Anda di halaman 1dari 23

OPTIMALISASI TATA KELOLA BERKELANJUTAN

DESTINASI WISATA DI KOTA BANDAR LAMPUNG


(STUDI KASUS WISATA ALAM BATU PUTU KOTA BANDAR LAMPUNG)

Arsyah Fernanda Kurniawan


2016041027

BAB I

A. Latar Belakang

Pada masa perkembangan perekonomian modern secara global seluruh negara didunia
berlomba lomba dalam meningkatkan pendapatan Nasional melalui destinasi wisata, destinasi
wisata menjadi objek yang krusial dalam meningkatkan devisa negara, terutama dalam menarik
perhatian turis internasional untuk datang dan berkunjung ke destinasi pariwisata nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam
dan berbagai macam objek wisata yang indah sempat menjadi pusat perhatian turis
mancanegara, pasalnya Indonesia sendiri memiliki ribuan pulau yang memiliki gunung, sungai,
pantai hingga wisata bahari yang berbagai macam, hal itu patut untuk disyukuri oleh kita
sebagai warna negara Indonesia.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 mengisyaratkan


agar semua sektor pembangunan di Indonesia menerapkan prinsip pembangunan
berkelanjutan, termasuk pula pembangunan sektor pariwisata. Era normal baru merupakan titik
balik upaya pembangunan dan penataan ulang sektor ini. Menggabungkan kata pembangunan
berkelanjutan dengan frasa sektor pariwisata bermakna pembangunan pariwisata baik dengan
pemanfaatan potensi alam, budaya, dan sejarah sehingga mendatangkan keuntungan
(membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan) yang simultan.

Sektor pariwisata negara dapat membuka lapangan pekerjaan dan juga dapat menekan angka
kemiskinan Menurut Pitana & Diarta, 2009 dalam (Sudarmi, 2022). Bahkan di wilayah
perbatasan negara, sektor pariwisata menjadi angin segar dalam meningkatan perekonomian
negaranya,
walaupun kemungkinan terburuknya dapat memicu konflik kepentingan
pengelolaan, sehingga destinasi wisata yang terdapat pada perbatasan dapat menjadi objek
dalam perebutan wilayah.
Menurut Zalukhu & Mayers dalam (Sudarmi, 2022), Secara umum pariwisata dapat
dimaknai sebagai aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pada saat tertentu dengan berbagai
tujuan diantaranya untuk berlibur, memenuhi hasrat (jalan-jalan), dan sebagainya serta
dilakukan di tempat lain sehingga mengharuskan seseorang melakukan perjalanan, sedangkan
menurut Muljadi dalam (Sudarmi, 2022) menjelaskan bahwa pariwisata merupakan suatu
kegiatan di luar rutinitas sehari-hari yang memungkinkan untuk tinggal sementara di suatu
tempat dengan tujuan bersenang-senang. Definisi pariwisata memiliki ruang lingkup yang
cukup luas, tidak hanya terkait pada masalah destinasi wisata saja, namun juga melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan seseorang.

Menurut undang – undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang dimaksud
dengan wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Wisatawan adalah orang
yang melakukan wisata (Kadji, 2015).

Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya memiliki keindahan alam yang sangat banyak,
setiap pulau memiliki destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti destinasi pantai,
gunung, sungai, air terjun, bahkan tidak hanya wisata alam, seperti wisata budaya dan wisata
arkeologi.

Negara melalui pemerintahan daerah perlu untuk membantu pengoptimalisasian destinasi


wisata, karena melalui itu banyak aspek yang dapat dicapai dalam meningkatkan pembangunan
yang ada di Indonesia, Seperti pembangunan ekonomi baik pendapatan asli daerah maupun
pendapatan masyarakat setempat, destinasi wisata dapat membantu mendorong perekonomian,
apalagi jika pemerintah memberikan dukungan kepada masyarakat untuk mengelola destinasi
tersebut secara kreatif, terdapat destinasi wisata yang dapat membukakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat, namun hal itu dapat lebih efektif apabila pengelolaan tersebut di optimalisasi
secara penuh.

Pembangunan yang selama ini terjadi adalah pemanfaatan sumber daya (potensi) periwisata
namun tidak memperhatikan lingkungan, dan bahkan cenderung egois dan tidak seimbang,
Dalam pembangunan dapat terjadi permasalahan kebutuhan menggali sumber daya untuk
kebutuhan ekonomi yang berdampak pada degradasi lingkungan. Kondisi inilah yang tampak
di area pariwisata pinggir pantai. Ada banyak sampah plastik, limbah rumah tangga di
sepanjang bibir pantai yang sebetulnya indah. Kondisi ini bila dibiarkan terus- menerus akan
mengancam keberlangsungan alam yang tidak hanya merusak potensi keindahannya tapi juga
potensi ekonomi ekosistem laut yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu dibutuhkan konsep
pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan dilatarbelakangi oleh konsep pembangunan


pada sektor ekonomi, namun harus disadari bahwa bahwa arus barang dan jasa yang bersumber
dari alam tidak bisa tersedia terus-menerus, jadi manusia tidak boleh hanya melakukan
eksplorasi tapi juga harus bisa melestarikan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan dalam
konteks administrasi publik berkaitan dengan tata kelolanya atau dikenal dengan istilah
governansi pariwisata. Sesuai dengan arah RPJPN sebelumnya, governansi pariwisata tidak
lagi berbasis pariwisata massal tapi menjadi governansi pariwisata berkelanjutan.

