Anda di halaman 1dari 13

Analisis Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat

di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung


Oleh:
Hady Sutjipto
Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
E- mail :

ABSTRACK
Pembangunan kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong
pemerataan pembangunan nasional. Provinsi Banten merupakan wilayah yang memiliki
potensi pariwisata yang beraneka ragam dan sangat prospektif untuk dikembangkan
diantaranya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di Kabupaten
Pandeglang..
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk memantapkan infrastruktur di kawasan pusat-pusat
pertumbuhan yaitu pemberdayaan perekonomian masyarakat di lingkungan kawasan ekonomi
khusus (KEK) pariwisata Tanjung Lesung, dan (2) Menganalisis dampak KEK pariwisata
Tanjung Lesung untuk pemberdayaan perekonomian untuk masyarakat.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini berdasarkan analisa data
lapangan yaitu (1) Infrastruktur perekonomian sangat penting dalam pemberdayaan
perekonomian masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung
untuk meningkatkan layanan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing daerah dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan dan (2)Pengembangan pemberdayaan perekonomian
msyarakat untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung berdasarkan
konsep Pengembangan Ekonomi Lokal melalui ecotourism maupun community based
development.

Kata Kunci : KEK Tanjung Lesung, Infrastruktur Perekonomian, Ecotourism, Community


Base Development

A.PENDAHULUAN memberikan arah bagi perwujudan identitas


Pembangunan kebudayaan dan nasional yang sesuai dengan nilai-nilai
kepariwisataan merupakan rangkaian luhur budaya bangsa dan menciptakan iklim
pembangunan yang berkesinambungan kondusif serta harmonis sehingga nilai-nilai
meliputi seluruh aspek kehidupan kearifan lokal akan mampu merespon
masyarakat, bangsa dan negara, untuk modernisasi secara positif dan produktif
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.
nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembangunan kepariwisataan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara mempunyai peranan penting dalam
Republik Indonesia Tahun 1945. meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
Dalam pembangunan kebudayaan, mendorong pemerataan kesempatan
terciptanya kondisi masyarakat yang berusaha, mendorong pemerataan
berakhlak mulia, bermoral, dan beretika pembangunan nasional, dan memberikan
sangat penting bagi terciptanya suasana kontribusi dalam penerimaan devisa negara
kehidupan masyarakat yang penuh yang dihasilkan dari jumlah kunjungan
toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. wisatawan mancanegara (wisman), serta
Disamping itu, kesadaran akan budaya berperan dalam mengentaskan kemiskinan

1
2 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 1 - 13

yang pada akhirnya akan meningkatkan Sejalan dengan upaya peningkatan


kesejahteraan rakyat. Pariwisata juga kinerja subsektor perhotelan dan pariwisata
berperan dalam upaya meningkatkan jati dalam mendukung perekonomian daerah,
diri bangsa dan mendorong kesadaran dan Provinsi Banten memiliki momentum
kebanggaan masyarakat terhadap peluang bagi tumbuhnya investasi baru
kekayaaan alam dan budaya bangsa dengan pada sub sektor tersebut dengan
memperkenalkan kekayaan alam dan ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus
budaya. (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di
Provinsi Banten merupakan wilayah Kabupaten Pandeglang. Penetapan tersebut
yang memiliki potensi pariwisata yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah
beraneka ragam dan sangat prospektif untuk Nomor 26 Tahun 2012 Tentang KEK
dikembangkan. Hal ini terlihat dari Pariwisata Tanjung Lesung pada tanggal 23
tersebarnya destinasi dan daya daya tarik Februari 2012.
wisata baik berupa wisata pantai, wisata Infrastruktur yang sudah tersedia di
tirta, wisata sejarah/budaya dan wisata KEK Pariwisata Tanjung Lesung yaitu
suaka alam, dengan fasilitas pendukung jaringan jalan dalam kawasan, jaringan
pariwisata seperti hotel berbintang, non listrik, jaringan air bersih, air baku dan
bintang, restoran dan rumah makan, cottage jaringan telekomunikasi. Dalam rencana
dan lain-lain yang banyak tersebar terutama aksi KEK pariwisata Tanjung Lesung yaitu
di kawasan pesisir pantai Barat Banten. bidang ekonomi, kesejahteraan sosial,
Sektor Pariwisata merupakan salah satu pendidikan dan lain-lain dalam
sektor yang dapat diandalkan sebagai meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sumber devisa. Kegiatan pariwisata di dan pertumbuhan ekonomi. Pemberdayaan
Banten cukup potensial untuk menunjang perekonomian masyarakat di KEK
pendapatan dan pembangunan daerah. Pada pariwisata Tanjung Lesung diharapkan
tahun 2013 kunjungan wisatawan mencapai memberikan dampak meningkatnya
18.072.420 orang, terdiri dari wisatawan keterampilan dan pendapatan masyarakat.
mancanegara sebanyak 152.691 orang dan Potensi ekonomi dan pengembangan
17.919.729 wisatawan nusantara. Jumlah wilayah di Kabupaten Pandeglang sudah
pergerakan wistawan ke objek wisata di secara lengkap mendukung bagaimana
Provinsi Banten tahun 2013 dapat dilihat wilayah ini akan dikembangkan di masa
pada tabel 1 di bawah ini .
Tabel 1
Jumlah Pergerakan Wisatawan ke Objek Wisata di Provinsi Banten Tahun 2013
JUMLAH WISATAWAN
NO KABUPATEN/KOTA
WISNUS WISMAN JUMLAH
Kabupaten :
1 Pandeglang 3.762.716 3.945 3.766.661
2 Lebak 50.092 123 50.215
3 Tangerang 54.891 24.392 79.283
4 Serang 10.810.938 110 10.811.048
Kota :
5 Tangerang 340.234 84.617 424.851
6 Cilegon 78.186 22.291 100.483
7 Serang 2.822.671 17.207 2.939.483
8 Tangerang Selatan *) - - -
Provinsi Banten 17.919.729 152.691 18.072.420

