefisien determinasi (R2)

Nilai R2 berfungsi untuk menjelaskan seberapa besar Persentase masing-masing

variabel independen mampu menjelaskan varians dari variabel dependen. Dari uji

regresi didapatkan nilai R2 sebesar 0.5631 Ini artinya variasi jumlah kunjungan

individu dapat dijelaskan secara bersamaan oleh masing-masing variabel di dalam

model sebesar 56.31% dan 43.69% variasi jumlah kunjungan individu dijelaskan

oleh variabel lain di luar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

4.3 Hasil Uji Ekonometrika

Uji ekonometrika merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis regresi liniear berganda yang berbasis OLS (Ordinary Least Squared).

Dalam uji ekonometrika terdiri dari empat tahapan yang harus dipenuhi yang

dinamakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut adalah uji linearitas, uji

normalitas, uji heterkedastisitas dan uji multikolinearitas. Apabila keempat syarat


45

tersebut telah dipenuhi maka nilai estimasi yang diperoleh dari hasi regresi

bersifat best, linear, unbiased dan estimator (BLUE).

4.3.1 Uji linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model penelitian yang dibangun

memiliki hubungan yang linier atau tidak. Syarat sebuah model dikatakan linear

apabila nilai probabilitasnya lebih besar daripada tingkat kesalahan yang diterima

(α = 0.05). Pengujian linieritas ini menggunakan metode ramsey reset test, di

mana dari hasil perhitungan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.0524 yang

berarti lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0.05), sehingga dapat disimpulkan

bahwa model yang diestimasi adalah merupakan model linear dan tidak ada

variabel yang harus dihilangkan.

Tabel 4.4 Hasil uji Ramsey Rest Test


F (3, 90) 2.67
Prob > F 0.0524

4.3.2 Uji normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah distribusi variabel yang

diharapkan telah memenuhi distribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas ini

menggunakan pendekatan uji Skewness/Kurtosis. Metode Skewness/Kurtosis

menetapkan bahwa apabila tingkat signifikansi di bawah 5% (α < 0.05), maka

artinya terdapat perbedaan yang signifikan dan sebaliknya apabila tingkat

signifikansi di atas 5% (α > 0.05), maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan, data penelitian memiliki nilai

probabilitas sebesar 0.9647 (P > 5%) yang artinya data penelitian ini telah

terdistribusi secara normal. Hasil perhitungan seperti ditunjukan pada Tabel 4.5.
46

Tabel. 4.5 Hasil uji normalitas dengan metode Skewness/Kurtosis


Pr (Skewness) 0.7893
Pr (Kurtosis) 0.9815
Adj Chi2 0.07
Prob > Chi 2
0.9647

4.3.3 Uji heterokedastiditas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mencari gejala heteroskedastisitas yang

menunjukkan adannya ketidaksamaan varians dari residual antara satu

pengamatan dengan pengamatan lainnya. Model regresi dinyatakan memenuhi

persyaratan apabila memiliki kesamaan varians dari residual satu pengamatan

dengan pengamatan lainnya (homokedastisitas). Pengujian heteroskedastisitas ini

menggunakan metode uji Breusch-Pagan/Cook-Weisberg. Pada metode ini sebuah

data dikatakan bebas gejala heterokedastisitas apabila nilai Prob > Chi2 lebih dari

0.05.

Tabel 4.6 Hasil uji Breusch-Pagan/Cook-Weisberg


Chi2 1.99
Prob Chi2 0.1581

Berdasarkan uji Breusch-Pagan/Cook-Weisberg yang telah dilakukan

didapatkan nilai probabilitas sebesar 0.1581 (lebih besar daripada α = 0.05). Jadi

dapat disimpulkan bahwa melalui uji Breusch-Pagan/Cook-Weisberg model

penelitian juga tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

4.3.4 Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di

dalam sebuah model regresi ada hubungan yang linear atau hubungan yang kuat

antara satu variabel independen dengan variabel independen lain. Dari hasil

pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa di dalam persamaan regresi tidak