Menurut Said, Pemerintah daerah dituntut untuk menggali dan memanfaat potensi yang ada di
masing masing daerah sekaligus dituntut memiliki kemampuan dalam pengelolaan
peningkatan pendapatan yang baik (Saka Dio Prohansah, 2022). Pengelolaan peningkatan
pendapatan yang baik dapat tercermin dalam jumlah pendapatan asli daerah (PAD). Hal
tersebut dikarenakan pada dasarnya Pendapatan Asli Daerah merupakan Pendapatan yang
paling potensial jika dimanfaatkan dengan baik Menurut Nuraina & Wijaya dalam (Saka Dio
Prohansah, 2022). Kondisi ekonomi masing masing daerah menjadikan perbedaan strategi
peningkatan Pendapatan Asli daerah dapat berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya
ekonomi Menurut Triarda & Damayanti Dalam (Saka Dio Prohansah, 2022).

Table 1 Perbandingan PAD sektor Pariwisata selama 5 tahun terakhir (sumber data : dinas Pariwisata Kota Bandar
Lampung)

TAHUN
NO NAMA USAHA
2018 (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp) 2021 (Rp) 2022 (Rp)

1 HOTEL 27.229.417.356 33.460.819.390 22.250.398.342 25.704.864.748 36.235.905.687

2 RESTORAN/RM 52.594.470.805 83.180.904.978 62.734.075.287 73.599.511.121 101.352.212.240

3 HIBURAN 23.040.582.556 30.155.659.314 10.959.000.505 8.434.467.204 20.344.872.277


157.932.990.204
JUMLAH 102.864.470.717 146.797.383.682 95.943.474.134 107.738.843.073

Kota Bandarlampung pada tahun Anggaran 2022 mempunyai capaian target PAD Sebesar Rp.
627.264.957.852,57,- sedangkan Untuk sektor pariwisata total PAD yang diperoleh pada tahun
2022 berjumlah Rp. 157.932.990.204,-.
Table 2 Grafik PAD sektor Pariwisata 3 tahun terakhir (sumber data : Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung)

120,000,000,000

100,000,000,000

80,000,000,000

60,000,000,000 HOTEL
RESTORAN/RM
40,000,000,000 HIBURAN

20,000,000,000

0
2018 (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp) 2021 (Rp) 2022 (Rp)
TAHUN

Di Provinsi Lampung sendiri terdapat sangat banyak destinasi wisata dalam berbagai bentuk,
setiap kabupaten memiliki keunikannya sendiri dalam bidang pariwisata, seperti Kabupaten
Pesisir Barat yang memiliki keindahan pantainya, Kabupaten Lampung Barat yang memiliki
wisata perkebunannya, Kabupaten Tulang Bawang dengan pesona sungai dan adat nya, dan
lain sebagainya.

Kota Bandar Lampung sebagai ibu kota provinsi Lampung juga memiliki destinasi wisata yang
tak kalah menarik, walaupun wilayahnya tak asri Kabupaten Kabupaten yang telah disebutkan
lainnya, karena sudah termakan proyek pembangunan Kota Bandar Lampung juga masih
memiliki spot destinasi wisata yang tak kalah menarik.

Temuan dilapangan menyatakan bahwa terdapat kategori dalam pengelolaan pariwisata,


sebagai berikut;

1) Wisata yang dikelola pemerintah melalui dinas pariwisata


2) Wisata yang dikelola oleh swasta
3) Wisata liar yang dikelola oleh masyarakat atau LSM

Wisata alam Batu Putu contohnya, destinasi wisata Batu Putu merupakan salah satu Destinasi
wisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kota, destinasi wisata satu ini terdapat di
Kecamatan Teluk Betung Barat, destinasi wisata batu putu merupakan destinasi wisata yang
memiliki berbagai jenis rangkaian wisata yang ada didalamnnya, yang terletak di pinggiran
Kota Bandar Lampung wisata alam Batu putu terletak di sekitar desa batu putu, banyak
pengunjung yang tertarik datang kesini namun masih ada saja aspek aspek fasilitas yang belum
dikelola secara maksimal sehingga harapannya ini bisa dibenahi dan di optimalkan oleh
Pemerintah ataupun Stakeholder yang terkait dalam pengelolaan destinasi wisata ini
kedepannya, Namun dalam hal ini tidak semua destinasi wisata di Kota Bandar Lampung itu
dikelola oleh Pemerintah, sehingga masih terdapat hambatan dalam mengoptimalkan tata
kelola berkelanjutan destinasi wisata yang ada di Kota Bandar Lampung, Karena pada dasarnya
untuk menguatkan aspek infrastruktur memerlukan dukungan dari pemerintah, sehingga hal ini
dapat dilakukan secara maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa peran Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata dalam mengoptimalkan pengelolaan
destinasi wisata yang ada dikota Bandar lampung?
2. Apa saja Objek dan daya tarik wisata yang ada di kota Bandar Lampung?
3. Apa saja yang menjadi kekuatan dan hambatan dalam tata kelola wisata Batu Putu?
4. Bagaimana Upaya dan Peran yang dilakukan Pemerintah dan Masyarakat lokal dalam
menanggulangi adanya wisata alam yang belum dikelola dinas yang ada dikota Bandar
Lampung?