Sumber : Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Provinsi Banten


Keterangan *): Data tidak tersedia
Hadi Sutjipto, Analisis Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung 3

mendatang. Hal tersebut dengan ekonomi khusus (KEK) pariwisata


ditetapkannya beberapa bagian wilayah Tanjung Lesung.
Kabupaten Pandeglang sebagai kawasan 2. Menganalisis dampak KEK pariwisata
strategis baik pada tingkat kabupaten, Tanjung Lesung untuk pemberdayaan
provinsi maupun nasional. Kawasan perekonomian untuk masyarakat
Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata
Tanjung Lesung merupakan salah satu B. Pembahasan
kawasan strategis nasional dan provinsi. 1. Daya Dukung Infrastruktur di
Berdasarkan RTRW Kabupaten Pandeglang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
2010-2030 telah ditetapkan 8 (delapan) Pariwisata Tanjung Lesung
kawasan strategis dalam rangka mendorong Provinsi Banten merupakan wilayah
pengembangan wilayah. Diantaranya adalah yang memiliki potensi pariwisata yang
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) beraneka ragam dan sangat prospektif untuk
Pariwisata Tanjung Lesung. Selain itu dikembangkan. Hal ini terlihat dari
Pemerintah Kabupaten Pandeglang juga tersebarnya destinasi dan daya daya tarik
telah menetapkan tujuan penataan ruang wisata baik berupa wisata pantai, wisata
wilayah Kabupaten Pandeglang 2010-2030 tirta, wisata sejarah/budaya dan wisata
adalah dalam rangka mewujudkan ruang suaka alam, dengan fasilitas pendukung
wilayah Kabupaten Pandeglang sebagai pariwisata seperti hotel berbintang, non
pusat agroindustri dan pariwisata di bintang, restoran dan rumah makan, cottage
Provinsi Banten. dan lain-lain yang banyak tersebar terutama
Berdasarkan penjelasan tersebut di kawasan pesisir pantai Barat Banten.
diatas, maka dipandang perlu untuk Walaupun potensi pariwisata tersebut
melakukan pengkajian terlebih dahulu merupakan keunggulan Provinsi Banten,
tentang dampak dari kawasan ekonomi namun keunggulan tersebut tidak akan
khusus (KEK) pariwisata Tanjung Lesung terwujud dengan sendirinya. Sejumlah
untuk pembinaan ekonomi desa, tantangan harus dihadapi untuk
pemberdayaan teknologi tepat guna, dan merealisasikan keunggulan
berkembangnya kampung-kampung wisata tersebut.Tantangan tersebut adalah
sehingga meningkatkan perekonomian penyediaan infrastruktur untuk mendukung
masyarakat sekitar kawan ekonomi khusus aktivitas ekonomi. Infrastruktur itu sendiri
(KEK) pariwisata Tanjung Lesung, yaitu memiliki spektrum yang sangat luas. Satu
dengan pemberdayaan pembinaan, hal yang harus mendapat perhatian utama
pengetahuan, dan sosialisasi KEK kepada adalah infrastruktur yang mendorong
masyarakat tentang kepariwisataan. konektivitas antar wilayah sehingga dapat
Melalui analisis dari hasil mempercepat dan memperluas
rekomendasi ini dapat bermanfaat untuk pembangunan ekonomi Banten.
kebijakan pemberdayaan perekonomian Penyediaan infrastruktur yang
masyarakat yang terkena dampak di mendorong konektivitas akan menurunkan
lingkungan kawasan ekonomi khusus biaya transportasi dan biaya logistik
(KEK) pariwisata Tanjung Lesung. sehingga dapat meningkatkan daya saing
Pentingnya analisis pemberdayaan produk dan mempercepat gerak ekonomi.
masyarakat di lingkungan kawasan Termasuk dalam infrastruktur konektivitas
ekonomi khusus (KEK) pariwisata Tanjung ini adalah pembangunan jalur transportasi
Lesung yaitu adanya masukan-masukan dan teknologi informasi dan komunikasi,
untuk kebijakan kedepannya sebagai serta seluruh regulasi dan aturan yang
berikut : terkait.
1. Untuk memantapkan infrastruktur di Pengintegrasian sistem konektivitas
kawasan pusat-pusat pertumbuhan yaitu untuk mendukung perpindahan komoditas,
pemberdayaan perekonomian diperlukan integrasi simpul dan jaringan
masyarakat di lingkungan kawasan transportasi, pelayanan inter-moda
4 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 1 - 13