47

ditemukan gejala multikolinearitas. Hal ini dibuktikan dengan nilai Variance

Inflation Factor (VIF) setiap variabel independen bernilai kurang dari 10 seperti

ditunjukan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil perhitunganVIF


Variabel VIF 1/VIF
Usia (AGE) 1.35 0.742250
Pendapatan (INC) 1.30 0.766450
Dummy Subtitusi (DS) 1.18 0.845740
Travel Cost (TC) 1.17 0.856741
Pendidikan (EDU) 1.16 0.859911
Dummy Kualitas (DQ) 1.11 0.902533
Mean VIF 1.21

4.4 Hasil Regresi dan Interpretasi Data

Perhitungan hasil regresi didapatkan dengan mengolah data penelitian

menggunakan program aplikasi Stata 13. Olah data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least

Square). Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil regresi linear berganda


Variabel Koefisien Std. Error
EDU -0.1019272 0.0221511
TC -0.0023859 0.0004328
INC 0.148073 0.0621254
AGE 0.0038445 0.0046001
DS -0.4779977 0.1033596
DQ 0.4075059 0.1172376
_cons 2.986506 0.3814204

Hasil analisis regresi tersebut apabila dimasukkan ke dalam fungsi permintaan

jumlah kunjungan, maka akan menjadi:

V =2.986506−0.1019272 EDU −0.0023859TC +0.148073 INC+0.0038445 AGE−0.4779977 DS+ 0

Berdasarkan model hasil regresi linear di atas, maka dapat diinterpretasikan

dengan analisis berikut ini.


48

1. Nilai konstanta pada model berdasarkan hasil regresi adalah sebesar

2.986506 . Hal ini berarti bahwa apabila variabel jumlah kunjungan ke

Pantai Congot tidak dipengaruhi oleh variabel bebas pendidikan (EDU),

biaya perjalanan (TC), pendapatan (INC), usia (AGE), biaya, dummy

subtitusi (DS), dan dummy kualitas (DQ), maka jumlah kunjungan ke

Pantai Congot akan naik sebesar 2.986506 kunjungan.

2. Nilai koefisien dari variabel pendidikan (EDU) adalah sebesar –

0.1019272 dan memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah

kunjungan individu. Ini berarti apabila tingkat pendidikan dari

pengunjung naik 1 tahun, maka jumlah kunjungan ke Pantai Congot

justru akan turun sebesar – 0.1019272. Hal ini menunjukkan bahwa

wisata Pantai Congot justru digemari oleh para pengunjung yang

memiliki latar belakang pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Ini

dibuktikan juga dari 100 responden yang dijadikan subjek penelitan,

sebanyak 60% merupakan lulusan SMA sederajat, 20% merupakan

lulusan SD dan SMP dan hanya sebesar 20% saja pengunjung yang

memiliki latar belakang pendidikan D3 atau S1.

3. Nilai koefisien dari variabel biaya perjalanan (TC) adalah sebesar –

0.0023859 dan memiliki pengaruh yang negatif. Ini berarti apabila

variabel biaya perjalanan naik satu satuan, maka jumlah kunjungan ke

Pantai Congot akan turun sebesar 0.0023859. Penurunan jumlah

kunjungan ini mengindikasikan bahwa semakin besar tingkat biaya


49

yang dikeluarkan pengunjung, maka semakin kecil pula jumlah

kunjungan ke Pantai Congot.

4. Koefisien variabel pendapatan (INC) adalah sebesar 0.148073. Ini

menunjukkan bahwa pendapatan memiliki pengaruh yang positif

terhadap jumlah kunjungan individu. Apabila tingkat pendapatan

pengunjung Pantai Congot naik satu skala, maka jumlah kunjungan

akan meningkat sebesar 0.148073. Peningkatan jumlah kunjungan ini

mengindikasikan bahwa semakin tinggi pendapatan pengunjung, maka

semakin besar pula jumlah kunjungan individu ke Pantai Congot.

5. Koefisien variabel usia (AGE) sebesar 0.0038445 menunjukkan bahwa

usia memiliki pengaruh positif terhadap jumlah kunjungan individu.