C. Tujuan

Tujuan adanya penelitian ini diharapkan memperoleh 4 hal;

1. Mengetahui destinasi wisata yang dikelola oleh pemerintah dan dinas terkait, serta destinasi
wisata yang dikelola oleh swasta maupun destinasi wisata liar.
2. Mengetahui seberapa pentingnya destinasi wisata dalam menunjang pendapatan asli
daerah.
3. Mengetahui sejauh mana pemerintah dan dinas terkait dalam mengoptimalkan tata kelola
berkelanjutan destinasi wisata yang ada di Kota Bandar Lampung (khusus nya di destinasi
wisata Batu Putu).
4. Mengetahui seberapa pentingnya peran berbagai elemen dalam pengelolaan Pariwisata
yang ada di Kota Bandar Lampung.
D. Metode Penulisan

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan: (i) persiapan, dan (ii) pelaksanaan.
Selanjutnya penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu. Tahap persiapan dilaksanakan
dengan tujuan memaksimalkan pelaksanaan kegiatan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
persiapan meliputi: (i) penyiapan materi (ii) penyiapan nara sumber, (iii) koordinasi dengan
mitra, (iv) penyebaran surat izin riset, dan (v) penyiapan perangkat. Selanjutnya pada tahap
pelaksanaan kegiatan diawali dengan tanya jawab secara umum dengan narasumber.

Materi yang disampaikan berhubungan dengan tata kelola destinasi pariwisata serta
pemberdayaannya. Selain itu digali persoalan- persoalan yang berhubungan dengan
optimalisasi pengelolaan destinasi pariwisata. Tehnik pengumpulan data pada kegiatan
penelitian ini, dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tehnik
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati langsung destinasi
pariwisata dan permasalahannya. Selanjutnya melalui tehnik wawancara peneliti mengajukan
beberapa butir pertanyaan kepada kepala dinas serta kabid destinasi dinas pariwisata Kota
Bandar Lampung yang berhubungan dengan destinasi pariwisata tersebut. Selanjutnya jawaban
yang diberikan oleh informan tersebut dinanalisis guna mendapatkan pandangan umum.
Terakhir tehnik Dokumentasi ini digunakan sebagai data pendukung hasil wawancara dan
observasi. Teknik dokumentasi bertujuan agar dalam observasi dan wawancara tidak
menyimpang dari permasalahan yang dihadapi. Selain itu dokumentasi juga bertujuan sebagai
pelengkap teknik observasi dan wawancara agar nantinya pengabdian ini mempunyai bukti
fisik dalam pengumpulan data. Teknik yang digunakan dalam analisis data yang digunakan
yakni melakukan analisis dengan jalan berupaya memahami domain dari fokus masalah atau
sasaran penelitian. Domain dipahami dan didalami melalui konsultasi dengan sumber-sumber
yang dipercaya. Terakhir kajian utama dalam penelitian ini meliputi: (i) Tata kelola destinasi
pariwisata berkelanjutan, (ii) Sumbangan pariwisata pada PAD dan (iii) Peran berbagai elemen
dalam pengelolaan pariwisata.
BAB II

A. Tinjauan Pustaka

Pengertian Optimalisasi

Menurut Kamus Umum Politik Dan Hukum“optimalisasi” berasal dari kata optimal yaitu
sesuatu hal yang terbaik, tertingggi, dan paling menguntungkan. Sedangkan optimalisasi
merupakan suatu proses untuk membuat sesuatu menjadi optimal. Optimalisasi adala
merupakan sesuatu hal yang paling tinggi atau tertinggi, serta paling menguntungkan.
Mengoptimalkan merupakan upaya, proses, cara, dan perbuatan yang menjadikan sesuatu
menjadi yang paling baik, tertinggi dan paling menguntungkan. Sedangka optimum adalah
kondisi yang terbaik atau yang paling menguntungkan menurut Rumokoy dalam (Kadji, 2015).

Pengertian Pengelolaan

Kata “Pengelolaan” bisa disamakan dengan manajemen, yang berarti pula pengaturan atau
pengurusan menurut Suharsimi Arikunto dalam (Kadji, 2015). Banyak orang yang mengartikan
manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan pengadministrasian, dan memang itulah
pengertian yang popular saat ini. Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau
usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam
mencapai tujuan tertentu (Kadji, 2015).

Nanang Fattah dalam (Kadji, 2015) berpendapat bahwa dalam proses manajemen terlibat
fungsi- fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengesahan (actuating), dan pengawasan
(controlling). Oleh karena itu manajemen diartikan sebagai proses merencanakan,
mengorganising, mengawasi dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya
agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

Menurut Pitana & Diarta dalam (Sudarmi, 2022) bahwa di dalam manajemen pariwisata
terdapat nilai-nilai yang harus dipenuhi agar keseimbangan alam tetap terjaga. Beberapa nilai
tersebut juga harus dijadikan prinsip dasar dalam pengelolaan kepariwisataan yang meliputi
nilai kelestarian lingkungan, komunitas, dan nilai sosial.

Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu pemanfaatan sumber daya alam yang dapat bernilai ekonomi
tinggi bagi suatu daerah yang mengelola sumber daya alam menjadi suatu tempat wisata yang
dapat menarik pungunjung baik dari dalam maupun dari luar negeri. Disamping bernilai
ekonomi yang tinggi, pariwisata dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa bangga terhadap
bangsa sehingga akan tumbuh masyarakat yang lebih peduli terhadap suatu bangsa. Pariwisata
adalah hal yang diminati oleh setiap individu, karena dapat menghilangkan kejenuhan,
berkembangnya kreativitas dan mampu menunjang produktivitas suatu individu (Misran
Rahman, 2022).

Menurut undang – undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan
wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Wisatawan adalah orang
yang melakukan wisata.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Sedangkan, Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang
dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesama wisatawan,
pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha (Kadji, 2015).