transportasi, komunikasi dan informasi Tata Ruang tentu selalu menghadapi


serta logistik. Simpul-simpul transportasi permasalahan – permasalahan. Transportasi
(pelabuhan, terminal, stasiun, depo, pusat menjadi isu yang sangat kritis pada saat ini
distribusi dan kawasan pergudangan serta di Provinsi Banten khususnya dan di
bandara) perlu diintegrasikan dengan Indonesia umumnya. Penurunan kondisi
jaringan transportasi dan pelayanan sarana jalan, kondisi jembatan, anggaran yang
inter-moda transportasi yang terhubung ketat, pertumbuhan penduduk, pelanggaran
secara efisien dan efektif. Jaringan muatan, kerusakan dini, pertumbuhan
komunikasi dan informasi juga perlu jumlah kendaraan dan permasalahan
diintegrasikan untuk mendukung lainnya membutuhkan penanganan dengan
kelancaran arus informasi terutama untuk perencanaan yang efisien dan terukur.
kegiatan perdagangan, keuangan dan Dalam mewujudkan jaringan jalan
kegiatan perekonomian lainnya berbasis provinsi dalam kondisi 100 % mantap dan
elektronik. peningkatan aksesibilitas kawasan melalui
Selain itu, sistem tata kelola arus penambahan kapasitas jaringan jalan guna
barang, arus informasi dan arus keuangan mendukung pengembangan wilayah, maka
harus dapat dilakukan secara efektif dan strategi peningkatkan kualitas dan kuantitas
efisien, tepat waktu, serta dapat dipantau jalan dan jembatan melalui penganggaran
melalui jaringan informasi dan komunikasi tahun jamak berdasarkan Perda Provinsi
(virtual) mulai dari proses pengadaan, Banten No. 2 Tahun 2012 tentang
penyimpanan/ pergudangan, transportasi, Pembangunan Infrastruktur Jalan Dengan
distribusi, dan penghantaran barang sesuai Penganggaran Tahun Jamak.
dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan Gambaran rencana pengembangan
tempat yang dikehendaki produsen dan infrastruktur jalan di Kawasan Ekonomi
konsumen, mulai dari titik asal (origin) Khusus (KEK) pariwisata Tanjung Lesung
sampai dengan titik tujuan (destination). dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini
Hal ini mencerminkan bahwa penguatan
konektivitas regional dapat mendorong Gambar 1
pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan Pengembangan Infrastruktur Jalan
berkeadilan serta dapat mendorong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
pemerataan antar daerah di Banten. Pariwisata Tanjung Lesun
Oleh karena itu, daya dukung
infrastruktur perekonomian sesuai dengan
Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2005
tentang Rencana Induk Pengembangan
Wisata Provinsi Banten yang tersebar di
seluruh kabupaten dan kota termasuk salah
satunya kawasan khusus ekonomi (KEK)
pariwisata Tanjung Lesung dapat
digambarkan dari objek pembangunan
infrastruktur yang akan dan telah dilakukan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) terkait dengan Kawasan Ekonomi Sumber : Data diolah Dinas Bina Marga
Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung Dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun
sebagai berikut : 2012

2. DINAS BINA MARGA DAN TATA


2. DINAS SUMBER DAYA AIR DAN
RUANG PROVINSI BANTEN
PEMUKIMAN PROVINSI BANTEN
Pelaksanaan pembangunan di bidang
Berkembangnya daerah
apapun termasuk Bidang Bina Marga dan
permukiman dan industri pariwisata dapat
Hadi Sutjipto, Analisis Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung 5