Koefisien variabel usia sebesar 0.0038445 menunjukkan jika usia

pengunjung naik satu tahun, maka akan meningkatkan jumlah

kunjungan sebesar 0.0038445 satuan. Semakin tua usia dari

pengunjung, maka semakin besar pula jumlah kunjungan ke Pantai

Congot.

6. Koefisien dummy subtitusi (DS) memiliki nilai sebesar -0.4779977 dan

memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah kunjungan. Ini

menunjukkan apabila pengunjung memiliki subtitusi wisata sejenis di

tempat lain maka jumlah kunjungan akan berkurang sebesar 0.4779977

satuan.

7. Nilai koefisien dummy kualitas (DQ) sebesar 0.4075059 dan memiliki

pengaruh yang positif terhadap jumlah kunjungan. Ini menunjukkan


50

bahwa jika persepsi pengunjung terhadap kualias lingkungan baik,

maka jumlah kunjungan akan naik sebesar 0.4075059 satuan.

4.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kunjungan Wisatawan

Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Congot

ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi tiap-tiap variabel independen terhadap

variabel dependen. Dari keenam variabel independen yang ada (EDU, TC, INC,

AGE, DS, DQ) hanya satu variabel saja yang tidak berpengaruh terhadap jumlah

kunjungan wisatawan, yaitu variabel AGE (usia), sehingga dapat disimpulkan

bahwa Pantai Congot dapat dinikmati oleh seluruh golongan usia baik muda

maupun tua.. Salah satu temuan yang menarik lainnya dari hasil regresi adalah

bahwa Pantai Congot justru digemari oleh para wisatawan dengan latar belakang

pendidikan yang rendah. Semakin tinggi usia wisatawan seperti lulusan S1 atau

S2 justru tidak mau berkunjung ke Pantai Congot. Ini juga dibuktikan dari 100

responden yang ada, rata-rata hanya lulusan SMA sederajat. Keengganan untuk

berkunjung dari para wisatawan dengan tingkat pendidikan tinggi ini mungkin

disebabkan kualitas wisata yang dimiliki Pantai Congot tidak sebaguss, selengkap

atau semenarik dibandingkan dengan wisata pantai sejenis lainnya.

4.6 Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Wisata Pantai Congot

Nilai ekonomi kawasan wisata Pantai Congot dapat dihitung dengan mencari

surplus konsumen berdasarkan travel cost method. Hasil perhitungan tersebut

dihitung dengan cara membagi kuadrat rata-rata jumlah kunjungan inidividu (V2)
51

dalam satu tahun dengan koefisien variabel travel cost dikali dengan dua, seperti

berikut:

V2
Surplus Konsumen=
2 x βTC

1.63 2
Surplus Konsumen=
2 x 0,0023859

Surplus Konsumen=566.791

Selanjutnya nilai ekonomi kawasan wisata Pantai Congot dihitung dengan

mengalikan surplus konsumen Rp566.791 dengan jumlah kunjungan wisata

selama satu tahun terakhir sehingga didapatkan nilai ekonomi berikut:

Nilai Ekonomi=Surplus konsumen x Jumlah Pengunjung

Nilai Ekonomi=566.791 x 352.017

Nilai Ekonomi=196.000 .244 .624

Berdasarkan hasil perhitungan nilai ekonomi tersebut diperoleh nilai

wisata sebesar Rp196.000 .244 .624 atau dibulatkan menjadi Rp 196 miliar,

sehingga dengan demikian nilai ekonomi kawasan wisata Pantai Congot dengan

menggunakan metode travel cost adalah sebesar Rp196 miliar.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan ,saran dan juga keterbatasan yang

terdapat dalam penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan tujuan dan hipotesis yang

diajukan, maka diperoleh kesimpulan berikut ini.

1. Nilai ekonomi Pantai Congot yang dihitung dengan travel cost method

diperoleh hasil sebesar Rp196.000 .244 .624 atau dibulatkan menjadi Rp

196.000 .000.000 .

2. Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah kunjungan ke Pantai Congot

adalah sebagai berikut ini:

a. Wisatawan dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung tidak mau

mengunjungi ke Pantai Congot.

b. Biaya perjalanan yang semakin kecil akan menaikkan jumlah

kunjungan ke Pantai Congot.

c. Semakin tinggi tingkat pendapatan pengunjung maka semakin sering

pula wisatawan berkunjung ke Pantai Congot.

d. Tidak adanya wisata sejenis sebagai wisata pengganti Pantai Congot,

maka akan menaikkan jumlah kunjungan wisatawan .

e. Semakin baik kualitas wisata Pantai Congot maka intensitas jumlah

kunjungan ke Pantai Congot akan semakin naik juga.

52
53

5.2 Keterbatasan Penelitian

Sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam travel cost method, penelitian ini

memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut.

1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendidikam biaya perjalanan, pendapatan, usia, dummy subtitusi dan

dummy kualitas.

2. Perjalanan wisata untuk mengukur travel cost adalah perjalanan tunggal.

3. Sampel yang diambil adalah wisatawan yang datang ke Pantai Congot

tanpa membedakan usia, latar belakang pendidikan dan domisili

wisatawan, sehingga terdapat ketimpangan biaya yang dikeluarkan.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran yang

dapat peneliti berikan untuk menambah jumlah kunjungan wisatawan antara lain

sebagai berikut.

1. Pihak pengelola Pantai Congot yang terkait baik itu Pemda Kabupaten

Kulon Progo ataupun Pemprov DIY meningkatkan sarana pendukung

pariwisata seperti memperbaiki akses jalan, menambah jumlah kamar

mandi, membuat tempat peneduh (gasebo), membuat arena bermain

untuk anak-anak dan juga spot-spot tertentu yang dapat dijadikan sebagai

objek berfoto untuk para wisatawan.

2. Membuat dan mengembangkan konsep ecotourism yaitu wisata yang

menggabungkan konsep konservasi alam sebagai sarana pembelajaran

dan edukasi bagi wisatawan.


54

3. Memanfaatkan media sosial sebagai sebagai sarana pengenalan Pantai

Congot ke para wisatawan secara lebih luas.


55

Daftar Pustaka

Buku Statistik Kepariwisataan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2017.


Diakses pada tanggal 23 Mei 2018, diperoleh dari www.bps.go.id
Bharali, A. Mazumder, R. 2012. “Application of Travel Cost Method to Asses the
Pricing Policy of Public Parks: The Case of Kaziranga National Park.”
Jurnal of Regional Development and Planning, Vol, 1, No. 1.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi DIY tahun
2019 . Diakses pada tanggal 16 Juni 2018, diperoleh dari www.bps.go.id
Ellen Lee, Du Preez, 2015. “Application of Travel Cost Method to Asses the
Pricing Policy of Public Parks: The Case of Kaziranga National Park.”
Jurnal of Regional Development and Planning, Vol, 1, No. 1.
Fauzi, A. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan. PT Penerbit IPB Press: Bogor
Haridhira. 2012. “Application of Travel Cost Method to Asses the Pricing Policy
of Public Parks: The Case of Kaziranga National Park.” Jurnal of
Regional Development and Planning, Vol, 1, No. 1.
Hutan Mangrove Pantai Congot Kulon Progo. Diakses pada 19 Mei 2018,
diperoleh dari www.jejakpiknik.com
Rantelino, 2015. “Application of Travel Cost Method to Asses the Pricing Policy
of Public Parks: The Case of Kaziranga National Park.” Jurnal of
Regional Development and Planning, Vol, 1, No. 1.
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi Yogyakarta:
Yogyakarta
Instruksi Presiden Republik Indonesia No.16 Tahun 2005 tentang Kebijakan
Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan. Diakses pada 16 Juni
2018, diperoleh dari www.bpkp.go.id.
Lind, A. 2014. Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi. Salemba
Empat: Jakarta
Nicholson. 2002. “Application of Travel Cost Method to Asses the Pricing Policy
of Public Parks: The Case of Kaziranga National Park.” Jurnal of
Regional Development and Planning, Vol, 1, No. 1.
Peraturan Daerah Provinsi DIY tahun 2012 No.1 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan. Diakses pada 14 Juni 2018, diperoleh dari
www.peraturan.bpk.go.id.
Suparmoko, A. 2014. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta
Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Diakses pada 23
Agustus 2018, diperoleh dari www.kemenpar.go.id.
56

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN
No Responden :
…………………………..
Tanggal :
…………………………..