Pariwisata Berkelanjutan

Konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan dilatar belakangi oleh konsep pembangunan


pada sektor ekonomi, namun harus disadari bahwa bahwa arus barang dan jasa yang bersumber
dari alam tidak bisa tersedia terus-menerus, jadi manusia tidak boleh hanya melakukan
eksplorasi tapi juga harus bisa melestarikan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan dalam
konteks administrasi publik berkaitan dengan tata kelolanya atau dikenal dengan istilah
governansi pariwisata. Sesuai dengan arah RPJPN sebelumnya, governansi pariwisata tidak
lagi berbasis pariwisata massal tapi menjadi governansi pariwisata berkelanjutan. (Desita
Rahayu, 2023)

Tata kelola pariwisata berkelanjutan di era transformasi digital yang berkaitan dengan digital
marketing yang merupakan pendekatan pembangunan yang mendorong destinasi wisata
bertansformasi dengan memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan dasar
dan pembangunan fasilitas berbasis pemberdayaan sumber daya alam dengan memperhatikan
aspek ramah lingkungan. Salah satu penunjang tata kelola pariwisata adalah dengan
memanfaatkan fasilitas layanan website sebagai alat untuk mengenalkan destinasi wisata
kepada publik.

BAB III

A. Hasil Dan Pembahasan

Peran Pemerintah melalui dinas pariwisata

Pemerintah melalui dinas pariwisata berperan dalam pengawasan, pengontrolan, dan


pemberdayaan destinasi pariwisata yang ada, ada beberapa hal yang dilakukan dinas
pariwisata, salah satunya adalah mengontrol dan mendata jumlah kunjungan pariwisata yang
ada di Bandar Lampung.

Pemerintah melalui dinas pariwisata memiliki beberapa destinasi wisata yang dikelola
langsung oleh pemda, disampaikan oleh ibu Eva Cahyani Selaku kabid destinasi dinas
Pariwisata Kota Bandar Lampung pada saat wawancara, beliau menuturkan bahwa “pemda
sendiri memiliki 4 destinasi wisata yang dikelola langsung oleh pemerintah, yakni sumur putri,
hutan kera, batu putu, dan kemiing agripark, yang jelas memiliki hak tanah dan tidak
bermasalah, namun pihak dari dinas pariwisata sendiri masih cukup terbatas dalam upaya
pengembangan destinasi wisata tersebut”, ujarnya (6/9/23).

Itu menunjukkan bahwa ternyata tidak semua destinasi wisata itu dikelola oleh pemda, bahkan
hanya sedikit yang dikelola langsung oleh pemerintah, seperti yang penulis sampaikan diawal,
pariwisata sendiri memiliki 3 kategori pengelolaannya; (1) Dikelola pemerintah, (2) Dikelola
swasta, (3) Dikelola secara liar.

Namun pemerintah melalui dinas pariwisata tetap akan melakukan Monitoring dan Controlling
dalam pelaksanaan pariwisata yang ada di kota Bandar Lampung, kemudian Pemerintah
melalui dinas pariwisata memiliki peran yang sentral dalam membantu pengoptimalan tata
kelola destinasi wisata yang ada di kota Bandar Lampung sendiri, namun untuk itu, sempat
disampaikan juga bahwa, Dinas Pariwisata sendiri masih terbatas dalam hal melakukan
pengembangannya.
Berikut ini ada tabel daftar kunjungan wisata pada tahun 2022, sedikit menjelaskan bahwa tabel
berikut merupakan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi pariwisata yang dikelola oleh
swasta.
Table 3 Data Pengunjung 2022 milik Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung

2022
NO NAMA WISATA Jumlah
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
1 CAMP 91 50 60 45 40 50 50 50 65 45 70 65 30 620
2 BUKIT SAKURA 830 700 996 1945 1020 2552 800 1050 900 985 800 3000 15578
3 BUMI KEDATON 4265 1140 2719 64 5345 5872 19405
4 WIRA GARDEN 3000 3000 2500 3600 3000 2850 3000 3000 3000 3000 3000 2500 35450
5 PUNCAK MAS 22000 17000 12000 9000 12500 12100 500 1200 1120 1350 1400 2750 92920
6 LEMBAH HIJAU 19670 5121 7511 1683 35837 13660 11972 4631 4618 6595 5572 20918 137788
7 LENGKUNG
LANGIT 1 855 213 375 157 825 312 2058 934 936 1297 1048 500 9510
8 LENGKUNG
LANGIT 2 1820 587 1231 221 2316 1786 7961
9 PENANGKARAN
RUSA 499 211 74 53 393 248 193 180 137 215 239 0 2442
10 TAMAN KUPU-
KUPU 256 269 135 215 193 154 120 100 1100 130 200 50 2922
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 KAMPUNG
VIETNAM 96494 34880 34540 6302 49155 49160 7526 4341 5052 6233 6067 12556 312306
12 DUTA WISATA 1261 956 1427 561 1894 1568 2120 2443 3189 1806 2701 3892 23818
13 LEMPASING
INDAH 400 200 280 270 600 240 1990
14 PURI GADING 20 20 20 20 20 20 1085 1050 917 928 1019 899 6018
15 LEMBAH BATU
HERITAGE 616 393 459 1151 457 379 0 0 0 22 25 61 3563
16 PANTAI
TIRTAYASA 15 18 15 12 30 25 115
TOTAL
PENGUNJUNG
LOKAL 152.051 64.768 64.327 25.294 113.635 90.976 29.424 18.994 21.014 22.631 22.136 47.156 672.406
TOTAL SEMUA
PENGUNJUNG 152.083 64.771 64.327 25.298 113.646 90.976 29.447 18.999 21.014 22.633 22.136 47.178 672.508
Objek dan daya tarik wisata yang ada dikota Bandar Lampung
Pariwisata yang ada di kota Bandar Lampung memiliki destinasi wisata yang menarik, karena
memiliki banyak pilihan mulai dari gunung, sungai, pantai, serta wisata bahari, Kepala bidang
destinasi di dinas pariwisata juga sempat menuturkan bahwa “destinasi destinasi wisata yang
ada di Kota Bandar Lampung ini memiliki potensi untuk dikembangkan, terutama untuk
destinasi wisata yang telah di kelola oleh dinas pariwisata, karena sudah terdata di dalam
RIPARDA (Rencana Indeks Pembangunan Pariwisata Daerah), sehingga item item yang ingin
dikembangkan sudah direncanakan” ujarnya dalam sesi wawancara (6/9/23).