menurunkan area resapan air dan Gambar 2


mengancam kapasitas lingkungan dalam Sistem Jaringan Sumber Daya Air KEK
menyediakan air. Keandalan penyediaan air Tanjung Lesung
baku juga berkurang akibat menurunnya
fungsi dan kapasitas tampungan air. Kondisi
ini juga diperparah oleh kualitas operasi dan
pemeliharaan yang rendah. Akses terhadap
air baku untuk rumah tangga dan industri
pariwisata yang masih rendah memicu
eksplorasi air tanah yang berlebihan
sehingga menyebabkan land subsidence dan
intrusi air laut.
Hasil kajian Dinas Sumber Daya Air
dan Pemukiman Provinsi Banten terkait
penyediaan air baku kawasan Tanjung
Lesung yang direncanakan mengambil Sumber : Data diolah Dinas Sumber Daya
sumber pada sungai Ciliman, untuk Air Dan Pemukiman Tahun 2012
menentukan alternatif terbaik suatu sistem
distribusi air baku di KEK Tanjung Lesung 2. DINAS PERTAMBANGAN DAN
berdasarkan kondisi saat ini dengan biaya ENERGI PROVINSI BANTEN
terjangkau dengan cara yang seefektif dan Berkembangnya sektor pariwisata
seefisien mungkin. mendorong pemerintah lokal untuk
Daerah aliran sungai (DAS) Ciliman menyediakan infrastruktur yang lebih baik,
dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi penyediaan air bersih, listrik,
seluas 5.315 Ha. DAS hulu sungai Ciliman telekomunikasi, transportasi umum dan
untuk memenuhi kebutuhan irigasi, fasilitas pendukung lainnya sebagai
sementara pemanfaatan sisa DAS sungai konsekuensi logis dan kesemuanya itu
Ciliman di hilir bendung Ciliman untuk dapat meningkatkan kualitas hidup baik
kebutuhan suplay KEK Tanjung wisatawan dan juga masyarakat lokal itu
Lesung.Luapan banjir terjadi dari Sungai sendiri sebagai tuan rumah.
Ciliman di bendung, sehingga pembuatan Perbaikan dan pembangunan
bendung karet bisa dijadikan alternatif infrastruktur pariwisata tersebut juga akan
pembuatan bendung. Untuk mengatasi dinikmati oleh penduduk lokal dalam
bulan kering diperlukan tampungan di hulu menjalankan aktifitas bisnisnya, dalam
Ciliman (Desa Tanjung Jaya) seluas 50 Ha. konteks ini masyarakat lokal akan
Dalam bentung long storage di hulu sungai mendapatkan pengaruh positif dari
Ciliman. pembangunan pariwisata di daerahnya.
Analisis data pemanfaat air bendung Meningkatnya kebutuhan listrik ini sejalan
di hilir bendung Ciliman, untuk kebutuhan dengan pertumbuhan ekonomi di KEK
Kawasan KEK Tanjung Lesung sebesar Tanjung Lesung yang cukup tinggi,
430.311 L/detik. Sistem jaringan air baku khususnya di bidang pariwisata. Sejumlah
untuk air bersih pada rencana hotel dan industri wisata lainnya akan
pengembangan sistem jaringan sumber daya berdiri di Tanjung Lesung akan banyak
air KEK Tanjung Lesung diarahkan pada membutuhkan listrik.
pemanfaatan air permukaan dengan saluran Provinsi Banten saat ini merupakan
masuk di sungai Ciliman yang potensial. salah satu daerah dengan jumlah
pembangkit tenaga listrik terbanyak yang
memasok tenaga listrik untuk keperluan
listrik Pulau Jawa Madura dan Bali.
Kapasitas terpasang pembangkit yang sudah
ada saat ini yang tersambung ke jaringan
6 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 1 - 13

transmisi interkoneksi Jawa-Madura dan strategis.


Bali sebesar 6.310 MW, dengan rincian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
pembangkit sebagai berikut, yaitu : Pariwisata Tanjung Lesung yang
PLTU Suralaya : 3.400 MW merupakan wilayah pesisir, pantai dan laut,
PLTU Suralaya Perluasan : 625 MW maka harus diantisipasi dari segala
PLTU Labuan 1 dan 2 : 600 MW kerusakan dan pencemaran lingkungan. Jika
PLTU Lontar : 945 MW dilihat dari asal kejadiannya, jenis
PLTGU Bojonegara : 740 MW kerusakan lingkungan di pesisir, pantai dan
Selain pembangkit yang sudah laut bisa berasal dari luar sistem wilayah
tersambung ke jaringan transmisi pesisir, pantai dan laut maupun yang
interkoneksi Jawa-Madura dan Bali tersebut berlangsung di dalam wilayah pesisir,
diatas, terdapat pula pembangkit Captive pantai dan laut itu sendiri. Pencemaran
beberapa perusahaan untuk keperluan yang terjadi di wilayah daratan akan
sendiri (industri), yaitu : terbawa oleh aliran sungai masuk ke muara
PLTGU KD : 400 MW (100 MW on Grid) dan akhirnya tersebar ke seluruh pantai dan
PLTU Tifico : 47 MW pesisir di sekitarnya.
PLTU Indah Kiat : 132 MW Pencemaran dapat berasal dari
PLTU Nicomas : 8 MW limbah yang dibuang oleh berbagai
PLTU Chandra Asri : 8 MW kegiatan (seperti tambak, perhotelan,
PLTD Pulau Panjang :125 kW (untuk pemukiman, industri, dan transportasi laut)
keperluan masyarakat) yang terdapat di dalam wilayah pesisir; dan
juga berupa kiriman dari berbagai dampak
Gambar 3 kegiatan pembangunan di bagian hulu.
Pengembangan Sumber Daya Energi Sedimentasi atau pelumpuran yang terjadi
Listrik di Provinsi Banten di perairan pesisir sebagian besar berasal
dari bahan sedimen di bagian hulu (akibat
penebangan hutan dan praktek pertanian
yang tidak mengindahkan asas konservasi
lahan dan lingkungan), yang terangkut
aliran air sungai atau air limpasan dan
diendapkan di perairan pesisir.
Dari keseluruhan panjang pantai
yang dimiliki oleh Provinsi Banten
beberapa diantaranya mengalami abrasi.
Adapun abrasi di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung
terjadi di Kecamatan Panimbang dan
Sumber : Data diolah Dinas Pertambangan Kecamatan Sumur yang terjadi sebagian
Dan Energi Provinsi Banten Tahun 2012 besar diakibatkan oleh faktor alam dan
kegiatan manusia seperti kegiatan
2. BADAN LINGKUNGAN HIDUP pertambakan, penebangan hutan mangrove,
DAERAH PROVINSI BANTEN maupun penggalian pasir pantai.
Keberadaan institusi Badan 3. DINAS KEBUDAYAAN DAN
Lingkungan Hidup nampaknya menjadi PARIWISATA PROVINSI
kebutuhan dalam upaya mendorong BANTEN
pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup menjadi lebih baik dan terencana Pembangunan pariwisata mampu
sehingga mampu melihat dan mengatasi memberikan kesempatan bagi seluruh
permasalahan yang saat ini dihadapi, maka rakyat Indonesia untuk berusaha dan
peran institusi ini sangat penting dan bekerja. Kunjungan wisatawan ke suatu
Hadi Sutjipto, Analisis Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung 7