Kuesioner ini digunakan untuk penelitian Valuasi Ekonomi Kawasan Wisata Pantai
Congot oleh Gilang Yudha Samudro, mahasiswa Magister Ekonomika Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu
/Saudara/i untuk menjawab hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan wisata di bawah
ini. Saya akan menjaga kerahasiaan pendapat Bapak/Ibu /Saudara/i. Terimakasih atas
Kesediaannya.

Masukkan jawaban Anda dengan cara memberi tanda (̔) (mencentang) pada kotak
pilihan yang disediakan, namun jika tidak ada jawaban yang sesuai pada kotak pilihan
Anda dapat menuliskan jawaban Anda pada ... kotak pilihan lainnya.

INDENTITAS RESPONDEN
PENGUNJUNG OBJEK WISATA PANTAI CONGOT
Nama : ...................................................................................................................
..........
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (*coret salah satu)
Usia : ...................................................................................................................
..........
Wisatawan : □ Domestik □ Mancanegara
Alamat : ...................................................................................................................
..........

BAGIAN I
INFORMASI PRIBADI
Pada bagian ini Anda diminta untuk menjawab pertanyaan terkait dengan data diri
sendiri.
1. Apakah Anda sudah berkeluarga?
□ Ya □ Tidak
2. Apa status pendidikan terakhir Anda?
□ SD/MI atau sederajat □ SMP/MTS atau sederajat
□ SMA atau sederajat □ Akademi (D1/D3)
□ Perguruan TInggi (S1) □ Pasca Sarjana (S2/S3)
57

3. Apa status pekerjaan Anda?


□ PNS □ TNI/POLRI □ Pegawai Swasta
□ Pegawai BUMN □ Wiraswasta □ Pedagang
□ Petani/Nelayan □ Pelajar/Mahasiswa □ Buruh
□ Ibu Rumah Tangga □ Belum bekerja □ Lainnya .........
4. Berapakah pendapatan rata-rata Anda setiap bulannya?
□ < Rp 1.000.000,00 □ > Rp 6.000.000,00
□ Rp 1.000.000,00 s.d Rp 2.500.000,00
□ Rp 2.500.000,00 s.d Rp 4.000.000,00
□ Rp 4.000.000,00 s.d Rp 6.000.000,00

BAGIAN II
BIAYA PERJALANAN
Pada bagian ini Anda diminta untuk menjawab pertanyaan terkait dengan biaya
perjalanan Anda.

1. Jenis perjalanan seperti apakah yang Anda lakukan?


□ Perjalanan pendek □ Perjalanan panjang □ Singgah
2. Dengan siapakah Anda datang ke Pantai Congot ini?
□ Sendiri
□ Teman ( ...... orang)
□ Keluarga ( ...... orang)
□ Rombongan ( ...... orang)
□ Lainnya ...........................
3. Jika Anda datang sendirian atau bersama teman atau keluarga, transportasi apa
yang Anda gunakan untuk datang ke tempat ini (pilih salah satu)?
a. Kendaraan umum
1) Berapa kali ganti angkutan umum? (pergi-pulang) .....................
kali
2) Berapa total biaya yang dikeluarkan untuk transportasi
mencapai lokasi (pergi-pulang)? Rp .................................
3) Selain biaya ongkos angkutan umum, apakah ada biaya lain yang
Anda keluarkan selama perjalanan dari tempat tinggal Anda ke
tempat ini?
□ Ada □Tidak

Jika ada, sebutkan biaya untuk apa dan berapa besarnya?