Namun destinasi destinasi wisata yang dikelola oleh swasta justru lebih menarik, karena
mereka memiliki kebebasan dalam mengembangkan destinasi nya, sehingga poin itu
ditentukan oleh jumlah pengunjung yang datang serta kenyamanan pelayanannya.

Berikut merupakan objek pariwisata yang ada di kota Bandar Lampung yang mungkin dapat
menjadi referensi untuk meningkatkan kepedulian kita terhadap sektor Pariwisata.

Table 4 Potensii dan Objek Wisata di Kota Bandar Lampung (sumber data : Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung)

Wisata Alam
1 Teluk Lampung, Kec. Panjang, Kec. Wisata Bahari Kota Bandar
Teluk Lampung
Betung Selatan, Kec. Teluk Betung
Timur.
2 Puncak Sukadanaham, Desa Pemandangan Kota Bandar
Sukadanaham, Tanjungkarang Barat Lampung
3 Hutan Raya Wan Abdurahman, Desa Kekayaan flora dan tanaman hutan
Sukadanaham, Tanjungkarang Barat
4 Objek Wisata Alam Batu Putu, Jl. Raya Panorama alam dan Air Terjun
Batu
Putu, Telukbetung Barat
5 Taman Wisata Lembah Hijau Panorama Alam, Outbond,
Waterboom
6 Wira Garden Panorama Alam
7 Pantai Duta Wisata, Jl. Laks. Panorama alam pantai
Martadinata, Lempasing,
Telukbetung Barat
8 Pantai Puri Gading, Jl. Laks. Panorama alam pantai, olahraga
Martadinata, Lempasing, pantai
Telukbetung Barat (kano, menyelam), rekreasi pantai
9 Pantai Tirtayasa, Jl. Laks. Panorama alam pantai dan
Martadinata, Lempasing, rekreasi pantai
Telukbetung Barat
10 Pulau Kubur Panorama alam
11 Pulau Pasaran Panorama alam
12 Sumur Putri Penorama alam
13 Taman Wisata Bumi Kedaton Panorama alam dan atraksi hewan
14 Camp 91 Kedaung Outbound Kemiling
15 Camp Restu Bumi Hutan Kec. Hutan Kab. Pesawaran
16 Duta GS Jl. Batu Kalam, Langkapura
Kemiling

Wisata Budaya
1 Bunker Peninggalan Jepang Jl. Amir Hamzah Teluk Betung
2 Goa Jajar Jl. Juanda/Kesehatan Pahoman
3 Goa Cepit Gunung Betung Tanjungkarang
4 Kelanteng Vihara Thay Hin Bio, Jl.Ikan Bangunan peribadatan umat Budha
Kakap, Telukbetung Selatan
5 Masjid Tua Al-Anwar, Jl. Laks. Bentuk arsitektur dan nilai
Mahayati, Telukbetung Selatan historisnya
6 Pura Way Lunik Bangunan peribadatan besar bagi
umat
Hindu
7 Monumen Krakatau (Taman Monumen bersejarah dan taman
Dipangga), Jl. W.R. Supratman,
T.betung Utara
8 Museum Lampung “Ruwa Jurai”, Jl. Museum dengan koleksi hasil
Z.A. P. Alam Gedung Meneng kebudayaan masyarakat
Lampung
9 Anjungan Lampung, Way Halim Pusat Cindera Mata, Kuliner dan
Kegiatan Seni Budaya , serta
Replika Rumah Adat lima belas
kabupaten/kota.
10 Rumah Adat Lampung Dalom Olok Bentuk arsitektur tradisional
Gading, Jl. Basuki Rachmat, Lampung
Telukbetung Utara
11 Taman Budaya, Jl. Cut Nyak Taman tempat rekreasi dan
Dien, Tanjungkarang Pusat pertunjukan budaya
12 Lamban Balak Kedatun Keagungan Rumah adat, dan perabot
Lampung peninggalan
Kerajaan Lampung