daerah dapat memberikan manfaat yang Daya Tarik Wisata (ODTW) yang tersebar
sebesar-besarnya bagi peningkatan di seluruh wilayah Provinsi Banten. Terdiri
kesejahteraan masyarakat. Dengan dari 84 Obyek Wisata Alam, 34 Obyek
demikian pariwisata akan mampu memberi Wisata Sejarah dan Budaya, 24 Obyek
andil besar dalam penghapusan kemiskinan Wisata Buatan, 9 Obyek Wisata Living
di berbagai daerah yang miskin potensi Culture dan 48 Obyek Wisata Atraksi
ekonomi selain potensi alam dan budaya Kesenian. Sebanyak 71 ODTW (34,8%)
bagi kepentingan pariwisata. merupakan kawasan wisata yang telah
Pariwisata pada masa kini telah berkembang baik dalam skala nasional
menjadi kebutuhan dasar kehidupan maupun internasional. Sementara itu sekitar
masyarakat modern. Pada beberapa 100 ODTW (49,0%) merupakan Obyek
kelompok masyarakat tertentu kegiatan Wisata yang potensial untuk dikembangkan.
melakukan perjalanan wisata bahkan telah Pola pengembangan pariwisata Provinsi
dikaitkan dengan hak azasi manusia Banten meliputi 18 kawasan, diantaranya
khususnya melalui pemberian waktu libur Pantai Barat, Kawasan Wisata Pantai
yang lebih panjang dan skema paid Selatan, Kawasan Wisata Pantai Utara,
holidays. Kawasan Wisata Ziarah, Kawasan Wisata
Pengembangan Pariwisata Provinsi Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK)
Banten diidentifikasikan atas 204 Obyek serta Pulau dan Anak Gunung Krakatau,
dan lain-lain.

Gambar 4
Peta Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten

Sumber : Data diolah Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 201
8 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 1 - 13