......................................................... Rp .............................
b. Kendaraan pribadi
1) Jenis kendaraan yang Anda gunakan:
□ Sepeda motor □ Pick up
□ Mobil □ Bus
□ Minibus □ Lainnya .............................
2) Berapa total biaya yang Anda keluarkan untuk mencapai lokasi
(pulang-pergi)? Rp ………………………………….
58

4. Jika Anda datang dengan Rombongan/Kelompok


a. Berapakah iuran per anggota rombongan untuk melakukan perjalanan
ke Pantai Congot ini? Rp...............................................
b. Jenis kendaraan yang digunakan (sewa ataupun milik pribadi):
□ Pick up □ Bus
□ Mobil □ Angkutan Umum
□ Minibus □ Lainnya ...............
c. Iuran rombongan/kelompok tersebut meliputi biaya apa saja? (boleh
diisi lebih dari satu)
1. Transportasi sampai ke Pantai Congot:
Rp ...............................................
2. Biaya konsumsi (makan minum) selama kunjungan:
Rp ...............................................
3. Penginapan jika bermalam:
Rp ...............................................
4. Lainnya, sebutkan ....................................................
Rp ................................................
5. Berapa kilometer jarak lokasi keberangkatan Anda (rumah, penginapan, atau
hotel) ke Pantai Congot ini? ………… km
6. Berapa lamakah waktu yang Anda butuhkan dari lokasi keberangkatan tersebut
menuju Pantai Congot ini?.......................... menit
7. Berapakah kisaran dana atau anggaran yang Anda siapkan selama kunjungan di
Pantai Congot ini? ..................... Rupiah

Untuk apa saja Anda menghabiskan dana Anda tersebut?


□ Parkir dan retribusi : ............................... (Rp)
□ Konsumsi : ............................... (Rp)
□ Wahana wisata : ……………………………. (Rp)
□ Souvenir/Cinderamata : ……………………………. (Rp)
□ Lainnya : ............................... (Rp)
8. Apakah Anda kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendapatan selama
kunjungan ke Pantai Congot ini?
□ Ya □ Tidak
Jika Ya, apabila dikonversikan dengan uang, berpakah pendapatan yang hilang
tersebut?
Rp ................................

BAGIAN III
INFORMASI TENTANG KUNJUNGAN
Pada bagian ini Anda akan diminta menjawab pertanyaan seputar Pantai Congot.
1. Apa motivasi Anda berkunjung ke Pantai Congot?
□ Rekreasi □ Perjalanan dinas
□ Study tour dari sekolah/universitas □ Penelitian
□ Belajar alam □ Olahraga
59

2. Apakah hanya Pantai Congot saja tujuan Anda datang ke kabupaten Kulon
Progo?
□ Ya □ Tidak
Jika Tidak, tempat atau objek wisata mana yang telah dan / atau akan
Anda kunjungi pada perjalanan hari ini?
Telah dikunjungi:
1) .............................................................................................................................
...
2) .............................................................................................................................
...

Direncanakan akan dikunjungi:


1) .............................................................................................................................
...
2) .............................................................................................................................
...

3. Adakah tempat wisata alternatif lain yang sejenis dengan wisata Pantai Congot
yang menjadi alternatif wisata alam Anda selain di Pantai Congot?
□ Ya □ Tidak
Jika Ya, objek wisata manakah itu?........................................................
4. Apakah Anda sudah pernah datang ke Pantai Congot ini sebelumnya?
□ Ya □ Tidak

Jika Ya, sudah berapa kali Anda datang?.................................................


5. Kunjungan ke Pantai Congot ini merupakan kunjungan Anda yang ke berapa
kalinya dalam waktu satu tahun terakhir? ………. kali

6. Berapa lama Anda akan menghabiskan waktu di Pantai Congot ini?


□ 1 jam □ 5 jam
□ 2 jam □ 6 jam
□ 3 jam □ 7 jam
□ 4 jam □ Lainnya …………… jam
7. Bagaimanakah aksesibilitas (kemudahan mencapai) Pantai Congot ini?
□ Sangat mudah
□ Mudah
□ Cukup
□ Sulit
□ Sangat sulit
8. Bagaimana pendapat Anda mengenai fasilitas yang tersedia di Pantai Congot ini?
(Mushola, Toilet, Warung makan, Tempat Parkir, dll)
□ Sangat lengkap □ Kurang lengkap
□ Lengkap □ Tidak lengkap
□ Cukup
60

9. Secara umum bagaimana menurut Anda kualitas wisata Pantai Congot ini secara
kesluruhan?
□ Baik □ Tidak Baik
61

10. Apakah Anda berencana akan datang berkunjung ke Pantai Congot lagi?
□ Ya □ Tidak
Jika Tidak, apa alasannya?
□ Tidak menarik
□ Tidak terawat
□ Fasilitas kurang baik
□ Lainnya ............................................