13 Kampung De Berow Replika Kapal De Berow di


Kampung
De”Brow
14 Situs Keratuan Dibalaw Peninggalan sejarah kerajaan
Keratuan
Balau di kedamaian
15 Reservoir PDAM Way Rilau Peninggalan sejarah Belanda di
Imam
Bonjol
16 Jembatan Beton Peninggalan sejarah Belanda di
Kecamatan Teluk Betung Selatan
17 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ( Di Teluk Betung Selatan
PLTD ) Peninggalan Belanda
18 Stasiun Kereta Api Jl Kotaraja Peninggalan sejarah Belanda
Tanjungkarang pusat
19 Rumah Adat Jajar Intan Kedamaian Bentuk arsitektur tradisional
Lampung
20 Gereja Marturia Jl Imam Bonjol Tanjung Peninggalan sejarah Belanda
Karang
21 Perkantoran PTPN VII, Kedaton Bandar Peninggalan sejarah Belanda
Lampung
Wisata Buatan
1 Lapangan Golf, Jl. Endro Wiratmin, Kegiatan olah raga golf
Sukarame
2 Pasar Tradisional Bambu Kuning, Jl. Pasar kebutuhari sehari-hari
Imam dan kebutuhari lainnya
Bonjol, Tanjungkarang Pusat
3 Central Plaza Pusat perbelanjaan
4 Mall Kartini Pusat perbelanjaan
5 Ramayana Pusat perbelanjaan
6 Plaza Lotus Pusat perbelanjaan
7 Simpur Center Pusat perbelanjaan
8 Chandra Superstore Pusat perbelanjaan
9 Mall Bumi Kedaton Pusat perbelanjaan
10 Pusat Hiburan Malam (diskotik, Pusat hiburan malam di
billyard centre, karaoke) sepanjang pantai Teluk
Lampung
11 Pusat Manisan Lampung, Jl. Ikan Kakap Oleh-oleh dan jajanan manisan
Telukbetung Utara
12 Taman Lesehan Tempat makan lesehan
JI. Kartini, Tanjungkarang Pusat
13 Taman Santap Malam, Jl. Ikan Tongkol Tempat makan
14 Taman Kupu-kupu Tempat penangkaran kupu-kupu
15 Pelabuhan Panjang TOL Laut
16 Water Boom Citra Garden Permainan air , kolam renang
17 Puncak Mas Jl Haji Hami RJP Sukadanaham
Tanjungkarang Barat
18 Camp 91 Kemiling Bandar Lampung
19 Alung Pool Kolam Renang
20 Taman Rekreasi Tirtayasa Perumahan Tirtayasa
21 PT. SUKSES CIPTA GRIYA LESTARI Jl. Perum Villa Bukit Tirtayasa
Bandar
Lampung

Pariwisata merupakan salah satu pemanfaatan sumber daya alam yang dapat bernilai ekonomi
tinggi bagi suatu daerah yang mengelola sumber daya alam menjadi suatu tempat wisata yang
dapat menarik pungunjung baik dari dalam maupun dari luar negeri. Disamping bernilai
ekonomi yang tinggi, pariwisata dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa bangga terhadap
bangsa sehingga akan tumbuh masyarakat yang lebih peduli terhadap suatu bangsa. Pariwisata
adalah hal yang diminati oleh setiap individu, karena dapat menghilangkan kejenuhan,
berkembangnya kreativitas dan mampu menunjang produktivitas suatu individu (Misran
Rahman, 2022).

Dari data diatas dapat kita temukan bahwa potensi pariwisata yang ada di kota Bandar
Lampung ini cukup Banyak, sehingga apabila dikelola dengan baik dan optimal dengan
memperhatikan permbangunan berkelanjutannya, sebagian besar masyarakat di Kota Bandar
Lampung dapat secara langsung merasakan berbagai manfaatnya.

Potensi dan Kendala dalam tata kelola wisata Batu Putu


Potensi merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan suatu peluang untuk mencapai
suatu tujuan, namun dalam pelaksanannya tentu ada kendala dalam mempertimbangkan suatu
potensi, dalam kasus ini potensi suatu destinasi wisata untuk dapat dilakukan tata kelola
berkelanjutan terhadap objek wisata tersebut.

Nanang Fattah dalam (Kadji, 2015) berpendapat bahwa dalam proses manajemen terlibat
fungsi- fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengesahan (actuating), dan pengawasan
(controlling). Oleh karena itu manajemen diartikan sebagai proses merencanakan,
mengorganising, mengawasi dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya
agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

Potensi wisata batu putu yang notaben nya dikelola oleh Dinas Pariwisata merupakan destinasi
wisata yang telah terdata didalam RIPARDA, sehingga dapat kita ketahui bersama apakah
destinasi ini telah dikelola secara optimal, berikut mungkin penulis akan sedikit memaparkan
data objek dan potensi yang ada pada destinasi wisata Batu Putu.

Table 5 Objek dan daya tarik destinasi wisata di kawasan wisata Batu Putu (data milik dinas Pariwisata Kota Bandar
Lampung)

No Nama Daya Tarik Aktivitas Pengunjung


1 Puncak Sukadanaham, Pemandangan Kota Menikmati Panorama Alam
Desa Sukadanaham, Bandar Lampung dan Panorama Kota Bandar
Tanjungkarang Barat Lampung (Sky View City),
Hiking.
2 Hutan Raya Wan Kekayaan flora dan Menikmati keindahan alam,
Abdurahman, Desa tanaman hutan Berkemah, dan Melakukan
Sukadanaham, pengamatan terhadap
Tanjungkarang Barat keanekaragaman flora dan
fauna
3 Objek Wisata Air Terjun Panorama alam dan Air Menikmati Panorama Alam
Batu Putu, Jl. Raya Batu Terjun dan Pemandangan Kota
Putu, Telukbetung Barat Bandar Lampung, Berkemah.
4 Taman Wisata Bumi Panorama alam dan atraksi Melihat beraneka satwa,
Kedaton Hewan Panorama Alam.
5 Wisata Lembah Hijau Tempat rekreasi Berenang, berkemah,
memancing, menikmati
buahbuahan
lokal, permainan
petualangan, beristirahat.
6 Taman Kupu-kupu Tempat penangkaran Menikmati keindahan alam,
kupukupu mengamati fauna kupu-kupu
Sumatera serta
beristirahat.
7 Lembah Durian, Kelurahan Menikmati buah Menikmati Buah Durian,
Kedaung durian,berkemah, Berkemah, dan beristirahat,
istirahat,permainan permainan petualangan.
petualangan.
8 Kolam Pemancingan Yulli, Memancing,memakan ikan Memancing, melakukan
Kedaung penelitian ikan konsumsi.
9 Mata Air Panas, Kedaung Menikmati panaorama alam Menikmati Panorama Alam.