2. DINAS PERHUBUNGAN, a. Konsep Pengembangan Kawasan


KOMUNIKASI DAN Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung
INFORMATIKA PROVINSI Lesung
BANTEN
Pengembangan wilayah dalam proses
Hasil telaahan terhadap rencana pembangunan diperlukan karena terdapat
struktur ruang, rencana pola ruang, perbedaan kondisi masing-masing wilayah
penetapan kawasan strategis dan arahan serta potensi yang berbeda-beda, baik
kebijakan ruang, menunjukkan bahwa potensi sumberdaya alam, manusia,
Provinsi Banten yang berada di wilayah maupun sosial budaya, sehingga diperlukan
ujung barat Pulau Jawa, memiliki posisi suatu proses.
yang sangat strategis dan memiliki potensi Melalui perencanaan wilayah yang
ekonomi yang sangat besar, tidak saja tepat diharapkan dapat tercapai
berskala lokal, regional, dan nasional, pendayagunaan potensi sumberdaya secara
bahkan terdapat potensi yang berskala optimal, mengurangi kesenjangan antar
internasional. Beberapa potensi unggulan wilayah serta meningkatkan pertumbuhan
nasional berada di Wilayah Provinsi Banten ekonomi dan pembangunan infrastruktur
antara lain sektor pariwisata, industri dan dan terwujudnya pembangunan yang
pertambangan yang tersebar dibeberapa berkelanjutan.
kawasan Pendekatan pengembangan wilayah
Dari waktu ke waktu perkembangan terdiri dari dua konsep, yaitu konsep
mobilitas masyarakat Banten dan pembangunan dari atas (development from
kunjungan masyarakat dari daerah lain ke above) dan konsep pembangunan dari
wilayah Provinsi Banten menunjukan bawah (development from below). Konsep
adanya peningkatan yang relatif tinggi. pembangunan dari atas bermula dari
Seiring dengan pertumbuhan kepadatan pemikiran bahwa pembangunan tidak dapat
perjalanan tersebut, menuntut dukungan dilaksanakan di semua titik, sehingga harus
pelayanan transportasi jalan yang lebih dipilih titik-titik tertentu sebagai pusat
baik, khususnya terhadap pengembangan pertumbuhan (growth center). Konsep ini
pelayanan angkutan penumpang umum lebih banyak mengandalkan inisiasi dan
yang ada untuk menjadi lebih memadai, peran dari pemerintah serta bersifat
sehingga terciptanya suatu sistem sentralistik. Namun dalam kenyataannya
transportasi perkotaan yang terintegrasi konsep ini cenderung menimbulkan
dengan tata ruang; peningkatan peran ketimpangan antar wilayah karena
angkutan umum perkotaan; peningkatan terjadinya leakages atau kebocoran, yaitu
kelancaran dan kenyamanan lalu lintas sumberdaya banyak yang bocor ke daerah
perkotaan; dan peningkatan transportasi yang lebih maju dan tidak kembali ke
perkotaan berkelanjutan yang ramah daerah asalnya.
lingkungan. Sedangkan konsep pembangunan dari
Secara umum kendala utama bawah lebih menekankan pada partisipasi
angkutan kereta api adalah terbatasnya dan peran masyarakat/komunitas lokal serta
jumlah armada, kondisi sarana dan bersifat desentralistik. Konsep ini sejalan
prasarana perkeretaapian yang tidak handal dengan otonomi daerah, dimana daerah
karena backlog perawatan, peran dan share lebih mempunyai kewenangan untuk
angkutan kereta api yang masih rendah, menentukan dan mengelola sumberdaya
kurangnya keterpaduan dengan moda yang dimilikinya. Pembangunan dilakukan
transportasi serta masih minimnya peran di wilayah yang paling memerlukan
swasta maupun Pemda dalam hal pengembangan dengan sektor yang
pembangunan perkeretaapian Indonesia. terintregrasi. Komunitas-komunitas lokal
yang ada, mengembangkan wilayah melalui
gagasan mereka sendiri. Penekanan
pembangunan pada pemenuhan basic need
Hadi Sutjipto, Analisis Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung 9

(kebutuhan dasar) penduduk (Firman, sasaran sebagai berikut :


2010). Beberapa konsep pembangunan dari • Terwujudnya One Stop Tourism
bawah antara lain: konsep Pengembangan yang diminati wisatawan
Ekonomi Lokal (PEL) atau Local Economic mancanegara
Development , konsep Pengembangan • Mampu menjadi pasar dari produk
Komunitas (Community Development) dan agroindustri
Konsep Pengembangan Agropolitan. • Meningkatnya posisi masyarakat
Konsep pengembangan ekonomi lokal lokal sebagai shareholder dan
muncul karena keterbatasan kebijakan produsen barang dan jasa yang
nasional untuk memecahkan masalah terkait pariwisata
keragaman sumberdaya, karakteristik • Tetap terjaganya kualitas
daerah dan perilaku manusia. Sehingga lingkungan sebagai modal dasar
diperlukan keterlibatan lebih luas pariwisata
komunitas lokal dalam kegiatan ekonomi
serta keterlibatan kelembagaan lokal dalam Adapun pembangunan ekonomi
mengakses, mengolah dan mengontrol lokal dengan mendorong penyerapan tenaga
sumberdaya di daerah (Firman, 2010). kerja lokal dalam pengembangan KEK
Pengembangan ekonomi lokal bertumpu Pariwisata Tanjung Lesung diperkirakan
pada kekuatan sumberdaya setempat tanpa mencapai 200.000 pekerja. Dampak
mengabaikan perkembangan global. langsung Tanjung Lesung mencapai 85.000
Sehingga pengembangan untuk pekerja. Dampak langsung Jalan Tol
Kabupaten Pandeglang berdasarkan konsep Serang-Panimbang mencapai 5.000 pekerja.
Pengembangan Ekonomi Lokal dan Dan dampak tidak langsung dari sektor
Pembangunan Berkelanjutan adalah untuk lainnya sekitar 75.000 pekerja (Sumber:
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sosialisasi KEK Tanjung Lesung Bappeda
Pariwisata Tanjung Lesung sebagai berikut: Kabupaten Pandeglang ).
Sementara konsep eko-wisata lebih
Gambar 5 populer dibanding dengan terjemahan yang
Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal seharusnya dari istilah ecotourism, yaitu
dan Pembangunan Berkelanjutan ekoturisme, yang pada tahun 1990 oleh the
ecotourism society didefinisikan sebagai
bentuk perjalanan wisata bertanggung
jawab ke area alami dan berpetualang, yang
dilakukan untuk tujuan konservasi
lingkungan dan melestarikan kehidupan
untuk kesejahteraan penduduk setempat.
Implikasi definisi di atas
menegaskan dua hal penting dalam rangka
pengembangan ekowisata dari perspektif
jasa pelayanan yaitu pertama, produk
ekowisata disebut sebagai jasa pelayanan
(service) “terpadu”. pelayanan dimaksud
secara implisit dapat terlihat dari multiple-
Sumber : Data diolah Dinas Kebudayaan mission yang diemban oleh pembangunan
Dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun pariwisata di Indonesia (lihat; Nirwandar
2012 2007), diantaranya tourism sebagai industri
diharapkan akan mampu menyediakan jasa
Pengembangan KEK Pariwisata layanan alam dan lingkungan (supply of
Tanjung Lesung sebagai leading sector environmental service) tanpa mengubah
yang berdaya saing global dengan prinsip fungsi dan dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan berkelanjutan memiliki masyarakat lokal (local needs). Kedua,
10 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 1 - 13