KEINGINAN DAN SARAN RESPONDEN


Pada bagian ini Anda diminta mengisi pertanyaan mengenai bagaimana harapan,
keinginan dan saran serta kritik Anda terhadap objek wisata Pantai Congot ini.
Menurut Anda, apakah kelebihan dan kekurangan objek wisata Pantai Congot ini?
Kelebihan
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
......................................
...............................................................................................................................................
...................
Kekurangan
...............................................................................................................................................
................... ...........................................................................................................................
.......................................
...............................................................................................................................................
...................
Apakah saran dan kritik Anda untuk meningkatkan pelayanan, pengelolaan dan
konservasi objek wisata Pantai Congot ini?
...............................................................................................................................................
.................. ............................................................................................................................
......................................
...............................................................................................................................................
...................

Terima kasih banyak atas waktu yang Anda luangkan untuk mengisi kuesioner ini.
Semoga sukses dan berkah selalu untuk Anda.
62

LAMPIRAN 2

NO EDU TC INC AGE DS DQ V


1 12 120 2 40 1 1 1
2 9 130 2 35 1 1 2
3 9 67 1 61 0 1 3
4 15 270 3 38 1 0 1
5 12 110 2 45 0 1 2
6 12 380 1 29 0 1 1
7 12 375 2 46 0 1 2
8 16 200 2 31 1 0 1
9 16 70 1 29 1 1 1
10 12 152 4 63 0 1 3
11 12 375 3 38 1 1 2
12 16 300 1 34 1 1 1
13 12 125 1 24 1 1 1
14 12 100 3 57 0 1 3
15 9 140 2 42 0 1 2
16 16 250 3 21 0 1 1
17 16 380 2 24 0 0 1
18 12 230 2 43 0 1 2
19 12 103 1 59 0 1 3
20 9 210 2 43 1 1 1
21 9 92 1 34 1 1 2
22 12 160 1 26 1 0 1
23 16 322 2 32 1 0 1
24 12 200 3 55 0 1 3
25 12 125 1 20 0 1 2
26 6 95 1 36 1 1 2
27 12 90 2 45 1 0 1
28 9 167 2 41 1 1 2
29 12 185 1 23 0 1 2
30 12 145 2 39 1 0 1
31 12 200 3 47 1 1 2
32 9 362 2 24 1 0 1
33 12 260 2 26 1 1 2
34 9 235 2 42 1 1 2
35 12 397 2 36 1 1 1
36 16 341 2 58 0 0 1
37 12 137 2 27 1 1 2
38 16 401 2 42 0 1 1
39 12 435 3 50 1 1 1
63

40 16 192 2 40 0 1 2
41 12 246 2 45 0 0 2
42 15 328 2 34 1 1 1
43 16 352 3 53 0 0 1
44 12 300 3 46 0 1 2
45 12 458 4 25 1 1 1
46 12 116 1 22 1 1 2
47 9 79 2 35 1 1 2
48 12 435 2 32 1 1 1
49 12 458 2 31 0 0 1
50 12 196 1 25 1 1 2
51 9 90 1 18 1 1 2
52 12 348 1 30 1 0 1
53 6 79 2 51 0 1 4
54 12 300 2 61 1 1 1
55 16 330 3 34 0 1 1
56 12 299 2 25 1 1 2
57 12 150 1 28 0 1 2
58 9 87 4 56 0 1 3
59 12 140 1 32 1 1 1
60 9 458 1 41 0 0 1
61 12 181 2 31 1 1 2
62 12 320 3 22 0 1 2
63 16 80 3 43 1 0 1
64 12 378 2 27 1 1 2
65 15 440 4 54 0 1 1
66 12 280 2 63 1 0 1
67 12 326 3 45 1 0 1
68 12 390 2 39 1 0 2
69 15 440 4 30 1 1 1
70 9 352 2 26 1 1 2
71 12 364 1 28 0 1 1
72 12 282 1 20 0 1 1
73 15 250 2 35 0 1 2
74 12 300 2 43 1 1 1
75 12 284 2 55 0 1 3
76 15 320 1 23 0 0 1
77 12 315 2 27 0 1 2
78 12 317 1 52 1 1 1
79 12 211 2 48 0 1 1
80 12 228 2 39 0 1 2
81 9 440 1 29 1 1 1
82 12 318 3 27 1 1 2
83 12 90 4 45 1 1 2
64