10 Taman Cibiah, Batu Putu Berenang, suasana alam Berenang, Makan di restoran,
memancing,
menikmati suasana alam
perdesaan.
11 Simulasi Tempur 206 Bermain airsoft gun Kegiatan permainan
petualangan buatan, dan
simulasi perang.

Potensi wisata alam Batu putu dapat dibilang cukup menarik, dengan berbagai jenis wahana
yang disajikan dikawasannya, isu daya saing destinasi pariwisata Indonesia cukup menantang
untuk ditelaah. Namun demikian, butuh langkah-langkah strategis sekaligus aksi nyata
sehingga kedepannya layak untuk dieksplorasi. Persaingan sektor pariwisata membuat
pengelola destinasi objek wisata berpikir keras untuk meningkatkan pangsa pasar yang
kompetitif sehingga membutuhkan langkah strategis untuk menarik wisatawan. Oleh
karenanya diperlukan upaya dalam meningkatkan pelayanan dan daya saing produk pariwisata
agar dapat menembus persaingan pasar wisatawan global.

Di lain sisi, pihak pemerintah daerah juga harus dapat bertindak sebagai pengelola
kepariwisataan yang baik. Pemerintah harus mampu menemukan hal positif maupun negatif
terkait dengan tempat wisata, sehingga dalam pengelolaan dan manajemen pariwisata dapat
merata diperankan oleh seluruh unsur yang ada di sekitarnya baik dari pemerintah, pihak
swasta, dan terutama masyarakat lokal, semuanya dapat berjalan sesuai dengan harapan
bersama Menurut Nuryanti dalam (Sudarmi, 2022).

Pengelolaan tempat wisata sangat kompleks. Mulai dari tahap awal rencana persiapan yang
berkaitan dengan potensi wisata yang meliputi aspek fisik dan sosial, serta perijinan AMDAL
(Analisis Masalah Dampak Lingkungan), hingga analisis keruangan sosio-ekonomi
masyarakat setempat. Namun belakangan seiring banyaknya wisata alam baru yang dibuat,
seakan-akan masalah lingkungan begitu sangat dikesampingkan. Banyak kasus yang terjadi
perkembangan wisata cenderung mencemari lingkungan dan bahkan merusak alam. Misalnya
dengan banyaknya sampah berserakan akibat banyak pengunjung yang datang saat puncak
musim liburan atau saat sedang viral. Meskipun di sisi lain dampak positifnya adalah
pendapatan masyarakat dan pihak pengelola wisata mengalami peningkatan.

Ini menjadi masalah serius dalam proses mengoptimalkan tata kelola berkelanjutan di destinasi
wisata Batu Putu, walaupun dalam hal lain kekurangan dari pemerintah sendiri adalah
keterbatasan dalam mengembangkan potensi wisata tersebut seperti yang dijelaskan oleh Kabid
Destinasi Dina Pariwisata Kota Bandar Lampung Ibu Eva Cahyani, Keterbatasan pemerintah
dalam meningkatkan atau mengoptimalkan pengembangan destinasi tersebut kemungkinan
disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.

Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya kita dalam meningkatkan kesadaran
wisata serta perhatian terhadap dampak lingkungan yang disebabkan, mungkin sebagian
masyarakat Bandar Lampung Telah sadar wisata, namun masih ada orang orang tidak sadar
bahwa pentingnya kita untuk merawat dan menjaga destinasi wisata yang kita kunjungi karena
itu akan menjadi nilai yang berharga dalam memperoleh mutu yang baik terkait masalah
lingkungan.

Garvin dalam (Amiluhur Soeroso, 2023) menyatakan bahwa penilaian terhadap baik atau
buruknya nilai suatu produk pariwisata dapat ditentukan melalui strategi inovatif dengan
delapan dimensi kualitas, yaitu:

1. Kinerja (Performance) SDM: Kinerja merupakan dimensi kualitas yang berhubungan


langsung dengan karakteristik utama suatu produk. Sebagai contoh, kinerja utama yang kita
harapkan dari sebuah televisi adalah kualitas gambar dan suara yang baik.

2. Fitur (Features): Fitur merupakan karakteristik pendukung pada suatu produk yang dapat
menimbulkan kesan lebih baik untuk konsumen. Sebagai contoh, beberapa fitur pendukung
yang kita harapkan ada di dalam mobil yaitu pemutar CD, radio, remote control mobil, sensor
atau kamera parkir, dan lain-lain.
3. Kehandalan (Reliability): Kehandalan berkaitan dengan kemampuan suatu produk bekerja
secara memuaskan pada waktu dan kondisi tertentu. Dimensi ini dapat meningkatkan
kepercayaan pelanggan terhadap suatu produk.