produk ekowisata disebut sebagai jasa (sustainable). Dua sasaran yang ingin
pelayanan dalam rangka menciptakan dicapai yaitu sasaran kapasitas masyarakat
kepuasan (demand) experiential of dan sasaran kesejahteraan. Sasaran pertama
phenomenal bagi wisatawan yang yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai
berkunjung ke tempat-tempat wisata. melalui upaya pemberdayaan
Implikasi pertama (supply), sebagai (empowerment) agar anggota masyarakat
faktor prasyarat yang harus tersedia agar dapat ikut dalam proses produksi atau
atribut pelayanan dapat terwujud, Seperti institusi penunjang dalam proses produksi,
faktor sarana-prasaranan, faktor obyek dan kesetaraan (equity) dengan tidak
daya tarik wisata alam, serta faktor membedakan status dan keahlian,
kenyamanan, syahadat (2006). Sedangkan keamanan (security), keberlanjutan
implikasi yang kedua, menunjukan bahwa (sustainability) dan kerjasama
kepuasan wisatawan menjadi prioritas (cooperation), kesemuanya berjalan secara
dalam penyajian jasa layanan ekowisata, simultan.
diindikasikan sebagai experiential of Perwujudan konsep Community
phenomenal, yang oleh fennell (2002) Based Development di KEK Pariwisata
disebut kebutuhan psikologis pengunjung. Tanjung Lesung secara konkrit adalah
Konsep ekowisata diatas coba dengan mengembangkan agroindustri
dituangkan dalam rencana pengembangan berkelanjutan melalui pentahapan yang
wilayah di KEK Pariwisata Tanjung jelas sesuai komoditas yang telah
Lesung, dimana impelmentasinya dibudidayakan dengan memberdayakan
konsepnya adalah dengan mengembangkan masyarakat dan dukungan kebijakan dari
objek wisata alam (pesisir, cagar alam dan pemerintah daerah.
kepulauan) skala internasional secara lestari Kedua konsep tersebut, baik
dengan melibatkan masyarakat sebagai ecotourism maupun community based
shareholder utama sehingga dapat menjadi development memiliki sinergisitas pada
penopang untuk perekonomian yang unsur perlunya partisipasi masyarakat
berkelanjutan khususnya peningkatan dalam pengembangan wilayah.
ekonomi wilayah belakang. Pengembangan pariwisata dengan konsep
Adapun konsep Community Based ecotourism dijabarkan melalui bentuk
Development adalah sebuah konsep wisata teknologi dan kuliner khas, wisata
pembangunan ekonomi yang merangkum budaya, wisata cagar alam dan petualangan,
nilai – nilai sosial yang bersifat people wisata konvensi dan pesisir, wisata agro dan
centered, participatory, empowering and ziarah. Sedangkan pengembangan
sustainable. Secara umum community agroindustri dengan konsep community
based development (CBD) dapat based development dijabarkan melalui
didefinisikan sebagai kegiatan kegiatan budidaya komoditas unggulan,
pengembangan masyarakat yang diarahkan pengolahan, pemasaran, agrowisata dimana
untuk memperbesar akses masyarakat untuk sinergisitas antara pariwisata dan
mencapai kondisi sosial ekonomi budaya agroindustri tersebut adalah terletak pada
yang lebih baik apabila dibandingkan pengembangan agrowisata.
dengan sebelum adanya kegiatan
pembangunan. Sehingga masyarakat di C. KESIMPULAN DAN
tempat tersebut diharapkan menjadi lebih REKOMENDASI
mandiri dengan kualitas kehidupan dan
kesejahteraan yang lebih baik. Kesimpulan yang dapat diambil
Program Community Based dalam penelitian ini berdasarkan analisa
Development memiliki tiga karakter utama data lapangan yaitu :
yaitu berbasis masyarakat (community 1. Infrastruktur perekonomian sangat
based), berbasis sumber daya setempat penting dalam pemberdayaan
(local resource based) dan berkelanjutan perekonomian masyarakat di
Hadi Sutjipto, Analisis Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung 11

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berdasarkan konsep Pengembangan


Pariwisata Tanjung Lesung untuk Ekonomi Lokal melalui ecotourism
meningkatkan layanan dasar maupun community based
masyarakat dan peningkatan daya development.
saing daerah dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan hasil kesimpulan
2. Pengembangan pemberdayaan sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka
perekonomian masyarakat untuk rekomendasi yang dapat disampaikan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah sebagai berikut :
Pariwisata Tanjung Lesung