84 12 325 3 29 1 1 1
85 12 180 2 25 1 1 2
86 9 328 2 19 1 0 1
87 15 139 4 47 0 1 3
88 12 300 2 27 1 1 1
89 12 157 1 28 1 1 2
90 9 367 2 19 1 0 1
91 16 258 2 30 0 1 2
92 12 95 1 20 1 1 2
93 12 135 2 36 1 1 1
94 9 365 1 20 1 1 2
95 9 350 2 31 1 0 1
96 12 167 3 34 1 1 2
97 12 80 2 35 1 1 2
98 12 131 1 31 1 1 2
99 12 96 1 18 1 1 2
100 12 293 2 43 1 1 2
65

LAMPIRAN 3

A. Perhitungan Regresi Stata

. regress V EDU TC INC AGE DS DQ

Source SS df MS Number of obs = 100


F( 6, 93) = 19.98
Model 25.5131112 6 4.25218521 Prob > F = 0.0000
Residual 19.7968888 93 .212869772 R-squared = 0.5631
Adj R-squared = 0.5349
Total 45.31 99 .457676768 Root MSE = .46138

V Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

EDU -.1019272 .0221511 -4.60 0.000 -.1459149 -.0579395


TC -.0023859 .0004329 -5.51 0.000 -.0032455 -.0015263
INC .148073 .0621254 2.38 0.019 .0247042 .2714418
AGE .0038445 .0046001 0.84 0.405 -.0052904 .0129795
DS -.4779977 .1033596 -4.62 0.000 -.6832494 -.272746
DQ .4075059 .1172376 3.48 0.001 .1746953 .6403165
_cons 2.986506 .3814024 7.83 0.000 2.229116 3.743896

B. Tabel Summary Stata

Estimation sample regress Number of obs = 100

Variable Mean Std. Dev. Min Max

V 1.63 .6765181 1 4
EDU 12.07 2.257446 6 16
TC 245.49 115.7328 67 458
INC 2.02 .8525659 1 4
AGE 36.12 11.70019 18 63
DS .62 .4878317 0 1
DQ .78 .4163332 0 1
66

C. Perhitungan Uji Linearitas

. estat ovtest

Ramsey RESET test using powers of the fitted values of V


Ho: model has no omitted variables
F(3, 90) = 2.67
Prob > F = 0.0524

D. Perhitungan Uji Normalitas Stata


. swilk res

Shapiro-Wilk W test for normal data

Variable Obs W V z Prob>z

res 100 0.99619 0.315 -2.563 0.99481

. sfrancia res

Shapiro-Francia W' test for normal data

Variable Obs W' V' z Prob>z

res 100 0.99607 0.358 -2.033 0.97897

. sktest res

Skewness/Kurtosis tests for Normality


joint
Variable Obs Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) adj chi2(2) Prob>chi2

res 100 0.7893 0.9815 0.07 0.9647


67

E. Perhitungan Uji Heteroskedastisitas


. hettest

Breusch-Pagan / Cook-Weisberg test for heteroskedasticity


Ho: Constant variance
Variables: fitted values of V

chi2(1) = 1.99
Prob > chi2 = 0.1581

F. Perhitungan Uji Multikolinearitas


. vif

Variable VIF 1/VIF

AGE 1.35 0.742250


INC 1.30 0.766450
DS 1.18 0.845740
TC 1.17 0.856741
EDU 1.16 0.859911
DQ 1.11 0.902533

Mean VIF 1.21

Anda mungkin juga menyukai