4. Kesesuaian (Conformance): Ini berkaitan dengan kesesuaian antara kinerja dan kualitas
produk dengan standar yang telah ditetapkan.

5. Ketahanan (Durability): Ketahanan adalah tingkat ketahanan suatu produk atau berapa lama
produk dapat digunakan secara terus menerus hingga akhirnya harus diganti. Durability
umumnya diukur dengan waktu daya tahan (umur) suatu produk.

6. Kemampuan Pelayanan (Serviceability): Serviceability merupakan aplikasi layanan dari


kemudahan, kecepatan, kompetensi, dan kenyamanan dalam meningkatkan nilai kualitas, yang
berhubungan dengan layanan after sales yang.

7. Estetika (Aesthetics): Hal ini berhubungan dengan wujud fisik suatu produk, baik itu corak,
rasa, bau, dan lainnya yang menjadi daya tarik produk tersebut.

8. Kesan Kualitas (Perceived Quality): Berhubungan dengan kesan yang dirasakan oleh
konsumen terhadap sebuah produk. Kesan kualitas dapat menimbulkan fanatisme konsumen
terhadap merk tertentu karena reputasi produk itu sendiri.

BAB IV

A. Kesimpulan

Pariwisata sendiri dalam beberapa tahun kedepan memungkinkan untuk menjadi sektor
strategis dalam berbagai pemanfaatannya, manusia sejatinya akan selalu bergantung pada alam,
wisata bisa diibaratkan sebagai tempat untuk kita melepas penat dari banyaknya distraksi
pekerjaan yang kita rasakan berhari hari, untuk itu perlu adanya perasan dan pemikiran kita
untuk peka dan sadar pada aspek pariwisata berkelanjutan, terutama mahasiswa dan pemuda
sebagai pront terdepan dalam gerakan inovasi, harus dapat memberikan pilihan yang inovatif
namun tetap ramah lingkungan kepada masyarakat.

Aspek strategis dari geografis dari kepulauan Indonesia yang mudah dijangkau dari mana saja,
pengembangan infrastruktur dan potensi aset pariwisatanya sangat mutlak untuk dilestarikan
dan dikembangkan sebagai produk wisata yang unggul dan kompetitif di dunia. Namun
demikian, semua itu ditentukan oleh bagaimana pengelolaan destinasi wisata yang ditawarkan,
partisipasi masyarakat yang masih rendah, apakah mampu memberikan kepuasan dan
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan wisatawan yang berkunjung.

Berdasarkan informasi dari berbagai narasumber yang telah dilakukan penulis, dinas pariwisata
masih terbatas dalam mengoptimalkan tata kelola pariwasa yang ada dikota Bandar Lampung,
peran masyarakat dan LSM menggantikan Dinas Pariwisata walaupun tidak secara mutlak
namun selain dari pemerintah, LSM bersama masyarakat dapat membantu agar destinasi wisata
dapat setidaknya bersih dan dapat dinikmati oleh sekitar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Upaya Optimalisasi Pariwisata Dalam Meningkatkan


Tata Kelola Berkelanjutan Menggunakan Dasar dasar Pengelolaan, terdapat beberapa
rekomendasi yang dapat diberikan penulis, antara lain :

1. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung harus mengupayakan publikasi
pariwisata penyangga agar dikenal masyarakat secara luas.

2. Memperkuat pengawasan kepada para petugas penarikan tarif retribusi tiket masuk dan
segera memberlakukan E-ticketing untuk mencegah terjadinya pungutan liar atau semacamnya.

3. Memberikan keterbukaan informasi publik baik kegiatan, laporan administratif dengan


memaksimalkan pemanfaatan media-media sosial.
Daftar Pustaka

Amiluhur Soeroso, N. W. (2023). UPAYA MANAJEMEN PARIWISATA AGAR BERKUALITAS


(Antrian, Paradoks, Toleransi dan Berkelanjutan). Yogyakarta: Stipram Press.
Desita Rahayu, S. S. (2023). OPTIMALISASI CERDAS TATA KELOLA PARIWISATA
BERKELANJUTAN DESA HARAPAN. Jurnal Semarak Mengabdi Vol. 2 No. 2, 45-52.
Kadji, J. (2015). OPTIMALISASI TATA KELOLA SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN
GORONTALO. Ad’ministrare, Vol. 2 No. 1, 1-15.
Misran Rahman, Y. N. (2022). Pemberdayaan dan Tata Kelola Destinasi Pariwisata Desa Pentadu
Timur Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo. Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan
Masyarakat) Vol 11, No 6, 1280-1296.
Saka Dio Prohansah, D. F. (2022). UPAYA OPTIMALISASI PARIWISATA DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAGETAN
MENGGUNAKAN PRINSIP DASAR MANAJEMEN. Publika, Volume 10 Nomor 4, 1293-
1304.
Sudarmi, M. R. (2022). OPTIMALISASI TATA KELOLA BERKELANJUTAN DESTINASI
WISATA PANTAI TETE: STUDI KASUS AREA PANTAI MILITER. JUMPA Volume 8,
Nomor 2, 401-421.
Suwarji, M. P. (2021). OPTIMALISASI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA (DTW) PADA
MASA PANDEMI OLEH DISPORAPAR KABUPATEN KENDAL. Journal Publicuho Vol
4, No 3, 854-863.
LAMPIRAN
Figure 1 Surat Izin Penelitian di Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung
Figure 2 Foto Bersama Dengan Kabid Destinasi (ibu Eva Cahyani) Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung

Anda mungkin juga menyukai