Tabel 2
Daya Dukung Infrastruktur KEK Pariwisata Tanjung Lesung
No Instansi Dukungan yang Diharapkan
1 Dinas Bina Marga Dan Tata Dukungan pengembangan infrastruktur jalan, dan fasilitas
Ruang, Dinas Sumberdaya Air akomodasi serta sanitasi di KEK Pariwisata Tanjung lesung
dan Pemukiman

2 Dinas Pertambangan dan Energi Ketersediaan infrastruktur kelistrikan di KEK Pariwisata


Tanjung Lesung

3 Dinas Perhubungan, Dukungan penyediaan transportasi umum, terminal dan


Komunikasi dan Informasi telekomunikasi serta mewujudkan perencanaan
pembangunan jalan tol Panimbang dan Bandar Udara
Banten Selatan
4 Badan Lingkungan Hidup Penilaian AMDAL terhadap industri pariwisata (Hotel,
Daerah Restoran, Tempat Hiburan) terdapat percemaran
keanekaragaman hayati dan ekosistem KEK Pariwisata
Tanjung Lesung
5. Dinas Pertanian dan Peternakan Dukungan penyediaan produk hasil pertanian dan
peternakan dalam mendukung kebutuhan kuliner sektor
pariwisataTanjung Lesung

Sumber : Data diolah Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Tahun 2012


12 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 1 - 13

Tabel 6
Model Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat KEK Pariwisata Tanjung Lesung
No Bidang Arah Pengembangan
1 Pendidikan 1. PendirianSekolah Pariwisata (Setingkat Diploma III/Akadem i
Pariwisata)
2. Peningkatan kualitas SMK Pariwisata di Kabupaten
Pandeglang
3. Peningkatan Keterampilan Masyarakat (Kerajinan
Tangan/Cendera Mata/Oleh-Oleh)
4. Pengembangan dan pembinaan Sanggar Budaya
5. Penyuluhan Sadar Wisata secara berkala
6. Pelatihan Pemandu Wisata dan bahasa asing

2 Ekonomi 1. Pengadaan Tanah Rest Area sebagai pusat informasi dan pusat
kerajinan tangan dan oleh-oleh
2. PNPM Mandiri Desa Wisata (Desa Citereup)
3. Peningkatan kualitas pasar Citereup
4. Pembangunan sub terminal Panimbang
5. Peningkatan status jalan desa menjadi jalan kabupaten
3 Pemberdayaan 1. Pembuatan Usaha Ekonomi Desa (Kecamatan panimbang,
Masyarakat Sobang, Cigelis, Sukaresmi)
2. Pemberdayaan Teknologi Tepat Guna (Kec. Panimbang,
Sobang, Cigelis, Sukaresmi)
3. Intensifikasi Usaha Hutan (Desa Tanjung Jaya, Citereup)
4. Optimalisasi Pengelolaan Hasil dan Pemasaran Ikan ( Desa
Citereup, Mekarsari,Panimbang Jaya, Sidamukti)
5. Sosialisasi/Diseminasi KEK Tanjung Lesung kepada Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama
6. Terbentuknya Kampung-Kampung Wisata (Kp. Cikadu)

Sumber : Data diolah Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Tahun 2012

DAFTAR PUSTAKA Indonesia : Sebelum, Selama, dan


Pasca Krisis. Jakarta : Kementerian
Badan Pusat Statistik, Banten Dalam Negara PPN/BAPPENAS.
Angka, Tahun 2014
Indra N. Fauzi. 2003. Persepsi Pelaku
_________________ , Kabupaten Usaha Terhadap Iklim Usaha di Era
Pandeglang Dalam Angka Tahun Otonomi Daerah. Konferensi PEG-
2014 USAID. Jakarta
_________________. Statistik Daerah Kementerian Koordinator Bidang
Pandeglang 2014 Perekonomian.2011. Masterplan
Bappeda Provinsi Banten. 2012. Rencana Percepatan dan Perluasan
Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Pembagunan Ekonomi Indonesia
Tahun 2012-2030 (MP3EI) 2011-2025. Jakarta
Bank Indonesia, Laporan Kajian Ekonomi Mardiasmo.2002. Otonomi Daerah sebagai
Regional Banten, Tahun 2012-2014 Upaya Memperkuat Basis
Perekonomian Daerah. Jurnal
Dikun, Suyono. 2003. Infrastruktur Ekonomi Rakyat
Hadi Sutjipto, Analisis Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung 13

Mudrajad Kuncoro. Otonomi dan


Pembangunan Daerah : Reformasi,
Perencanaan, Strategi dan Peluang.
Pemerintah Provinsi Banten. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Banten
Tahun 2007-2012
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2011 Tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di
Lingkungan Kementrian Dalam
Negeri dan Pemerintahan Daerah
Tulus Tambunan. 2006. Iklim Investasi di
Indonesia: Masalah, tantangan, dan
Potensi. Kadin Indonesia-Jetro.

Anda mungkin juga menyukai